Anda di halaman 1dari 9

PNEUMONIA DAN DIPTHERI

BATASAN :
#. Pneumonia adalah Suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing ( FKUI ).
#. Pneumonia adalah Radang parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia
dibagi menjadi pneumonia laboris, pneumonia lobularis, bronkopneumonia &
pneumonia interstisialis. ( Makmuri MS )
#. Pneumonia adalah Suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya
konsolidasi exudat yang mengisi alveoli dan bronchiolus ( Axton )

KLASIFIKASI :
#. Anatomi :
Pneumonia Lobaris
Pneumonia Lobularis ( Bronkopneumonia )
Pneumonia Interstisialis ( Bronkiolitis )

ETIOLOGI :
Bakteri
Virus
Jamur
Aspirasi

PATOFISIOLOGI :
NORMAL
( Sist. Pertahanan )

Terganggu

Organisme sal nafas bag bawah

Virus
Merusak sel epitel bersilia,

Pneumokokus
Alveoli

Stapilokokus
Toksin, Coagulase

sel goblet

Kuman patogen mencapai


bron kioli terminalis
terminalis

Eksudat masuk
ke Alveoli

Trombus

Cairan edema + leukosit


ke alveoli

Sel darah merah,


leukosit, pneumokokus
mengisi alvioli

Permukaan
pleura tertutup
lapisan tebal
eksudat.

Konsilidasi Paru

Leukosit + Fibrin

Trombus Vena

Mengalami konsolidasi
Kapasitas Vital,
Compliance menurun

Lekosit lisis

Pulmonalis
NekrosisHemoragik
Abses,
Pneumatocele.

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. IDENTITAS :
Sering terjadi pada bayi & anak
Banyak

< 3 tahun

Kematian

terbanyak bayi < 2 bl

2. KELUHAN UTAMA :
Sesak napas
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa hari, kemudian
mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala / dada ( anak besar ) kadangkadang pada anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi addomen dan
kaku kuduk. Timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun.
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan aras.
5. NUTRISI / CAIRAN :
Nafsu makan / minum menurun, mual, muntah, kembung, turgor jelek, kulit
kering.
6. PEMERIKSAAN FISIK :
INSPEKSI :
Adanya PCH
Adanya tachipne, dyspnea
Sianosis sirkumoral
Distensi abdomen
Batuk : Non produktif produktif.
Nyeri dada
PALPASI :
Fremitus raba meningkat disisi yang sakit
Hati mungkin membesar
PERKUSI :
Suara redup pada paru yang sakit
AUSKULTASI
Rankhi halus Rankhi basah
Tachicardia

NURSING DIAGNOSIS
A.

PRIMARY NURSING DIAGNOSIS


Ketidak efektifan pola nafas b/d infeksi paru
Aadefisit volume cairan b/d Respiratory distress, penurunan intake cairan.

B.

RELATED NURSING DIAGNOSIS


Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d respiratory distress,
anoreksia, vomiting, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap
infeksi.
Perubahan rasa nyaman d/b Respiratory distress, lethargy, penurunan
intake cairan dan makanan, demam.
Kecemasan : anak b/d hospitalisasi, respiratory distress.

C.

NURSING CARE PLAN.


Ketidak efektifan pola nafas b/d infeksi paru-paru.
Tujuan :
Anak akan menunjukkan pola nafas yang efektif
Kreteria :

RR dbn, suara nafas bersih, suhu dbn

Tidak ditemukan : batuk, PCH , Retraksi, Sianosis.

Jumlah sel darah putih

Rongsent dada bersih

Saturasi oksigen 85 % - 100 %.

Intervensi Keperawatan :
1. Obs ; RR, suhu, suara naafas
2. Lakukan fioterapi dada kerjakan sesuai jadwal
3. Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai indikasi
4. Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji dan catat
Suhu tubuh
intake dan output
Tanda / gejala kekurangan cairan

Bj urine
2. Lakukan perawatan mulut
3. Beri cairan sesuai advis
4. Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam :
Monitoring intake dan output
Mengenali tanda dan gejala kekurangan cairan
5. Ciptakan situasi / area yang nyaman
6. Lakukan suction bila perlu
7. Periksa dan catat hasil X Ray dada
8. Obs. Saturasi oksigen
9. Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dlm :
Fisioterapi dada
Pemberian obat-obatan
Mengenali tanda / gejala ketidak efektifan pola nafas
10. Ciptakan situasi / area yang nyaman
Defisit volume cairan b/d Respiratory distress, penurunan intake cairan, demam
Tujuan :
Anak akan menunjukkan volume cairan yang adekuat.
Kriteria :
Intake cairan adequat, iv dan atau oral
Tidak adanya lethargi, muntah, diare
Suhu tubuh normal, mukosa membran lembab
Turgor kulit kembali cepat
Urine output normal, Bj urine normal
ANTIBIOTIKA ( Lab / UPF IKA, 1994 : 234 )
Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotika
Pada Px yang dirawat inap ( peny. Berat ) harus segera diberi antibiotika
Pemilihan jenis antibiotika didasarkan atas umur, ku Px, dugaan kuman
Penyebab :
Umur 3 bulan 5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh streptokokus
pneumonia, hemofilus influenza atau stafilokokus. Pada umumnya tidak dapat
diketahui kuman penyebabnya, maka secara praktis dipakai :
Kombinasi :
PP 50.000 100.000 KI / Kg / 24 jam, IM, 1 2 x / hari dan Kloramfenikol 50
100 mg / kg / 24 jam IV / oral, 4 x / hari
Atau kombinasi :
Ampisilin 50 100 mg / kg / 24 jam IM / IV, 4 x / hari dan Kloksasilin 50 mg /
kg / 24 jam IM / IV, 4 x / sehari
Atau Kombinasi :
Eritromisin 50 mg / kg kloramfenikol ( dosis sda )
Bila ada alergi terhadap penisilin
Umur < 3 bulan, biasanya disebabkan oleh Streptokokus pneumonia, Stafilokokus
Kombinasi :

