REF - STT - Razky
REF - STT - Razky
Disusun oleh :
Razky Noormansyah
1102012231
Pembimbing :
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta
organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak adalah yang berasal dari
jaringan embrional mesoderm yaitu jaringan ikat, otot,pembuluh darah dan limfe,
jaringan lemak, dan selaput saraf.
Tumor (berasal dari tumere bahasa Latin, yang berarti "bengkak", merupakan
salah satu menggambarkan pertumbuhan jaringan biologis yang tidak normal.
Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign).
Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau
pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.
2.2 Anatomi dan Histologi
Menurut jaringan embrional manusia terdapat 3 lapisan, yaitu :
1. Ektoderm
:berkembang
biak
menjadi
epitel
kulit
dengan
adneksanya,
Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam
yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak,
sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),
monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid dan lain-lain. Jaringan
2
lemak adalah jenis jaringan ikat khusus yang terutama terdiri atas sel lemak
(Adiposit). Pada pria dewasa normal, jaringan lemak merupakan 15-20% dari berat
badan, pada wanita normal 20-25% dari berat badan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia,
yaitu:
1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan
39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
2. Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel
yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion
dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada
prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
5. Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan
melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen
utama yang membentuk membran semua jenis sel.
b. Jaringan fibrosa
Jaringan ikat Fibrosa (Fibrosa) Jaringan fibrosa tersusun dari matriks yang
mengandung serabut fleksibel berupa kolagen dan bersifat tidak elastis. Fibrosa
ditemukan pada tendon otot, ligamen, dan simfisis pubis. Fungsinya antara lain
3
sebagai penyokong dan pelindung, penghubung antara otot dan tulang serta
penghubung antara tulang dan tulang.
c. Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot
menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam
organisme tersebut.
- Otot lurik
Memiliki desain yang efektif untuk pergerakan yang spontan dan membutuhkan
tenaga besar. Pergerakannya diatur sinyal dari sel syaraf motorik. Otot ini
-
Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah bekerja dengan
pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom. Otot polos
dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong dengan kedua ujung
meruncing,serta mempunyai satu inti.
-
Otot jantung
Kontraksi otot jantung bersifat involunter, kuat dan berirama
c. Vena
Bagian konvergensi dari kapiler ke dalam system pembuluh-pembuluh yang lebih
besar yang menghantar produk metabolism (CO2 dan lain-lain) ke arah jantung.
Limfe
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak
katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan. Pembuluh
limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri
hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus
kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan
berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus) dijumpai
dalam vili usus kecil.
Fungsi
a. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
b. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
c. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.
Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.
d. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam
jaringan, ke bagian lain tubuh.
e. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
e. Saraf perifer
Sistem saraf tepi, selanjutnya disebut SST, tersusun atas akson-akson yang keluar
menuju organ efektor dan diorganisasikan menjadi saraf. Akson SST pada
ummnya termielinasi, sehingga terlihat berwarna putih.
Organisasi akson-akson saraf tepi menjadi berkas saraf melalui jaringan
pengika. Saraf-saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf (akson) yang
saling berkumpul bersama, dan disatukan melalui jaringan penyambung, s e h i n g g a
m e n g h a s i l k a n k u m p u l a n s e r a b u t s a r a f , d i s e b u t d e n g a n fasikulus.
Dalam satu fasikel pada umumnya mengandung persarafanbaik sensorik maupun
motorik. Beberapa fasikulus membentuk bundel berkas serat saraf. Bundel
berkas serat saraf ini diikat oleh Epineurium, yakni suatu jaringan ikat yang padat,
tidak beraturan, tersusun mayoritasoleh kolagen dan sel-sel fibroblas
2.3 Etiologi
1. Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk
beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen
memiliki peran penting dalam diagnosis.
2. Radiasi
Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang
mendorong transformasi neoplastik.
3. Lingkungan karsinogen
Sebuah hubungan antara eksposur ke berbagai karsinogen dan setelah itu dilaporkan
meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.
4. Infeksi
Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan
meningkatkan kemungkinan tumor jaringan lunak.
5. Trauma
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan. Trauma
mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors (STT) adalah
proliferasi jaringan mesenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh.
Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah,
terutama daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di
badan.
Tumor jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor jinak,
seperti serabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka tumor
membesar melewati batas sampai ke struktur neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul
di lokasi seperti lekukan-lekukan tubuh.
Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu :
1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi.
