Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR KERJA SISWA

Pemeliharaan/servis Sistem Injeksi Bahan Bakar Bensin

(a)

Pemeriksaan awal
(1)

Melepas pipa bahan bakar tekanan tinggi, banyak bahan


bakar

Gambar 2.2 Melepas pipa bahan bakar tekanan tinggi

Tempatkan penampung dibawah konector

Kendorkan sambungan secara perlahan

Lepaskan sambungan

Tutuplah sambungan dengan penutup karet

(2)

Prosedur Pemasangan baut union pada ujung pipa tekanan


tinggi :

Gambar 2.3 Pemasangan Baut Union

Pergunakan selalu 2 gasket baru

Kencangkan baut union dengan tangan

Kencangkan baut union sampai mencapai spesifikasi


momen
Momen : 30 N-m (300 kgf-cm, 22 ft-lbf)

(3)

Prosedur pemasangan flare nut pada union pipa tekanan


tinggi.

Gambar 2.4 Pemasangan Flare Nut


Oleskan sedikit oli mesin, pada flare nut, dan kencangkan flare nut
dengan tangan
Dengan menggunakan SST, kencangkan flare nut sampai mencapai
spesifikasi momen
Catatan :
Jangan sampai memutar pipa bahan bakar, pada saat mengencangkan
flare nut.
Momen : 31,5 N-m (320 kgf-cm, 23 ft-lbf)
Gunakan kunci momen dengan panjang lengan 30 cm (11,81 in).
(4)

Prosedur melepas dan memasang injector :


Jangan menggunakan ring O bekas
Pada saat memasang ring O baru pada injector, hati-hatilah agar
jangan sampai rusak.

Gambar 2.5 Melepas dan Memasang Injector


Oleskan spindle oli atau paralin pada ring O baru sebelum memasang.
Jangan menggunakan oli mesi, oli roda gigi atau minyak rem.
Pasangkan injector ke delivery pipe dan intake manifold seperti terlihat
pada gambar.

Gambar 2.6 Pemasangan injector


Pastikan tidak ada kebocoran bahan bakar setelah melakukan
perawatan pada seluruh bagian dari system bahan bakar.
Dengan menggunakan SST, hubungkan terminal + B dan FP
pada check connector
Putar Ignition switch ke posisi ON (Jangan menstarter mesin)

Gambar 2.7 Pemeriksaan Kebocoran


Pijitlah slang pembalik bahan bakar. Tekanan pada saluran
tekanan tinggi akan naik mencapai sekitar 400 kPa (4 kgf/cm,

57 psi). Pada saat itu lakukan pemeriksaan untuk melihat


adanya kebocoran dari setiap komponen system bahan bakar.

Gambar 2.8 Chek Kebocoran Pada Slang


Catatan :
Lepaskan tekanan pada slang. Hindari jangan sampai menekuk
slang yang dapat menyebabkan retaknya slang.
Putar ignition switcah ke posisi OFF
Lepaskan SST dari check connector
(b)

Pemeriksaan Pada Kendaraan


(1)

Memeriksa bekerjanya Fuel Pump


Dengan menggunakan SST hubungkan terminal + B dan FP

pada check connector


Putar Ignition switch pada posisi ON. (Jangan men-start

mesin).

Gambar 2.9 Memasang Connector

Periksa bahwa ada tekanan dari fuel filter.

Gambar 2.10 Tekanan Fuel Filter


Petunjuk : Bila terdapat tekanan bahan bakar, akan terdengan suara
aliran bahan bakar, bila tidak terdapat tekanan, lakukan pemeriksaan
pada komponen dibawah ini :
H fuse
Fuse (sekering)
EFI main Relay
Circuit opening relay
Fuel pump
Hubungan kabel fuel pump
ECU

Putar ignition switch ke posisi OFF

Lepas SST dari check connector

(2)

Periksa Tekanan Bahan Bakar dengan prosedur :

Pastikan bahwa tegangan positif baterai diatas 12 Volt.

