PTK 1
PTK 1
Eko Mulyadi
Abstrak
Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) ini bertujuan untuk
meningkatkan kinerja dan prestasi siswa di kelas XI GB 1 SMK Negeri 3 Yogyakarta
dengan optimalisasi VCD pembelajaran fisika melalui model kooperatif.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Penelitian dilaksanakan pada semester 3, bulan November sampai dengan bulan
Desember 2008. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari 3 putaran,
dengan alokasi waktu setiap putaran 2 x 45 menit. Setiap siklus meliputi empat langkah,
yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Data tentang aspek kinerja diukur
dari perhatian siswa dalam menyerap materi pembelajaran dari VCD ,proses kerja secara
kelompok dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas, keaktifan siswa dalam bertanya,
memberikan usulan-usulan dan masukkan di dalam materi pembelajaran dan hasil
pengamatan kolaborator selama proses pembelajaran sedangkan mengenai aspek prestasi
diukur dari hasil pre dan pos tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : optimalisasi VCD pembelajaran fisika
melalui model kooperatif dapat meningkatan kinerja dan prestasi siswa kelas XI GB1 di
SMK N 3 Yogyakarta baik pada proses (kinerja) maupun hasil (prestasi) pembelajaran.
Peningkatan kinerja siswa yaitu pada siklus I aktifitas 57,58% , pada siklus II aktifitas
81,82% terjadi peningkatan aktifitas 24,24% , Peningkatan prestasi nilai rata-rata belajar
siswa , pada siklus I dari 5,33 menjadi 6,33 dengan gain 1,00, pada siklus II dari 5,09
menjadi 8,09 dengan gain 3,00, daya serap siswa yang melebihi batas Kiteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 6,00 terjadi peningkatan, pada siklus I dari 51,52% menjadi 69,70%
pada siklus II dari 30,30% menjadi 87,88%.
PENDAHULUAN
Salah satu kebijakan pendidikan yang dituangkan dalam propenas 1999-2004
adalah peningkatan mutu pendidikan nasional. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu
209
menjadi
kurang bermakna sehingga prestasi dan kinerja siswa dalam belajar fisika belum optimal.
Pengamatan yang dilakukan di SMK N 3 bahwa peserta belajar kurang antusias dan pasif
dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan gaya klasikal, masih banyaknya peserta
belajar yang senang bermain yang belum terarahkan , menyelesaikan tugas belum optimal
masih ketergantungan dengan temannya.
Dengan memperhatikan keadaan diatas maka diperlukan inovasi pembelajaran
fisika di SMK dengan optimalisasi VCD pembelajaran fisika melalui model kooperatif
Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Dan Prestasi Siswa Kelas XI Di SMK 3 Yogyakarta.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah proses pembelajaran dengan optimalisasi VCD fisika melalui model
kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa kelas XI di SMK N 3 Yogyakarta?
210
Yogyakarta?
3. Bagaimanakah sikap siswa terhadap pembelajaran dengan optimalisasi VCD sebagai
alternatif sumber pembelajaran fisika melalui model kooperatif?
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bahwa :
1. Kegiatan pembelajaran dengan optimalisasi VCD pembelajaran fisika melalui model
kooperatif dapat meningkatkan Kinerja siswa kelas XI di SMK N 3 Yogyakarta
2. Kegiatan pembelajaran dengan optimalisasi VCD pembelajaran fisika melalui model
kooperatif dapat meningkatkan prestasi siswa kelas XI di SMK N 3 Yogyakarta
3. Sikap siswa terhadap pembelajaran dengan optimalisasi VCD pembelajaran fisika
melalui model kooperatif
KAJIAN PUSTAKA
Video CD Pembelajaran adalah suatu media yang dirancang secara sistematis
dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangannya
mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga program tersebut memungkin
perserta didik mencerna materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik. Secara fisik
VCD pembelajaran merupakan program pembelajaran yang dikemas dalam kaset video
atau CD dan disajikan dengan menggunakan peralatan VCD player serta TV monitor.
Program video yang dimaksud dalam pedoman ini adalah program program yang
diproduksi oleh PUSTEKKOM DEPDIKNAS (Anna Merina , 2008).
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaiakan pesan
(Bovee,1997).
Media
pembelajaran
adalah
sebuah
alat
yang
berfungsi
untuk
antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan
sarana penyampai pesan atau media.
Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah
hubungan atau interaksi manusia, realita, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara
yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari mata
pelajaran fisika. Namun demikian tidak mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu
waktu atau tempat (Oua Teda Ena, 2008).
Dari beberapa pendapat para ahli ( Slavin, Anita Lie dan Paul Suparno) dapat
didefinisikan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memanfaatkan
kerja bersama dalam kelompok kecil yang biasanya beranggotakan 4 sampai 6 orang,
dimana keberhasilan kelompok ditentukan oleh keaktifan dari masing-masing anggota
kelompok tersebut. Melalui proses belajar dari teman sebaya di bawah bimbingan guru
maka materi semakin mudah diterima dan dipahami peserta didik (Purwanto, 2008).
Menurut Anwar D. ( 2005:18 ) dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia, aktivitas
didefinisikan sebagai kegiatan atau kesibukan . Selanjutnya menurut TIM Dosen FIP_IKIP
Malang ( 1980:130) mengungkapkan bahwa manusia adalah merupakan mahluk yang aktif
. Keaktifan itu diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan menyusaikan diri dengan
lingkungannya , yang mana proses pendidikan adalah merupakan salah satu aktivitas
pendidikan.
Menurut Montessori dalam Hamalik ( 2001:171) pengajaran yang efektif adalah
pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.
Anak ( siswa) belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya. Serta mengembangkan keterampilan
yang bermakna untuk hidup dimasyarakat. Dalam kemajuan metodologi dewasa ini asas
aktivitas lebih ditonjolkan melalui suatu program Unit activity, sehingga kegiatan belajar
siswa menjadi dasar untuk menjapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai .
Selanjutnya Hamalik (2001:175) mengatakan bahwa penggunaan asas aktivitas
besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena:
1 .Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
212
2. Berbuat sendiri akan mengembangkan selutuh aspek pribadi siswa secara integral.
3. Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan siswa
4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan Susana belajar menjadi demokratis
6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat dan hubungan anatara orang tua dengan
guru.
7. Pengajaran diselenggarakan secara relistis dan kongrik sehingga mewngembangnkan
pemahaman dan berfikir kritis serta menghindari perbalistis .
8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di
masyarakat
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang materi atau zat yang meliputi sifat
fisis
komposisi,
perubahan,
dan
energi
yang
dihasilkannya.
Oleh
karena
itu,perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini tidak lepas
dari ilmu fisika sebagai salah satu ilmu dasar. Ilmu Kedokteran, Teknologi industri,
Teknologi manufaktur dan teknologi informasi, misalnya perkembangan pesat dibidang
teknologi informasi dan komunikasi saat ini, seperti telepon selular dan satelit tidak lepas
dari aplikasi dari pembelajaran fisika pada materi gelombang elekteromagnetik.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, harus selaras dengan peningkatan mutu
SDM agar arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menuju sasaran yang
tepat. Kami sebagai guru, perhatian yang seksama dalam peningkatan mutu SDM.,
khususnya dalam melihat permasalahan-permasalahan dan perkembangan di dalam proses
pembelajaran, siswa maupun bahan ajar yang di ajarkan ( Suparman, 2007).
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XIGB1 SMK Negeri 3
Yogyakarta semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009, dilaksanakan 2 siklus, setiap
siklusnya terdiri dari 3 kali tatap muka, satu kali menyaksikan VCD dan diskusi kelompok,
dua kali diskusi kelas. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 33 siswa,
terdiri dari 28 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan , dalam penelitian ini tidak
membedakan gender.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action
research) dengan mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc taggart
(1990:14), yang kemudian oleh Suharsimi Arikunto (2006:16) dan Yoko Rimy (2008:12)
dijabarkan sebagai berikut :
213
Reflecting
Planning
Observing
Acting
Reflecting
Planning
Observing
Acting
Rencana tindakan dilakukan dalam dua siklus , setiap siklusnya terdiri dari 3 tatap
muka 2x 45 menit. Setiap siklus mencakup 4 tahapan, yaitu : Perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Kegiatan perencanaan dilakukan pada tiap pertemuan dalam satu
siklus .
