OLEH:
Meliani
Budi bakti wijaya
Siti nurhayati
Selamet nurjaman
Retno wijoyo
Frilian erik jayadi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tujan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawata pada klien
dengan kasus kehamilan ektopik terganggu.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat mengerti mengenai pengkajian yang dialakukan pada klien
dengan kehamilan ektopik terganggu
b. Mahasiswa dapat mengerti dan mampu menentukan diagnosa keperawatan pada
klien dengan kehamilan ektopik terganggu
c. Mahasiswa dapat mengerti mengenai intervensi atau perencanaan pada klien
dengan kehamilan ektopik terganggu
d. Mahasiswa dapat mengerti mengenai implementasi yang dialakukan pada klien
dengan Kehamilan Ektopik Terganggu
e. Mahasiswa dapat mengerti mengenai evaluasi yang dialakukan pada klien dengan
Kehamilan Ektopik Terganggu
1.3.
Rumusan permasalahan
Berdasakna latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya
yang diambil adalah :
Bagaimana Aplikasi Proses keperawatan pada Ny. R dengan diagnosa medis
kehamilan ektopik terganggu di ruang delima (nifas) RSUD kelas B cianjur.
1.4.
Kegunaan
Dengan disusunnya laporan ini diharapkan bisa berguna Sebagai tambahan ilmu,
wawasan dan pengetahuan yang luas dalam upaya penanggulangan kehamilan ektopik
terganggu.
1.5.
Sistematika penulisan
1. Sistematika penulisan pada laporan ini yaitu :
2. BAB I pendahuluan
3. BAB II Tujuan Teoritis
4. BAB III tinjauan kasus
5. BAB IV pembahasan.
6. BAB V penutup.
BAB II
Tujuan Teoritis
2.1.
Pengertian
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang dibuahi melekat pada sembarang
jaringan selain lapisan uterus. (Brenda & Suzanne, 2001: 1530).
Kehamilan ektopik terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh
di luar endometrium kavum uteri. (Prawirohardjo, 2006: 323).
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan di mana ovum yang telah
dibuahi sperma mengalami implantasi dan tumbuh di tempat yang tidak
semestinya dan bukan di dalam endometrium kavum uteri. Istilah kehamilan
ektopik lebih tepat digunakan daripada istilah kehamilan ekstrauterin, karena
terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang terjadi di dalam uterus tetapi
tidak pada tempat yang normal seperti kehamilan yang terjadi pada pars
interstitialis tuba dan serviks uteri (Prawirohardjo, 2005: 250).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan abnormal yang terjadi di luar rongga
rahim, janin tidak dapat bertahan hidup dan sering tidak berkembang sama sekali.
Jadi, kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan di mana ovum yang telah
dibuahi sperma tumbuh di tempat lain selain uterus.
2.1.2
Klasifikasi
Menurut Sarwono Prawirohardjo, lokasinya kehamilan ektopik dapat dibagi
dalam beberapa golongan :
1. Tuba Fallopii
a) Pars-interstisialis
b) Isthmus
c) Ampula
d) Infundibulum
e) Fimbrae
2. Uterus
a) Kanalis servikalis
b) Divertikulum
c) Kornua
d) Tanduk rudimenter
3. Ovarium
4. Intraligamenter
5. Abdominal
a) Primer
b) Sekunder
6. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus .
2.1.3
Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di
bagian ampulla tuba, dan dalam perjalanan ke uterus telur mengalami hambatan
sehingga pada saat nidasi masih di tuba, atau nidasinya di tuba dipermudah.
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut:
1. Faktor dalam lumen tuba:
a. Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan endosalping, sehingga
lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntu;
b. Pada hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk dan hal ini
sering disertai gangguan fungsi silia endosalping;
c. Operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi
sebab lumen tuba menyempit.
2. Faktor pada dinding tuba:
a. Endometriosis tuba dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi
dalam tuba;
b. Divertikel tuba kongenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan
telur yang dibuahi di tempat itu.
3. Faktor di luar dinding tuba:
a. Perlekatan peritubal dengan distorsi
dapat
Anatomi fisiologi
2.1.5
Faktor resiko
2.1.6
Patofisiologi
Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang terjadi di
kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumnar atau interkolumnar. Pada
nidasi secara kolumnar telur bernidasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping.
Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan
biasanya telur mati secara dini dan direabsorbsi. Pada nidasi interkolumnar, telur
bernidasi antara dua jonjot endosalping. Setelah tempat nidasi tertutup maka ovum
dipisahkan dari lumen oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan
dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba malahan
kadang-kadang sulit dilihat vili khorealis menembus endosalping dan masuk
kedalam otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah.
Perkembangan janin selanjutnya tergantung dari beberapa faktor, yaitu; tempat
implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh
invasi trofoblas.
Di bawah pengaruh hormon esterogen dan progesteron dari korpus luteum
graviditi dan tropoblas, uterus menjadi besar dan lembek, endometrium dapat
berubah menjadi desidua
(4)
pada
umur
kehamilan
antara
sampai10minggu.
Manifestasi klinis
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2005: 328-330), gambaran klinik dari
kehamilan ektopik sebagai berikut:
Gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas, dan
penderita maupun dokternya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan,
sampai terjadinya abortus tuba atau ruptur tuba. Pada umumnya, penderita
menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda, dan mungkin merasa nyeri sedikit di
perut bagian bawah yang tidak seberapa dihiraukan. Pada pemeriksaan vaginal
uterus membesar dan lembek, walaupun mungkin tidak sebesar tuanya kehamilan.
Tuba yang mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada
pemeriksaan bimanual.
Gejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda; dari
perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala
yang tidak jelas, sehingga sukar membuat diagnosisnya. Gejala dan tanda
bergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba,
tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi, dan keadaan umum penderita
sebelum hamil.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada
ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya
disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk ke
dalam syok. Biasanya pada abortus tuba nyeri tidak seberapa hebat dan tidak terus
menerus. Rasa nyeri mula-mula terdapat pada satu sisi; tetapi, setelah darah masuk
ke dalam rongga perut, rasa nyeri menjalar ke bagian tengah atau ke seluruh perut
bawah. Darah dalam rongga perut dapat merangsang diafragma, sehingga
menyebabkan
nyeri
bahu
dan
bila
membentuk
hematokel
retrouterina,
kadang uterus teraba sedikit membesar dengan di sebelahnya suatu adnex tumor,
tetapi biasanya sulit karena dinding abdomen tegang.
b.
Gambaran klinik ini lebih sering ditemukan dan biasanya berhubungan dengan
abortus tuba atau yang terjadi perlahan-lahan. Setelah haid terlambat beberapa
minggu, penderita mengeluh rasa nyeri yang tidak terus-menerus di perut bagian
bawah; kadang-kadang rasa nyeri ini dapat hebat pula. Dengan adanya darah dalam
rongga perut, rasa nyeri menetap. Tanda-tanda anemia menjadi nyata karena
perdarahan yang berulang. Mula-mula perut masih lembek, tetapi kemudian dapat
mengembang karena terjadi ileus parsialis. Di sebelah uterus terdapat tumor
(hematosalping) yang kadang-kadang menjadi satu dengan hematokel retrouterina.
Dengan adanya hematokel retrouterina, kavum Douglas sangat menonjol dan nyeri
raba; pergerakan serviks juga menyebabkan rasa nyeri. Selain itu, penderita
mengeluh rasa penuh di daerah rektum dan merasa tenesmus. Setelah seminggu
merasa nyeri, biasanya terjadi perdarahan dari uterus dengan kadang-kadang
disertai oleh pengeluaran jaringan desidua.
2.1.8
penatalaksanaan
1. Medis (operasi)
a. Tubektomi
Dalam pembedahan yang disebut tubektomi, kedua saluran tuba falopi yang
menghubungkan ovarium dan rahim (uterus) tersebut dipotong dan ujungujungnya ditutup dengan cincin atau dibakar (kauter). Metode lain yang
tidak melakukan pemotongan adalah dengan mengikat atau menjepit
saluran tuba falopi (tubal ring/tubal clip). Hal ini menyebabkan sel telur
tidak dapat terjangkau sperma. Pembedahan biasanya dilakukan dengan
pembiusan umum atau lokal (spinal/epidural). Dokter dapat menggunakan
alat bantu berupa teleskop khusus yang disebut laparoskop. Teleskop
berupa pipa kecil bercahaya dan berkamera ini dimasukkan melalui sebuah
sayatan kecil di perut untuk menentukan lokasi tuba falopi. Sebuah sayatan
lainnya kemudian dibuat untuk memasukkan alat pemotong tuba falopi
Anda. Biasanya, ujung-ujung tuba falopi kemudian ditutup dengan jepitan.
