Anda di halaman 1dari 9

0

XI MIPA 1

Materi HAM
BY: Muhammad Dwi Prasetyo

BAB 1

1
1. Pengertian Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk juga aparat negara, yang baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, membatasi, menghalangi dan mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh UU dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang benar dan adil, yang didasarkan pada mekanisme hukum
yang berlaku. Dengan demikian Pelanggaran HAM adalah tindakan pelanggaran kemanusiaan,
yang baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi lainnya terhadap
hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang menjadi
pijakannya.

2. Bentuk Bentuk Pelanggaran HAM


Pelanggaran HAM dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu :
(1) pelanggaran HAM berat yaitu meliputi kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan.
(2) pelanggaran HAM ringan yaitu pelanggaran HAM yang dilakukan selain dari kedua bentuk
pelanggaran HAM berat tersebut.
Kejahatan Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memusnahkan
atau menghancurkan seluruh atau sebagian dari kelompok bangsa, kelompok etnis, kelompok
agama dan ras. Kejahatan Genosida dilakukan dengan cara :
(1) Membunuh anggota kelompok,
(2) Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok,
(3) Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan atau
kehancuran secara fisik baik seluruh maupun sebagiannya,
(4) Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok,
(5) Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

Kejahatan Kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan serangan yang meluas
dan sistematis. Adapun serangan yang dimaksud tersebut ditujukan secara langusng terhadap
penduduk sipil berupa :
(1) Berupa pembunuhan,

2
(2) Berupa pemusnahan,
(3) Berupa perbudakan,
(4) Berupa pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa,
(5) Berupa perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan,
(6) Berupa penyiksaan,
(7) Berupa pemerkosaan, perbudakan seksual, pemaksaan kehamilan, pelacuran secara paksa,
pemandulan atau sterelisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara,
(8) Berupa penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, kebangsaan, ras, budaya, etnis, agama, jenis kelamin atau alasan lain
yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional,
(9) Berupa penghilangan orang secara paksa,
(10) Berupa kejahatan apartheid, penindasan dan dominasi suatu kelompok ras atau kelompok
ras lain untuk mempertahankan dominasi dan kekuasaannya.

3. Penyebab Pelanggaran HAM


faktor-faktor pelanggaran HAM yang dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal :
A. Faktor Internal
Faktor internal berarti adanya dorongan seseorang untuk melakukan pelanggaran HAM yang
berasal dari dalam diri pelaku pelanggaran HAM.
1. Ego yang tinggi dan selalu mementingkan diri sendiri.
Sikap egois dan mementingkan diri sendiri akan mengakibatkan seseorang lalai dari
kewajibannya dan selalu menuntut haknya dalam berbagai kepentingan. Sikap ini juga akan
menyebabkan seseorang memiliki hasrat yang besar untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
Karena sikap buruk tersebut, akhirnya bukan tidak mungkin seseorang akan menghalalkan segala
cara agar haknya terpenuhi walau caranya bisa melanggar hak orang lain.
2. Kesadaran akan HAM rendah
Tingkat kesadaran masing-masing orang memang berbeda-beda. Ada yang sangat menghargai
HAM dan ada juga yang sangat mengabaikan adanya HAM tersebut. Rendahnya kesadaran
HAM akan mengakibatkan seorang pelanggar HAM berbuat semena-mena kepada orang lain.
Pelanggar tidak mau tahu bahwa orang lain juga mempunyai hak asasi manusia yang harus