Siklus I :
1. Perencanaan
a. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok , satu kelompok terdiri 4-6 orang.
b. Menyiapkan VCD pembelajaran dari PUSTEKKOM yang sudah ada di
Perpustakaan sekolah kompetensi sistem kerja mesin pendingin, TV dan player
c. Menyusun soal pre tes dan pos tes tentang sistem kerja mesin pendingin
d. Menyusun lembar penilaian kinerja dan prestasi belajar
e. Menyiapkan format angket pada siswa tentang pembelajaran
214
2. Pelaksanaan
Pertemuan 1 :
a. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dicapai
dan rambu-rambu tugas yang akan dilakukan. Siswa terbagi dalam 6 kelompok
b. Guru membagikan soal pre test dan siswa mengerjakan
c. Siswa menyaksikan tayangan VCD pembelajaran, kolaborator guru mengamati
siswa
d. Guru mempertajam dan menambahkan penjelasan dari VCD pembelajaran
e. Siswa membuat rangkuman hasil pembelajaran secara kelompok untuk diskusi
dikelas
Pertemuan 2 dan 3 :
a. Siswa secara kelompok menyiapkan hasil rangkuman untuk dipersentasikan
didepan kelas .
b. Guru mengarahkan tata cara berdiskusi dan aturan mainnya
c. Siswa mempersentasikan hasil rangkuman yang telah dibuat
d. Diadakan tanya jawab
e. Kolaborator guru mencatat siswa yang aktif bertanya, memberikan usul, masukkan
dan saran .
f. Guru sebagai pengarah jika ada permasalahan yang tidak bisa dijawab oleh
kelompok yang persentasi
g. Setelah semua kelompok persentasi kemudian diadakan pos tes
3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan guru peneliti dan kolaborator guru terhadap keaktifan
siswa dalam proses menyaksikan tayangan VCD, diskusi kelompok , diskusi kelas dan
guru peneliti mengoreksi hasil pos test kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam daftar
nilai (prestasi) belajar siswa.
4. Refleksi
Diakhir siklus I siswa diberi angket tentang pembelajaran dengan Optimalisasi VCD
Pembelajaran Fisika melalui Model Kooperatif sebagai refleksi untuk mendiskusikan
temuan-temuan dalam pembelajaran. Refleksi dilakukan juga oleh peneliti bersama
kolaborator.
215
Siklus II :
1. Perencanaan
a. Siswa dibagi menjadi 11 kelompok , satu kelompok terdiri 3 orang atas permintaan
siswa melalui angket pada refleksi 1.
b. Menyiapkan VCD pembelajaran dari PUSTEKKOM yang sudah ada di
Perpustakaan sekolah kompetensi medan magnet dan arus listrik, TV dan player.
c. Menyusun soal pre tes dan pos tes
d. Menyusun lembar penilaian kinerja dan prestasi belajar
2. Pelaksanaan
Pertemuan 1 :
a. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dicapai
dan rambu-rambu tugas yang akan dilakukan. Siswa terbagi dalam beberapa
kelompok
b. Guru membagikan soal pre test dan siswa mengerjakan
c. Siswa menyaksikan tayangan VCD pembelajaran, kolaborator guru mengamati
siswa
d. Guru menambahkan penjelasan dari VCD pembelajaran
e. Siswa membuat rangkuman hasil pembelajaran secara kelompok untuk diskusi
dikelas
Pertemuan 2 dan 3 :
a. Siswa secara kelompok menyiapkan hasil rangkuman untuk dipersentasikan
didepan kelas .
b. Guru mengarahkan tata cara berdiskusi dan aturan mainnya
c. Siswa mempersentasikan hasil rangkuman yang telah dibuat secara kelompok
d. Diadakan tanya jawab
e. Kolaborator guru mencatat siswa yang aktif bertanya, memberikan usul, masukkan
dan saran .
f. Guru sebagai pengarah jika ada permasalahan yang tidak bisa dijawab oleh
kelompok yang persentasi
g. Setelah semua kelompok persentasi kemudian diadakan pos tes
216
3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan guru peneliti dan kolaborator guru terhadap keaktifan
siswa dalam proses menyaksikan tayangan VCD, diskusi kelompok , diskusi kelas dan
guru peneliti mengoreksi hasil pos test kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam daftar
nilai (prestasi) belajar siswa. Diakhir siklus 1 siswa diberi angket tentang pembelajaran
dengan Optimalisasi VCD Pembelajaran Fisika Melalui Model Kooperatif.
4. Refleksi
Pada akhir siklus II dilakukan refleksi untuk mendiskusikan temuan-temuan dalam
pembelajaran. Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator.
