Disusun oleh :
Kelompok 6
(061340411638 )
(061340411642)
Kelas : 6 EG B
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat allah S.W.T karena berkat
taufik dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Energi dan Eksergi
dimana selama pembuatan makalah ini penyusun mendapatkan bimbingan dan
arahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat berjalan dengan baik.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Imaniah Sriwijayasih,
S.ST.,M.T selaku dosen pembimbing mata kuliah Energi dan Eksergi. Tidak lupa
penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik yang langsung
maupun tidak langsung telah membantu penyusunan
makalah
ini. Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
Daftar Gambar................................................................................................iii
Daftar Tabel.....................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
BAB II. LANDASAN TEORI........................................................................3
2.1 EXERGI............................................................................................3
2.1.1 Definisi Exergi.............................................................................3
2.1.2 Dead State....................................................................................4
2.1.3 Aspek Exergi................................................................................4
2.1.4 Analisis Exergi.............................................................................5
2.2 PLTGU...............................................................................................7
2.2.1 Prinsip Kerja PLTGU...................................................................8
2.2.2 Proses Produksi Listrik Pada PLTGU..........................................9
2.2.3 Komponen Sistem PLTGU..........................................................10
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan PLTGU............................................13
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................15
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam penelitian ini, studi kasus analisis eksergi ini diterapkan pada siklus
kombinasi sistim pembangkit gas-uap yang ada di PT. PLN (persero) Pembangkitan
Sumbagsel Sektor Pembangkitan Keramasan Unit PLTGU Inderalaya. Studi ini
dilakukan untuk mengevaluasi kinerja dari Siklus Kombinasi Turbin Gas-Uap
tersebut termasuk komponen-komponennya, serta mengidentifikasi bagian-bagian
dari komponen system turbin gas ini yang mengalami kerugian paling besar dan
berpotensi untuk ditingkatkan. Sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam
mengambil langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peformansi
dari sistem tersebut.
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui data-data yang diperlukan untuk analisis eksergi.
2. Menghitung besar eksergi loss setiap komponen pada sistem PLTGU
Indralaya.
3. Menghitung efisiensi eksegi pada komponen sistem PLTGU Indralaya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Eksergi
1
Definisi eksergi
Dasar dari analisis eksergi pertama kali dikenalkan oleh Carnot pada
tahun 1824 dan Clausius pada tahun 1865. Penelitian menggunakan analisis
eksergi itu sendiri telah dilakukan pada akhir abad ke-18. Pada tahun 1889 Gouy
meneliti tentang konsep eksergi dari useable energi (energi yang berguna)
untuk sistem tertutup. Dalam konsep ini juga dinyatakan bahwa energi yang
hilang selama proses sama dengan perubahan entropi proses itu. Kemudian
konsep ini terus dikembangkan melalui penelitian-penelitian selanjutnya. Baru
pada
tahun
1939
Bosjankovic
mulai
mengembangkannya
dengan
d. Eksergi dilihat sebagai kerja teoritis maksimum yang diperoleh dari suatu
sistem kombinasi ditambah lingkungan sebagai suatu sistem yang bergerak
dari keadaan menuju ke keadaan mati (kesetimbangan). Atau, eksergi dapat
dianggap sebagai kerja teoritis minimum yang diperlukan untuk membawa
sistem dari keadaan mati (kesetimbangan) menuju ke keadaan lain.