PP ( dosis sda ) dan Gentamisin 5 7 mg / kg / 24 jam IM / IV, 2 3 x / hari


Atau Kombinasi :
Kloksasilin ( dosis sda ) dan Gentamisin ( dosis sda ).
Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak > 3 bulan dengan malnutrisi berat
atau Px immuno compromized
Anak-anak > 5 tahun yang non toksit biasanya disebabkan oleh Steptokokus
pneumonia
PP Im atau
Fenoksimetilpenisilin 25.000 50.000 KI / kg / 24 jam oral, 4 x / hari
atau
Eritromisin ( dosis sda ) atau
Kotrimoksazol 6 / 30 mg / kg /24 jam oral, 2 x / hari

DIPHTHERIA
1. DEFINISI :
Suatu infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh coryne bacterium
diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau
mukosa
2. ETIOLOGI :
Corynebacterium diphtheriae
3. PATOGENESA

:
Kuman
Kulit / mukosa sal nafas atas

Memproduksi toksin
Penyebaran toksin

Lokal
Menghambat
pembentukan protein
Sel mati

Respon inflamasi
lokal

Seluruh tubuh
Jantung
Nekrosis toksik
& degenerasi
hialin
Miokarditis

Syaraf
Neuritis toksik dgn
degenerasi
lemak pada
selaput mielin

Ginjal
Tampak per
darahan
adrena dan
nekrosis
tubuler akut

Pseudomembran
( Eksudat fibrin,
sel radang,
eritrosit, sel-sel
epitel )

( Edema kongesti,
infiltrasi sel mono
nuklear pada serat
otot & sist. konduksi

Menyumbat jalan
nafas
Gangguan pernafasan

NCP :
1. PENGKAJIAN
a) Identitas
b) Rps
c)
d)
e)
f)

:
: 80 % terjadi pada umur < 15 th
: Demam tidak terlalu tinggi badan lesu, nyeri kepala,
Anorexia, pilek ?, sesak napas ?, suara serak ?, nyeri
menelan.
Rpd
: Infeksi saluran nafas ?
Riwayat kontak dengan keluarga ?
Riwayat imunisasi DPT / DT ?
Riwayat sosial ekonomi
- Overcrowding ?
- Status nutrisi ?

PEMERIKSAAN FISIK :

a. Pada diptheria tonsil - faring


- Malaise
- Suhu tubuh < 38,9 c
- Pseudomembran ( putih kelabu ) melekat dan menutup tonsil dan
dinding faring
- Bulneck
b.
c.
-

Diptheriae laring
Stridor
Suara parau
Batuk kering
Pada obstruksi laring yang berat terdpt retraksi suprasternal, sub costal dan
supraclavicular

Diptheriae hidung
Pilek ringan
Sekret hidung serosanguinus mukopurulen
Lecet pada nares dan bibir atas
Membran putih pada septum nasi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan oksigen berhubungan dengan penumpukan
pseudomembran pada jalan nafas.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri telan,


anoreksia.
3. Resiko terjadi komplikasi obstruksi jalan nafas, miokarditis
berhubungan dengan efek eksotoksin.
DIAGNOSA 1
Tujuan
: Pola nafas normal
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
5.

Atur posisi ekstensi


Berikan oksigen 2 4 liter/menit
Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
Bila sesak bertambah puasakan
Jaga kelembaban udara dengan menggunakan nebulizer.

DIAGNOSA 2
Tujuan
: Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi :
1. Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
2. Beri diit TKTP sesuai kondisi.
Hari I
: bubur halus
Beslag hilang
: bubur kasar
Keluhan kurang
: makanan biasa
3. Libatkan orang tua
4. Sedikit tapi sering
5. Timbang BB setiap hari

DIAGNOSA 3
Tujuan
: Tidak terjadi komplikasi
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
5.

Observasi tanda-tanda obstruksi jalan nafas, tanda-tanda vital minimal 2 jam.


Berikan istirahat mutlak 10 14 hari
Lakukan pemeriksaan ECG sesuai advis
Kolaborasi pemberian ADS sedini mungkin
Kolaborasi pemberian terapi antibiotika sesuai advis.

CARA PEMBERIAN ADS


1. TEST ADS
ADS 0,05 CC murni dioplos dengan aquades 1 CC.
Diberikan 0,05 CC intracutan
Tunggu 15 menit indurasi dengan garis tengah 1 cm (+)

2. CARA PEMBERIAN
-

Test Positif BESREDKA


Test Negatif secara DRIP/IV

Drip/IV
200 CC cairan D5% 0,225 salin. Ditambah ADS sesuai kebutuhan.

Diberikan selama 4 sampai 6 jam observasi gejala cardinal.

Anda mungkin juga menyukai