Cara yang lebih tradisional yang disebut laparotomi tidak menggunakan
teleskop dan membutuhkan sayatan yang lebih besar.
b. Laparatomi
Laparotomi eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingoovarektomi) atau insisi longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan
pemencetan agar kantung kehamilan keluar dari luka insisi dan kemudian
luka insisi dijahit kembali.
c. Laparoskopi
Laparoskop yaitu untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan
insisi pada tepi superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.
d. Tanfusi darah
Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan tranfusi,
jika
Pengkajian
: bibir pucat
: hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris
: terdapat pembesaran abdomen
: terdapat perdarahan pervaginam
: dingin
: uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK, nyeri
5. Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris
kanan dan kiri.
2.2.2.
DIAGNOSA
rupture
tuba
falopi,
perdarahan
intraperitoneal.
3. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman tidak
mengenal sumber-sumber informasi.
4. Ansietas yang berhubungan dengan kritisituasi, ancaman yang dirasakan dari
kesejahteraan maternal yang ditandai dengan pasien mengatakan sulit tidur.
Diagnosa
Keperawatan
Devisit volume
cairan yang
berhubungan
dengan ruptur
pada lokasi
implantasi
sebagai.
Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama x 24
jam,
dihaprapkan
menunjukan
kestabilan/
perbaikan
keseimbangn
cairan dengan
kriteria hasil:
1. tanda-tanda
vital yang
stabil
2. pengisian
kapiler cepat
3. sensorium
tepat
4. serta
frekuensi
Intervensi
1. Lakukan pendekatan
2.
3.
4.
5.
6.
Rasional
lebih kooperatif
2. Pasien mengerti
3.
4.
5.
6.
tentang keadaan
dirinya dan lebih
kooperatif terhadap
tindakan
Parameter deteksi
dini adanya
komplikasi yang
terjadi.
Untuk mengetahui
kesaimbangan
cairan dalam tubuh
Melaksanakan
fungsi independent
Mengetahui kadar
Hb klien
sehubungan dengan
perdarahan
2.
Nyeri
berat jenis
urine
adekuat.
Setelah
berhubungan
dilakukan
mendiagnosis dan
dengan ruptur
tindakan
kontraksi uterus
mengatasi atau
tuba falopi,
keperawatan
perdarahan
selama
tekan abdomen
pervagina
jam,
x 24
terhadap kejadian.
kriteria hasil :
aktivitas untuk
menurunkan rasa
TTV Normal
Klien dapat
relaksasi.
merasa
menunjukan
raut muka
dan nyeri.
-Dapat menurunkan
tingkat ansietas.
Meningkatkan
kenyamanan
memahami
tidak
ketidaknyamanan
Berikan lingkungan
nyeri dengan
kesakitan dan
memperberat
respon emosional
mengurangi nyeri.
- Ansietas terhadap
dihaprapkan
-Membantu untuk
operatif.
Siapkan untuk
prosedur bedah bila
terdapat indikasi.
kesakitan.
3.
Kurangnya
Setelah
1. Menjelaskan
pengetahuan yang
dilakukan
tindakan dan
informasi,
berhubungan
tindakan
rasional yang
menjelaskan
dengan kurang
keperawatan
ditentukan untuk
kesalahan
pemahaman atau
selama
kondisi
konsep pikiran
tidak mengenal
jam,
hemoragia.
2. Berikan
ibu mengenai
x 24
1. Memberikan
sumber-sumber
dihaprapkan ibu
kesempatan bagi
prosedur yang
informasi
berpartisipasi
ibu untuk
akan dilakukan,
dalam proses
mengajukan
dan
belajar,
pertanyaan dan
menurunkan
mengungkapkan
mengungkapkan
stres yang
dalam istilah
sederhana,
mengenai
patofisiologi dan
implikasi klinis.
kesalah konsep.
