Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS EKSERGI SIKLUS KOMBINASI TURBIN GAS-UAP

UNIT PLTGU INDRALAYA

Disusun oleh :
Kelompok 6

Aryo Juliansyah Pratama


Suci Ananda Putri

(061340411638 )
(061340411642)

Kelas : 6 EG B

Dosen Pembimbing : Imaniah Sriwijayasih, S.ST.,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2016

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat allah S.W.T karena berkat
taufik dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Energi dan Eksergi
dimana selama pembuatan makalah ini penyusun mendapatkan bimbingan dan
arahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat berjalan dengan baik.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Imaniah Sriwijayasih,
S.ST.,M.T selaku dosen pembimbing mata kuliah Energi dan Eksergi. Tidak lupa
penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik yang langsung
maupun tidak langsung telah membantu penyusunan

makalah

ini. Penyusun

menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih kurang sempurna.


Penyusun berharap agar makalah ini dapat memberikan pelajaran untuk
meningkatkan kwalitas di masa yang akan datang. Semoga allah SWT selalu
memberikan Rahmat-Nya. Aamiin.

Palembang, April 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
Daftar Gambar................................................................................................iii
Daftar Tabel.....................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
BAB II. LANDASAN TEORI........................................................................3
2.1 EXERGI............................................................................................3
2.1.1 Definisi Exergi.............................................................................3
2.1.2 Dead State....................................................................................4
2.1.3 Aspek Exergi................................................................................4
2.1.4 Analisis Exergi.............................................................................5
2.2 PLTGU...............................................................................................7
2.2.1 Prinsip Kerja PLTGU...................................................................8
2.2.2 Proses Produksi Listrik Pada PLTGU..........................................9
2.2.3 Komponen Sistem PLTGU..........................................................10
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan PLTGU............................................13
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................15

3.1 Lokasi PLTGU....................................................................................15


3.2 Diagram Alir PLTGU..........................................................................15
3.3 Laju Exergi Pada Masing-Masing Keadaan.......................................16
3.4 Hasil Analisa Exergi Pada Masing-Masing Komponen PLTGU........17
3.5 Pembahasan Hasil Analisa Exergi......................................................23
BAB IV. PENUTUP........................................................................................24
4.1 Kesimpulan.........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................25
LAMPIRAN....................................................................................................26

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Lokasi PLTGU.............................................................................15


Gambar 3.2. Diagram Alir Proses.....................................................................15
Gambar 3.3. Grafik Laju Exergi Pada Sistem PLTGU.....................................17
Gambar 3.4. Grafik Exergi Yang Dimusnahkan Tiap Komponen

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Exergi Pada Masing-Masing keadaan (MW)...................................16


Tabel 3.2. Exergi Pada Masing-Masing Keadaan (KJ/s)..................................16
Tabel 3.3. Exergi Yang Dimusnahkan Pada Masing-Masing Komponen .......21
Tabel 3.4. Perbandingan Perhitungan Exergi....................................................22

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Energi listrik merupakan energi yang paling penting dalam pembangunan suatu
Negara. Hal ini terlihat dari besarnya jumlah konsumsi listrik yang diperlukan
perkapita negara setiap tahunnya, dengan ketersediaan sumber energi dan adanya
teknologi yang dapat mengubah sumber energi menjadi bentuk yang bermanfaat bagi
masyarakat, merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan tenaga listrik
tersebut. Di Indonesia dengan peningkatan penduduknya yang signifikan
pertahunnya, peningkatan kebututahan terhadap listrik yang tinggi juga tidak dapat
dielakkan lagi. PT.PLN (persero) sebagai perusahaan Negara yang mengelola
pendistribusian listrik sering kewalahan dengan peningkatan konsumsi listrik itu
sendiri. Sehingga sering kita dengar pemadaman listrik yang bergilir dan kendalakendala lainnya.
Seiring dengan peningkatan konsumsi listrik tersebut, masalah baru yang
dihadapi ialah menipisnya sumberdaya alam yang dijadikan sebagai sumber energi
khususnya sumberdaya alam yang tak dapat diperbaharui (fosil). Hal ini dikarenakan
pemakaian sumber energi tersebut secara terus menerus. Semua itu seringkali muncul
dalam pembaritaan dari pemerintah Indonesia maupun dari LSM-LSM terkait yang
menyatakan bahwa persediaan sumber energi tak terbarukan (fosil) setiap tahunnya
menurun dan perlu pemanfaatan yang lebih efisien. Oleh karena beberapa alasan
itulah, pada tahun belakangan ini analisis eksergi banyak menarik perhatian para
ilmuan dan perancang sistem. Ada beberapa yang mencurahkan studi-studinya pada
analisis eksergi komponen dan peningkatan efisiensi.
Di Indonesia sendiri sebagian pembangkit tenaga listrik yang berkapasitas
besar menggunakan sumber energi fosil tersebut seperti PLTU dan PLTG. Sehingga
efisiensi sistim pembangkit tersebut haruslah diperhitungkan, guna menjamin
penggunaan sumber bahan bakar yang lebih efisien untuk mengimbangi peningkatan
konsumsi listrik pada masa yang akan datang.