Lepaskan terminal kabel negative (-) dari baterai.

Lepaskan baut union dan 2 buah gasket dan lepaskan


pipa saluran masuk bahan bakar dari delivery pipe.
Perhatikan :
Tempatkan kain lap dibawah delivery pipe.
Kendorkan baut union secara perlahan.

Gambar 2.11 Baut Union


Pasangkan pipa saluran masuk bahan bakar dan SST (pressure gauge)
pada delivery pipe dengan 3 buah gasket dan SST (baut union).
Momen 30 N-m (300 kgf-cm, 22 ft-lbf)

Gambar 2.12 Pemeriksaan Tekanan Bahan Bakar


Keringkan bensin yang tercecer
Pasangkan kembali terminal kabel negative (-) pada baterai.
Dengan menggunakan SST, hubungkan terminal +B dan FP pada check
connector.
Ukur tekanan bahan bakar (Tekanan bahan bakar : 265 304 kPa , 2,7
3,1 kg/cm , 38 44 psi)
Bila tekanan tinggi, gantilah fuel pressure regulator.
Bila tekanan rendah, periksalah komponen dibawah ini :

Pipa bahan bakar dan sambungannya.

Fuel pump

Fuel filter

Fuel pressure regulator

Lepaskan SST dari check connector

Hidupkan mesin

Ukur tekanan bahan bakar pada putaran idle (Tekanan


bahan bakar : 265 304 kPa , 2,7 3,1 kg/cm , 38 44 psi)

Matikan mesin

Periksa bahwa tekanan bahan bakar akan tetap pada


harga spesifikasi setelah mesin dimatikan selama 5 menit. (Tekanan
bahan bakar : 147 kPa, 1,5 kg/cm , 21 psi). Bila tekanan tidak sesuai
dengan spesifikasi, periksalah fuel pump, pressure regulator dan / atau
injector.
Setelah melakukan pemeriksaan tekanan bahan bakar,

lepaskan terminal kabel negative (-) dari baterai dan lepaskan SST
dengan hati-hati agar bensin tidak tumpah.
Pasangkan kembali terminal kabel negative (-) pada

baterai.

Periksa kebocoran bahan bakar.

(3)

Prosedur Pemeriksaan Fuel Pump :

Lepaskan konektor fuel pump.

Dengan menggunakan Ohmmeter, ukurlah tahanan antara


terminal 1 dan 2 (Tahanan : 0,2 0,3 pada 20 C (68 F) ). Bila harga
tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi gantilah fuel pump dan/atau
kabelnya.

Gambar 2.13 Mengukur tahanan Connector Fuel Pump

Periksa bekerjanya fuel pump. Hubungkan kabel positip (+)


dari baterai ke terminal 1 pada konector dan kabel (-) ke terminal 2,
periksa bahwa fuel pump bekerja.

Gambar 2.14 Pemeriksaan Kerja Fuel Pump

Catatan :

Test ini harus dilaksanakan dengan cepat (antara 10 detik) untuk


mencegah agar coil tidak terbakar.

Tempatkan fuel pump sejauh mungkin dengan baterai

Lakukan penyambungan/pemutusan arus pada sisi baterai.

Bila fuel pump tidak bekerja sesuai dengan spesifikasi, gantilah fuel
pump dengan yang baru/atau kabelnya.
Sambungkan kembali konektor fuel pump.
(4)

Prosedur Pemeriksaan Injektor pada kendaraan


Pemeriksaan kerja Injektor
Pada saat mesin hidup atau start, gunakan soundscope untuk
memeriksa adanya suara kerja normal sesuai dengan putaran
mesin.
Bila tidak tersedian soundscoope, pemeriksaan bekerjanya injector
dapat dilakukan dengan jari tangan.
Bila tidak terdengar suara atau terdengar suara yang tidak biasa,
periksalah sambungan kabel, injector atau sinyal injeksi dari ECU.