2.1.3. Analisis Eksergi
a. Komponen eksergi
Eksergi total suatu sistem dapat dibagi menjadi empat komponen
yaitu (Bejan, 1996) :
E=E
PH
+E
KN
PT
CH
+E +E
(2.1)
Dimana:
PH
E
: Eksergi fisik
KN
E
: Eksergi kinetik
PT
E
: Eksergi potensial
CH
E
: Eksergi kimia
Walaupun eksergi merupakan sebuah sifat yang ektensif, kerap kali eksergi
bekerja berdasarkan unit massa. Dan eksergi spesifik total berdasarkan unit
massa dapat ditulis sebagai (Bejan, 1996):
PH
KN
PT CH
e= e
+e
+ e +e
(2.2)
dengan
KN
= V2
(2.3)
PT
= gz
(2.4)
e
e
(2.5)
Dimana
molar standar tersedia pada beberapa literatur yaitu salah satunya dari Tabel
C.1 dan C.2 dalam buku Thermal Design and Optimation oleh Adrian Bejan.
b. Balans eksergi
Balans laju eksergi untuk sistem kogenerasi dapat ditulis dengan persamaan
(Bejan, 1996):
Ei = Ee + ED
(2.7)
(pemusnahan) eksergi.
c. Destruksi eksergi
Destruksi eksergi secara umum dapat ditulis dengan persamaan (Bejan,
1996) :
dapat dirumuskan
d. Efisiensi eksergetik
Efisiensi eksergetik (efisiensi hukum kedua, efektivitas, atau efisiensi
rasional) memberi sebuah ukuran sebenarnya dari kinerja sebuah sistem energi
dari sudut pandang termodinamika. Dalam mendefinisikan efisiensi
perlu diidentifikasi
eksergetik
Secara umum sistem produksi tenaga listrik pada PLTG/U dibagi menjadi
dua siklus, yaitu sebagai berikut :
a. Siklus Terbuka (Open Cycle)
Siklus Terbuka merupakan proses produksi listrik pada PLTGU dimana gas
buangan dari turbin gas langsung dibuang ke udara melalui cerobong saluran
keluaran. Suhu gas buangan di cerobong saluran keluaran ini mencapai 550C.
Proses seperti ini pada PLTGU dapat disebut sebagai proses pembangkitan listrik
turbin gas yaitu suatu proses pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran
turbin gas.
b. Siklus Tertutup (Closed Cycle)
Jika pada Siklus Terbuka gas buang dari turbin gas langsung dibuang
melalui cerobong saluran keluaran, maka pada proses Siklus Tertutup, gas buang
dari turbin gas akan dimanfaatkan terlebih dahulu untuk memasak air yang berada
di HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Kemudian uap yang dihasilkan dari
HRSG tersebut akan digunakan untuk memutar turbin uap agar dapat
menghasilkan listrik setelah terlebih dahulu memutar generator. Jadi proses Siklus
Tertutup inilah yang disebut sebagai proses Pembangkitan Listrik Tenaga Gas Uap
yaitu proses pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran turbin gas dan
turbin uap.
Daya listrik yang dihasilkan pada proses Siklus Terbuka tentu lebih kecil
dibandingkan dengan daya listrik yang dihasilkan pada proses produksi listrik
Siklus Tertutup. Pada prakteknya, kedua siklus diatas disesuaikan dengan
kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya hanya diinginkan Siklus Terbuka karena
pasokan daya dari Siklus Terbuka sudah memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
Sehingga damper (stack holder) yang membatasi antara cerobong gas dan HRSG
dibuat close, dengan demikian gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong
saluran keluaran. Dan apabila dengan Siklus Terbuka kebutuhan listrik masyarakat
belum
tercukupi
maka
diambil
langkah
untuk
menerapkan
Siklus
Tertutup. Namun demikian dalam sistem mekanik elektrik, suatu mesin akan lebih
baik pada kondisi selalu beroperasi, karena apabila mesin berhenti akan banyak
mengakibatkan korosi, perubahan pengaturan (setting), mur atau baut yang mulai
9
kendur dan sebagainya. Selain itu dengan selalu beroperasi lebih mengefektifkan
daya, sehingga daya yang dihasilkan menjadi lebih besar. Jadi secara garis besar
untuk produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap dibagi menjadi 2
proses berikut ini :
CC
1)
2)
misalnya air, udara, gas dan uap, untuk memutar generator sehingga menghasilkan
tenaga listrik. Pada PLTG/U, media yang digunakan untuk memutar turbin adalah
gas panas yang didapatkan dari pembakaran bahan bakar yang sudah dicampur
udara dalam ruang bakar.
