Anda di halaman 1dari 9

A.Dasar- dasar Las Gas .

LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)


Las gas, yang dilapangann lebih dikenal dengan istilah las karbit, sebenarnya adalah
pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk
nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan
adalah campuran dari gasa Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel
gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkelbengkel adalah gas Aetilen ( dari kata acetylene, dan memiliki rumus kimia C2H2 ).
Gas ini nmemiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan
yang dimiliki gas Asetilen antara lain menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi
dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen.
Dari table diatas, gas-gas lain yang juga berperan adalah gas propane (LPG), methane
dan hydrogen. Karena temperature nyala api yang dihasilkan lebih rendah dari gas
asitilen maka ketiga jenis gas ini jarang dipakai sebagai gas pencampur.
Seperti disebut diatas, gas Asetilen merupakan jenis gas yang paling banyak digunakan
sebagi bpencampuran dengan gas Oksigen. Jika gas Asetilen digunakan sebagi gas
pencampur maka seringkali proses pengelasan disebut dengan las karbit. Gas Asetilen
ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Kalsium KARBIDA (orang-orang menyebut
karbit). Dengan air. Jadi jika Kalsium Karbida ini disiram atau dicelupkan ke dalam air
maka akan terbentuk gas Asetilen. Jadi penyebutan nama las karbit hanya untuk
mencirikan bahwa gas yang digunakan salah satunya adalah gas Asetilen.
Selain dikenal dengan nama las karbit, kadang-kadang masyarakat umum menyebut
kan juga dengan nama lain yaitu las MDQ. Penyebutan nama MDQ ini sesungguhnya
mengacu pada satu merk batu karbit. Jadi nama las karbit atau las asetilen atau las
MDQ sebenarnya adalah satu nama proses las yan sama.
Untuk dapat melakukan pengelasan dengan car alas gas, diperlukan peralatan seperti
tabung gas Oksigen dan tabung gas Asetilen, katup tabung, regulator (pengatur tekana
gas), selang gas dan torch (brander). Kedua gas Oksigen dan Asetilen keluar dari
masing-masing tabung dengan tekanna tertentu, mengalir menuju torch melalui
regulator dan selang gas. Setelah sampai di torch kedua gas tercampur dan akhirnya
keluar dari ujung nosel torch. Dengan bantuan pematik api, campuran gas yang keluar
dari ujung nosel membentuk nyala api denagn intensitas tertentu
Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang
mengunakan gas karbit (gas aseteline=C2H2 ) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah
membakar bahan bakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu
yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.
B.Peralatan dalam Proses Las Gas LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)
Proses las gas (dibuku ini akan sering disebutkan las gas untuk mencirikan bahwa las
yang dimaksud adalah las yang melibatkann campuran gas Oksigen dan gas bahan
bakar) umumnya dipakai secar manual yaitu dikerjakan oleh tangan juru las.
Pengaturan panas dan pemberian kawat las dilakukan oleh kombinasi kedua tangan
juru las. Oleh karena itu, kualitas sambungan nantinya akan diperngaruhi oleh
ketrampilan dan keahlian si juru las.
Sebenarnya suadah ada pengembangan dari proses las gas ini menjadi semi-otomatis
atau dimensikan. Tentu saja hal itu dilaarbelakangi oleh keinginan untuk mendapatkan
kualitas ambungan yang lebih baik. Dengan system yang sudah otomatis maka
pengaturan panas dan pemberian kawat las akan lebih baik lagi. Kebanyakan otomatis