Dalam penelitian ini, studi kasus analisis eksergi ini diterapkan pada siklus
kombinasi sistim pembangkit gas-uap yang ada di PT. PLN (persero) Pembangkitan
Sumbagsel Sektor Pembangkitan Keramasan Unit PLTGU Inderalaya. Studi ini
dilakukan untuk mengevaluasi kinerja dari Siklus Kombinasi Turbin Gas-Uap
tersebut termasuk komponen-komponennya, serta mengidentifikasi bagian-bagian
dari komponen system turbin gas ini yang mengalami kerugian paling besar dan
berpotensi untuk ditingkatkan. Sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam
mengambil langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peformansi
dari sistem tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Perumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa saja data-data yang diperlukan dalam analisis eksergi ?
2. Berapa besar eksergi loss setiap komponen pada sistem PLTGU Indralaya
?
3. Bagaimana efisiensi eksergi pada komponen sistem PLTGU Indralaya ?

1.3.

Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui data-data yang diperlukan untuk analisis eksergi.
2. Menghitung besar eksergi loss setiap komponen pada sistem PLTGU
Indralaya.
3. Menghitung efisiensi eksegi pada komponen sistem PLTGU Indralaya.

BAB II
LANDASAN TEORI

Eksergi
1

Definisi eksergi
Dasar dari analisis eksergi pertama kali dikenalkan oleh Carnot pada

tahun 1824 dan Clausius pada tahun 1865. Penelitian menggunakan analisis
eksergi itu sendiri telah dilakukan pada akhir abad ke-18. Pada tahun 1889 Gouy
meneliti tentang konsep eksergi dari useable energi (energi yang berguna)
untuk sistem tertutup. Dalam konsep ini juga dinyatakan bahwa energi yang
hilang selama proses sama dengan perubahan entropi proses itu. Kemudian
konsep ini terus dikembangkan melalui penelitian-penelitian selanjutnya. Baru
pada

tahun

1939

Bosjankovic

mulai

mengembangkannya

dengan

mempublikasikan dua paper yang mengembangkan konsep Hukum Kedua


Termodinamika. Paper ini menjadi begitu penting bagi perkembangan konsep
eksergi. Penggunaan kata exergy itu sendiri dikenalkan pertama kali oleh
Bosjankovic pada tahun 1960, Trepp pada tahun 1961, dan Baehr tahun 1962,
dan sejak itu exergy mulai dikenalkan sebagai work capacity atau available
work (Basri, 2011).
Metode analisis eksergi (analisis kemanfaatan) sangat tepat digunakan
untuk mendorong tercapainya penggunaan sumber daya energi dengan lebih
efektif, karena eksergi memungkinkan untuk menentukan lokasi, penyebab, dan
besar sebenarnya dari kerugian dan pemborosan suatu sistem termal. Dengan
demikian eksergi dapat digunakan dalam sistem baru yang lebih efeisien dan
dapat meningkatkan efisiensi dari sistem yang sudah ada.
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa selain memiliki kuantitas,
energi juga memiliki kualitas, dan suatu proses yang riil akan berlangsung pada
arah kualitas energi yang semakin menurun. Jadi walaupun tidak ada kuantitas
energi yang hilang, kualitas energi selalu berkurang selama proses. Besaran dari
kualitas energi ini disebut eksergi.
3

