TAD
KATA PENGANTAR
TAD
Dengan rahmat Allah swt, penguasa alam semesta, penguasa alam fikiran
manusia dan dengan memanjatkan puji syukur kepada Nya eBook Teknik Audio Dasar
ini telah selesai disusun dan siap ikut serta meramaikan wacana tentang pembahasan
materi Audio di dunia maya persada Indonesia pada umumnya, dan siswa SMK bidang
keahlian Teknik Audio Video khususnya.
Mengapa penulis memilih eBook ? Ya..tentu saja dengan alasan yang khusus
pula, yang paling dominan adalah eBook sangat mudah diakses dari mana saja dan
kapan saja, juga sangat praktis dan ekonomis, daya jelajah , daya edar yang tidak perlu
disangsikan lagi, relatif sangat cepat.
EBook Teknik Audio Dasar ini disusun secara sederhana dan minimalis,
dikandung maksud agar mudah dipahami dan dimengerti secara mandiri, diharapkan
tanpa seorang pembimbingpun pembaca ( Siswa ) bisa memahami dan mengerti apa
yang terkandung dalam eBook ini, sehingga wacana dan pengetahuan siswa tentang
audio akan berkembang dengan cepat dengan daya serap lebih dari sembilan puluh
persen.
Secara keseluruhan eBook Teknik Audio Dasar ini membahas tentang Sound
system sederhana, disajikan dengan praktis, dari Preamp head, Preamp mikropon,
Pengatur nada, Penguat daya sampai Loudspeaker, disertakan pula lembaran kerja (
jobsheet ) . Dari hal yang sederhana ini penulis berharap Siswa mendapatkan bekal
pengetahuan, dan dikemudahan hari dapat diterapkan dalam melaksanakan praktek uji
coba tentang audio
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi ..
Bab I
Perencanaan Akustik :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bab II
3
3
4
5
5
Bab III
Bunyi ..
Bising dan Daerah Pendengaran ..
Gema ..
Gelombang Bunyi ..
Penyebaran Bunyi .
Tekanan Bunyi Output Loudspeaker
Resonansi
Akustik .
Soal Latihan ...
Sound System
1. Blok diagram rangkaian penguat Suara.
2. Penguat depan head ( Preamp Head )
3. Head
4. Penguat depan Mikropon
5. Mikropon
6. Penguat Pengatur Nada (Tone Control)
7. Penguat Daya (Power Amplifier)
8. Crossover
9. Loudspeaker
10. Catu Daya
11. Mekanik Tape Recorder
Bab IV
Jobsheet Praktek
1.
2.
3.
4.
5.
Bab V
Preamp Head
Preamp Mikropon
Tone Control ( Pengatur Nada )
Penguat Daya ( Amplifier )
Petunjuk Pembuatan Laporan Praktek
Daftar Pustaka
1. Bunyi
Yang dimaksud dengan Bunyi atau suara adalah getaran mekanik suatu materi, atau
gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat
berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, gas,
atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara
murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur
dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel.
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain,
sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga
manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi
dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut
infrasonik. Setiap getaran atau periode bunyi mempunyai dua besaran yaitu : frekuensi dan
amplitude.
Gambar 1. Sinus satu periode
Vpp
T
Satu periode atau satu ayunan, satu getaran dengan waktu T second dan Frekuen F
dalam Hertz, dapat deterapkan rumus F = 1/T.
2.
