Anda di halaman 1dari 10

SDA dianggap sebagai sda yang dapat di exploitasi untuk pemasukkan sebesar

besarnya bagi Negara, menyebabkan hak hak masyarakat adat dikesampingkan.


Hutan ulayat, termasuk hutan Negara. Hak ulayat tidak hanya berlaku di daratan,
tetapi juga berlaku di daerah perairan. Contoh di daerah Sulawesi, hak ulayat atas
laut masih sangat kental.

Ciri ciri hukum agrarian :


Tidak tertulis

HGU hak guna usaha yang diperuntukkan kepada tanah perkebunan


Affirmative action positive discrimination bisa dianggap bukan diskriminasi jika
tujuannya positif contoh di jogja, tionghoa tidak boleh memiliki hak milik atas
tanah di jogja. Tidak bersifat permanen, harus ada tenggang waktu yang jelas
kapan hal tersebut di berhentikan.
Domain verklaring semua tanah yang pemiliknya tidak bisa membuktikan bahwa
tanah itu miliknya, maka tanah itu adalah milik negara
Tugas Hukum Agraria pada masa colonial
-

Produknya apa saja ?


Isi pokoknya apa ?

UU pertambangan
-

Minerba
Migas
Panas bumi dan geothermal

Ruang lingkup hukum agrarian Bumi, air, luar angkasa dan segala kekayaan yang
terkandung didalamnya
Tanah Permukaan Bumi
Luar Angkasa Hukum spectrum frekuensi energi elektromagnetin di luar
angkasa fungsinya sebagai transmisi untuk telekomunikasi, navigasi udara dan
laut, Hankam
Hak Bangsa dan Negara

Materi

1.
2.
3.
4.

Pengertian Hukum Agraria


Hukum agrarian sebekum masa penjajahan
Hukum Agraria masa penjajahan
Hukum Agraria masa Kemerdekaan sebelu UUPA masa penyesuaian ( masa
transisi, dsar hukumnya apa ? )
5. UUPA di dominasi substansi hukum pertanahan UU Energi ( UU no 30 tahun
2007 )

Tinjauan Historis masa Penjajahan


Agrarisch Besluit pemberlakuan agrarische Wet
Tanah satuan hukum adat tanah ulayat, berlaku asas kembang kempis
Tanah perseorang menjadi tanah ulayat disaat tidak ada yang menerima hak
waris atasnya

Pengusaha dapat memperoleh hak erfpach tanah milik Negara dan atau hak
sewa atas tanah milik rakyat atau pemerintah
Hak erfpacht
-

Hak kebendaan yang member kewenangan paling luas kepada pemegang


hakknya untuk menikmati sepenuhnya kegunaan tanah milik Negara
Tanah luas untuk perkebunan besar
Jangka waktu sampai 75 tahun
Dapat menggunakan semua kewenangan yang terkandung dalam hak
eigendom atas tanah
Dapat dibebani hipotik
Pemberian hak erfpacht berdasarkan ordonansi, sehingga lahir berbagai
ordonansi tentang pemberian hak erfpacht yang berlaku di jawa Madura
maupun di luar jawa Madura.

Hak sewa
Pengusaha swasta dapat mempunyai hak sewa dari tanah milik rakyat dan atau
pemerintah terutama pengusaha gula dan tembakau. Mengapa di sewa ? karena
tembakau dan gula itu tanaman musiman, untuk tanaman keras seperti kelapa,
baru menggunakan hak guna usaha

Hak atas tanah masa hindia belanda


a. Hak eigendom
b. Erfacht
c. Postal
Di daftar pada kantor pendaftaran tanah
Hak hak atas tanah diluar buku II KUHPERDATA
a/ hak concessive atau hak sewa
hak eigemndom yaitu hak untuk dengan bebas mempergunakan suatu benda
sepenuh penuhnya dan untuk menguasai seluas luasnya asal tidak bertentangan
dengan undang undang atau peraturan peraturan umum yang ditetapkan oleh
instansi yang berhak menetapkannya serta tidak menggangu hak hak orang lain,
semua itu kecuali pencabutan eigendom untuk kepentingan umum dengan
pembayaran yang layak menurut peraturan peraturan umum.

