PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejalan
dengan
pergeseran
paradigma
layanan publik dan layanan pasar, maka Puskesmas harus dikelola secara
entepreneur bukan secara birokratik
lagi.
Untuk
menjadi
lembaga
itu
lebih
Puskesmas
mandiri
perlu
dan mampu
reformasi
pengelolaan
keuangan
Negara
dengan
terbitnya
Layanan Umum
pelaksanaannya,
Nomor
23
Tahun
atau
disingkat
terbitlah Peraturan
2005
BLU.
Pemerintah
Sebagai
Republik
aturan
Indonesia
untuk
meningkatkan
pelayanan
kepada
masyarakat dalam
Layanan
lingkungan
Umum
pemerintah
Daerah
(BLUD),
daerah yang
yaitu
dibentuk
suatu
untuk
instansi
di
memberikan
dijual
melakukan
tanpa mengutamakan
mencari
kegiatannya didasarkan
pada
keuntungan
prinsip
menjadi
dan
efisiensi
dalam
dan
BLUD, sehingga
yaitu
pola
pengelolaan
keuangan
yang
memberikan
pengecualian
dari
ketentuan
pengelolaan
keuangan
menentukan
keputusan-keputusan
strategis
dengan
bahkan
dengan
bersaing dan/atau
program-program
mandiri
pelayanan
dengan
kesehatan
tetap
yang
sinergi
ditetapkan
pemerintah.
Untuk dapat menerapkan status PPK-BLUD bertahap menjadi penuh maka
Puskesmas Way Laga mengajukan kembali persyaratan administrasi yang
harus dipenuhi oleh Puskesmas
RSB
harus
sejalan
dengan
Rencana
Pembangunan
RPJMD.
b. Target pencapaian
belanja
layanan
dikalikan
dan
jasa
terkait dengan
biaya
per
unit
itu
juga
harus memperhatikan biaya per unit (unit cost) layanan dan tarip
layanan dalam rangka membuat prognosa pendapatan dan beban
lima tahun kedepan.
c. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Puskesmas harus
sejalan dengan
(RKPD).
RSB
dan
RBA selanjutnya
Rencana
menjadi
Kerja
bagian
Pemerintah
dari
RAPBD
Daerah
untuk
penetapan
APBD,
disusun
Dokumen
Pelaksanaan
Sistem Pengumpulan
Data
Kinerja
untuk
menghasilkan
Akuntansi
Keuangan
harus
didukung
oleh
subsistem-
Pola
Tata
prinsip-prinsip
Kelola
yang
Transparansi,
sebagai BLUD
baik
dengan
Akuntabilitas,
mengutamakan
Pengembangan,
dan
penunjang
yang
harus
menerapkan
azas
mutu
sumberdaya
manusianya
(brainware),
sarana-
hatinya
(heartware).
Pedoman Tata
Nomor
61
Tahun
2007
disebutkan,
BLUD
beroperasi
berdasarkan Pola Tata Kelola atau peraturan internal, yang memuat antara
lain:
a. Struktur organisasi; menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas,
fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi.
yang
berorientasi
jelas
pada
mengenai
sumber
pemenuhan
daya
secara
manusia
yang
kuantitatif
dan
merupakan
pada
kejelasan
BLUD
fungsi,
agar
struktur,
sistem
pengelolaannya
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
Responsibilitas, merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan
organisasi terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan.
d.
e. Menjaga
Pelayanan
Kesehatan
dapat
terselenggaranya
dengan
Pemerintah
Nomor
23
Tahun
2005
tentang
Pengelolaan
Satuan
Tanggal
Kerja
Di
25
Januari
Lingkungan
2007
Instansi
tentang
Pedoman
Pemerintah
Yang
serta
disesuaikan
dengan
fungsi,
tanggung
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
jawab,
dan
PUSKESMAS WAY LAGA adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota
Bandar
Lampung
yang
bertanggung
jawab
terhadap
pembangunan
berfungsi
sebagai
pusat
penggerak
pembangunan
berwawasan
rencana
kerja
dan
anggaran
RKA
dan
dokumen
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
pemeliharaan
dan
perawatan
peralatan
kedokteran, peralatan
keperawatan, peralatan perkantoran dan peralatan kesehatan
lainnya.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
Jangka
persetujuan bersama
melalui Raperda APBD,
Panjang
dan
Menengah
Daerah,
menetapkan
terhadap pelaksanaan
APBD.