Bising yang dikenal juga sebagai kenyaringan bunyi dalam pustaka lain disebut sebagai
kekuatan bunyi atau kekerasan bunyi yang sampai ke telinga kita. Bising dapat kita
katagorikan menjadi dua hal yaitu bising yang berasal dari dalam ruangan atau gedung
misalnya suara gaduh percakapan manusia, suara dengung dari pendingin ruangan, suara
mesin yang digunakan dalam ruang itu. Yang kedua adalah bising dari sumber suara di luar
ruangan, misalnya bisingnya lalu lintas kendaraan, bisingnya suara hujan, ombak laut atau
sumber bunyi yang lain. Jika level bising atau kita sebut noise lebih tinggi dari level bunyi yang
direproduksi loudspeaker maka bunyi dari loudspeaker tidak didengar dengan jelas. Bising
yang ditimbulkan dari kereta api yang sedang lewat lebih nyaring daripada bunyi mesin diesel,
sebab bunyi kereta menghasilkan getaran lebih besar di udara. Tinggi rendahnya level bising
ditentukan juga oleh jarak dimana sumber bunyi atau sumber bising tersebut berada..Bising
diukur dalam satuan desibel (dB). Bunyi pesawat jet yang lepas landas mencapai sekitar 120
dB. Sedang bunyi kebisingan kantor mencapai 60 dB. Kebanyakan suara adalah merupakan
gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan
kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau
kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Tabel berikut menunjukan perbedaan
level bising dengan tempat yang berbeda.
Teknik Audio Dasar
Lokasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
120
100
80
60
40
20
0
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium
lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh
telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai
variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz
disebut infrasonik.
Gambar 1. Daerah Frekuensi Bunyi.
Daerah
Infrasonic
Daerah
Pendengaran
20 Hz
3.
Daerah
Ultrasonic
20 KHz
Gema :
Gema terjadi jika bunyi dipantulkan oleh suatu permukaan, seperti tebing pegunungan,
dan kembali kepada kita segera setelah bunyi asli dikeluarkan. Kejernihan ucapan dan musik
dalam ruangan atau gedung konser tergantung pada cara bunyi bergaung di dalamnya. Bunyi
atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui
medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang
bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara jadi, gema adalah
gelombang pantul/ reaksi dari gelombang yang dipancarkan bunyi.
4.
Gelombang Bunyi :
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar maju-mundur. Tiap saat,
molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan
Teknik Audio Dasar
5.
Penyebaran Bunyi :
Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi merambat lebih lambat jika
suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11
km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat
daripada di udara Rumus mencari cepat rambat bunyi adalah v=s:t Dengan s panjang
Gelombang bunyi dan t waktu. Dengan medium yang berbeda maka kecepatan rambat bunyi
berbeda pula, tergantung dari ketebalan mediumnya, table berikut menunjukan perbedaan
tersebut :
Tabel 2 : Kecepatan Penyebaran Bunyi.
No.
Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Gelas
Besi
Tembok
Kayu
Air
Gabus
Udara 20 derajat
Karet lunak
5500
5000
3500
2500
1480
500
344
70
Nampak dalam tabel semakin kecil ketebalannya dan semakin elastis mediumnya maka
semakin kecil pula kecepatan rambat bunyi.
6.
1 KHz, 1watt
Jarak 1 meter
LEVEL
METER
Input Sinus
Beberapa jenis loudspeaker dengan tekanan bunyi keluaran diperlihatkan dalam tabel
berikut ini :
Tabel 3. Tekanan bunyi keluaran.
Jenis Loudspeaker
Lsp. Langit-langit
Lsp. Column
Lsp. Horn
7.
Resonansi :
Suatu benda, misalnya gelas, mengeluarkan nada musik jika diketuk sebab ia memiliki
frekuensi getaran alami sendiri. Jika kita menyanyikan nada musik berfrekuensi sama dengan
suatu benda, benda itu akan bergetar. Peristiwa ini dinamakan resonansi. Bunyi yang sangat
keras dapat mengakibatkan gelas beresonansi begitu kuatnya sehingga pecah.
8.
Akustik :
Sound System, merupakan gabungan dari dua kata Sound yang dapat diartikan derik,
bunyi, suara sedangkan System adalah susunan, tata, sistim . Kalau kita menyebut sound
Teknik Audio Dasar
PENGUAT AUDIO
Tujuan :
Teknik Audio Dasar
TAD
Siswa memahami tipe dasar rangkaian penguat audio.
Siswa mampu menerapkan pengetahuan tentang penguat dalam kegiatan praktek.