3. Diskusikan
kemungkinan
implikasi jangka
ependek pada ibu/
berhubungan
dengan
prosedur yang
diberikan
2. Memberikan
janin dari
klasifikasi dari
keadaan
konsep yang
pendarahan.
salah,
4. Tinjau ulang
implikasi jangka
5. panjang terhadap
situasi yang
memerlukan
evaluasi dan
tindakan
tambahan.
identifikasi
masalahmasalah dan
kesempatan
untuk memulai
mengembangka
n ketrampilan
penyesuaian
(koping).
3. Memberikan
informasi
tentang
kemungkinan
komplikasi dan
meningkatkan
harapan realita
dan kerja sama
dengan aturan
tindakan.
4. Ibu dengan
kehamilan
ektropik dapat
memahami
kesulitan
mempertahanka
n setelah
pengangkatan
tuba/ ovarium
yang sakit.
nyeri, berkurang ketika klien berbaring.nyeri dirasakan pada bagian perut saja,
skala nyeri yaitu pada angka 6 dari 0 11.
5. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengaku tidak pernah mengalami gangguan saat masa kehamilan, dan klien
tidak memiliki penyakit infeksi dan juga penyakit genetik.
6. Riwayat obstetri ginekologi
a. Riwayat ginekologi
1) Riwayat perkawinan
a) Usia waktu nikah
= 17 tahun
b) Pernikahan
= pertama
c) Jarak pernikahan dan kehamilan
= 5 tahun
2) Riwayat KB
a) Alat kontrasepsi = klien mengatakan menggunakan alat kontrasepsi
suntik 3 bulan sebelum memiliki anak pertama, dan setelah memiliki
anak pertama klien menggunakan alat kontrasepsi pil.
b) Berapa lama digunakan = alat kontrasepsi suntik 3 bulan digunakan
selama 2 tahun, setelah itu klien memiliki anak pertama dan klien
menggunakan alat kontrasepsi pil sampai sekarang.
c) Alasan penggunaan : klien merasa cocok dengan alat kontrasepsi
d) Anjuran pemilihan : klien mengaku memilih sendiri untuk pemakaian
alat kontrasepsi tersebut
e) Keluhan selama penggunaan : klien mengaku tidak ada keluhan
selama pemakaian alat kontrasepsi yang klien pilih yaitu suntik 3
bulan dan pil.
b. Riwayat obstetri
ke
ANC
2002 4 kali
2007 6 kali
TT
2 kali
persalinan
nifas
keluhan
jeni
s
penolong
tempat
penyulit
tidak ada
paraji
dirumah
tidak ada
keluhan
paraji
dirumah
penyulit
lahi
r
lahi
r
lahi
r
keluhan
tidak
ada
keluhan
d) Masturitas
7. Data Biologis
No
.
1
Jenis makanan
Nutrisi
Makan
Pantangan
Minum
Jenis minum
Elimunasi
BAB
Warna
Konsitensi
BAK
Warna
Keluhan
Istirahat dan tidur
Siang hari
Gangguan
Malam hari
Gangguan
5.
Personal hygiene
Mandi
Gosok gigi
Keramas
Pola dirumah
2x/hari
Tidak ada
5 gelas/hari
Air putih
3x/hari
Tidak ada
3 gelas/hari
Air putih
1x/hari
Kuning
Berbentuk
5x/hari
Kunung jernih
Tidak ada keluhan
1x/hari
1x/hari
Belum pernah keramas
6.
7.
Pola seksual dan masalah yang dihadapi : klien menolak untuk dikaji.
: Compos Mentis
Respon
Buka mata
Nilai
4
Motorik
Verbal
Menurut dari hasil GCS
5
dengan nilai 15 menunjukan kesadaran klien adalah
: 153 cm
Tekanan darah
: 120/90 mmHg
Respirasi
: 18x/mnt
Nadi
: 90x/mnt
Suhu
: 36.8oC
3. Sistem pengihatan
anemis, sklera
anikterik, tidak ada nyeri tekan yang terasa didaerah mata saat ditekan, reaksi pupil
isokhor.
4. Sistem pendengaran : bentuk telingan simetris, tidak ada kotoran pada sistem
pendengaran tidak ada nyeri tekan pada daerah sistem pendengaran saat dilakukan
tekanan, fungsi pendengaran baik.