Gambar 2.15 Pemeriksaan kerja Ijektor Dengan Sound Scope

Pemeriksaan Tahanan Injektor


Lepaskan konektor injector
Dengan menggunakan ohmmeter, ukurlah tahanan antara tiap
terminal injector. (Tahanan : 13,4 14,2 pada 20C (68 F)).

Gambar 2.16 Pemeriksaan Tahan Injetor


Bila harga tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi gantilah injector.
Pasangkan kembali konektor injector.
(5)

Prosedur Pemeriksaan Throttle Body pada kendaraan


Pemeriksaan Throttle Body

Gambar 2.17 Pemeriksaan Throttle Body


Periksa bahwa Throttle Link dapat bergerak dengan lembut
Periksa Vakum pada setiap titik

Start mesin

Periksa vakum dengan menggunakan jari


Nama
Port
P

Posisi Idle
Tdk ada
Vakum

Selain Idle
Ada Vakum

Pemeriksaan Throttle Position Sensor

Gambar 2.18 Pemeriksaan Throttle Position Sensor


Lepaskan konektor untuk Throttle position sensor.
Dengan menggunakan ohmmeter, periksa tahanan antara setiap
terminal.
Celah antara lever dan
stopper screw
0 mm (0 in)
Throttle valve terbuka
penuh

Antara
terminal
VTA E2

0,2 5,7 k

VTA E2

0,2 10,2 k

VC E2

2,5 5,9 k

Tahanan

Pasangkan kembali konektor untuk Throttle Position Sensor

(6)

Pemeriksaan kerja Idle Speed Control (ISC) Valve Pada


Kendaraan
Pemeriksaan kerja Idle Speed Control (ISC) Valve Pada

Kendaraan

Gamabar 2.19 Pemeriksaan Idle Speed Control


Kondisi awal
Dengan menggunakan SST, hubungkan terminal TE 1 dan E 1 pada
check konektor.
Setelah putaran mesin dipertahankan pada 1000 1500 rpm
selama 5 detik, periksa bahwa mesin dapat kembali ke putaran idle.
Bila putaran mesin tidak sesuai dengan spesifikasi, periksa ISC
valve, kabel-kabel dan ECU.
Lepas SST dari check conector.

(7)

Pemeriksaan Efi Main Relay

Lepaskan EFI Main Relay

Gamabr 2.20 Pemeriksaan EFI Main Relay

Periksa hubungan EFI Main Relay


Dengan menggunakan Ohmmeter, periksa adanya hubungan
antara terminal 1 dan 2. (Bila tidak ada hubungan gantilah relay)
Periksa bahwa tidak ada hubungan antara terminal 3 dan 5. ( Bila
tidak ada hubungan, gantilah relay).

Gamabr 2.21 Memeriksa Hubungan EFI Main Relay


Periksa bekerjanya EFI Main Relay
Berikan tegangan baterai antara terminal 1 dan 2
Dengan menggunakan Ohmmeter, periksa bahwa ada hubungan
antara terminal 3 dan 5. (Bila tidak ada hubungan, gantilah relay)
Pasangkan kembali EFI Main Relay

Gamabr 2.22 Pemeriksaan kerja EFI Main Relay


(8)

Pemeriksaan Circuit Opening Relay

Lepaskan Circuit Opening Relay

Gamabr 2.23 Melepas Circuit Opening Relay

Periksa hubungan Circuit Opening Relay:

Gambar 2.24 Memeriksa Circuit Opening Relay


Dengan menggunakan ohmmeter, periksa bahwa terdapat
hubungan antara terminal 1 dan 2. (Bila tidak ada hubungan,
gantilah relay)
Periksa bahwa tidak ada hubungan antara terminal 3 dan 5. (Bila
terdapat hubungan, gantilah relay)
Periksa bekerjanya Circuit Opening Relay

Gambar 2.25 Memeriksa Kerja Circuit Opening Relay


Berikan tegangan baterai antara terminal 1 dan 2.
Dengan menggunakan ohmmeter, periksa bahwa terdapat
hubungan antara terminal 3 dan 5. (Bila tidak ada hubungan,
gantilah relay).