3
dijaga dan dihormati.
Sikap ini tentu akan berakibat penyimpangan terhadap Hak asasi manusia. Semakin rendah
kesadaran HAM seseorang, makin besar pula sikap masa bodoh seseorang terhadap HAM.
3. Kurangnya sikap toleransi
Sikap tidak toleran akan mengakibatkan munculnya rasa saling tidak menghormati dan
menghargai atas keberadaan orang lain. Seakan-akan kedudukan seseorang direndahkan dan
dilecehkan. Pada akhirnya sikap ini akan menjerumuskan seseorang untuk melakukan
diskriminasi pada orang lain.
B. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal, yaitu faktor di luar diri manusia yang mendorong seseorang atau sekelompok
orang melakukan peanggaran HAM. Faktor-faktor ini diantaranya sebagai berikut :
1. Penyalahgunaan kekuasaan
Kekuasaan di dunia ada banyak sekali. Kekuasaan ini ada di lingkungan keluarga, di lingkungan
masyarakat atau pun dilingkungan bangsa dan negara. Kekuasaan tidak selalu mengarah pada
kekuasaan pemerintah, namun dalam bentuk kekuasaan lain salah satunya kekuasaan di sebuah
perusahaan.
Para pengusaha yang tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar HAM. Dapat kita
simpulkan bahwa setiap kekuasaan yang disalahgunakan akan mendorong timbulnya
pelanggaran HAM.
2. Ketidaktegasan aparat penegak hukum
Aparat penegak hukum yang tidak tegas dan klemar-klemer akan mengakibatkan timbulnya
banyak pelanggaran HAM yang akan terjadi. Kasus pelanggaran HAM yang tidak diselesaikan
secara tuntas tentu menjadi pemicu aksi pelanggaran HAM lain yang mungkin lebih merugikan.
Para pelanggar tidak akan merasa jera/kapok untuk melakukan hal serupa jika tidak diberi
hukuman setimpal sesuai perbuatan yang dilakukannya.
Aparat penegak hukum yang semena-mena dalam mengambil keputusan juga merupakan bentuk
pelanggaran HAM dan menjadi contoh tidak baik, hal ini juga dapat menjadi pemicu terjadinya
bentuk pelanggaran HAM lainnya.

3. Teknologi yang disalahgunakan


Majunya teknologi di jaman sekarang memberi dampak positif dan juga negatif. Salah satu
dampak positifnya kita dapat memperoleh informasi dengan mudah melalui internet.

4
Segudang manfaat yang ditawarkan dalam internet juga dapat dipergunakan oleh pelaku
kejahatan. Misalnya saja perampokan uang dalam ATM oleh sekumpulan Hacker atau bisa juga
penculikan seseorang melalui jejaring sosial.
Memang segala sesuatu yang menyimpang akan mengakibatkan hal yang buruk. Jika teknologi
tidak dipergunakan sesuai aturan maka yang terjadi adalah timbul bentuk pelanggaran HAM.
Namun, secara tidak langsung juga kemajuan teknologi dapat berdampak negatif bagi banyak
orang. Seperti halnya sentra produksi pabrik yang mencemari lingkungan sehingga kesehatan
manusia terancam.
4. Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi
Ketidakseimbangan dan ketidakmerataan gaya hidup sudah mulai munjul di era saat ini.
Perbedaan tingkat kekayaan atau jabatan yang dimiliki seseorang menjadi pemicu kesenjangan
sosial dan ekonomi.
Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan banyak terjadi pelanggaran HAM seperti perampokan,
perbudakan, pelecehan bahkan pembunuhan.
Kesimpulan...
Effendy seorang pakar hukum beranggapan Kurang dan tipisnya rasa tanggung jawab." Kurang
dan tipisnya rasa tanggung jawab saat ini sudah sangat melekat dalam masyarakat. Saat ini sudah
banyak orang yang menyepelekan tanggung jawabnya dan selalu menuntut haknya untuk
dituruti.
Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya koruptor dan suap menyuap di negeri ini. Hawa
nafsu seakan-akan melalaikan segalanya, bahkan terkadang mengakibatkan sebuah pelanggaran
HAM yang tentu merugikan banyak pihak. Sebagai generasi bangsa yang baik, tidak seharusnya
kita melakukan pelanggaran HAM.