5. Sistem cardiovasculer
menggunakan otot bantu atau tidak terdapat retraksi dinding dada , tidak terdengar
ronchi di apeks paru kanan dan kiri, perkusi sonor.
7. Sistem pencernaan : bentuk perut sedikit besar, ada nyeri tekan epigastrium dan
pada perut bagian bawah tepat pada bagian uterus, bising usus positif, DJJ negatif,
8. Sistem muskuloskeletal
pengkajian pada ekstermitas atas terpasang infus dengan cairan RL 20 tpm. tidak ada
kelainan, refleks patela +/+, kekuatan otot :
5 5
5 5
9. Sistem Perkemihan : vesica urinaria teraba kosong, tidak ada nyeri tekan pada
vesica urinaria,
10. Sistem Reproduksi : sistem reproduksi tidak dikaji, klien mengatakan terdapat
pengeluaran darah sedikit demi sedikit selama beberapa hari ini.
11. Sistem integumen
integumen klien pucat, tekstur kulit bagus, tidak ada oedema pada kulit, mukosa
bibir kering, turgon kulit kurang elastis.
12. Sistem endokrin
kelenjar tiroid
13. Sistem persyarafan
a. N 1 : klien dapat membedakan antara bau kulit jeruk dan kayu putih
b.
c. N 3 : klien dapat menggerakan bola matanya ke segala arah dan saaat di sinari
dengan menggunakan penlight, pupil dapat mengecil dan membesar ( isokor )
kelopak mata dapat membuka dan menutup
d. N 4 : klien dapat mengrgerakan bola mata ke bawah dalam
e. N 5 : klien dapat merasakan usapan tangan di pipi , reflekx mata saat di sentuh
dengan kapas masih responsif.
f. N 6 : pergerakan bola mata lateral
g. N 7 : klien dapat mengerutkan dahinya, mimik, mengangkat alis, menutup mata
masih normal, klien dapat menyengir, memonconcongkan bibirnya, klien dapat
memperlihatkan giginya.
h. N 8 : klien dapat mendengar dan menjawab pertanyaan pengkajin dalam jarak 12 m, serta klien dapat mendengar detikan jarum jam pada jarak 20 cm.
i. N 9 : klien dapat membuka mulut dan dapat mengatakan huruf A ,
pengecapan 1/3 posteerior lidah klien masih normal dan responsif
j. N 10 : bersamaan dengan pemeriksaan nervous 9
k. N 11 : klien dapat mengangkat pundaknya,klien dapat menoleh ke kanan dan
kiri.
l. N 12 : klien dapat berbicara dengan baik dan kalimat terdengar jelas,lidah
simetrris,klien dapat menjulurkan lidahnya ke berbagai sisi.
DATA PENUNJANG
1. USG
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan
Hemoglobin
Hasil
Nilai Rujukan
9,6
12-16
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-SD
PDW
MPV
37-47
4,2-5,4
4,8-10,8
150-450
80-94 FL
27-31 Pg
33-37
37-54 FL
9-14 FL
Limfosit
Monosit
Neutrofil
Eusofil
Basofil
9,6
4,1
85,0
1,5
0,3
26-36
4-8
40-70
1-3
<1
Analisa Data
Data Fokus
DS :
-
Klien mengatakan
Etiologi
Kehamilan Ektopik
Terganggu
mengalami
perdarahan
Post Operasi
pervagina sedikit-
sedikit.
Klien mengatakan
nyeri pada bagian
Luka operasi
(terputusnya kontinuitas
jaringan)
bawah perut,
DO :
-
Nyeri dipersepsikan
Masalah
Gangguan rasa nyaman
nyeri.
DS :
-
Perdarahan
Penurunan kadar hb
Kurangnya pengetahuan
Klien mengatakan
mengalami
perdarahan
pervagina sedikit-
sedikit.
Klien mengatakan
perdarahan sudah
beberapa hari ini.
DO :
-
TD : 120/90 mmHg
N : 86 x/Menit
R : 18 x/menit
S : 36,8 oC
Klien tampak pucat
Hb 7,8 mmHg
Klien mendapat
tranfusi prc 1 lbu
gol A
DS :
-
Klien mengaku
sumber informasi
minggu
klien mengaku tidak
megerti dengan
kondisi yang dia
alami
DO :
-
klien tampak
kebingungan dengan
kondisi penyakitnya
-
Dx.