system diterapkan apada operasi-operai pemotongan pelat logam dimana pada sitem
itu kecepatan pemotongn dapat diatur.
Proses las gas dapat dilaksanakan dengan pemberian kawat las (atau istilah logam
pengisi) atau tidak sama sekali. Satu syarat dimana diperlukan logam pengisi atau tidak
adalah dilihat dari ketebalan pelat yang akan di las. Jika pelat itu tipis maka untuk
menyambungnya dapat dilakukan tanpa memberikan logam pengisi, sedangkan untuk
pelat-pelat tebal diperlukan logam pengisi untuk menjamin sambungan yang optimal.
Jika pada pelat tipis dipaksakan harus diberi logam pengisi maka hal itu mungkin saja
dilakukan. Akan tetapi pada daerah sambungan akan nampak tonjolan logam las yang
terlihat kurang baik.
Nyala api dari hasil reaksi gas Oksigen dan gas bahan bakar tidak hanya dimanfaatkan
untuk keperluan mengelas saja. Lebih dari itu, nyala api dapat dimanfaatkan untuk
keperluan lainnya, seperti :
1. Operasi branzing ( flame brazing )
Yang dimaksud dengan branzing disini adalah proses penyambunngan tanpa
mencairkan logam induk yang disambung, hanya logam pengisi saja. Misalnya saja
proses penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las dari kuningan. Ingat
bahwa titik cair Baja ( 1550 C) lebih tinggi dari kuningan ( sekitar 1080C). dengan
perbedaan titik cair itu, proses brazing, akan lebih mudah dilaksanakan dari pada
proses pengelasan.
2. Operasi pemotongan logam (flame cutting)
Kasus pemotongan logam sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Proses
penggergajian (sewing) dan menggunting (shearing) merupakan contoh dari proses
pemotongan logam dan lembaran logam.Operasi Pemotong Pelat Logam
Proses menggunting hanya cocok diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannya
tipis. Proses penggergajian dapat diterapkan pada pelat yang lebih tebal tetapi
memerlukan waktu pemotongan yang lebih lama. Untuk dapat memotong pelat tebal
denngan waktu lebih singkat dari cara gergaji maka digunakan las gas ini denngan
peralatan khusus misalnya mengganti torch nya ( dibengkel-bengkel menyebutnya
brender ).
Pemotongan pelat logam dengan nyala api ini dilakukan dengan memberikan suplai gas
Oksigen berlebih. Pemberian gas Oxygen lebih, dapat diatur pada torch yang memang
dibuat untuk keperluan memotong.
3. Operasi perluasan / pencukilan (flame gauging)
Operasi perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada produk/komponen
logam yang terdapat cacat/retak permukaannya. Retak/cacat tadi sebelum ditambal
kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu dicukil atau diperluas untuk tujuan
menghilangkan retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian alur hasil
pencungkilan tadi diisi kembali dengan logam las.
4. Operasi pelurusan (flame straightening)
Operasi pelurusan dilaksanakan dengan memberikan panas pada komponen dengan
bentuk pola pemanasan tertentu. Ilustrasi dibawah ini menunjukkan prinsip dasar
pemuaian dan pengkerutan pada suatu logam batang.
Batang lurus dipanaskan dengan pola pemanasan segitiga
Logam cenderung memuai pada saat dipanaskan. Daerah pemanasan tersebut
menghasilkan pemuaian yang besar.

Logam mengkerut pasa saat didinginkan. Daerah pemanasan terbesar menghasilkan


pengkerutan yang besar pula.
Prinsip Pemuaian dan Pengkerutan Logam
Las Gas Acetylene

C. Bahan Bakar Las Gas LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)


Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2)
dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Bahan bakar gas yang digunakan
adalah gas Asetilen, zat asam, propan, gas alam dan LPG ( Liquid Petroleum Gases ).
1. Asetelin
Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain.
Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala
api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara
ataupun Oksigen. Gas Asetilen merupakan jenis gas yang paling banyak
digunakan sebagi bahan pencampuran dengan gas Oksigen. Jika gas Asetilen
digunakan sebagi gas pencampur maka seringkali proses pengelasan disebut
dengan las karbit. Gas Asetilen ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu
Kalsium KARBIDA (orang-orang menyebut karbit) dengan air. Jadi jika Kalsium
Karbida ini disiram atau dicelupkan ke dalam air maka akan terbentuk gas
Asetilen. Gas asetilin untuk pengelasan dapat diperoleh dengan membuat di
dalam generator asitilin dan membeli gas asitilin yang telah dimampatkan ke
dalam silinder (tabung) dari pabrik gas.
2. Zat Asam
Zat asam adalah gas yang sangat penting dan merupakan salah satu syarat
terjadinya pembakaran. Zat asam yang digunakan dalam las oksi asetilin
adalah oksigen dan disimpan dalam silinder baja dengan tekanan sampai 150
kg/cm2.
3. Propane
Propan adalah gas cair yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk nyala
pemotongan. Temperatur yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan asetilin
4. Gas Alam
Gas alam didapatkan dengan cara pengeboran minyak bumi. Suhu pembakaran
gas ini ebih rendah dari pembakaran asetilin.
5. LPG (Liquid Petroleum Gases)
Dapat digunakan sebagai gas pembakaran pada proses pemotongan.
Pembuatannya dari proses penyulingan minyak bumi pada kilang minyak.