Hukum Agraria Masa kemer

Sektor Agraria
Undang undang nomor 30 tahun 2007 tentang Energi

Hak Tanggungan

ASAS ASAS HAK TANGGUNGAN


1. Hak Tanggungan memberikan kedudukan hak yang diutamakan.
Hak tanggungan memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu
dengan kreditor-kreditor lainnya ( Pasal 1 UU No. 4 Tahun 1996).

Karena bisa dibebankan lebih dari satu orang, penentuan peringkat Hak Tanggungan
hanya dapat ditentukan berdasarkan pada saat pendaftarannya. Dan apabila
pendaftarannya dilakukan pada saat yang bersamaan, barulah peringkat Hak
Tanggungan ditentukan berdasarkan pada saat pembuatan Akta Pembebanan Hak
Tanggungan. Hal ini termuat dalam Pasal 5 UU No. 4 Tahun 1996.

2. Hak Tanggungan tidak dapat dibagi-bagi.


Berdasarkan Pasal 2 UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan dan
penjelasannya menyatakan bahwa Hak Tanggungan membebani secara utuh obyek
Hak Tanggungan. Ini berarti bahwa, dengan dilunasinya sebagian hutang tidak berarti
bahwa benda dapat dikembalikan sebagian.

3. Hak Tanggungan hanya dibebankan pada hak atas tanah yang telah ada.
Asas ini diatur dalam Pasal 8 ayat (2) UU No. 4 Tahun 1996. Asas ini sebelumnya juga
sudah ada dalam hipotek. Menurut Pasal 1175 KUHPer, hipotek hanya dapat
dibebankan pada benda-benda yang sudah ada. Hipotek atas benda-benda yang baru
akan ada dikemudian hari adalah batal, begitupun juga dengan hak tanggungan.

4. Hak Tanggungan dapat dibebankan selain atas tanahnya juga benda-benda yang
berkaitan dengan tanah.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (4) UU No. 4 Tahun 1996, Hak Tanggungan dapat juga
dibebankan pada hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, dan hasil karya yang
telah ada atau akan ada yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut, dan
yang merupakan milik pemegang hak atas tanah yang pembebanannya dengan tegas
dinyatakan di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan.
Sehingga dapat pula disimpulkan, yang bisa dijadikan jaminan bukan hanya yang
berkaitan dengan tanah saja melainkan juga benda-benda yang merupakan milik
pemegang hak atas tanah tersebut.

5. Hak Tanggungan dapat dibebankan juga atas benda-benda yang berkaitan dengan
tanah yang baru akan ada dikemudian hari.
Meskipun Hak Tanggungan hanya dapat dibebankan tanah yang sudah ada, hak
Tanggungan juga dapat dibebankan pula benda-benda yang berkaitan dengan tanah
sekalipun benda-benda tersebut belum ada dan baru akan ada dikemudian hari.
Contohnya: Tahun 2000 Tn. A berhutang pada Tn. B, yakni perjanjian pokok hutang
piutang sebesar 200jt dan perjanjian accesoir hak tanggungan. Kemudian Tahun 2001
Tn. A membangun sebuah bangunan di tanah yang sudah dibebani Hak Tanggungan.
Secara otomatis bangunan baru tersebut ikut terbebani Hak Tanggungan tanpa perlu
diperjanjikan dulu.

6. Perjanjian Hak Tanggungan adalah perjanjian accesoir.


Hak Tanggungan lahir dari sebuah perjanjian yang bersifat accesoir, yang mengikuti
perjanjian pokoknya yakni hutang piutang.

7. Hak Tanggungan dapat dijadikan jaminan untuk utang yang akan ada.
Hak Tanggungan memperbolehkan menjaminkan hutang yang akan ada, sesuai
dengan Pasal 3 ayat (1) UU No. 4 tahun 1996.
Utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan dapat berupa utang yang sudah ada
maupun yang belum ada tetapi sudah diperjanjikan, misalnya utang yang timbul dari
pembayaran yang dilakukan oleh kreditor untuk kepentingan debitor dalam rangka
pelaksanaan bank garansi. Jumlahnya pun dapat ditentukan secara tetap di dalam
perjanjian yang bersangkutan dan dapat pula ditentukan kemudian berdasarkan cara
perhitungan yang ditentukan dalam perjanjian yang menimbulkan hubungan utangpiutang yang bersangkutan, misalnya utang bunga atas pinjaman pokok dan ongkosongkos lain yang jumlahnya baru dapat ditentukan kemudian. Perjanjian yang dapat
menimbulkan hubungan utang-piutang dapat berupa perjanjian pinjam meminjam
maupun perjanjian lain, misalnya perjanjian pengelolaan harta kekayaan orang yang

belum dewasa atau yang berada dibawah pengampuan, yang diikuti dengan pemberian
Hak Tanggungan oleh pihak pengelola (Penjelasan Pasal 3 ayat (1) UU No. 4 tahun
1996).

