PENDAHULUAN
Karsinoma serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dan liang senggama (vagina). Karsinoma serviks terjadi ditandai adanya
pertumbuhan sel-sel ganas pada leher rahim. 1,2
Dilaporkan perbandingan insiden di negara-negara berkembang lebih tinggi daripada
di negara maju. Di Amerika, kanker serviks menduduki tempat ke-3 dari seluruh kanker
ginekologi dikarenakan deteksi dini karsinoma serviks baik primer maupun sekunder yang
baik; dengan 12.800 kasus baru pada tahun 2000 dan angka kematiannya mencapai 4.600.4 Di
Indonesia sendiri, penyakit kanker serviks masih menduduki peringkat pertama
merupakan penyebab kematian tertinggi pada penyakit ginekologik. 66%
dan
dari kanker
Stadium I
Stadium Ia
Stadium Ia 1
Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3mm dan lebar
tidak lebih dari 7mm
Stadium Ia 2
Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3mm tapi kurang dari
Stadium Ib1
Stadium Ib2
Stadium II
Telah melibatkan vagina, tapi belum sampai 1/3 bawah atau infiltrasi
ke parametrium belum mencapai dinding panggul
Stadium IIa
Stadium IIb
Stadium III
Stadium IIIa
Stadium IIIb
Stadium IV
Stadium IVa
Stadium IVb
Pembedahan
-
Stadium 0/CIS
Konisasi, Histerektomi totalis simpel (apabila fertilitas tidak diperthnkan)
Stasium IA1 tanpa invasi limfo-vaskuler
Konisasi, Histerektomi totalis simpel
Stasium IA1 dengan invasi limfo-vaskuler, stadium 1A2
Modifikasi histerektomi radikal (tipe II) dan Limfadenektomi pelvik
Stadium IB sampai IIA
Histerektomi radikal (tipe III), Limfadenektomi pelvik dan para-aorta
Radioterapi
-
Radioterapi dapat diberikan pada semua stadium, terutama mulai stadium IIB
sampai IV atau bagi pasien pada stadium yang lebih kecil tidak merupakan kandidat
untuk pembedahan.
Kemoterapi
-
Prognosis kanker serviks yakni dubia ad malam. Pronosis yang buruk tersebut
dihubungkan dengan 85-90 % kanker serviks terdianosis dalam stadium invasif, stadium
lanjut, bahkan stadium terminal. 5 year survival rate ca serviks jenis adenokarsinoma :
-
Stadium 1
Kanker serviks stadium I. Dan wanita yang terdiagnosis pada stadium IB 5 year
survival rate sebesar 83%.
Stadium II
Kanker serviks stadium 2 dibagi menjadi II, IIA, IIB. Dari wanita yang terdiagnosis
pada stadium IIA memiliki 5 year survival rate sebesar 50%. Untuk stadium IIB 5
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. R.W
Umur
: 43 tahun
Alamat
Status
: Menikah
Agama
: Kristen Protestan
Pendidikan terakhir
: SMA
Pekerjaan
ANAMNESIS
Diberikan oleh : Penderita
Keluhan utama : Keputihan lama kurang lebih 9 bulan SMRS
Anamnesis
dari jalan lahir 2 bulan SMRS. BAB / BAK biasa. Perdarahan setelah
berhubungan intim dialami penderita sejak 6 bulan SMRS. Penderita
telah melakukan NAC sebanyak 3 seri. Penderita tidak merokok. Suami
penderita di sirkumsisi. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
-
Anamnesis Ginekologi
A. Hal Perkawinan dan Kehamilan Dahulu
- Kawin 1 kali umur 17 tahun
- Hamil 4 kali, abortus 2 kali
P1 tahun 1997, laki- laki spontan kepala, hidup
P2 tahun 1998, perempuan, spontan kepala, hidup
A1 tahun 2000, abortus komplit
A2 tahun 2002, abortus komplit.