Udara pembakaran didapat dari kompresor yang terpasang satu poros
dengan turbin. Karena konstruksinya yang demikian, maka daya yang dihasilkan
tidak sepenuhnya untuk memutarkan generator, tetapi sebagian besar untuk
memutarkan kompresor sehingga menyebabkan efisiensi PLTG/U rendah.
10
Mula-mula rotor (kompresor dan turbin) di putar oleh alat penggerak awal yaitu
motor listrik. Kemudian kompresor menghisap udara atmosfer dan menaikan
tekanan beberapa kali lipat (1-8) tekanan semula. Udara bertekanan tinggi tersebut
masuk ke dalam ruang bakar dimana ruang bakar itu pula ditempatkan sejumlah
bahan bakar dan dinyalakan oleh busi. Untuk ruang bakar lainnya cukup dengan
disambung penyalanya dan busi hanya menyala beberapa detik saja. Akibat dari
pembakaran akan menaikan suhu dan volume dari gas bahan bakar tersebut, sekali
terjadi percikan maka terjadi pembakaran selama bahan bakar disemprotkan ke
dalamnya. Gas yang yang dihasilkan mempunyai tekanan dan temperatur tinggi
kemudian berekspansi dalam sebuah turbin dan selanjutnya ke atmosfir (melalui
saluran keluaran) untuk Siklus Terbuka. Sedangkan pada siklus tertutup gas tersebut
dimanfaat kan untuk memanaskan air pada HRSG.Pembakaran akan terus
berlangsung selama aliran bahan bakar tidak berhenti. Pada saat gas panas masuk ke
dalam turbin gas, gas tersebut memutarkan turbin, kompresor, alat bantu dan
generator. Diagram Alir GTG ditunjukkan oleh gambar 2.
Komponenkomponen utama sistem GTG adalah sebagai berikut.
1) Cranking Motor adalah motor yang digunakan sebagai penggerak awal atau
start up sistem GTG. Motor cranking mendapat suplai listrik tegangan 6 kV
yang berasal dari switch gear.
2) Filter Udara merupakan filter yang berfungsi untuk menyaring udara bebas agar
udara yang mengalir menuju ke kompresor merupakan udara yang bersih.
3) Kompresor berfungsi mengkompresi udara dalam turbin gas.
4) Ruang bakar, berfungsi sebagai tempat pembakaran di dalam sistem turbin gas.
Dapat berupa ruang bakar tunggal atau terdiri dari ruang ruang bakar yang
banyak.
5) Turbin, berfungsi untuk mengekspansi gas panas hingga menghasilkan energi
mekanis untuk menggerakkan generator.
6) Generator berfungsi sebagai pembangkit energi listrik dimana di dalamnya
terjadi proses perubahan dari energi mekanik ke listrik.
11
Tergantung dari jenis mekanik yang dipisahkan, turbin uap dapat digerakan pada
berbagai bidang industri, dan untuk pembangkit listrik.
Pengubahan energi potensial menjadi energi kinetik dalam bentuk poros
dilakukan dalam berbagai cara. Turbin uap secara umum diklasifikasikan ke
dalam tiga jenis, impuls, reaksi dan gabungan, tergantung pada cara perolehan
pengubahan energi potensial menjadi energi kinetik akibat semburan uap.
Komponen utama Sistem STG adalah sebagai berikut :
1.
Turbin
Uap
(Steam
Turbine),
berfungsi
untuk
mengekspansi
3.
4.
Tangki air Pengisi (Feed Water Tank), tangki ini berisi air murni sebagai
tandon pengisi air condenser.
5.
