Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pelaksanaan keperawatan adalah satu kegiatan yang dilaksanakan secara
integral melalui proses bertahap. Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal yang
di dalam pelaksanaannya harus dijelaskan secara spesifik, lengkap dan jelas. Data
yang dikaji pada bayi adalah riwayat kesehatan yang lalu, status gravida ibu, riwayat
persalinan antenatal care (ANC), intranatal Care (INC) dan post natal care (PNC),
kemudian keadaan bayi saat lahir dan pengkajian fisik disertai ballard score (bila
memungkinkan APGAR score). Keterlibatan semua pihak baik dari keluarga pasien,
tim kesehatan lain maupun fasilitas rumah sakit merupakan faktor penunjang dalam
pemberian informasi data yang diperoleh dalam pengkajian akan lengkap, jelas dan
akurat.
Pada saat dilakukan pengkajian By Ny R tidak ditemukan biakan pada
pemeriksaan kultur darah, berbeda dengan pendapat Surasmi (2003) yang mengatakan
bahwa sepsis neonatorum menampilkan gejala sistemik dan sering terdapat bakteri dalam
darah (bacteremia), dan dapat juga disebabkan oleh patogen lain seperti virus maupun
jamur. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan dalam melakukan analisa mikrobiologik
yang dilaksanakan di masing masing negara. Pada pengkajian juga ditemukan
peningkatan CRP kuantutatif dan prokalsitonin serta ditunjang dengan gejala klinis
instabilitas suhu, distress pernapasan, leukositosis sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Haque (2005).
B. Diagnosa keperawatan
Pada teori ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang mencakup:
1. Penyebaran infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pemajanan lingkungan
(nosokomial)
55

2. Ketidakefektifan termoregulasi( hipertermi)


3. Ketidakefektifan pola napas
4. Risiko tinggi perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan : faktor risiko:
hipovolemia, reduksi aliran darah pada arteri/vena, vasokonstriksi selektif, oklusi
vaskuler (kerusakan intimal/mikroemboli..
5. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif.
6. Ansietas/ketakutan b/d krisis situasi, transmisi interpersonal dan keikutsertaan
merasakan
Pada kasus juga ditemukan 5 diagnosa keperawatan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Ketidakefektifan pola napas


Ketidakefektifan termoregulasi( hipertermi)
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Resiko penyebaran infeksi
Resiko jatuh

Pada kasus ditemukan kesenjangan diagnosa keperawatan yaitu diagnosa resiko tinggi
perubahan perfusi jaringan dan resiko jatuh. Hal ini disebabkan karena pasien bayi
Ny. R tidak dilakukan pemeriksaan AGD, CRT < 3 detik
C. Intervensi Keperawatan
Penetapan perencanaan berdasarkan prioritas dan kriteria hasil yang dengan
pertimbangan tingkat keparahan yang muncul dari respon bayi. Dalam melakukan
intervensi keperawatan, telah sesuai dengan teori berdasarkan kebutuhan pasien dan
tidak ditemukan adanya kesenjangan.
D. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan yang dilaksanakan didasarkan pada perencanaan
tindakan yang telah ditetapkan secara komprehensif dan dilaksanakan secara integral
baik melalui tindakan mandiri perawat maupun tindakan kolaboratif dengan tim
kesehatan lainnya. Tidak ada kendala dalam melakukan rencana keperawatan.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu fase dari asuhan keperawatan yang dilaksanakan dengan
tujuan untuk menilai perkembangan kondisi pasien baik yang bersifat sumatif maupun
formatif. Dalam kasus ini, masalah keperawatan yang diangkat belum teratasi secara
keseluruhan. Akan tetapi, intervensi tetap dipertahankan dan dilakukan tiap hari
56

karena walaupun masalah telah berhasil diatasi, bayi masih tetap beresiko untuk
mengalami hipertermi akibat rendahnya berat badan, lapisan kulit yang tipis dan
penyakit yang di derita serta beberapa faktor lainnya.

57

Anda mungkin juga menyukai