2.1.1. Dead State


Ketika tekanan, temperatur, komposisi, kecepatan, atau elevasi dari
sebuah sistem berbeda dari lingkungan, maka ada kesempatan untuk melakukan
kerja. Bila kemudian sistem berubah kondisi menuju kondisi lingkungan, maka
kesempatan kerja tersebut berkurang. Dan kesempatan itu akan hilang sama sekali
ketika satu sama lain relatif berada pada kondisi kestimbangan (equilibrium).
Kondisi dari sistem ini disebut dead state. Pada dead state, kondisi
kesetimbangan mekanik, termal, dan kimia anatara sistem dan lingkungan
terpenuhi (Bejan, 1996).
2.1.2. Aspek Eksergi
Beberapa aspek penting dari konsep eksergi adalah sebagai beriku
(Moran, 2006) :
a. Eksergi adalah ukuran tingkat menjauhnya keadaan sistem dari keadaan
lingkungan. Oleh karena itu eksergi merupakan atribut dari sistem dan
lingkungan bersama. Namun, setelah lingkungan ditentukan, suatu nilai dapat
ditentukan untuk eksergi dalam hal nilai properti untuk sistem saja, jadi
eksergi dapat dianggap sebagai properti dari sistem.
b. Nilai eksergi tidak bisa bernilai negatif. Karena jika sistem berada pada
keadaan lain selain keadaan mati, sistem akan dapat mengubah kondisi secara
spontan menuju ke keadaan mati. Kecenderungan ini terjadi jika keadaan
mati tercapai dan tidak diperlukan kerja untuk melakukan perubahan spontan.
Oleh karena itu, setiap perubahan keadaan sistem ke keadaan mati dapat
dicapai dengan sedikitnya zero work, dan dengan demikian kerja maksimal
(eksergi) tidak dapat bernilai negatif.
c. Eksergi tidak dapat dikekalkan tetapi dihancurkan oleh irreversibilitas.
Sebuah batas adalah jika seluruh eksergi dimusnahkan, seperti yang akan
terjadi jika sistem yang diizinkan untuk mengalami perubahan spontan ke
keadaan mati dengan tidak ada kemampuan untuk memperoleh kerja. Potensi
untuk mengembangkan kerja yang ada awalnya akan benar-benar terbuang
dalam proses spontan tersebut.

d. Eksergi dilihat sebagai kerja teoritis maksimum yang diperoleh dari suatu
sistem kombinasi ditambah lingkungan sebagai suatu sistem yang bergerak
dari keadaan menuju ke keadaan mati (kesetimbangan). Atau, eksergi dapat
dianggap sebagai kerja teoritis minimum yang diperlukan untuk membawa
sistem dari keadaan mati (kesetimbangan) menuju ke keadaan lain.
2.1.3. Analisis Eksergi
a. Komponen eksergi
Eksergi total suatu sistem dapat dibagi menjadi empat komponen
yaitu (Bejan, 1996) :
E=E

PH

+E

KN

PT
CH
+E +E

(2.1)

Dimana:
PH
E

: Eksergi fisik

KN
E

: Eksergi kinetik

PT
E

: Eksergi potensial

CH
E

: Eksergi kimia

Walaupun eksergi merupakan sebuah sifat yang ektensif, kerap kali eksergi
bekerja berdasarkan unit massa. Dan eksergi spesifik total berdasarkan unit
massa dapat ditulis sebagai (Bejan, 1996):
PH
KN
PT CH
e= e
+e
+ e +e

(2.2)

dengan
KN

= V2

(2.3)

PT

= gz

(2.4)

e
e

dimana V dan z menunjukan kecepatan dan elevasi relatif terhadap


koordinat di dalam lingkungan. Dengan menelaah dalam sistem yang diam relatif
KN
PT
terhadap lingkungan (e
= e
= 0), eksergi fisik adalah kerja berguna
teoritis maksimum yang dapat diperoleh sewaktu sistem berlalu dari status
mulanya dimana temperatur T dan takanan P ke status mati diamana temperatur
To dan tekanan Po.
PH
e
= (hi ho) + To (si so)

(2.5)

Sedangakan eksergi kimia dimana penggunaan istilih kimia di sini tidak


berarti sebuah reaksi kimia melainkan komponen yang tertaut dengan deviasi
komposisi kimia sebuah sistem dari komposisi kimia terhadap lingkungan. Laju
eksergi kimia dapat dtulis dengan persamaan berikut (Bejan, 1996) :

Dimana

merupakan eksergi kimia standar, dimana tabel eksergi kimia

molar standar tersedia pada beberapa literatur yaitu salah satunya dari Tabel
C.1 dan C.2 dalam buku Thermal Design and Optimation oleh Adrian Bejan.
b. Balans eksergi
Balans laju eksergi untuk sistem kogenerasi dapat ditulis dengan persamaan
(Bejan, 1996):
Ei = Ee + ED

(2.7)

Dimana Ei adalah laju pemasukan eksergi i


keluaran eksergi e

dan Ee adalah laju

. Sedangkan ED menunjukan laju destruksi

(pemusnahan) eksergi.
c. Destruksi eksergi
Destruksi eksergi secara umum dapat ditulis dengan persamaan (Bejan,
1996) :