Pompa air Pengisi (Feed Water Pump), pompa ini memindahkan air pengisi
dari tangki air pengisi ke condenser dan menjaga level condenser tetap pada
kondisi normal.
Keuntungan PLTGU
1.
Gas panas keluaran dari turbin gas dapat digunakan untuk memanaskan air
sehingga menjadi uap untuk menggerakkan turbin uap
2.
3.
13
b.
Kekurangan PLTGU
1.
Peningkatan biaya
2.
14
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
KEADAAN
SUBSTANSI
LAJU EKSERGI
MW
KJ/S
0,0000
0
50,4180
50418
134,7370
134737
1
2
3
16
47916
5388
24389
4158
290
303
134733
2724,1
4443,4
1. Kompressor
Ein
= 1 dan W kompressor
Eout
=2
Eloss
= Ein Eout
= (0 + 56288) - 50418
= 5870 KJ/s
Efisiensi
17
2. Ruang bakar
Ein
= 2 dan 10
Eout
=3
Eloss
= Ein Eout
= (50418+ 134733) 134737
= 50414 KJ/s
Efisiensi
3. Turbin gas
Ein
=3
Eout
= 4 dan W.turbin
Eloss
= Ein Eout
= 134737 (47916 + 79091)
= 7730 KJ/s
Efisiensi
18
4. HRSG
Ein
=4
Eout
= 5 , 6 , HP drum n LP drum
Eloss
= Ein Eout
= 47916 (5388+ 24389+7679)
= 10460 KJ/s
Efisiensi
5. Turbin Uap
Ein
=6
Eout
= 7 dan W.turbin
Eloss
= Ein Eout
= 24389 (4158 + 14631)
= 5600 KJ/s
Efisiensi
= Eout / Ein
= 18789 / 24389 x 100%
= 77 %
19
6.Kondensor
Ein
= 7 dan 11
Eout
= 12 dan 8
Eloss
= Ein Eout
= (4158 + 2724,1) - (4443,4 + 290)
= 2148,7 KJ/s
Efisiensi
7.Cooling Tower
Ein
= 12
Eout
= 11
Eloss
= Ein Eout
= 4443,4 2724,1
= 1719,3 Kj/s
Efisiensi
20
8.Pompa Kondensat
Ein
= 8 dan Wpompa
Eout
=9
Eloss
= Ein Eout
= (290+133 ) - 303
= 120
Efisiensi
21
Gambar 3.4. Grafik Eksergi yang dimusnah pada tiap komponen sistem gas-uap (PLTGU)
no
1
2
3
4
5
6
7
8
komponen
Exergi loss
Efisiensi (jurnal)
(jurnal)
Kj/s
%
kompressor
5870
89,6
Ruang bakar
47410
72,8
Turbin gas
7730
94
HRSG
10460
78,17
Turbin uap
5600
17,04
kondensor
2150
67
Cooling tower
1719,3
61,3
Pompa kondensat
120
71,6
Tabel 3.4. Perbandingan Perhitungan
89
72
94
78
17
68
61
71
irreversibilitas tersebut terjadi pada ruang bakar, dimana reaksi kimia merupakan sumber
pemusnahan eksergi yang paling signifikan, yang berhubungan dengan perpindahan kalor
dari aliran ke aliran. Pemusnahan eksergi pada turbin gas dan kompresor adiabatis terutama
disebabkan oleh gesekan. Pada hakekatnya, pembakaran merupakan sumber irreversibilitas
yang paling signifikan, dan pengurangan secara dramatis efeknya pada pemusnahan eksergi
dengan cara-cara konvensional tidaklah dapat diharapkan. Sampai saat ini, cara yang paling
dikenal untuk menigkatkan efisiensi pembakaran adalah dengan pra- pemanasan udara
pembakaran, mengurangi rasio bahan bakar dan udara. Pemusnahan eksergi pada turbin dan
kompresor dapat berkurang bila gesekan dikurangi. Pertimbangan-pertimbangan yang
diuraikan sebelumnya memberikan dasar untuk mengimplementasikan langkah-langkah
perekayasaan praktis untuk peningkatan performansi sistem turbin gas. Akan tetapi langkahlangkah yang demikian itu harus diterapkan secara bijaksana. Langkah-langkah peningkatan
performansi termodinamika pada suatu komponen dapat saja memberikan efek yang