2. Pertumbuhan dari sel-sel transformasi.
3. Invasi lokal.
4. Metastasis jauh.
2.4 Klasifikasi
Tabel Klasisikasi Tumor Jaringan Lunak Berdasarkan Pertumbuhan Jinak dan Ganas
CLASSIFICATION: HISTOGENIC CLASSIFICATION SCHEME FOR
BENIGN AND MALIGNANT SOFT TISSUE TUMORS
Tissue formed
Benign soft tissue tumor
Malignant soft tissue
Fat
Fibrous tissue
Skeletal muscle
Smooth muscle
Lipoma
Fibroma
Rabdomioma
Leiomioma
tumor (histogenesis)
Liposarkoma
Fibrosarkoma
Rabdomiosarkoma
Leiomyosarkoma
8
Synovium
Blood vessel
Synovioma
Hemangioma
Sarkoma sinovial
Angiosarkoma; malignant
Lymphatics
Nerve
Mesothelium
Tissue histiocyte
hemangiopericytoma
Lymphangioma
Neurofibroma
Benign mesothelioma
Benign fibrous
Lymphangiosarkoma
Neurofibrosarkoma
Malignant mesothelioma
Malignant fibrous
Pluripotent
histiocytoma
None recognized
histiocytoma
Malignant
mesenchymoma
Ewing's sarkoma;
epithelioid sarkoma
Uncertain
Laju Pertumbuhan
Jinak
Ganas
Invasi Lokal
Metastasis
Tidak dijumpai
STADIUM KLINIK
Berdasarkan UICC dan AJCC 2002
T Primary tumor
T0
T1
T1a
Superficial tumor
T1b
Deep tumor
T2
T2a
Superficial tumor
T2b
Deep tumor
N1
M Distant metastasis
M0
No distant metastasis
M1
Distant metastasis
G Histopathologic grade
Low grade
High grade
Stage Grouping (TNM System 6th edition, 2002)
10
Stage IA
Low grade
T1a
N0
M0
Low grade
T1b
N0
M0
Low grade
T2a
N0
M0
Low grade
T2b
N0
M0
High grade
T1a
N0
M0
High grade
T1b
N0
M0
Stage IIB
High grade
T2a
N0
M0
Stage III
High grade
T2b
N0
M0
Stage IV
Any
Any T
N1
M0
AnyT
AnyN
M1
Stage IB
Stage IIA
Any
3) Etiologi
Penyebab lipoma masih belum diketahui. Banyak orang menghubungkan
penyebab dari lipoma adalah konsumsi lemak yang berlebihan dan obesitas,
tetapi tak ada satupun yang terbukti secara ilmiah. Lipoma terkadang bisa
diturunkan dalam satu keluarga. Namun ada suatu sidrom yang disebut
hereditary multiple lipomatosis, yaitu seseorang yang mempunyai lebih dari 1
lipoma pada tubuhnya.
4) Gambaran Klinis
Lipoma berbentuk seperti benjolan dengan diameter 2-10 cm, terasa kenyal
dan lembut. Serta bergerak bebas di kulit (free mobility of overlying skin),
namun overlying skin ini secara khas normal. Sering terdapat pada leher,
lengan dan dada. Tetapi bisa muncul di bagian tubuh manapun. Pada
umumnya orang-orang tidak menyadari jika mereka mengidap lipoma sampai
benjolannya tumbuh besar dan terlihat.
Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri.
Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma
kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga mencapai lebih dari
diameter 6 cm. Memiliki batas dengan jaringan yang tidak nyata. Kapsul yang
membungkus merupakan pseudokapsul yang berasal dari jaringan normal
yang terdesak oleh pertumbuhan jaringan tumor. Oleh karena berasal dari
jaringan lemak yang tidak rata maka akan muncul gambaran pseudolobulated
pada palpasi. Oleh karena sifat sel lemak yang lunak seperti cairan maka
sering dikatakan sebagai pseudokistik.
5) Jenis-jenis Lipoma
12
Melalui mikroskop, lipoma terdiri atas sel-sel adiposit yang sudah dewasa
berbentuk lobus-lobus, dan diliputi oleh kapsul fibrous. Yang adakalanya,
suatu lipoma tidak berkapsul menyusup ke dalam otot.
Empat jenis lain lipoma :
1. Angiolipoma
Angiolipoma varian membentuk dengan co-existing perkembangbiakan
vaskuler. Angiolipoma menyebabkan nyeri dan pada umumnya muncul tidak
lama sesudah pubertas.
