BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan gedung tinggi banyak dilakukan karena dibutuhkan sebagai
prasarana untuk tempat tinggal, kantor, gedung sekolah, tempat usaha dan
sebagainya. Dalam membangun suatu gedung, penggunaan beton sebagai material
sangat berpengaruh terhadap biaya konstruksi. Sehingga biasanya dilakukan
penghematan biaya, hal ini boleh dilakukan tanpa mengurangi kekuatan dan
kualitas dari gedung itu sendiri. Salah satu caranya adalah dengan tepat memilih
struktur lantai yang akan digunakan agar ekonomis. Beberapa jenis pelat lantai
yang banyak digunakan pada konstruksi bangunan diantaranya pelat sederhana
dengan tumpuan pada balok disetiap sisinya, pelat datar yang langsung bertumpu
pada kolom ( flat plate ), serta pelat datar dengan penebalan drop panel di
sekeliling kolom ( flat slab ).
Menurut MacGregor (1997), pelat datar (flat plate) ekonomis
penggunaannya untuk bentang 15-25 ft (4,5-6 m), sedangkan untuk flat slab
digunakan untuk kisaran bentang 20-30 ft atau sekitar 6-9 m. Selain dari
perbedaan struktur lantai, penghematan biaya juga dapat berasal dari pemilihan
bentang yang tepat untuk masing masing sistem struktur lantai.
Oleh karena itu, studi ini dilakukan dengan dua variabel tersebut, yaitu
jenis sistem struktur lantai dan penggunaan variabel bentang, sehingga diharapkan
dapat diketahui dimensi elemen - elemen struktur dari setiap bentangnya dan
diketahui seberapa besar pengaruh struktur lantai beton sistem konvensional, flat
plate dan flat slab terhadap biaya konstruksi dalam hal ini volume beton dan
kebutuhan tulangan yang digunakan. Dengan pemilihan bentang yang tepat untuk
setiap sistem diharapkan efisiensi biaya konstruksi dalam hal ini material beton
dan tulangan dapat diwujudkan dalam proyek.
|I-1
e)
f)
g)
1) Studi literatur yang terkait perancangan sistem pelat dengan balok, flat
plate dan flat slab dengan menggunakan metode desain langsung
2) Perancangan denah struktur yang simetris dan merupakan pelat dua arah
3) Penentuan data perancangan mutu beton dan mutu baja yang digunakan.
4) Perhitungan pembebanan mengacu pada Peraturan Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung ( PPURG 1987 )
5) Perancangan sistem pelat dengan menggunakan metode desain langsung
meliputi preliminary design elemen struktur meliputi dimensi kolom,
dimensi balok, tebal pelat, dan dimensi drop panel pada setiap bentang
yang akan digunakan. Kemudian menghitung gaya geser yang bekerja,
momen lentur, dan lendutan yang terjadi
6) Menghitung tulangan yang digunakan
7) Membandingkan pengaruh variabel bentang terhadap tiga sistem pelat
beton bertulang berdasarkan tebal pelat, volume, dan kebutuhan tulangan
yang digunakan
8) Mengaplikasikan perancangan tiga sistem pelat pada bangunan tiga lantai
dengan bentang tiga meter.
1.5 Sistematika Pembahasan
Sistematika studi ini terbagi dalam 5 bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dipaparkan tentang latar belakang, tujuan studi, ruang
lingkup pembahasan, metodologi, dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang dasar teori yang menjadi acuan dalam penulisan studi, langkah
perhitungan, rumus-rumus yang digunakan sebagai pedoman dalam proses
perencanaan sistem pelat.
perancangan tersebut.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
|I-3