8. Hak Tanggungan dapat menjamin lebih dari satu hutang.


Hak Tanggungan dapat menjamin lebih dari satu hutang, hal ini didasarkan pada
ketentuan yang tercantum dalam Pasal 3 ayat (2), Hak Tanggungan dapat diberikan
untuk suatu hutang yang berasal dari satu hubungan hukum atau untuk satu hutang
atau lebih yang berasal dari beberapa hubungan hukum.
Kredit sindikasi dan system Peringkat.
Pada peringkat menggunakan nomor akta

9. Hak Tanggungan mengikuti obyeknya dalam tangan siapapun obyek Hak


Tanggungan itu berada.
Hak Tanggungan tidak akan berakhir sekalipun objek Hak Tanggungan itu beralih
kepada pihak lain. Asas ini termuat dalam Pasal 7 UU No. 4 Tahun 1996 yang berisi,
Hak Tanggungan tetap mengikuti objeknya dalam tangan siapapun objek tersebut
berada. Asas ini disebut juga sebagai DROIT DE SUITE.

10. Diatas Hak Tanggungan tidak dapat diletakkan sita oleh pengadilan.
Tujuan dari Hak Tanggungan adalah untuk memberikan jaminan yang kuat bagi kreditor
yang menjadi pemegang Hak Tanggungan untuk didahulukan dari kreditor-kreditor lain.
Bila dimungkinkan sita, berarti pengadilan mengabaikan bahkan meniadakan
kedudukan yang diutamakan dari kreditor pemegang Hak Tanggungan.

11. Hak Tanggungan hanya dapat dibebankan atas tanah tertentu.


Asas ini merupakan asas spesialiteit dari Hak Tanggungan, baik subyek, obyek maupun
utang yang dijamin. Berdasarkan Pasal 11 ayat (1) huruf e,uraian yang jelas mengenai
obyek Hak Tanggungan. Maksudnya meliputi rincian mengenai sertipikat hak atas
tanah yang bersangkutan atau bagi tanah yang belum terdaftar sekurang-kurangnya
memuat uraian mengenai kepemilikan, letak, batas-batas, dan luas tanahnya. Hal ini
juga menghindari salah eksekusi karena tanah yang dijadikan obyek Hak Tanggungan
sudah jelas disebutkan.

Kedudukan SHT dengan pengadilan adalah sama, sehingga tidak bisa saling
mendahului. Karena di dalam SHT terdapat titel eksekutorial, maka kedudukannya akan
setara dengan pengadilan.

12. Hak Tanggungan wajib didaftarkan.


Dari ketentuan yang ada dalam Pasal 13 UU No. 4 Tahun 1996 secara tegas telah
dijelaskan bahwa saat pendaftaran pembebanan Hak Tanggungan adalah saat lahirnya
Hak Tanggungan tersebut. Sebelum pendaftaran dilakukan, maka hak tanggungan
dianggap tidak pernah ada.
Selain itu hanya dengan pencatatan pendaftaran yang terbuka bagi umum
memungkinkan pihak ketiga dapat mengetahui tentang adanya pembebanan Hak
Tanggungan atas suatu tanah.

13. Hak Tanggungan dapat diberikan dengan disertai dengan disertai janji-janji tertentu.
Asas Hak Tanggungan ini termuat dalam Pasal 11 ayat (2) UU No. 4 Tahun 1996. Janjijanji yang disebutkan dalam pasal ini bersifat fakultatif (boleh dicantumkan atau tidak,
baik seuruhnya maupun sebagian) dan tidak limitatif (dapat diperjanjikan lain selain
yang disebutkan dalam Pasal 11 ayat (2) UU No. 4 Tahun 1996).