Sehingga rasio destruksi eksergi yang merupakan perbandingan laju


destruksi eksergi di dalam komponen sebuah sistem terhadap laju eksergi dari
bahan bakar yang diberikan ke seluruh sistem

dapat dirumuskan

dengan (Bejan, 1996) :

d. Efisiensi eksergetik
Efisiensi eksergetik (efisiensi hukum kedua, efektivitas, atau efisiensi
rasional) memberi sebuah ukuran sebenarnya dari kinerja sebuah sistem energi
dari sudut pandang termodinamika. Dalam mendefinisikan efisiensi
perlu diidentifikasi

eksergetik

anatara produk dengan bahan bakar dari sistem

termodinamika yang dianalisis. Produk mempresentasikan hasil yang diproduksi


oleh sistem. Sedangkan bahan bakar mempresentasikan berbagai sumber daya
yang dihabiskan oleh produk. Efisiensi eksergetik adalah rasio dari produk
terhadap bahan bakar yang dapat dituliskan dengan persamaan (Bejan, 1996) :

dimana merupakan Efisiensi eksergeti, EF merupakan bahan bakar yang


disuplai, EP merupakan produk yang dbangkitkan.

2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)


PLTGU adalah gabungan antara PLTG dengan PLTU, dimana panas dari gas
buang dari PLTG digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan sebagai
fluida kerja di PLTU. Dan bagian yangdigunakan untuk menghasilkan uap
tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam Generator).PLTGU merupakan
suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi panas (hasil
pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang bermanfaat. Pada
dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU.
PLTU memanfaatkan energi panasdan uap dari gas buang hasil pembakaran di
PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat RecoverySteam Genarator),
sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang akan
7

digunakanuntuk memutar sudu (baling-baling) Gas yang dihasilkan dalam ruang


bakar pada Pusat Listrik TenagaGas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan
kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadienergi listrik. Sama halnya
dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas(gas
alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan
prosesnya. Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara
dimasukkan dalm kompresor dengan melalui air filter / penyaring udara agar
partikel debu tidak ikut masuk ke dalam kompresor tersebut.
Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar
untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar menentukan
apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.turbin uap. Jika
menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi
jika menggunakan BBM harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner
baru dicampur udara dandibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan
menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan tinggiyang berenergi (enthalpy). Gas
ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbinmenjadi
energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui
turbin sisagas panas tersebut dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang
disemprotkan ke turbin bersuhutinggi, maka pada saat yang sama dilakukan
pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubangudara pada turbin.Untuk
mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan
tidak boleh mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium.
2.2.1 Prinsip Kerja PLTGU
Dalam operasinya, unit turbin gas dapat dioperasikan terlebih dahulu untuk
menghasilkan daya listrik sementara gas buangnya berproses untuk menghasilkan
uap dalam ketel pemanfaat gas buang. Kira-kira 6 (enam) jam kemudian, setelah
uap dalam ketel uap cukup banyak, uap dialirkan ke turbin uap untuk
menghasilkan daya listrik.

2.2.2 Proses Produksi Listrik Pada PLTGU


8

Secara umum sistem produksi tenaga listrik pada PLTG/U dibagi menjadi
dua siklus, yaitu sebagai berikut :
a. Siklus Terbuka (Open Cycle)
Siklus Terbuka merupakan proses produksi listrik pada PLTGU dimana gas
buangan dari turbin gas langsung dibuang ke udara melalui cerobong saluran
keluaran. Suhu gas buangan di cerobong saluran keluaran ini mencapai 550C.
Proses seperti ini pada PLTGU dapat disebut sebagai proses pembangkitan listrik
turbin gas yaitu suatu proses pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran
turbin gas.
b. Siklus Tertutup (Closed Cycle)
Jika pada Siklus Terbuka gas buang dari turbin gas langsung dibuang
melalui cerobong saluran keluaran, maka pada proses Siklus Tertutup, gas buang
dari turbin gas akan dimanfaatkan terlebih dahulu untuk memasak air yang berada
di HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Kemudian uap yang dihasilkan dari
HRSG tersebut akan digunakan untuk memutar turbin uap agar dapat
menghasilkan listrik setelah terlebih dahulu memutar generator. Jadi proses Siklus
Tertutup inilah yang disebut sebagai proses Pembangkitan Listrik Tenaga Gas Uap
yaitu proses pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran turbin gas dan
turbin uap.
Daya listrik yang dihasilkan pada proses Siklus Terbuka tentu lebih kecil
dibandingkan dengan daya listrik yang dihasilkan pada proses produksi listrik
Siklus Tertutup. Pada prakteknya, kedua siklus diatas disesuaikan dengan
kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya hanya diinginkan Siklus Terbuka karena
pasokan daya dari Siklus Terbuka sudah memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
Sehingga damper (stack holder) yang membatasi antara cerobong gas dan HRSG
dibuat close, dengan demikian gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong
saluran keluaran. Dan apabila dengan Siklus Terbuka kebutuhan listrik masyarakat
belum