D. KOMPONEN UTAMA LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)


Untuk dapat mengelas atau memotong ataupun fungsi lainya dari proses las gas maka
diperlukan peralatan yang dapat menunjang fungsi-fungsi itu. Secara umum, peralatan
yang digunakan dalam gas iniadalah :
1. Tabung gas Oksigen
2.Tabung gas Asetilen
3. Regulator,
4. Selang gas,
5. Torch,
6. Peralatan pengaman
1. Tabung Gas
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan.
Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung
gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam
mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena
disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung.
Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau
gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu. Table berikut ini
menunjukan kode warna tabung gas untuk berbagai jenis warna.
2, Tabung gas Asetilen
Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan
yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi
dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. Gas
Asetilen merupakan jenis gas yang paling banyak digunakan sebagi bahan
pencampuran dengan gas Oksigen. Jika gas Asetilen digunakan sebagi gas pencampur
maka seringkali proses pengelasan disebut dengan las karbit. Gas Asetilen ini
sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Kalsium KARBIDA (orang-orang menyebut
karbit) dengan air. Jadi jika Kalsium Karbida ini disiram atau dicelupkan ke dalam air
maka akan terbentuk gas Asetilen. Gas asetilin untuk pengelasan dapat diperoleh
dengan membuat di dalam generator asitilin dan membeli gas asitilin yang telah
dimampatkan ke dalam silinder (tabung) dari pabrik gas.
3. Regulator
Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katub
tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekann hingga mencapai
tekana kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya
tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam
tabung menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator.
Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan
kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan
kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.

4. Selang Gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan selang gas.
Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja
dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas
yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan
selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang. Berikut ini
diperlihatkan table yang berisi informasi tentang perbedaan warna untuk membedakan
jenis gas yang mengalir dalam selang.
5. Torch
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur
didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan
diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu :
a. Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar.
b. Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.
Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini :
1. Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur.
Dibedakan atas :
Injector torch (tekanan rendah)
Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari tekanan
gas oksigen.
Equal pressure torch (torch bertekanan sama)
Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran

masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang pencampur


berlangsung dalam tekanan yang sama.
2. Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :
- Toch normal
- Torch ringan/kecil
3. Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas :
- Torch nyala api tunggal
- Torch nyala api jamak
4. Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas :
- Torch untuk gas asetilen
- Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.
5. Menurut aplikasi. Dibedakan atas :
- Torch manual
- Torch otomatik/semi otomatik.
D. Alat-alat bantu Las,LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)
Pada pengelasan terdapat alat bantu yang terdiri dari :
alat ukur, alat pengerjaan kampuh, alat penjepit

E. Perlengkapan keselamatan Kerja


Pada perlengkapan keselamatan kerja terdiri dari :
1. Helm las (topeng las),
2. Tarung tangan
3. Baju las (apron)
4. Sepatu las
5. Kamar las
1. Helem Las (Topeng Las)
Gunanya untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (ultra violet dan infra
merah).
Sinar las yang terang itu tidak boleh dilihat dengan mata langsung sampai jarak 15
meter.Kaca dari helem las atau topeng las adalah khusus yang dapat mengurangi sinar
las tersebut. Dan melindungi kaca khusus tersebut dari percikan las, dipakailah kaca
kaca bening pada bagian luarnya.
2. Sarung tangan
Dibuat dari kulit atau asbes lunak. Untuk memudahkan memegang pemegang
elektroda. Pada waktu mengelas, sarung tangan ini selalu harus dipakai.
3. Baju Las (Apron)
Dibuat dari kulit atau asbes. Baju las yang lengkap dapat melindungi badan dan
sebagaian kaki.
Untuk pengelasan posisi di atas kepala harus memakai baju las yang lengkap.
Sedangkan pengelasan lainya cukup menggunakan apron.
4. Sepatu Las
Berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api. Jika tidak ada sepatu las,
pakailah sepatu biasa yang rapat, jangan sampai mudah kemasukan percikan bunga
api.
5. Kamar Las
Kamar las dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting, yaitu agar orang yang ada di
sekitar tidak terganggu oleh bahaya las.
Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dengan sistem ventilasi.
Kamaar las dilengkapi dengan meja las yang bebas dari bahaya kebakaran. Di sekitar
kamar las ditempatkan alat pemadam kebakaran dan pasir.