2. Pleomorphiclipoma
Pleomorphiclipoma adalah varian lain di mana bizarre, sel raksasa
multinucleated adalah admixed dengan adipocytes. Terjadi sebagian besar
pada laki-laki usia 50 70 tahun.
3. Adipocytes
Sepertiga varian, sel gelendong lipoma, mempunyai gelendong langsing sel
yang admixed di dalam suatu bagian yang dilokalisir muncul adipocytes.
4. Adenolipoma
Adenolipoma ditandai oleh kehadiran kelenjar di dalam tumor yang gemuk,
jenis ini sering ditempatkan terletak di atas proximial bagian-bagian dari
empedu.
6) Diagnosis
Walaupun lipoma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan klinis, namun
untuk menegakkan diagnosis secara pasti dibutuhkan biopsi dan pemeriksaan
histopatologi. CT Scan, MRI juga bisa dilakukan untuk mengetahui tentang
lipoma. Kadar kolesterol umumnya normal , walaupun lipoma seharusnya
menjadi tumor dari jaringan lemak.
7) Terapi
13
Teknik Eksisi
Persiapan
Bedah eksisi lipoma seringkali menghasilkan kesembuhan total. Sebelum
pembedahan, perlu dilakukan pemberian garis outline dari lipoma, dan
perencanaan eksisi kulit dengan tanda pada permukaan kulit. Outline dari tumor
14
sekitar
lapangan
operasi
untuk
menciptakan
field
block.
Enukleasi
Lipoma yang kecil dapat dihilangkan dengan enukleasi. Insisi 3-4mm dibuat diatas
lipoma, curette ditempatkan di dalam luka dan digunakan untuk membebaskan lipoma
dari jaringan sekitar. Setelah dibebaskan, tumor dienukleasi melalui luka insisi. Secara
umum, penjahitan tidak diperlukan, pressure dressing diaplikasikan untuk mencegah
pembentukan hematom.
Eksisi
Lipoma yang lebih besar paling baik dihilangkan melalui insisi-insisi dari kulit di atas
lipoma, yang dibuat seperti eksisi fusiformis mengikuti garis tegangan kulit dan lebih
kecil dari ukuran tumor. Area sentral kulit yang akan dieksisi, dipegang dengan sebuat
hemostat atau Allis clamp, yang bertujuan menciptakan traksi untuk pembuangan
tumor. Diseksi kemudian dilakukan untuk memisahkan lipoma dengan jaringan
sekitar dengan menggunakan gunting atau scalpel.
15
Sewaktu sebagian jaringan lipoma telah dibebaskan dari jaringan sekitarnya, hemostat
atau clamp dapat dipasangkan pada tumor sebagai traksi untuk pembuangan sisa dari
tumor tersebut. Ketika semuanya telah terbebaskan, lipoma dikeluarkan secara utuh.
1.2 Liposarcoma
1) Definisi
Liposarkoma adalah neoplasma ganas adiposit. Berbeda dengan lipoma, sebagian
besar liposarkoma timbul di jaringan lunak dalam atau visera. Ekstremitas bawah
dan abdomen sering menjadi tempat timbulnya tumor ini.
16
2) Prevalensi
Dengan kejadian tahunan sebesar 2,5 kasus per juta penduduk, liposarkoma
adalah sarkoma jaringan lunak yang paling umum. Tumor ini biasanya timbul
pada orang dewasa, dengan insidensi puncak pada dekade kelima dan keenam.
3) Etiologi
Terdapat kelainan translokasi pada kromosom band 12q13 translokasi kromosom
yang paling umum adalah fusi FOS-CHOP gen , yang mengkode faktor
transkripsi yang diperlukan untuk diferensiasi adiposit.
4) Gambaran Klinis
Liposarkoma biasanya bermanisfestasi sebagai lesi yang batasnya relatif tegas.
Gejala berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit, hanya
sedikit penderita yang mengeluh sakit. Rasa sakit muncul akibat perdarahan atau
nekrosis dalam tumor dan bisa juga karena penekanan pada saraf-saraf tepi.
5) Klasifikasi
WHO mengklasifikasikan liposarkoma menjadi 5 kategori :
6) Diagnosis
Liposarkoma biasanya bermanisfestasi sebagai lesi yang batasnya relatif tegas.
Pada ekstremitas, liposarkoma dapat muncul dalam, nyeri, massa membesar.
