Laporan Kasus
Laporan Kasus
BAB I
PENDAHULUAN
Endoftalmitis merupakan peradangan berat yang terjadi pada seluruh jaringan
intraokular yang biasnya diakibatkan oleh infeksi. Penyebaran infksi penyebab
endoftalmitis dapat melalui dua jalur yaitu eksogen dan endogen. Trauma
penetrasi dan post operasi intraokular merupakan penyebab penyebaran infeksi
secara eksogen sedangkan penyebaran infeksi secara endogen melalui penyebaran
hematogen dari umber infeksi lain dalam tubuh misalnya pada sepsis. Gejala
endoftalmitis biasanya berupa mata terasa nyeri, tajam penglihatan menurun
sampai menghilang, mata berwarna merah, membengkak dan terasa penuh, serta
terlihat adanya hipopyon. Pemberian antibiotika serta menjaga higienitas
matadapat mencegah terjadinya endoftalmitis. Apabila telah terjadi endoftalmitis,
dapat dilakukan tindakan eviserasi atau enukleasi.
BAB II
LAPORAN KASUS
1.
2.
Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Agama
Suku
Alamat
: An. P
: 16 tahun
: Perempuan
: Pelajar
: Islam
: Sunda
: Kp. Cibungur 002/002, Limusnunggal, Cibeureum,
Tanggal Pemeriksaan
Sukabumi
: 27 Juli 2015
Anamnesis
A. Keluhan Utama:
Mata kanan terasa sakit dan merah
B. Keluhan Tambahan :
Mata kanan, bengkak, rasa gatal dan berbelek, disertai sakit kepala
C. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD R Syamsudin SH dengan keluhan
mata sebelah kanan terasa sakit , merah disertai gatal, berbelek dan
kelopak mata kanan bengkak sejak 2 hari yang lalu sebelum datang ke
poliklinik. Pasien mengaku mata kanannya terasa berair dan nyerinya
semakin bertambah hingga menjalar sampai ke kepala sehingga pasien
merasa sakit kepala.
5 hari sebelumnya pasien menggunakan lensa kontak yang sudah lama
pasien tidak gunakan. Keesokan harinya, pasien mulai merasakan
penglihatannya agak kabur ketika pasien bangun pagi. Mula-mula hanya
terlihat berbayang, pasien merasakan matanya pegal dan nyeri. Saat itu,
mata kanan pasien juga mulai mengeluarkan cairan bening yang tidak
kental seperti air mata biasa, tidak terlalu banyak tetapi tidak gatal. Mata
pasien juga terlihat agak merah. Untuk menghilangkan keluhan nyeri dan
2
.
3.
Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran/GCS
: Compos mentis/E4V5M6
B. Pemeriksaan Tanda Vital
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 96 kali/menit
Frekuensi Napas
: 22 kali/menit
: 36,7OC
Suhu
OS
4/60
5/6
3
Light Projection
Light Perseption (-)
Visus
Sentral
Kedudukan
Sentral
Pergerakan
Bola Mata
Keras perpalpasi
TIO
Lunak perpalpasi
Palpebra
Sekret (+)
Cilia
Konjungtiva
Hiperemi (-)
Kornea
Jernih
Hiperemi (+)
Sklera
Hiperemi (-)
Hipopion (+)
COA
Normal
Sde
Iris
Reguler
Pupil
Lensa
Jernih
Terhambat dalam
pergerakan
Sde
Sde
Foto Mata Pasien
4.
Resume
An. P, 16 tahun, dengan keluhan mata sebelah kanan terasa sakit , merah
disertai gatal, berbelek dan kelopak mata kanan bengkak sejak 2 hari yang
lalu sebelum datang ke poliklinik. Pasien mengaku mata kanannya terasa
berair dan nyerinya semakin bertambah hingga menjalar sampai ke kepala
sehingga pasien merasa sakit kepala.
5 hari sebelumnya pasien menggunakan lensa kontak yang sudah lama pasien
tidak gunakan. Keesokan harinya, pasien mulai merasakan penglihatannya
agak kabur ketika pasien bangun pagi. Mula-mula hanya terlihat berbayang,
pasien merasakan matanya pegal dan nyeri. Saat itu, mata kanan pasien juga
mulai mengeluarkan cairan bening yang tidak kental seperti air mata biasa,
tidak terlalu banyak tetapi tidak gatal. Mata pasien juga terlihat agak merah.
Untuk menghilangkan keluhan nyeri dan mata merahnya, pasien menteteskan
matanya awalnya dengan Insto. Keesokan harinya karena pasien merasa tidak
ada perubahan mengganti obat tetes matanya dengan Otem. Pasien merasa
setelah di obati keluhan tidak berkurang sama sekali. Mata kanan menjadi
semakin merah, penglihatan mata kanan menjadi kabur, bola mata terasa
pegal ketika digerakkan dan pasien merasa mata kananya agak silau. Pada
status generalis dalam batas normal. Pada status oftalmologikus
Oculi
Dekstra (OD) : visus: 4/60, Kedudukan: sentral, Pergerakan bola mata: sulit
dievaluasi, TIO : keras perpalpasi palpebra superior/ inferior: Edema dan
Hiperemis, konjungtiva: mix injection, kornea: keruh berisi infiltrate dan
ulkus, camera oculi anterior (COA): hipopion, iris: sulit dinilai, pupil: sulit
dinilai, lensa: sulit dinilai. Oculi sinistra (OS): visus: 5/6, kedudukan
,pergerakan bola mata, palpebra, konjungtiva, kornea, skelera, COA, iris,
pupil dan lensa : dalam batas normal.