F. Memasang Peralatan LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)


1 Tempatkan selinder ( tabung ) oksigen dan asetilin terikat pada dinding atau pada
kereta dorong di tempat yang aman. Seperti gambar di bawah ini
2 Sebelum memasang regulator pada setiap selinder, katup selinder dibuka sebentar
dan tutup kembali agar lubang dan ulir bebas dari debu. Seperti gambar di bawah in

3 Pasang regulator pada setiap selinder. Seperti gambar di bawah


4 Hubungkan selang karet pada pipa / lubang pengeluaran dari regulator, dan
kencangkan ikatannya dengan kunci pas. Seperti gambar di bawah
5 Bersihkan debu dari dalam selang dengan mengalirkan gas keselang. Seperti
gambar di bawah
6 Pasang ujung selang lainnya pada penbakar.
7 Pasang mulut pembakar, gunakan nomor yang sesuai dan kencangkan ikatannya.
Seperti gambar di bawah
8 Buka tutup selinder oksigen dan asetilin, dan priksa pembacaan monometer tekanan
isi selinder ( tabung ). Seperti gambar di bawah ini. Lihat gambar dibawah ini :
9 Atur tekanan kerja oksigen dan asetilin. Seperti gambar di bawah ini.
10 Tutup katup oksigen dan asetilin pada pembakar setelah tekanan kerja sesuai yang
diinginkan. Seperti gambar di bawah ini.
11 Katup oksigen pada pembakar yang pertama dibuka sedikit, kemudian katup asetilin
dibuka lebih besar tekanannya daripada oksigen. Seperti gambar di bawah ini
12 Untuk proses pemotongan, gunakan pembakar pemotong dengan membuka selang
penghubung pembakar las dan memasang pembakar pemotong ke selang yang telah
dibuka.
Seperti gambar di bawah ini.
A. Pengerjaan Pada Proses las gas
Pengerjaan pada proses las gas ada tiga macam yaitu las cair, las pateri (braze
welding) dan pateri keras ( brazing )
B. Las Cair
Las cair adalah proses las dimana bahan dasar dan kawat las dicairkan bersama
sama sehingga berpadu satu sama lain. Lihat gambar dibawah ini :
C. Las Pateri ( Braze welding )
Las pateri adalah proses las dimana bahan dasar tidak mencair, hanya bahan pengisi
( kawat Las ) yang mencair. Bentuk sambungan dan tebal lapisan pateri / las sama
dengan las cair. Lihat gambar dibawah ini :
D. Pateri Keras ( Brazing )
Pateri keras adalah pateri / las dimana bahan pengisi yang mencair masuk ke dalam
celah celah sambungan karena daya hisap kapiler dan lapisan paterinya tipis. Lihat
gambar dibawah ini :
G.Pada las gas ada tiga macam nyala api yaitu :
A. Nyala Api Netral
Nyala api netral adalah nyala api yang komposisi gas asetilin seimbang dengan gas
ogsigen. Nyala api seperti ini paling sering digunakan untuk mengelas. Nyala api netral

seperti gambar dibawah ini.