A. Tipe Penguat :
Ada berbagai macam cara untuk membedakan tipe atau macam penguat diantaranya
berdsarkan Rangkaian Penguatannya : Penguatan Tegangan, Penguatan Arus, Penguatan Daya.
Berdasarkan frekuensi kerjanya : Penguat Frekuensi Audio, Penguat Frekuensi Radio dan
Penguat Video. Dipandang dari Klasnya : Penguat Klas A, Klas B, Klas AB dan Klas C. Dipandang
dari Kopling Penguatnya: Resistasi, Kapasitansi dan Transformer dan masih banyak cara lagi
untuk membedakan tipe penguat.
B. Penguat Ideal :
Penguat ideal adalah penguat yang mempu menguatkan sinyal masukan bisa berupa
tegangan, arus, maupun daya dan sinyal masukan ini dapat berujud dc maupun ac. Gambar 1
dan 2 adalah dua buah symbol umum dari penguat. Untuk menyatakan sibol penguat tegangan
dinyatakan dengan bentuk segitiga, seperti gambar 1. Sedangkan untuk penguat arus atau
penguat daya simbolnya berbentuk segi empat seperti gambar 2. Simbol semacam ini
digunakan apabila di dalam rangkaian tersebut terdapat rangkaian terpadunya.
Gambar 1.
+ Volt
Teknik Audio Dasar
10
V Input
AFG
V Output
R LOAD /
R BEBAN
Gambar 2.
I Output
I Input
GENERATOR
ARUS
PENGUAT
R LOAD
Penguat seperti pada gambar 1, mempunyai Penguatan yang dinyatakan dengan Av.
Vo
Av = ------------Vi
Keterangan : Av = Penguatan tegangan
Vo = Tegangan Output
Vi = Tegangan Input
Arus input Ii untuk penguatan yang ideal harus nol.
11
Contoh Soal :
Sebuah penguat tegangan dengan sinyal input 6 div terbaca pada Oscilloscope sedang
tombol Volt/Div nya menunjukan pada 0.5 Volt, Sedangkan sinyal outputnya 6 div dan tobol
Volt/div menunjukan angka 2 Volt. Berapa penguatan dari pengauat tersebut?
Jawab :
Tegangan Input = 6 x 0.5 Volt = 3 Volt
Tegangan Output = 6 x 2 Volt = 12 Volt
Penguatan : Av = 12 Volt / 3 Volt = 4
12
E.
Penguat Klas A
Penguat Klas B
Penguat Klas AB
Penguat Klas C
Gambar 3 menunjukan bentuk sinyal masukan dan sinyal keluaran dari penguat Klas A,
B, AB dan C. seperti pada Tabel 1.
Tabel 1.
KLAS
PENGUAT
SINYAL INPUT
SINYAL OUTPUT
DERAJAD
-------------------------------
----------------------------------
----------------------------
------------------------------
AB
--------------------------
------------------------------
180<SO<360
--------------------------
-------------------------------
SO < 180
Penguat Klas A :
13
Penguat klas AB
arus outputnya lebih besar dari 180 derajat tapi kurang dari 360 derajat. Efisiensi operasi
penguat klas AB hampir sama dengan efisiensi pada penguat klas B. Penguat klas AB
digunakan pada penguat daya balans untuk penguatan suara yang menggunakan frekuensi
tinggi. Penguat klas AB dibentuk untuk menghilangkan cacat yang terjadi pada output dari
penguat klas B. Cacat pada output penguat klas B disebut seberangan ( Cross Over Distortion ).
Penguat klas C
Bentuk sinyal outputnya diantara 0 derajat dan 180 derajat. Mempunyai efisiensi operasi
dapat mencapai 80 persen. Penguat klas C digunakan untuk penguatan frekuensi tinggi pada
penguat frekuensi radio ( RF ).