14. Hak Tanggungan tidak boleh diperjanjikan untuk dimiliki sendiri oleh pemegang Hak
Tanggungan apabila cedera janji.
Pengaturan mengenai asas ini termuat dalam Pasal 12 UU No. 4 Tahun 1996, janji
yang memberikan kewenangan kepada pemegang Hak Tanggungan untuk memiliki
obyek Hak Tanggungan apabila debitor cidera janji, batal demi hukum.
Ketentuan ini diadakan dalam rangka melindungi kepentingan debitor dan pemberi Hak
Tanggungan lainnya, terutama jika nilai obyek Hak Tanggungan melebihi besar-nya
utang yang dijamin. Pemegang Hak Tanggungan dilarang untuk secara serta merta
menjadi pemilik obyek Hak Tanggungan karena debitor cidera janji. Walaupun demikian
tidaklah dilarang bagi pemegang Hak Tanggungan untuk menjadi pembeli obyek Hak
Tanggungan asalkan melalui prosedur yang diatur dalam Pasal 20 UU No. 4 Tahun
1996.

15. Pelaksaan eksekusi Hak Tanggungan mudah dan pasti.


Prioritas pertama pemegang Hak Tanggungan adalah untuk menjual obyek Hak
Tanggungan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 UU No. 4 Tahun 1996 apabila
terjadi cidera janji.
Titel eksekutorial yang terdapat dalam Sertifikat Hak Tanggungan, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) UU No. 4 Tahun 1996, obyek Hak Tanggungan dijual
melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan dengan
hak mendahukui dari pada kreditor-kreditor lainnya.
Dengan disebutkannya 2 dasar eksekusi diatas dalam Pasal 20 UU No. 4 Tahun 1996,
terpenuhi maksud Pembentukan Undang-Undang akan cara pelaksanaan eksekusi
yang mudah dan pasti.

Hak pakai yang tidka bisa di pindah tangankan adalh yang tidka memiliki jangka
waktu

Pembersihan hak tanggungan kepada KPN pihak ke 3 yang telah membeli lelang.
Akan mengajukan permohonan agar tanah yang ia beli dari pelelangan itu untuk di
bersihkan hak tanggugannya, namun sekalipun masih ada hak tanggungan. Jangan
di bebankan kepada si pihak ke 3 yang membeli.
APHT ada janji dari si pemegang hak tanggungna peringkat pertama
1. Ia tidak melakukan pembersihan misalnya.
Jika ia beli secara suka relam jika memang dilakukan pelelangan namun tidak ada
harga yang sesuai. Itu boleh dilakukan penjualan bawah tangan/ namun tahap awal
harus lelang terlebih dahulu.

1. Dilakukan penjualan sukarela


2. Karena memang ada klausula di aphtnya bahwa memang tidak ada
Namun jika ia beli secara lelang da nada klausula itu, maka ia tetap beli hak untuk
dilakukan pembersihan dan pengadilan akan menjadi mediator untuk dibagi pada
kreditur

Hak pengelolaan pasal 40 tahun 1996

Subjek HPL harus pemerintah.


HOL tidak bisa menjadi milik perorangan
Seorang pribadi untuk mendapatkan HPL, harus meminta izin kepada pemilik HPL

Rumah susun
1. Asas vertical pembagian satuan rumah susun, pembagian antara 100 unit
itu adalah
2. Asas Horizontal pembagian antara unit individual dengan tahan yang
dimiliki secara bersama sama.

Jenis rumah susun


1. Rumah susun umum diberikan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Kewajiban negara. Bisa didirak pada 2 bentuk tanah. HPL dan asset negara
2. Rumah susuh khusus didirikan untuk kondisi khusus, misalnya ada
bencana alam. Kewajiban negara
3. Rumah susun negara didirikan oleh negara untuk aparatur negara.
Kewajiban negara
4. Rumah susun komersial didirikan untuk mendapat keuntungan.
Unsur rumah susun
1. Satuan rumah susun merupakan satu satunya unsur dari rumah susun yang
bisa di miliki individual
2. Bagian bersama Letaknya berada di dalam struktur bangunan
3. Benda bersama letaknya berada di luar struktur bangunan
4. Tanah bersama

Rumah Susun Khusus

Anda mungkin juga menyukai