4. Kasus kasus pelanggaran HAM di Indonesia


1. Peristiwa Tanjung Priok
Peristiwa kerusuhan yang terjadi pada tanggal 12 September 1984 di Tanjung Priok, Jakarta,
Indonesia, yang mengakibatkan sebanyak 24 orang tewas, 36 orang luka berat dan 19 luka
ringan. Peristiwa ini berlangsung dengan latar belakang dorongan pemerintah Orde Baru waktu
itu agar semua organisasi masyarakat menggunakan azas tunggal yaitu Pancasila. Penyebab
peristiwa ini adalah tindakan perampasan brosur yang mengkritik pemerintah pada saat itu di
salah satu mesjid di kawasan Tanjung Priok dan penyerangan oleh massa terhadap aparat.
2. Pelanggaran HAM di Daerah Operasi Militer (DOM), Aceh
Peristiwa ini telah menimbulkan bentuk bentuk pelanggaran HAM terhadap penduduk sipil yang

5
berupa penyiksaan, penganiayaan, dan pemerkosaan yang berulang-ulang dengan pola yang
sama. Kasus-kasus dari berbagai bentuk tindakan kekerasan yang dialami perempuan yang
terjadi dari ratusan kekerasan seputar diberlakukannya Daerah Operasi Militer selama ini tidak
pernah terungkap.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan informasi ini tidak diketahui oleh masyarakat luas dan
dunia internasional seperti :
a. Korban pemerkosaan terutama di Aceh, sering dianggap aib dan memalukan. Akibatnya
korban atau keluarga selalu berusaha untuk menutupi kejadian tersebut.
b. Adanya ancaman dari pelaku untuk tidak "mengungkap" kejadian tersebut kepada orang lain,
karena pelakunya aparat yang sedang bertugas di daerah tersebut, membuat korban/keluarga
selalu berada dalam kondisi diintimidasi.
c. Penderitaan dan trauma yang dialami oleh korban sangat mendalam, sehingga sangat sulit
bagi korban untuk menceritakan pengalaman buruknya, apalagi kepada orang yang tidak
terlalu dikenalnya.
d. Adanya ancaman dari pihak-pihak tertentu terhadap orang ataupun LSM yang mendampingi
korban.
3. Sepanjang tahun 80-an
Petrus
Dalam rangka menanggulangi aksi-aksi kriminal yang semakin meningkat, telah terjadi
pembunuhan terhadap "para penjahat" secara misterius yang terkenal dengan istilah "petrus"
(penembakan misterius).
4. Tragedi Trisakti
Tragedi Trisakti
Peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998, pada saat
demonstrasi menuntut Soeharto mundur dari jabatannya. Dalam kasus ini menewaskan empat
mahasiswa Universitas Trisakti diantaranya : Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto
(1977-1998), Hafidin Royan (1976-1998), dan Hendrawan Sie (1975-1998). Mereka tewas
tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala,
tenggorokan, dan dada.

5. Tragedi Semanggi I dan II


tragedi semanggi 1 dan 2
Tragedi Semanggi menunjuk pada peristiwa protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda
Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan tewasnya warga sipil kejadian yang pertama di kenal

6
dengan nama Tragedi Semanggi I yang terjadi pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus ini
lima orang korban meninggal, yaitu Bernadus Irmawan, Teddy Mahdani Kusuma, Sigit Prasetyo,
Muzamil Joko Purwanto dan Abdullah.
Kemudian kejadian kedua di kenal dengan nama Tragedi semanggi II yang terjadi pada tanggal
24 September 1999 yang mengakibatkan lima orang korban meninggal yaitu Yap Yun Hap, Salim
Ternate, Fadli, Denny Yulian dan Zainal.
6. Pembunuhan Munir
Munir
Sebagai aktivis HAM Indonesia pada tanggal 7 September 2004. Aktivis Ham asal Malang, Jawa
Timur, itu tewas di dalam pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-974, pemilik nama
lengkap Munir Said Thalib itu menghembuskan nafas terakhir setelah mengkonsumsi makanan
yang dicampur racun Arsenik dalam penerbangan menuju Belanda untuk melanjutkan studi
masternya di bidang hukum. Hingga kini, kasusnya tidak kunjung usai.