tercukupi

maka

diambil

langkah

untuk

menerapkan

Siklus

Tertutup. Namun demikian dalam sistem mekanik elektrik, suatu mesin akan lebih
baik pada kondisi selalu beroperasi, karena apabila mesin berhenti akan banyak
mengakibatkan korosi, perubahan pengaturan (setting), mur atau baut yang mulai
9

kendur dan sebagainya. Selain itu dengan selalu beroperasi lebih mengefektifkan
daya, sehingga daya yang dihasilkan menjadi lebih besar. Jadi secara garis besar
untuk produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap dibagi menjadi 2
proses berikut ini :

CC

1)

Proses Pembangkitan Listrik Turbin Gas.

2)

Proses Pembangkitan Listrik Turbin Uap

2.2.3 Komponen Sistem PLTGU


Sistem PLTGU dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: sistem GTG,
HRSG dan STG.
a. Sistem Generator Turbin Gas (Gas Turbine Generator)
GENERATOR
Turbin
adalah suatu
COMPRESSOR
TURBIN

pesawat pengubah daya dari suatu media yang bergerak

misalnya air, udara, gas dan uap, untuk memutar generator sehingga menghasilkan
tenaga listrik. Pada PLTG/U, media yang digunakan untuk memutar turbin adalah
gas panas yang didapatkan dari pembakaran bahan bakar yang sudah dicampur
udara dalam ruang bakar.
Udara pembakaran didapat dari kompresor yang terpasang satu poros
dengan turbin. Karena konstruksinya yang demikian, maka daya yang dihasilkan
tidak sepenuhnya untuk memutarkan generator, tetapi sebagian besar untuk
memutarkan kompresor sehingga menyebabkan efisiensi PLTG/U rendah.

10

Mula-mula rotor (kompresor dan turbin) di putar oleh alat penggerak awal yaitu
motor listrik. Kemudian kompresor menghisap udara atmosfer dan menaikan
tekanan beberapa kali lipat (1-8) tekanan semula. Udara bertekanan tinggi tersebut
masuk ke dalam ruang bakar dimana ruang bakar itu pula ditempatkan sejumlah
bahan bakar dan dinyalakan oleh busi. Untuk ruang bakar lainnya cukup dengan
disambung penyalanya dan busi hanya menyala beberapa detik saja. Akibat dari
pembakaran akan menaikan suhu dan volume dari gas bahan bakar tersebut, sekali
terjadi percikan maka terjadi pembakaran selama bahan bakar disemprotkan ke
dalamnya. Gas yang yang dihasilkan mempunyai tekanan dan temperatur tinggi
kemudian berekspansi dalam sebuah turbin dan selanjutnya ke atmosfir (melalui
saluran keluaran) untuk Siklus Terbuka. Sedangkan pada siklus tertutup gas tersebut
dimanfaat kan untuk memanaskan air pada HRSG.Pembakaran akan terus
berlangsung selama aliran bahan bakar tidak berhenti. Pada saat gas panas masuk ke
dalam turbin gas, gas tersebut memutarkan turbin, kompresor, alat bantu dan
generator. Diagram Alir GTG ditunjukkan oleh gambar 2.
Komponenkomponen utama sistem GTG adalah sebagai berikut.
1) Cranking Motor adalah motor yang digunakan sebagai penggerak awal atau
start up sistem GTG. Motor cranking mendapat suplai listrik tegangan 6 kV
yang berasal dari switch gear.
2) Filter Udara merupakan filter yang berfungsi untuk menyaring udara bebas agar
udara yang mengalir menuju ke kompresor merupakan udara yang bersih.
3) Kompresor berfungsi mengkompresi udara dalam turbin gas.
4) Ruang bakar, berfungsi sebagai tempat pembakaran di dalam sistem turbin gas.
Dapat berupa ruang bakar tunggal atau terdiri dari ruang ruang bakar yang
banyak.
5) Turbin, berfungsi untuk mengekspansi gas panas hingga menghasilkan energi
mekanis untuk menggerakkan generator.
6) Generator berfungsi sebagai pembangkit energi listrik dimana di dalamnya
terjadi proses perubahan dari energi mekanik ke listrik.