Teknik analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif,
yakni dengan mendeskripsikan data mengenai aktifitas siswa selama proses pembelajaran
baik dalam menyaksikan VCD pembelajaran, diskusi kelompok dan diskusi kelas,
Diskripsi kuantitatif dengan mendeskripsikan prestasi belajar siswa dari nilai pre dan pos
tes baik pada siklus I dan siklus II.
SMK Negeri 3
SIKLUS I
SIKLUS II
Aktif
19 (57,58%)
27 (81,82%)
Pasif
14 (42,42%)
6 (18,18%)
SIKLUS II
PRESTASI BELAJAR
Nilai Rata-rata
Pre tes
Pos tes
Pre tes
Pos tes
5,33
6,33
5,09
8,09
217
Daya Serap
Gain
51,52 %
69,70%
30,30%
1,00
87,88%
3,00
Siklus I kinerja siswa 57,58% siswa aktif, nilai rata-rata siswa pada pre tes 5,33 dan
pos tes 6,33 terjadi peningkatan 1,00, sedangkan daya serap dengan nilai yang lebih dari
Batas Kriteria Ketuntasan Minimal 6 meningkat dari 51,52% menjadi 69,70 %. Setelah
diadakan angket siswa 100% menyatakan senang dengan pembelajaran model ini, materi
juga lebih mudah diserap dipilih siswa dalam angket 91%, perubahan yang diinginkan
siswa dalam angket perubahan jumlah siswa di dalam kelompok dari 4-6 orang satu
kelompok menjadi 3 orang satu kelompok, kesan siswa dari angket pembelajaran dengan
Video CD menarik, efektif, mudah, dan siswa menikmati pembelajaran.
Siklus II didesain dengan memperhatikan temuan pada refleksi I. langkah-langkah
pembelajarannya sama dengan siklus I hanya saja jumlah satu kelompok terdiri dari 3
orang sehingga menjadi 11 kelompok . Ternyata hal ini dapat meningkatkan kinerja dan
prestasi siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran kinerja
siswa aktif menjadi 81,82% , sedangkan prestasi belajar (Tabel 2) nilai rata-rata siswa pada
pre tes 5,09 dan pos tes 8,09 terjadi peningkatan 3,00, daya serap dengan nilai yang lebih
dari Batas Kriteria Ketuntasan Minimal 6,00 meningkat dari 30,30% menjadi 87,88 %.
Berdasarkan hasil siklus I dan II aktifitas siswa meningkat dari 57,58% menjadi
81,82% terjadi peningkatan 24,24%, sedangkan prestasi siswa juga meningkat nilai ratarata 6,33 menjadi 8,09 terjadi gain 1,76 dan daya serap siswa meningkat dari 69,70 %
menjadi 87,88%. Berdasarkan pengamatan kolaborator pada siklus I dan II diketahui
bahwa optimalisasi VCD pembelajaran fisika melalui model kooperatif berjalan sesuai
dengan rencana dan jelas menunjukkan adanya peningkatan kinerja dan prestasi belajar
siswa kelas XI GB 1 SMK Negeri 3 Yogyakarta.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan , bahwa :
1. Optimalisasi VCD pembelajaran fisika melalui model kooperatif dapat meningkatkan
Kinerja (aktifitas) Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 3 Yogyakarta, khususnya pada
konsep materi pembelajaran sistem kerja mesin pendingin, medan magnet dan arus
listrik
2. Optimalisasi VCD pembelajaran fisika melalui model
kooperatif mampu
meningkatkan Prestasi nilai dan daya serap siswa Kelas XI Di SMK 3 Yogyakarta
218
kooperatif
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan agar :
1. Guru mengoptimalisasikan penggunaan VCD pembelajaran dengan implementasi
model kooperatif di kelas, kemudian diadakan diskusi kelas karena hasil penelitian ini
membuktikan bahwa penerapan Optimalisasi VCD pembelajaran melalui model
kooperatif dapat meningkatkan Kinerja dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru
sebaiknya mencoba model pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran pada
bidang yang diampunya.
2. Kepala sekolah menyusun program untuk sosialisasi model pembelajaran optimalisasi
VCD pembelajaran melalui model
DAFTAR PUSTAKA
219
1. Video CD Pembelajaran
3. Diskusi Kelas
4. Tanya Jawab
220