5.
Diagnosa
Endoftalmitis OD e.c Lensa kontak
6.
Rencana Pemeriksaan
USG
7.
Penatalaksanaan
- Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ iv
5
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS
1.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan.
2.
bola mata
kornea bentuk sulit dibedakan dengan organ lainnya, tidak jernih
Analisa Kasus
1. Mata kiri terasa sakit, terasa bengkak dan gatal disebabkan oleh reaksi
peradangan yang terjadi pada mata kiri, merangsang saraf di sekitar
sehingga menimbulkan rasa sakit dan gatal. Bengkak disebabkan
meningkatnya aliran darah akibat pelebaran pembuluh darah oleh mediator
inflamasi
2. Riwayat kemasukan benda asing pada mata kiri kemudian digosok hingga
berdarah. Adanya rangsangan benda asing pada kornea menyebabkan rasa
nyeri akibat abrasi di kornea sehingga memicu pasien untuk menggosokgosok matanya hingga kelur darah, hal ini kemungkinan terjadi akibat
benda asing yang masih terdapat di dalam mata mengiritasi daerah lainnya
yang mengandung vaskular pada mata, misalnya pada konjungtiva dan
A. Assessment
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat
pada pasien mengarahkan pada endoftalmitis. Diagnosa ini dipilih karena
pada pasien ditemukan gejala umum pada endoftalmitis yaitu rasa sakit, mata
terasa bengkak, kornea berwarna keruh, terdapat nanah di bola mata dan
riwayat kemasukan benda asing pada mata kiri.
Diagnosis Kerja:
- Endoftalmitis
8
Diagnosis Banding:
-
Panoftalmitis
B. Planning
A. Usulan Pemeriksaan Lanjutan
- Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG dilakukan untuk menilai anatomi mata hingga ke
segmen posterior. Memastikan kesan adanya masa pada mata bagian
belakang bukan merupakan suatu kegananasan.
B. Tatalaksana
- Tatalaksana Medik
Antibiotik topikal untuk mencegah infeksi sekunder
Antibiotik sistemik untuk mencegah infeksi sekunder
- Tatalaksana Operatif
Operasi pengeluaran seluruh isi bola mata (Eviserasi)
C. KIE
- Pasien diberikan informasi bahwa, pasien menjaga kebersihan mata
dengan mengganti perban mata setiap hari, menjaga kebersihan tangan dan
tidak mengucek mata untuk menghindari infeksi sekunder pada mata.
- Pasien diberikan informasi bahwa pemberian obat-obatan tetes mata dan
obat minum yang diberikan harus dipakai secara rutin dan diminum sesuai
aturan untuk menghindari terjadinya infeksi sekunder.
- Pasien diberikan informasi bahwa, dapat dilakukan prosedur pembedahan.
Namun walaupun nantinya sudah dilakukan pengobatan dengan operasi,
penglihatan pada mata kiri pasien tidak akan normal kembali karena
kerusakan yang menyeluruh telah terjadi pada mata kiri pasien.
- Kesehatan mata kanan pasien harus dijaga dengan baik karena satusatunya modal penglihatan yang tersisa pada pasien
D. Prognosis
Prognosis pada pasien ini, meliputi :
Prognosis pengelihatan (ad functionam)
Prognosis pengelihatan pasien dubia ad malam.
Prognosis nyawa (ad vitam)
Prognosis nyawa pasien dubia ad bonam.
10
BAB IV
RINGKASAN AKHIR
Pasien seorang perempuan berusia 38 tahun datang dengan keluhan mata kiri
terasa sakit disertai rasa bengkak dan gatal. Pasien memiliki riwayat kemasukan
benda asing yaitu gabah padi pada mata kiri 1 bulan yang lalu, mata kiri terasa
nyeri kemudian digosok hingga berdarah. Terdapat riwayat berobat mata ke
dukun, pengobatan berupa mata kiri pasien disembur air oleh dukun. Penglihatan
pada mata kiri pasien telah hilang sejak umur 15 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus mata kiri : light perseption (-), posisi
bola mata kiri eksoftalmus, konjungtiva palpebra inferior hiperemi, konjungtiva
bulbii edema, sklera berdungkul-dungkul tampakan seperti ada masa didalam bola
mata, kornea bentuk sulit dibedakan dengan organ lainnya, tidak jernih dan
bercampur nanah, permukaan tidak licin, serta tidak terdapat reflaks pupil, baik
langsung maupun tidak langsung pada mata kiri pasien. Pasien didiagnosis dengan
endoftalmitis, rencana pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan USG. Rencana
tatalaksanauntuk pasien adalah tatalaksana medis berupa pemberian antibiotik
topikal serta antibiotik sistemik untuk mencegah penyebaran infeksi sekunder.
Prognosis penyakit mata dan visus pasien dubia ad malam.
11
DAFTAR PUSTAKA
12