B. Hal Haid
- Menarche : 12 tahun, Siklus : Teratur 28 hari, Lamanya : 1 minggu
- Dismenorea (-)
- Haid terakhir : 20 November 2015
PEMERIKSAAN FISIK
Status Praesens :
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda Vital
Warna Kulit
Kepala
: Sakit Sedang
: Compos Mentis
: Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu Badan
: Sawo Matang
: Normocephal
:110/70 mmHg
: 80
x/m
: 20
x/m
o
: 36
C
Mata
: Edema -/-
Refleks fisiologis
Refleks Patologis
: (+) normal
: (-)
Status Lokalis
Abdomen : Inspeksi
: Datar
Palpasi
Perkusi
: Pekak berpindah ( - )
Auskustasi
Status Ginekologi
Inspeksi
Inspekulo
: Fluksus (+), flour (+), tampak portio berbenjol, rapuh dan mudah
berdarah, OUE tertutup
Periksa Dalam
F.Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
Leukosit
: 4600 /uL
Eritrosit
: 3.93 10^6/uL
Hemoglobin
: 11,4 gL
Hematokrit
: 32,7 %
Trombosit
: 263 10^3/uL
GDS
: 95 mg/dL
SGOT
: 22 U/L
SGPT
: 22 U/L
Ureum
: 19 mg/dL
Creatinin
: 0,8 mg/dL
: 4,42 mg/dL
Globulin
:3,71 mg/dL
Chlorida
: 104,5 mEq/L
Kalium
`
Natrium
: 5,77 mEq/L
: 141 mEq/L
2. EKG
Dalam batas normal
3. Foto Thoraks
Dalam batas normal
4. Biopsi
Secara mikroskopis, tampak struktur terdiri dari sel sel bulat monoton dengan
inti
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda Vital
: Sakit Sedang
: Compos Mentis
: Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu Badan
:110/70 mmHg
: 80
x/m
: 20
x/m
o
: 36
C
Pemeriksaan ginekologis :
Inspeksi
Inspekulo
Periksa Dalam
: Fluksus (+), flour (+), vulva tak ada kelainan, teraba massa rapuh di
Foto Thorax
EKG
Lab. Lengkap
DIAGNOSIS
P2A2 43 tahun dengan Ca.Cervix Stadium IB2 + post NAC 3seri
SIKAP
-
: (-)
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Status Praesens:
Mata
Thorax
Abdomen
SIKAP
-
: (-)
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Thorax
Abdomen
SIKAP
-
: (-)
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Thorax
Abdomen
SIKAP
-
: (-)
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Thorax
Abdomen
SIKAP
-
Laporan Operasi
Penderita dibaringkan diatas meja operasi, dilakukan general anastesi, dilakukan disinfeksi
pada lapangan operasi, insisi median melyana umbilikus, setelah peritoneum dibuka
dilakukan eksplorasi, portio membesar, peritoneum kiri dan kanan, uterus normal, tuba dan
ovarium kiri dan kanan normal, diputuskan dilakukan histerektomi radikal dan
limfadenektomi KGB pelvik bilateral.
Jaringan dibawah ke laboratorium PA untuk pemeriksaan histopatologi.
Keadaan Umum Post Operasi
T : 100/60 mmHg, N : 95 x/m, R : 20 x/m, Suhu : 36,50C
Perdarahan 1500 cc Diuresis200 cc
Laboratorium Post Operasi
Leukosit
13510/uL
Eritrosit
3.23 10^6/uL
Hemoglobin
9.7 g/dL
Hematokrit
28.5%
Trombosit
188 10^3/uL
MCH
30.0 pg
MCHC
33.9 g/dL
MCV
88.3 fL
:-
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Thorax
Abdomen
Ceftriaxone 3x1 gr IV
Metronidazole 2 x 0,5 gr IV
SF 1X1
Vit C 3 x 1 IV
Diet TKTP
Mobilisasi
:-
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Status Praesens:
Mata
Thorax
Abdomen
Ceftriaxone 3x1 gr IV
Metronidazole 2 x 0,5 gr IV
SF 1X1
Vit C 3 x 1
Diet TKTP
Mobilisasi
:-
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Thorax
Abdomen
P2A2 43 th post histerektomi radikal + limfadenektomi pelvis bilateral hari ke III a/i Ca
Serviks std Ib2
Sikap
-
Ceftriaxone 3x1 gr IV
Metronidazole 2 x 0,5 gr IV
SF 1X1
Vit C 3 x 1 IV
Diet TKTP
Mobilisasi
:-
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Thorax
Abdomen
Ceftriaxone 3x1 gr IV
Metronidazole 2 x 0,5 gr IV
SF 1X1
Vit C 3 x 1
Diet TKTP
Mobilisasi
:-
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Thorax
Abdomen
Aff infus
Cefadroxil 3x1
Metronidazole 3 x 1
SF 1X1
Vit C 3 x 1
Diet TKTP
Mobilisasi
:-
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Mata
Thorax
Abdomen
Cefadroxil 3x1
Metronidazole 3 x 1
SF 1X1
Vit C 3 x 1
Diet TKTP
Mobilisasi
:-
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Thorax
Abdomen
Cefadroxil 3x1
Metronidazole 3 x 1
SF 1X1
Vit C 3 x 1
Diet TKTP
Mobilisasi
Rencana pulang
BAB III
DISKUSI
Yang akan didiskusikan pada kasus ini:
1. Diagnosis
2. Penanganan
3. Prognosis
DIAGNOSIS
Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan ginekologik, pemeriksaan penunjang, dan biopsi. Dalam anamnesis, Penderita
dikirim oleh dokter spesialis dengan diagnosa Ca Cerviks Std Ib2, awalnya penderita
mengalami keputihan yang jumlahnya cukup banyak, warna kekuningan, dan berbau. Dalam
sehari penderita menggati pembalut 2-3 kali. Keluar darah segar sedikit-sedikit dari jalan
lahir dan perdarahan setelah berhubungan intim dialami penderita. Hal ini menunjukkkan
adanya gejala yang berhubungan dengan kanker serviks. Sesuai dengan teori, sekret vagina
yang berbau terutama pada masa nekrosis lanjut. Nekrosis ini terjadi karena pertumbuhan
tumor yang cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan pembuluh darah (angiogenesis) agar
mendapat aliran darah yang cukup. Nekrosis ini menimbulkan bau yang tidak sedap dan
reaksi peradangan non spesifik. Perdarahan pervaginam (post coital bleeding, perdarahan
diluar haid ).