17
18
Jaringan ini tumbuh akibat adanya trauma tunggal dan ringan yang berlangsung
terus-menerus sehingga terjadi inflamasi kronis atau infeksi.
4) Gambaran Klinis
Ukuran tidak lebih dari 3 cm yang tidak menimbulkan rasa sakit dan terlokalisir.
Massa fibroma dapat berbentuk bulat, bertangkai, dan mencapai ukuran
maksimal dalam beberapa bulan. Umumnya mempunyai ukuran 1,5 cm tidak
menimbulkan gejala, padat, warnanya seperti jaringan sekitar, sedikit dilapisi
jaringan keratin, dapat timbul ulserasi oleh karena trauma yang berulang.
Konsistensi fibroma tergantung dari banyaknya jaringan ikat yang terdapat dalam
tumor. Makin banyak jaringan ikat, makin keras konsistensinya. Fibroma durum
konsistensinya keras dan fibroma mobile lunak.
5) Diagnosis
Pada biopsi ditemukan permukaan lesi ditutupi oleh selapis epitel
skuamosa bertingkat dan umumnya terlihat teratur dan menunjukkan
pemendekan dan rete pegs yang rata. Pada saat trauma terjadi pada jaringan akan
timbul vasodilatasi, edema dan infiltrasi sel inflamasi dengan berbagai tingkatan.
Daerah tersebut akan terlihat difus, kalsifikasi lokal dan terjadi osifikasi.
6) Terapi
Eksisi surgical (ekstirpasi) merupakan terapi pilihan untuk perawatan
fibroma tanpa harus menghilangkan batas mukosa normal sekitarnya.
-
7) Prognosis
19
Baik.
2.2 Fibrosarcoma
1) Definisi
Fibrosarkoma adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan ikat fibrosa dan
ditandai oleh adanya perkembangan fibroblast yang belum matang secara banyak
atau tidak dibedakan anaplastik sel spindle. Tumor ganas ini berasal dari jaringan
fibrosa tulang dan menyerang tulang panjang atau flat sepeeti femur, tibia, dan
mandibula. Hal ini juga melibatkan periosteum dan otot atasnya.
2) Prevalensi
Fibrosarkoma biasanya ditemukan pada orang dewasa, paling sering umur antara
30-55 tahun.
3) Etiologi
Idiopati. Pada penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa diduga adanya
hubungan antara fibrosarkoma dengan mutasi genetik. Defek genetik yang paling
sering antara lain yaitu : hilangnya allel, poin mutasi dan translokasi kromosom.
4) Gambaran Klinis
Gejala pada awal penyakit sering tidak tampak ataupun tanpa rasa nyeri.
Biasanya tumor pada awalnya tidak diketahui, sampai kemudian timbul gejala,
baik secara mammografi maupun teraba benjolan. Pada lesi yang besar dapat
terjadi peregangan kulit sehingga tampak berkilat dan berwarna keunguan, dan
terjadi perubahan pada kulit disekitar lesi. Pada massa sangat besar dapat timbul
pelebaran pembuluh vena.
5) Diagnosis
20
memberikan
Sel
dan
hiperkromatin
Adanya nekrosis
Adanya mitosis
b. Pemeriksaan Histopatologi
Histologi grading pada fibrosarkoma terutama berdasarkan derajat selularitas,
derajat diferensiasi selular, jumlah gambaran mitotik dan sejumlah kolagen
yang dihasilkan oleh sel tumor dan nekrosis yang luas.
Well differentiated fibrosarkoma
Karakteristik : susunan sel-sel bentuk spindel yang uniform, yang secara khas
memperlihatkan adanya fibrogenesis. Pada beberapa kasus sel-sel tersebut
berkelompok membentuk untaian yang berkelok membentuk
gambaran
herring bone pattern. Pada keadaan yang lainnya sel-sel dipisahkan oleh
serabut kolagen yang tebal, wire like dan dapat mengalami hialinisasi. Pada
beberapa tumor memperlihatkan gambaran sel yang lebih bulat dengan inti
21
yang kecil dan sitoplasma yang jernih, sel tersebut dapat menjadi padat oleh
karena serabut kolagennya mengalami hialinisasi. Dijumpai adanya sedikit
selular pleomorfik. Lesi seperti ini merupakan lesi yang low grade.4
dari sel histiosit dan muncul dalam jaringan lunak pada bagian tubuh mana
saja. Sering ditemui pada dewasa, sangat jarang pada anak-anak.
Prevalensinya 20-30 % dari seluruh keganasan jaringan lunak.