B. Nyala Api Oksidasi
Nyala api oksidasi adalah nyala api yang kelebihan zat asam, nyala api ini digunakan
bila mengrlas kuningan atau mengelas patri. Nyala api oksidasi seperti gambar dibawah
ini.
C. Nyala Api Karburasi
Nyala api karburasi adalah nyala api yang kelebihan asetilin, nyala api seperti ini
digunakan pada proses pelapisan keras permukaan. Nyala api karburasi seperti
gambar dibawah ini.
H. Mengatur Busur api LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)
A Sediakan alat perlengkapan untuk pengerjaan las.
B Buka keran pengatur gas asetelin dan nyalakan dengan korek api gas asetelin yang
keluar dari pembakaran; perhatikan warna busur apinya.
C Buka keran gas asam perlahan-lahan dan atur warna busur api kuning hingga
berwarna keputih kebiru-biruan.perhatikan pula tiga warna busur api yang berlainan.
D Cobalah bergantian mengatur keran gas asam dan gas asetelin,perhatikan
perbedaan warna busur api tersebut.
I. Posisi Pengelasan LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)
Pada pengelasan dalam las gas ada tuga macam posisi pengelasan yaitu :
A. Posisi Bawah Tangan
Pada posisi ini benda kerja terletak diatas bidang datar dan proses pengelasan
berlangsung di bawah tangan. Seperti gambar dibawah ini :
B. Posisi Tegak
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak dan pengelasan juga berjalan tegak arah naik
dan turun. Seperti bambar dibawah ini.
C. Posisi Atas Kepala
Pada posisi ini benda kerja berada diatas tukang las atau proses pengelasan
berlangsung diatas kepala. Seperti gambar dibawah ini.

J. Arah Pengelasan LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)


Pada las gas ada dua macam arah pengelasan yaitu :
1. Pengelasan Arah ke Kiri
Pengelasan arah ke kiri pembakar dipegang oleh tangan kanan, maka pengelasan
dimulai dari ujung kanan ke kiri. Pengelasan arah ke kiri ini biasanya digunakan untuk
pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm. seperti gambar dibawah ini.
2. Pengelasan Arah ke Kanan
Pengelasan arah ke kanan pembakar dipegang oleh tangan kiri, maka pengelasan
dimulai dari ujung kiri ke kanan. Pengelasan arah ke kanan ini biasanya digunakan
untuk pengelasan baja yang tebalnya 5 mm. Seperti gambar dibawah ini.
K. Cara Mengatur Tekanan Kerja LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)
Yang dimaksud tekanan kerja ialah tekanan yang dibutuhkan pada waktu melakukan
pekerjaan las. Cara mengatur tekanan kerja ialah sebagai berikut :
1 Buka keran pembakar ( torch ) sampai gas keluar
2 Putar keran pengatur sehingga meter tekanan kerja menunjuk pada tekanan yang
dibutuhkan.
3 Tekanan gas kerja diatur dengan keran pembakar dalam keadaan terbuka, sebab jika
tekanan kerja diatur ketika keran pembakar tertutup, maka pada saat memulai
pekerjaan pengelasan, tekanan gas kerja akan turun sehingga tekanan gas kerja harus
diatur kembali.
L. Pengatur Tekanan Gas Tunggal LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)
Hampir semua pengatur tekanan gas, prinsip kerjanya sama. Susunan peralatan terdiri
dari sebuah pengabut ( nozzle ), sebuah dudukan pengabut, sebuah membran,
beberapa pegas pengatur dan keran pengatur. Bila keran pengatur diputar, berarti
pegas pengatur menekan membran. Gerakan membran ini menekan tuas sehingga
dudukan pengabut membuka lubang pengabut. Gas dari saluran masuk menuju ke
tekanan rendah dan seterusnya melalui selang masuk ke pembakar. Besar kecilnya
tekanan pada meter pengukur tekanan kerja diatur dengan memutarkan keran pengatur
pada kedudukan tertentu. Memutar keran pengatur arah ke kanan berarti menambah
tekanan kerja dan bila keran pengatur diputar ke kiri berarti sebaliknya, yaitu
mengurangi tekanan kerja.
M. Pengatur Tekanan Kerja Dua Tahap LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)
Cara kerja pengatur tekanan dua tahap prinsip kerjanya sama dengan pengatur
tekanan tunggal. Perbedaannya adalah terletak pada cara penurunan tekanan dari
tabung silinder gas yang dilakukan dua tahap. Tahap pertama tekanan gas diturunkan
hingga tekanan pertengahan, tahap kedua tekanan gas diturunkan lagi sampai tekanan
kerja.

Anda mungkin juga menyukai