Dalam anamnesis lanjut, penderita menikah di usia dini yakni pada usia 17 tahun. Hal
ini merupakan salah satu faktor resiko kanker serviks. Sesuai dengan teori, coitus yang di
dilakukan pada usia muda akan meningkatkan resiko terkena kanker serviks. Hal ini
dihubungkan dengan squamo-columnar junction, yaitu batas antara epitel yang melapisi
ektoserviks (portio) dan endoserviks kanalis serviks). Pada wanita muda squamo-columnar
junction berada di luar ostium uteri eksternum, sehingga rentan terhadap faktor luar berupa
mutagen yang akan memicu displasia dari squamo-columnar junction tersebut dan pada usia
yang muda squamo-columnar junction lebih peka terhadap metaplasia.
Faktor resiko lainnya yaitu usia >35 tahun. Pada usia tersebut mempunyai risiko
tinggi terhadap kanker leher rahim. Semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat
risiko terjadinya kanker laher rahim. Meningkatnya risiko kanker leher rahim pada usia lanjut
merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap
karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat usia.
Pada pemeriksaan ginekologis, inspeksi terlihat fluor , Vulva tidak ada kelainan,
inspekulo fluksus, fluor, , tampak portio berbenjol, rapuh dan mudah berdarah, OUE tertutup
dan pada periksa dalam didapatkan, fluksus , fluor , vulva tak ada kelainan, teraba massa
rapuh di portio, OUE tertutup, CUT normal, A/P bilateral lemas, tidak didapatkan massa dan
nyeri tekan dan CD tidak menonjol. Dari hasil biosi menunjukkan Papilary Adenocarsinoma
Diferensiasi Sedang,
adenokarsinoma, dan 5% adenoskuamosa, sel jernih, sel kecil, sel veruka dan lain-lain.
PENANGANAN
Pada pasien ini penanganan yang dilakukan sudah tepat, yaitu dilakukan Neoajuvan
Kemoterapi 3 seri terlebih dahulu kemudian dilakukan histerektomi radikal + limfadenektomi
pelvis bilateral. Sesuai dengan teori, Neoajuvan kemoterapi tiga seri dilanjutkan radikal
histerektomi dan pelvik limfadenektomi. Stadium Ca Serviks IB2 dan IIA2 yang
direncanakan operasi tanpa kontraindikasi dilakukan kemoterapi neoajuvan terlebih dahulu
dan dilakukan nilai ulang paska kemoterapi neoajuvan untuk operabilitasnya. Menurut FIGO
(2000), pada stadium IB Lesi terlihat secara klinik dan terbatas di serviks. Stadium IB2 Lesi
terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar lebih dari 4,0 cm.
PROGNOSIS
Prognosis kanker serviks yakni dubia ad malam, 5 year survival rate ca serviks jenis
adenocarsinoma stadium IB sebesar 83 %.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada penderita ini dalam keadaan IB2.
2. Penanganan penderita di RS sudah sesuai dengan protokol yang ada yaitu dengan
Neoajuvan Kemoterapi 3 seri terlebih dahulu kemudian dilakukan histerektomi
radikal + limfadenektomi pelvis bilateral.
B. Saran
1. Perlunya pemberian pengertian kepada masyarakat mengenai pentingnya melakukan
deteksi dini karsinoma serviks yang dilakukan secara rutin, untuk menghindari faktor
resiko karsinoma cervix.
2. Pentingnya pemberian pengertian kepada masyarakat mengenai faktor resiko
karsinoma serviks seperti menikah di usia muda, berganti pasangan seksual serta
kurangnya menjaga higiene seksual yang sering merupakan faktor permasalahan yang
kurang disadari. Hal ini merupakan tanggung jawab dokter, pemuka agama, pemuka
masyarakat, serta masyarakat sendiri.