Keperawatan
Hasil
Gangguan
Setelah dilakukan
Intervensi
-Observasi TTV
Rasio
-Sebagai gambaran
rasa nyaman
tindakan
nyeri
sabagian tanda
berhubungan
x 24 jam,
adanya penambahan
dengan luka
dihaprapkan nyeri
post operasi.
respon emosional
memahami cara
terhadap kejadian.
-
aktivitas untuk
TTV Normal
Klien dapat
menurunkan rasa
memahami cara
nyeri dengan
relaksasi
Klien tidak
merasa
mengatasi atau
Berikan lingkungan
hasil :
mendiagnosis dan
mengurangi nyeri.
- Ansietas terhadap
mengatasi nyeri
dengan kriteria
nyeri.
-Membantu untuk
metode relaksasi.
-
kesakitan dan
tidak
Meningkatkan
kenyamanan
menunjukan raut -
Siapkan untuk
muka kesakitan.
Penurunan
kadar Hb
berhubungan
dengan
perdarahan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
x 24 jam,
dihaprapkan
menunjukan
kestabilan/
perbaikan
keseimbangn cairan
dengan kriteria
hasil:
5. tanda-tanda vital
yang stabil
6. pengisian
kapiler cepat
7. sensorium tepat
8. serta frekuensi
berat jenis urine
adekuat.
3.
Kurangnya
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
pemahaman
atau tidak
mengenal
sumbersumber
informasi
Setelah dilakukan
terdapat indikasi.
1. Lakukan
pendekatan
kepada pasien
dan keluarga.
2. Memberikan
penjelasan
mengenai
kondisi pasien
saat ini.
3. Observasi TTV
dan observasi
tanda akut
abdoment.
4. Pantau input
dan output
cairan.
5. Lakukan
kolaborasi
dengan tim
medis untuk
penanganan
lebih lanjut.
6. Pemeriksa
kadar Hb.
1. Menjelaskan
1. Pasien dan
keluarga lebih
kooperatif
2. Pasien mengerti
tentang keadaan
dirinya dan lebih
kooperatif terhadap
tindakan
3. Parameter deteksi
dini adanya
komplikasi yang
terjadi.
4. Untuk mengetahui
kesaimbangan
cairan dalam tubuh
5. Melaksanakan
fungsi independent
6. Mengetahui kadar
Hb klien
sehubungan
dengan perdarahan
1. Memberikan
tindakan
tindakan dan
informasi,
keperawatan selama
rasional yang
menjelaskan
x 24 jam,
ditentukan
kesalahan
dihaprapkan ibu
untuk kondisi
konsep pikiran
hemoragia.
ibu mengenai
berpartisipasi dalam
proses belajar,
mengungkapkan
dalam istilah
sederhana,
mengenai
patofisiologi dan
implikasi klinis.
2. Berikan
kesempatan
bagi ibu untuk
mengajukan
pertanyaan dan
mengungkapkan
kesalah konsep.
3. Diskusikan
kemungkinan
prosedur yang
akan dilakukan,
dan
menurunkan
stres yang
berhubungan
dengan
prosedur yang
implikasi jangka
ependek pada
ibu/ janin dari
keadaan
pendarahan.
4. Tinjau ulang
implikasi jangka
5. panjang
terhadap situasi
yang
memerlukan
evaluasi dan
tindakan
tambahan.
diberikan
2. Memberikan
klasifikasi dari
konsep yang
salah,
identifikasi
masalahmasalah dan
kesempatan
untuk memulai
mengembangka
n ketrampilan
penyesuaian
(koping).
3. Memberikan
informasi
tentang
kemungkinan
komplikasi dan
meningkatkan
harapan realita
dan kerja sama
dengan aturan
tindakan.
4. Ibu dengan
kehamilan
ektropik dapat
memahami
kesulitan
mempertahanka
n setelah
pengangkatan
tuba/ ovarium
yang sakit.