3. Jaringan Otot
3.1 Leiomyioma
1) Definisi
Leiomioma adalah neoplasma jinak jaringan lunak yang timbul dari otot polos.
2) Prevalensi
Leiomioma genitalia cenderung menjadi yang paling umum dari 3 jenis.
Angioleiomioma lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dengan
perbandingan 2:1 secara keseluruhan. Menurut usia leiomioma dapat dilihat
beberapa sebagai berikut :
3) Etiologi
Idiopati kemungkinan berhubungan dengan genetik.
4) Gambaran Klinis
Leiomioma genitalia pada vulva atau skrotum biasanya berukuran lebih besar
dari kedua jenis leiomioma yang lainnya.
5) Klasifikasi
Leiomioma dapat dikategorikan ke dalam 4 jenis berikut:
Beberapa piloleiomioma
Piloleiomioma (Soliter)
Angioleiomioma (soliter)
6) Diagnosis
Pemeriksaan Histologi
Inti otot karakteristik halus yang memanjang dengan ujung tumpul, dan
mereka sering digambarkan sebagai cerutu atau belut berbentuk. Ketika serat
ini dipotong di penampang, vacuolization perinuklear dapat dihargai. Dengan
mikroskop elektron, sel-sel otot polos leiomioma yang tampak normal.
Piloleiomiomas terjadi terutama dalam dermis retikular dan tidak dikemas.
Berkas otot polos tumor ini interlaced dengan jumlah variabel kolagen.
Tingkat aktivitas mitosis, jika ada, rendah. Leiomioma genital mirip dengan
piloleiomiomas dalam penampilan histologis mereka.
Sebaliknya, angioleiomioma mengandung banyak pembuluh darah melebar di
tengah-tengah kumpulan otot polos diatur dengan cara yang lebih konsentris.
Ruang-ruang pembuluh darah dilapisi oleh endotelium sebuah. Untuk
perbedaan lebih lanjut, angioleiomiomas baik dibatasi atau dienkapsulasi dan
24
25
Hemangioma
Hemangioma ialah tumor jinak yang berasal dari pembuluh darah. Tumor ini
berwarna merah atau merah kebiru-biruan. Hemangioma itu terutama terdapat
pada bayi dan anak-anak. Kurang lebih 75% telah ada sejak lahir dan 85%
telah tampak sebelum bayi berumur 1 tahun. Hemangioma ini umumnya
terdapat di kulit dan/atau subkutan, sebagian besar di daerah kepala dan leher.
Dapat pula diketemukan di mukosa, hati, otot, tulang, dsb.
26
tumor bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Hemangioma ini
umumnya tidak mengalami regresi.
Perlu diketahui bahwa hemangioma itu ada yang dapat dan ada pula yang tidak
dapat mengalami regresi spontan. Hemangioma arteriale dan capillare, yang
umunya dapat mengalami regresi, jarang pada hemangioma cavernosum.
Hemangioma racenosum yang tidak mengalami regresi. Hanya saja sukar
menentukan sebelumnya, jenis hemangioma yang akan mengalami regresi dan
kecil, umumnya eksisi tidak sukar, memberikan hasil yang sangat baik.
Ekspektasi
Terapi ekspektatif untuk hemangioma yang sukar eksisinya, dengan harapan
4.2 Limfangioma
27
28
29
5.2 Neurofibrosarcoma
Neurofibrosarcoma adalah tumor ganas selubung saraf perifer. Biasa juga
disebut Schwannoma ganas, Neurofibrosarcoma, dan Neurosarcoma.
Gejala Klinis
-
pincang.
Nyeri terlokalisasi pada area tumor atau ekstremitas.
Diagnosis
Tes yang paling akurat untuk pasien dengan neurofibrosarcoma potensial
adalah tumor biopsi (mengambil sampel sel secara langsung dari tumor itu
sendiri). MRI , X-ray , CT scan , dan scan tulang dapat membantu dalam
menemukan tumor dan / atau mungkin metastasis .
6. Jaringan Penyambung
6.1 Sinovial Sarcoma
Synovial sarcoma adalah salah satu tumor jaringan lunak yang paling umum
terjadi pada remaja dan pasien muda, dengan sekitar 1 dari 3 kasus yang
terjadi dalam 2 dekade pertama kehidupan. Rata-rata pasien yang didiagnosa
adalah sekitar 30 tahun.