5. Upaya pemerintah dalam penegakan HAM


Pelanggaran HAM dapat dilakukan baik oleh aparatur negara maupun warga negara. Untuk
menjaga pelaksanaan HAM berjalan dengan baik, penindakan terhadap pelanggaran HAM
dilakukan melalui proses peradilan HAM yaitu melalui tahap penyelidikan, tahap penyidikan dan
tahap penuntutan. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus yang berada di lingkungan
pengadilan umum.
Sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi rasa keadilan, sehingga pengadilan
atas pelanggaran HAM kategori berat, seperti halnya kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan diberlakukan asas retroaktif. Pelanggaran HAM dengan kategori berat dapat diadili
dengan membentuk pengadilan HAM ad hoc. Pengadilan HAM ad hoc terbentuk atas usulan dari
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dengan keputusan presiden dan berada di lingkungan
pengadilan umum.
Selain pengadilan HAM ad hoc, dibentuk juga Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR).
Komisi ini dibentuk sebagai lembaga ekstrayudisial yang betugas untuk menegakkan kebenaran
untuk mengungkap penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran HAM pada masa lampau,
melaksanakan rekonsiliasi untuk kepentingan bersama sebagai bangsa.

Pengadilan HAM berkedudukan di daerah tingakat 1 (provinsi) dan daerah tingkat 2 (kabupaten
atau kota) yang meliputi daerah hukum pengadilan umum yang bersangkutan. Tugas dan
wewenang pengadilan HAM adalah memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat. Selain itu tugas dan wewenang pengadilan HAM memeriksa dan
memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia oleh warga negara Indonesia yang berada

7
dan dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara republik Indonesia.

6. Upaya penanganan Kasus Kasus Pelanggaran HAM


Upaya penanganan pelanggaran HAM di Indonesia yang bersifat berat, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui pengadilan HAM, sedangkan untuk kasus pelanggaran HAM yang biasa
diselesaikan melalui pengadilan umum.

7. Perilaku Yang Mendukung Upaya Penanganan kasus kasus pelanggaran


HAM di indonesia
Upaya-upaya penegakkan HAM di Indonesia dapat diwujudkan melalui perilaku berikut ini :
Menghormati setiap keputusan yang ditetapkan oleh pengadilan dalam kasus-kasus pelanggaran
HAM.
Membantu pemerintah dalam upaya penegakkan HAM.
Tidak menyembunyikan fakta yang terjadi dalam kasus pelanggaran HAM.
Berani mempertanggungjawabkan setiap perbuatan melanggar HAM yang dilakukan diri sendiri.
Mendukung, mematuhi dan melaksanakan setiap kebijakan, undang-undang dan peraturan yang
ditetapkan untuk menegakkan HAM di Indonesia.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk
menghargai dan menegakkan HAM antara lain dapat dilakukan melalui perilaku sebagai berikut :
Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.
Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab.
Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga memiliki kewajiban asasi yang
harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menghormati hak-hak orang lain.

Daftar Pusaka
Referensi:Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan untuk kelas X
https://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Tanjung_Priok.
http://sekilasinfoaceh.blogspot.co.id/2013/03/dom-aceh-1989-1998_4715.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Trisakti

8
https://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Semanggi
nasional.tempo.co/
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?
ver=11&idmateri=270&mnu=Materi6&kl=7
http://ensiklopediasli.blogspot.co.id/2015/09/kasus-kasus-pelanggaran-ham-yang-terjadi-diindonesia.html
http://coretan-berkelas.blogspot.co.id/2014/10/penyebab-pelanggaran-hak-asasi-manusia.html
http://www.siswamaster.com/2015/11/faktor-penyebab-pelanggaran-hak-asasi-manusia.html
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pelanggaran-dan-pengadilan-ham-hak-asasimanusia.html

Anda mungkin juga menyukai