Gambar 3
A1
A2
INPUT
OUTPUT
Pada rangkaian elektronika dikenal empat cara yang paling populer untuk mengkopel penguat
yang satu dengan penguat berikutnya sebagai berikut :
1. Kopling langsung
2. Kopling R-C
3. Kopling Transformer
4. Kopling Impedansi
1. Kopling Langsung
Penguat yang dirangkai dengan kopling langsung yaitu output penguat yang satu dihubungkan
langsung ke input penguat berikutnya. Perhatikan gambar 4 dua penguat transistor Q1 dan Q2
dihubungkan langsung, output dari Q1 kolektor dihubung langsung ke input Q2 basis.
Gambar 4
2. Kopling R-C
Penguat yang dirangkai dengan kopling R-C yaitu output penguat yang satu dihubungkan ke
input penguat berikutnya. Melalui komponen resistor dan kapasitor Perhatikan gambar 5 dua
rangkaian penguat transistor, output dari transistor Q1 dihubungkan ke basis Q2 melalui C2.
Teknik Audio Dasar
Disusun oleh : Drs. Sutarman
15
3. Kopling Transformer
Penguat yang dirangkai dengan kopling Transformer yaitu output penguat yang satu
dihubungkan ke input penguat berikutnya. Melalui kopling transformator Perhatikan gambar
6 dua rangkaian penguat yang menggunakan JFET Q1 dan Q2, output dari Q1 dihubungkan ke
Q2 melalui T1. Transformer selalu diterapkan pada penguat IF dan RF yang memerlukan
respon frekuensi dan penguatan yang tinggi.
Gambar 6
16
4. Kopling Impedansi
Penguat yang dirangkai dengan kopling Impedansi yaitu output penguat yang satu
dihubungkan ke input penguat berikutnya. Melalui kopling Impedansi yang ditentukan oleh
harga L2 dan C2 merupakan rangkaian osilasi. Perhatikan gambar 7 Kapasitor C4 melindungi
penguat Q1 dan Q2 dare pengaruh dc. L3 dan C6 juga merupakan rangkaian osilasi untuk
menentukan impedansi Q2. Kapasitor C7 adalah kapasitor yang menghubungkan rangkaian
penguat ini dengan beban.
Gambar 7
G.
Penguat Balans.
Penguat balans dikenal dengan Push-Pull adalah penguat yang menggunakan dua buah
transistor yang sejenis. Penguat klas B dan AB yang mempunyai output tidak sempurna
memanfaatkan sistim ini untuk memperoleh output yang linier sempurna bentuk sinyal output
sama dengan sinyal inputnya. Penguat klas C juga menerapkan sistim ini untuk memperoleh
efisiensi operaisional yang lebih baik, namun bentuk sinyal outputnya tidak linier. Penguat
balans klas C banyak diterapkan pada pemancar AM, pemancar morse ( CW ) karena efisiensi
dari penguat balans klas C mempunyai nilai yang tinggi.
17
Perhatikan gambar 8 merupakan rangkaian dasar penguat balans klas B. Untuk penguat balans
klas AB dirangkai dengan menambah tegangan muka pada basis masing-masing transistor Q1
dan Q2 seperti yang terlihat pada gambar 9. Transformator T1 mensuplai sinal input pada
basis Q1 dan Q2. Setengah sinyal input positif masuk basis Q1 dan setengah sinyal negative
masuk basis Q2, setengah periode pertama mengemudikan Q1 dan setengah periode kedua
mengemudikan Q2 tarik dorong secara bergantian ( Push-Pull ). Transistor Q2 tidak akan
bekerja pada saat setengah periode pertama masuk dan transistor Q1 tidak akan bekerja pada
saat setengah periode kedua masuk.
Gambar 9
18
19
Contoh rangkaian penguat yang menggunakan IC ditunjukan pada gambar 12 dan rangkaian
amplifier yang menggunakan IC Power.
20
TAD
21
22
LM 1876TF, LM 3886
STK 0029, STK 0039, STK 0040, STK 0050, STK 0080, STK 050, STK 437, STK 439,
23
24
25