Dx. Kep
Tindakan
Nyeri
-Mengkaji tanda-tanda
berhubungan
vital
-Menentukan sifat, lokasi
dengan luka
post oprasi
kontraksi uterus
abdomen
bawah
tekan abdomen
-Mengkaji stres psikologi
dan respon emosional
terhadap kejadian.
- Memberikan
Evaluasi
(S-O-A-P)
S : Klien mengatakan
nyeri pada bagian
bawah perut, nyeri
terasa setiap
malam.
O : - TTV
TD : 120/80
mmHg
N : 92 x/menit
R : 20 x/menit
lingkungan yang
S : 36,7 oC
meringis
untuk menurunkan
rasa nyeri dengan
-
metode relaksasi.
Memberikan obat pra
operatif.
Klien tampak
kesakitan
Setelah
dilakukan USG
dan dilakukan
pembedahan
tanggal 15 juni
2016.
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan.
Paraf
Lakukan pendekatan
kepada pasien dan
keluarga.
-
Memberikan
penjelasan mengenai
kondisi pasien saat
ini.
Melakukan Observasi
TTV dan observasi
cairan.
Melakukan
kolabirasidengan tim
medis lain
Memeriksa kadar HB
klien.
16-06-16
Penurunan HB
berhubungan
1. Mengkaji ttv
2. melakukan
pendarahan
3.
4.
5.
6.
pendekatan
kepada pasien dan
keluarga.
Memberikan
penjelasan
mengenai kondisi
pasien saat ini.
mengobservasi
TTV dan
observasi tanda
akut abdoment.
mengobservasi
input dan output
cairan.
melakukan
kolaborasi dengan
tim medis untuk
penanganan lebih
lanjut.
S : pasien mengatakan
merasa lemas.
O : - TTV
TD : 120/80
mmHg
N : 92 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,7 oC
-
klien tampak
pucat
CRT < 2 detik
Terpasang
tranfusi sel
darah merah
golongan A di
7. memeriksa kadar
tangan sebelah
Hb.
tangan.
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan :
-
Kaji TTV
Observasi
intake output
Memeriksa
kadar Hb
16-06-16
Kurangnya
1. Menjelaskan
S : - Klien
pengetahuan
tindakan dan
mengatakan tidak
berhubungan
rasional yang
tahu dengan
dengan kurang
ditentukan untuk
masalah yang
pemahaman
kondisi
sedang
hemoragia.
dialaminya.
atau tidak
mengenal
sumbersumber
informasi
2. memberikan
kesempatan bagi
ibu untuk
mengajukan
O : - Klien tamapak
gelisah
-
Klien tampak
lemas
TTV
pertanyaan dan
mengungkapkan
kesalah konsep.
3. mendiskusikan
kemungkinan
implikasi jangka
ependek pada ibu/
TD : 120/80
mmHg
N : 92 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,7 oC
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
memerlukan
evaluasi dan
kepada klien
tindakan
tambahan.
Beri penkes
dan keluarga
Jelaskan
kondisi klien
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang kelompok lakukan pada tanggal 14 juni 2016 diperoleh data
bahawa keluhan utama klien adalah nyeri pada bagian perut bawah, pada pemeriksaan fisik
ditemukan data nyeri
1. Nyeri
4.2 Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil kajian dan analisa data yang kelompok lakukan, makan muncul 1 priotitas
diagnosa keperawatan yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan........
Kelompok mengambil prioritas diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan perifer karena
berdasarkan analisa dan bukti dari keadaan umum klien serta hasil pemeriksaan lab terdapat
penyimpangan. Pada teori penyakit TBC Millier memang tidak ada diagnosa perfusi, tetapi
apabila ditinjau dari kegawat daruratan, Hb 7.0 merupakan suatu kondisi yang memerlukan
penangnan karena klien dengan keadaaan sesak nafas karena penyakit TBC disertai
penurunan kadar Hb akan memperparah kondisi klien akibat hipoksia karena transpoir
oksigen yang tidak adekuat.