berlawanan, tidak mengarah ke peningkatan bersih secara keseluruhan. Selain itu, langkahlangkah untuk meningkatkan performansi termodinamika selalu mempunyai konsekuensi
ekonomi. Hal ini tentunya memerlukan pertimbangan-pertimbangan baik dari sisi
termodinamika maupun dari sisi ekonomi. Siklus kombinasi gas-uap yang mana pemanfaatan
panas dari gas buang dari turbin gas untuk dimanfaatkan lagi sehingga efisiensi siklus akan
lebih tinggi daripada siklus turbin gas sederhana.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
23
Lokasi terjadi exergi loss yang paling tinggi terjadi pada ruang bakar yang nilainya
sebesar 50414 kj/s kemudian diikuti oleh HRSG sebesar 10460 kj/s, dan kompressor
sebesar 5870 kj/s
Siklus kombinasi meningkatkan effisiensi, jika dibandingkan dengan effisiensi siklus
gas sederhana
Selain daripada itu siklus kombinasi turbin gas-uap ini mengurangi emisi termal gas
buang dengan pemamfaatan gas buang turbin gas yang temperaturnya masih relatif
tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Ahern, J. E. (1980). The exergy method of energy systems analysis. Canada: John Wiley and
Sons Inc.
24
Bathie, William W. (1984). Fundamentals of gas turbines. New York: John Wiley and Sons
Inc.
Bejan, A. (1988). Advanced engineering thermodynamics. U.S.A: John Wiley and Sons Inc.
Bejan, A. (1998). Advanced engineering thermodynamics, 2nd ed. New York: John Wiley
and Sons Inc.
Bejan, A.,Tsatsaronis, G.,Moran M. (1996). Thermal design and optimization. U.S.A: John
Wiley and Sons Inc.
engel, Y.A., Boles, M.A. (2006). Thermodynamics: an engineering approach, 5th
ed.,Dubuque, Iowa: McGraw-Hill.
olpan, C.. (2005). Exergy analysis of combined cycle cogeneration systems. Middle East
Technical University.
Ebadi, M. J., Gorji-Bandpy, M. (2005). Exergetic analysis of gas turbine plants. Int. J.
Exergy, Vol. 2, No. 1.
Holmberg, H.(2009). Determination of the real loss of power for a condencing and a
backpressure turbine by means of second law analysis. Entropy 2009, 11,
702-712.
Jubeh, N. M. (2005). Exergy analysis and second law efficiency of a regenerative brayton
cycle with isothermal heat addition. Entropy 2005. 7[3], 172-187.
Kotas, T. J. (1985). The exergy method of thermal plant analysis. London: Butterworths.
Mahmoudi S. M. S., Ranjhar, F., Zare, V (2009). Energy and exergy analysis and
regenerative gas turbines inlet air cooling using absorption refrigeration.
Journal of Apllied Sciences.
Moran, M. (1982). Availability analysis. Englewood Cliffs: Prentice Hall Inc. Priddy, A. P.,
Li K. W. (1985). Power plant system design. New York: John Wiley and
Sons Inc.
Lampiran
PERTANYAAN
25
Pertanyaan :
Mengapa exergi loss pada ruang bakar paling besar ? (Dea Anggraeni)
Jawaban :
Exergi loss pada ruang bakar terbesar karena pada ruang bakar terjadi reaksi kimia
(pembakaran) yang merupakan sumber pemusnahan eksergi yang paling signifikan, yang
berhubungan dengan perpindahan kalor dari aliran ke aliran.
26