Pasangkan kembali Circuit Opening Relay


(9)

Pemeriksaan Water Temperature Sensor

Kuras air pendingin mesin

Lepaskan water temterature sensor

Gambar 2.26 Melepas Water Temperature Sensor


Lepaskan konektor untuk water temperature sensor
Dengan menggunakan kunci socket 10 mm, lepaskan water
temperature sensor dan gasketnya.
Periksa water temterature sensor
Dengan menggunakan ohmmeter, ukurlah tahanan antara
terminalnya. (Spesifikasi tahanan lihat grafik). Bila harga tahanan tidak
sesuai dengan spesifikasi, gantilah water temperature sensor.

Gambar 2.27 Memeriksa water temterature sensor


Pasangkan kembali water temterature sensor
Dengan menggunakan kunci socket 10 mm, pasangkan kembali
water temperature sensor dengan gasket baru. (Momen
kekencangan : 35 N-m (350 kgf-cm, 28 ft-ldf)

Hubungkan kembali konektor untuk water temperature sensor.


Isilah kembali air pendingin mesin
(10)

Pemeriksaan Intake Air Temperature Sensor

Lepaskan Intake Air Temperature Sensor

Gambar 2.28 Melepas Intake Air Temperature Sensor


Periksa tahanan Intake Air Temperature Sensor, dengan menggunakan
ohmmeter, ukurlah tahanan antara terminalnya. (Spesifikasi Tahanan :
Lihat grafik). Bila tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi, gantilah
sensor.
Pasangkan kembali Intake Air Temperature Sensor.\

Gambar 2.29 Memeriksa Intake Air Temperature Sensor.


(c)

Memeriksa dan menghilangkan kode diagnosa


(1)

Pemeriksaan Lampu Check Engine

Gamabar 2.30 Pemeriksaan Lampu Check Engine


Lampu check engine harus ON bila kunci kontak diputar ke posisi ON
(mesin dalam keadaan mati).
Setelah mesin hidup, lampu check engine harus mati. Bila masih
menyala, menunjukkan system diagnosa mengindera kerusakan atau
ketidak normalan dalam system diagnosa
(2)

Menampilkan kode Diagnosa


Normal Mode (Untuk mengeluarkan kode diagnosa, lakukan sebagai
berikut :
Kondisi awal :
Tegangan baterai 11 V atau lebih tinggi.
Katup Throttle menutup penuh (titik kontak adle menutup)
Transmisi pada posisi N
Semua perlengkapan kelistrikan dimatikan.

Gambar 2.31 Check connector


Putar Kunci kontak ke ON. Jangan menghidupkan mesin.
Menggunakan SST, hubungkan terminal T atau TE 1 dengan E 1
pada check konektor atau TDCL

Gambar 2.32 Check connector


Bacalah kode diagnosa yang ditunjukkan oleh jumlah kedipan
lampu check engine.

Gambar 2.33 Pemeriksaan Lampu Check Engine


Kode Diagnosa
Indikasi kode normal
Lampu akan mengedip on dan of dua kali perdetik

Gambar 2.34 Kode Diagnosa Normal


Indikasi kode malfunction
Sebagai contoh, pola kedipan untuk kode 12 dan 13 ditujukan pada
gambar sebelah kiri. Lampu akan off untuk saat yang lebih lama
sebagai berikut :

Gamabar 2.35 Kode Diagnosa Tidak Normal


Sekali diantara digit pertama dan kedua untuk kode yang sama,
1,5 detik.
Sekali diantara satu kode ke kode berikutnya, 2,5 detik.
Sekali diantara seluruh kode kerusakan, 4,5 detik.
Setelah memeriksa kode diagnosa, lepas SST dan check conector atau
TDCL.

Gamabar 2.36 melepas SST dan check conector atau TDCL

DIAGNISIS CODE TABLE ( EJ DE , HC E )

Gambar 2.37 Tabel Kode Diagnosa

Anda mungkin juga menyukai