4.3 Perencanaan
Perencanaan yang kelompok ambil berdasarkan dari rumusan diagnosa dan intervensi NIC
NOC
4.4 Implementasi
Implementasi yang kelompok lakukan sesuai dengan yang sudah di susun, untuk mengatasi
diagnosa 2 dan 3 sudah teratasi, akan tetapi untuk diagnosa 1 kelompok hanya melakukan
implementasi tidak semuanya karena untuk pemberian transfusi harus berdasarkan advis
dokter penanggung jawab. Akan tetapi dokter tidak menyarankan untuk melakukan transfusi
meskipun perawat dan mashasiswa telah merekomendasikan atau melaporkan kondisi klien
kepada dokter. Sehingga implementasi yang dilakukan hanya terbatas kepada implementasi
keperawatan tanpa kolaborasi.
4.5 Evaluasi
Masalah sudah teratasi sebagian terutama untuk diagnosa 2 dan 3, untuk diagnosa 1
kleompok dan perawat ruangan melakukan pendidikan kesehatan mengenai anemia dan
penangannanya di rumah melalui perbaikan nutrisi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1.
Kesimpulan
Dalam kasus NY. R beliu mengalami kehamilan ektopik terganggu yang mengakibatkan
terjadinya pendarahan pervagina selama beberapa hari sebelum masuk ke rumah sakit,
menderita TBC milier yang membuat ke 2 paru-parunya mengalami kerusakan yang kronis,
di sebabkan klien pada waktu dulu menderita TBC namun berhenti pengobatan selama 2
bulan. Ketika terasa amat sesak klien baru di bawa ke RS. Setelah melakukan asusahan
keperawatan selama 3 hari. Dengan diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan sirkulasi darah perifer
ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Akumulasi sekret
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd anoreksiaSetelah melakukan
asusahan keperawatan sesuai dgn diagnosa keperawatan, dan keadaan pasien dapat
membaik sampai dengan hari ke 3 pasien dapat pulang.
5.2.
Saran
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas PBK IV di RSUD kelas B
cianjur
Dalam makalah ini, menyajikan materi tentang asuhan keperawatan pada Ny. R
dengan diagnosa medis kehamilan ektopik terganggu diruang delima (NIFAS) RSUD
kelas B cianjur .
Dengan selesainya pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Konsep Dasar Manusia Davi Sundari dan pembimbing ruangan delima
(nifas) kurnia S,kep ners yang telah membimbing dan membantu dalam pembuatan tugas ini.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi di masa
yang akan datang khususnya di bidang pendidikan. Namun, Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan dengan
hati terbuka penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi sempurnanya makalah ini
Sukabumi, juli 2016
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
Daftar ISI..........................................................................................................
BAB I . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................
1.2 Tujan penulisan................................................................................
1.3 Rumusan permasalahan....................................................................
1.4 Kegunaan..........................................................................................
1.5 Sistematika penulisan.......................................................................
BAB II. Tujuan Teoritis
2.1...........................................................................................................Konsep dasar
Tuberkulosa Paru..............................................................................
2.1.1............................................................................................Pengertian
2.1.2............................................................................................Klasifikasi
2.1.3............................................................................................Etiologi
2.1.4............................................................................................Anatomi
fisiologi.................................................................................
2.1.5............................................................................................Faktor resiko
..............................................................................................
2.1.6............................................................................................Patofisiologi
..............................................................................................
2.1.7............................................................................................Manifestasi
klinis.....................................................................................
2.2...........................................................................................................Konsep asuhan
keperawatan......................................................................................
2.2.1............................................................................................Pengkajian
2.2.2............................................................................................Pemeriksaan
Fisik......................................................................................
2.2.3............................................................................................Diagnosa
keperawatan..........................................................................
2.2.4............................................................................................Intervensi
keperawatan..........................................................................
BAB III. Tinjauan Kasus
3.1...........................................................................................................Pengkajian
3.2...........................................................................................................Daftar diagnosa
keperawatan......................................................................................
3.3...........................................................................................................Rencana asuhan
keperawaran.....................................................................................
3.4...........................................................................................................Implementasi
keperawatan .....................................................................................
3.5...........................................................................................................Catatan
perkembangan..................................................................................
BAB IV. Pembahasan
4.1 Pengkajian........................................................................................
4.2 Diagnosa keperawatan.....................................................................
4.3 Perencanaan......................................................................................
4.4 Implementasi....................................................................................
4.5 Evaluasi............................................................................................
BAB V. KESIMPULAN
5.1........................................................................................................Kesimpulan
5.2........................................................................................................Saran
DAFTAR PUSTAKA
iii