11

b. HRSG (Heat Recovery Steam Generator)


Energi panas yang terkandung dalam gas buang/saluran keluaran turbin gas
yang temperaturnya

masih cukup tinggi (sekitar 5630C) dialirkan masuk ke

dalam HRSG untuk memanaskan air di dalam pipapipa pemanas (evaporator),


selanjutnya keluar melalui cerobong dengan temperatur sekitar 1500C. Air di
dalam pipapipa pemanas yang berasal dari drum mendapat pemanasan dari gas
panas tersebut, sebagian besar akan berubah menjadi uap dan yang lain masih
berbentuk air. Campuran air dan uap selanjutnya masuk kembali ke dalam drum.
Di dalam drum, uap dipisahkan dari air dengan menggunakan pemisah uap yang
disebut Separator. Uap yang sudah terpisah dari air selanjutnya dipanaskan lebih
lanjut, sehingga kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan turbin uap,
sedangkan air yang tidak menjadi uap disirkulasikan kembali ke pipapipa
pemanas, bersamasama dengan air pengisi yang baru. Demikian proses ini
berlangsung terus menerus selama unit beroperasi.

c. Sistem Generator Turbin Uap (Steam Turbine Generator)


Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
uap menjadi kinetik, energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik
dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan bantuan
roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakannya.
12

Tergantung dari jenis mekanik yang dipisahkan, turbin uap dapat digerakan pada
berbagai bidang industri, dan untuk pembangkit listrik.
Pengubahan energi potensial menjadi energi kinetik dalam bentuk poros
dilakukan dalam berbagai cara. Turbin uap secara umum diklasifikasikan ke
dalam tiga jenis, impuls, reaksi dan gabungan, tergantung pada cara perolehan
pengubahan energi potensial menjadi energi kinetik akibat semburan uap.
Komponen utama Sistem STG adalah sebagai berikut :
1.

Turbin

Uap

(Steam

Turbine),

berfungsi

untuk

mengekspansi

uap superheat hingga menghasilkan energi mekanis untuk menggerakkan


generator.
2.

Generator, berfungsi untuk menghasilkan energi listrik di mana di


dalamnya terjadi proses perubahan energi mekanis menjadi energi listrik.

3.

Kondensor (Condenser), berfungsi sebagai penampung air condensate


sekaligus sebagai tempat pendinginan uap bekas hasil ekspansi turbin uap
dimana media air laut digunakan sebagai media pendinginnya.

4.

Tangki air Pengisi (Feed Water Tank), tangki ini berisi air murni sebagai
tandon pengisi air condenser.

5.

Pompa air Pengisi (Feed Water Pump), pompa ini memindahkan air pengisi
dari tangki air pengisi ke condenser dan menjaga level condenser tetap pada
kondisi normal.

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan PLTGU


a.

Keuntungan PLTGU

1.

Gas panas keluaran dari turbin gas dapat digunakan untuk memanaskan air
sehingga menjadi uap untuk menggerakkan turbin uap

2.

Meningkatkan efisiensi menjadi sebesar 40-50%

3.

Efisiensi bahan bakar

13

b.

Kekurangan PLTGU

1.

Peningkatan biaya

2.

Peningkatan luas area yang dibutuhkan

14

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Lokasi PLTGU Indralaya

Gambar 3.1. lokasi PLTGU Indralaya


Sumber : Google Maps
3.2 Diagram Alir PLTGU
Skematik insatalasi pembangkit Tenaga Gas-Uap Inderalaya dan kondisi
operasinya ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3.2. Instalasi Siklus Kombinasi Turbin GasUap PLTGU Indralaya


15

3.3 Laju Exergi Pada Masing- masing Keadaan

Tabel 3.1. Eksergi Dari Masing-Masing Keadaan (MW)

KEADAAN

SUBSTANSI

LAJU EKSERGI
MW
KJ/S
0,0000
0
50,4180
50418
134,7370
134737

1
2
3

Udara masuk kompressor


Udara keluar kompressor
Produk pembakaran masuk
turbin
Produk pembakaran keluar
47,9160
4
turbin
Produk pembakaran keluar
5,3880
5
HRSG
Uap keluar HRSG
24,3890
6
Uap keluar turbin
4,1580
7
Air masuk pompa kondensat
0,2900
8
Air keluar pompa kondensat
0,3030
9
Metana
masuk
ruang
bakar
134,7330
10
Air sirkulasi masuk kondensor
2,7241
11
Air meninggalkan kondensor
4,4434
12
Tabel 3.2 Eksergi Dari Masing-Masing Keadaan (Kj/s)