2.5 Diagnosis
a. Anamnesis
Gejala dan tanda tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi di
mana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit
yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya
terjadi akibat pendarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya
penekanan pada saraf-saraf tepi.
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar,
bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari
jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh.
30
Lokasi tumor
Ukuran tumor
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos untuk menilai ada tidaknya infiltrasi pada tulang.
2. MRI / CT-scan untuk menilai infiltrasi pada jaringan sekitarnya,
3. Angiografi atas indikasi,
31
Sebaiknya dilakukan core biopsy atau tru cut biopsy dan lebih dianjurka
untuk dilakukan biopsi terbuka, yaitu bila ukuran tumor < 3 cm dilakukan
biopsi eksisi dan bila > 3 cm dilakukan biopsi incisi.
ditegakkan, selanjutnya ditentukan Stadium Klinik tumor soft tissue Sesuai tabel
di atas.
Sebelum melakukan tindakan terapi terlebih dahulu harus dipastikan apakah
kasus tumor soft tissue tersebut kurabel atau tidak, resektabel atau tidak, dan harus
dipastikan modalitas apa yang dimiliki (operasi, radiasi, khemoterapi), serta
kemungkinan tindakan rehabilitasi.
2.6 Penatalaksanaan
Pada dasarnya prinsip penatalaksanaan untuk tumor jinak jaringan lunak adalah
eksisi yaitu pengangkatan seluruh jaringan tumor. Tapi penatalaksanaan berbeda pada
sarkoma jaringan lunak.
Prosedur terapi untuk sarkoma jaringan lunak yaitu dibedakan atas lokasinya,
antara lain :
a. Ekstremitas
Pengelolaan SJL di daerah ekstremitas sedapat mungkin haruslah dengan tindakan
the limb-sparring operationdengan atau tanpa terapi adjuvant (radiasi/khemoterapi).
Tindakan amputasi harus ditempatkan sebagai pilihan terakhir. Tindakan yang dapat
dilakukan selain tindakan operasi adalah dengan khemoterapi intra arterial atau dengan
hyperthermia dan limb perfusion.
b. Viseral / Retroperitoneal
32
Bila tumor masih resektabel, dilakukan eksisi, umumnya dengan marginal margin,
dilanjutkan dengan radioterapi ajuvan.
Bila tidak memungkinkan untuk tindakan eksisi luas, maka dilakukan radioterapi
primer atau khemoterapi.
Pada SJL di kepala dan leher yang tidak mungkin dilakukan eksisi luas maka
dapat diberikan khemo radiasi.
33
Status Karnofsky
100% : mampu melaksanakan aktivitas normal, tanpa keluhan/ tidak ada kelainan.
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
: mendekati kematian
34
0%
Untuk mencapai angka ketahanan hidup (survival rate) yang tinggi maka diperlukan :
-
DAFTAR PUSTAKA
1. I Dewa Gede Sukardja.2005. Onkologi Klinik.Edisi 2. Airlangga University
Press.Surabaya.
2. Mautner VF, Friedrich RE, von Deimling A, Hagel C, Korf B, Knfel MT, Wenzel R,
Fnsterer C. (2003). "Ganas tumor selubung saraf perifer di neurofibromatosis tipe 1:
MRI mendukung diagnosis neurofibroma plexiform ganas." American Journal of
Pathology 45 (9).
3. Mitchell, Kumar, Abbas, Fausto. BS Dasar Patologis Penyakit ed 7. Jakarta : EGC, .
p71-72.
4. Nickloes A T, et al. Lipomas. http://emedicine.medscape.com/article/191233overview#a0104
5. Olmstead, P. M., & Graham, W. P. 1994 Kelainan Bedah pada Kulit, dalam Buku Ajar
Bedah Sabiston, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cetakan I Bagian 2, Jakarta, 426427.
6. Pieter, J., & Halimun, E. M. 1997 Tindak Bedah: Organ dan Sistem Organ Kulit,
dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Edisi
Revisi, Jakarta, 428-30.
7. Staf Pengajar Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011.
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta http://ilmubedah.info/sarkoma-jaringan-lunaksoft-tissue-sarcoma-20110509.html
8. Tassya,A.2011.Tumor jaringan Lunak (http://www.dokterbook.com/2011/12/softtissue-tumor/)
9. World Health Organization Classification of Tumors: Pathology and Genetics of
Tumors of Soft Tissue and Bone. Edited by Fletcher CDM, U. K., Mertens F., Lyon,
France, IARC Press, 2002
35