16

47916
5388
24389
4158
290
303
134733
2724,1
4443,4

Gambar 3.3. Grafik Laju Eksergi Pada Sistem Gas-Uap (PLTGU)

3.4 Hasil Analisa Exergi Pada Masing-masing Komponen PLTGU

1. Kompressor

Ein

= 1 dan W kompressor

Eout

=2

Eloss

= Ein Eout
= (0 + 56288) - 50418
= 5870 KJ/s

Efisiensi

= Eout / Ein x 100%


= 50418 / 56288 x 100 %
= 89,6 %

17

2. Ruang bakar
Ein

= 2 dan 10

Eout

=3

Eloss

= Ein Eout
= (50418+ 134733) 134737
= 50414 KJ/s

Efisiensi

= Eout / Ein x 100%


= 134737 / 185151 x 100 %
= 72,8 %

3. Turbin gas
Ein

=3

Eout

= 4 dan W.turbin

Eloss

= Ein Eout
= 134737 (47916 + 79091)
= 7730 KJ/s

Efisiensi

= Eout/ Ein x 100%


= 127007 / 134737 x 100%
= 94%

18

4. HRSG
Ein

=4

Eout

= 5 , 6 , HP drum n LP drum

Eloss

= Ein Eout
= 47916 (5388+ 24389+7679)
= 10460 KJ/s

Efisiensi

= Eout / Ein x100%


= 37456 / 47916 x 100%
= 78,17 %

5. Turbin Uap
Ein

=6

Eout

= 7 dan W.turbin

Eloss

= Ein Eout
= 24389 (4158 + 14631)
= 5600 KJ/s

Efisiensi

= Eout / Ein
= 18789 / 24389 x 100%
= 77 %

19

6.Kondensor

Ein

= 7 dan 11

Eout

= 12 dan 8

Eloss

= Ein Eout
= (4158 + 2724,1) - (4443,4 + 290)
= 2148,7 KJ/s

Efisiensi

= Eout / Ein x 100%


= 4733,4 / 6882,1 x 100%
= 68,8%

7.Cooling Tower

Ein

= 12

Eout

= 11

Eloss

= Ein Eout
= 4443,4 2724,1
= 1719,3 Kj/s

Efisiensi

= Eout / Ein x 100%


= 2724,1 / 4443,4 x 100%
= 61,3 %

20

8.Pompa Kondensat

Ein

= 8 dan Wpompa

Eout

=9

Eloss

= Ein Eout
= (290+133 ) - 303
= 120

Efisiensi

= Eout / Ein x 100%


= 303 / 423 x 100%
= 71,6 %

Tabel 3.3. Eksergi yang dimusnahkan pada masing-masing komponen sistem

21

Gambar 3.4. Grafik Eksergi yang dimusnah pada tiap komponen sistem gas-uap (PLTGU)

no

1
2
3
4
5
6
7
8

komponen

Exergi loss
Efisiensi (jurnal)
(jurnal)
Kj/s
%
kompressor
5870
89,6
Ruang bakar
47410
72,8
Turbin gas
7730
94
HRSG
10460
78,17
Turbin uap
5600
17,04
kondensor
2150
67
Cooling tower
1719,3
61,3
Pompa kondensat
120
71,6
Tabel 3.4. Perbandingan Perhitungan

Exergi loss (perhitungan)


Kj /s
5870
50414
7730
10460
5600
2148,7
1719,3
120

3.5 Pembahasan Hasil Analisa Exergi


Pada ruang bakar, HRSG, kompressor dan turbin gas merupakan bagian dimana
pemusnahan exergi (exergi loss) terbesar. Pemusnahan eksergi pada komponen-komponen
tersebut berasal dari satu atau beberapa dari ketiga jenis irreversibiltas utama yang terkait,
masing-masing adalah reaksi pembakaran, perpindahan kalor dan gesekan. Ketiga jenis
22

89
72
94
78
17
68
61
71

irreversibilitas tersebut terjadi pada ruang bakar, dimana reaksi kimia merupakan sumber
pemusnahan eksergi yang paling signifikan, yang berhubungan dengan perpindahan kalor
dari aliran ke aliran. Pemusnahan eksergi pada turbin gas dan kompresor adiabatis terutama
disebabkan oleh gesekan. Pada hakekatnya, pembakaran merupakan sumber irreversibilitas
yang paling signifikan, dan pengurangan secara dramatis efeknya pada pemusnahan eksergi
dengan cara-cara konvensional tidaklah dapat diharapkan. Sampai saat ini, cara yang paling
dikenal untuk menigkatkan efisiensi pembakaran adalah dengan pra- pemanasan udara
pembakaran, mengurangi rasio bahan bakar dan udara. Pemusnahan eksergi pada turbin dan
kompresor dapat berkurang bila gesekan dikurangi. Pertimbangan-pertimbangan yang
diuraikan sebelumnya memberikan dasar untuk mengimplementasikan langkah-langkah
perekayasaan praktis untuk peningkatan performansi sistem turbin gas. Akan tetapi langkahlangkah yang demikian itu harus diterapkan secara bijaksana. Langkah-langkah peningkatan
performansi termodinamika pada suatu komponen dapat saja memberikan efek yang
berlawanan, tidak mengarah ke peningkatan bersih secara keseluruhan. Selain itu, langkahlangkah untuk meningkatkan performansi termodinamika selalu mempunyai konsekuensi
ekonomi. Hal ini tentunya memerlukan pertimbangan-pertimbangan baik dari sisi
termodinamika maupun dari sisi ekonomi. Siklus kombinasi gas-uap yang mana pemanfaatan
panas dari gas buang dari turbin gas untuk dimanfaatkan lagi sehingga efisiensi siklus akan
lebih tinggi daripada siklus turbin gas sederhana.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

23

Lokasi terjadi exergi loss yang paling tinggi terjadi pada ruang bakar yang nilainya
sebesar 50414 kj/s kemudian diikuti oleh HRSG sebesar 10460 kj/s, dan kompressor
sebesar 5870 kj/s
Siklus kombinasi meningkatkan effisiensi, jika dibandingkan dengan effisiensi siklus
gas sederhana
Selain daripada itu siklus kombinasi turbin gas-uap ini mengurangi emisi termal gas
buang dengan pemamfaatan gas buang turbin gas yang temperaturnya masih relatif
tinggi

DAFTAR PUSTAKA
Ahern, J. E. (1980). The exergy method of energy systems analysis. Canada: John Wiley and
Sons Inc.

24

Bathie, William W. (1984). Fundamentals of gas turbines. New York: John Wiley and Sons
Inc.
Bejan, A. (1988). Advanced engineering thermodynamics. U.S.A: John Wiley and Sons Inc.
Bejan, A. (1998). Advanced engineering thermodynamics, 2nd ed. New York: John Wiley
and Sons Inc.
Bejan, A.,Tsatsaronis, G.,Moran M. (1996). Thermal design and optimization. U.S.A: John
Wiley and Sons Inc.
engel, Y.A., Boles, M.A. (2006). Thermodynamics: an engineering approach, 5th
ed.,Dubuque, Iowa: McGraw-Hill.
olpan, C.. (2005). Exergy analysis of combined cycle cogeneration systems. Middle East
Technical University.
Ebadi, M. J., Gorji-Bandpy, M. (2005). Exergetic analysis of gas turbine plants. Int. J.
Exergy, Vol. 2, No. 1.
Holmberg, H.(2009). Determination of the real loss of power for a condencing and a
backpressure turbine by means of second law analysis. Entropy 2009, 11,
702-712.
Jubeh, N. M. (2005). Exergy analysis and second law efficiency of a regenerative brayton
cycle with isothermal heat addition. Entropy 2005. 7[3], 172-187.
Kotas, T. J. (1985). The exergy method of thermal plant analysis. London: Butterworths.
Mahmoudi S. M. S., Ranjhar, F., Zare, V (2009). Energy and exergy analysis and
regenerative gas turbines inlet air cooling using absorption refrigeration.
Journal of Apllied Sciences.
Moran, M. (1982). Availability analysis. Englewood Cliffs: Prentice Hall Inc. Priddy, A. P.,
Li K. W. (1985). Power plant system design. New York: John Wiley and
Sons Inc.
Lampiran
PERTANYAAN

25

Pertanyaan :
Mengapa exergi loss pada ruang bakar paling besar ? (Dea Anggraeni)
Jawaban :
Exergi loss pada ruang bakar terbesar karena pada ruang bakar terjadi reaksi kimia
(pembakaran) yang merupakan sumber pemusnahan eksergi yang paling signifikan, yang
berhubungan dengan perpindahan kalor dari aliran ke aliran.

26

Anda mungkin juga menyukai