Disamping
itu
DPRD
memiliki
wewenang
untuk:
1.1
Menyetujui
pemindahtanganan
tanah
dan/atau
bangunan
milik
Puskesmas.
1.2
2.
kewajiban,
sebagai berikut :
2.1 Selaku pemilik berkewajiban untuk melakukan pembinaan
kepada BLUD melalui Sekretaris
teknis
Selaku
Pemilik
Puskesmas tetap
berkewajiban
terlaksana
untuk
dan
menjaga
tujuan
memberikan
pendirian
manfaat
yang
Selaku
pemilik
harus
memiliki
mekanisme
pengangkatan
dan
Selaku
pemilik
Puskesmas
dan
harus
memiliki
penilaian
mekanisme
kinerja
penilaian
kinerja
Pengelola
2.5
Selaku
pemilik
harus
memiliki
mekanisme
untuk
mengesahkan
2.7
Puskesmas
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
c.
sebagai
1.2.
1.3.
1.4.
Program Gizi.
1.5.
1.6.
Pengobatan.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.
3.1.
Laboratorium.
3.2.
3.3.
Farmasi.
d. Puskesmas Pembantu ( PUSTU ).
1.
2.
Pejabat
Pengelola
pimpinan
tertinggi
sebagai
b.
c.
d.
yang
berlaku.
e.
f.
4.2.
Pejabat Keuangan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Koordinator Keuangan,
Inventaris dan Kepegawaian yang bertanggungjawab kepada pimpinan BLUD
(Kepala UPT) dan berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan Puskesmas
yang memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) dan Rencana
Bisnis Anggaran (RBA).
b. Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLUD.
c.
g.
perencanaan,
tata
usaha
umum
dan
kepegawaian,
serta
keuangan.
h.
i.
ungan ( Kesling )
-
5.
6.
-
Koordinator Pengobatan
Mengkoordinir penyelenggaraan, pemeriksaan dan pengobatan rawat
jalan.
Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di puskesmas dibentuk
satuan pelaksana pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan dan ketersediaan
sumber daya;
1.
2.
3.
Koordinator
sebagaimana
dimaksud
berkedudukan
dibawah
dan
1.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
4.
-
5.
-
onal
-
Koordinator Laboratorium
Mengkoordinir pemeriksaan laboratorium dan penyediaan reagensia yang
diperlukan oleh puskesmas.
2.
-
3.
-
Koordinator Farmasi
Mengkoordinir
penyelenggaraan
Apotek
puskesmas,
termasuk
Puskesmas Pembantu
Tenaga Puskesmas Pembantu terdiri dari
bidan dan
perawat kesehatan
2. Menyusun dan mengajukan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA) Puskesmas Pembantu sebagai bagian dari
rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan anggaran
(DPA) Puskesmas Induk.
3. Sebagai unsur penunjang kegiatan Puskesmas dalam mendekatkan dan
meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di
wilayah kerja puskesmas.
4.
5.
6. Melaporkan adanya kejadian luar biasa dalam waktu 24 jam kepada Pejabat
Pengelola Puskesmas untuk diteruskan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota.
7. Menghimpun catatan/ register kegiatan ( Pelaporan ) untuk disampaikan
kepada Pejabat pengelola Puskesmas sebagai atasan langsung.
BAB III
PROSEDUR KERJA
Prosedur
kerja
setiap
proses
pengelolaan
manajerial
dan
pelayanan
telah
a. Poliklinik
Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari Klinik Umum,Klinik Gigi ,KIA
Prosedur rawat jalan pada poliklinik menguraikan langkah-langkah pemberian
pelayanan kepada pasien rawat jalan mulai dari pemilahan kelompok pasien,
pendaftaran dan pembayaran jasa layanan, dan pemberian layanan kesehatan pada
masing-masing poli, serta tindakan lanjutan yang diperlukan oleh pasien.
Prosedur rawat jalan melalui Poliklinik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
b. Unit Gawat Darurat
PUSKESMAS WAY LAGA belum memiliki ruang khusus unit gawat darurat,Tetapi
Puskesmas Way laga memiliki Ruang Tindakan Medik untuk mengatasi tindakan
kegawat daruratan Pelayanan Primer. Prosedur pada penanganan kasus Gawat
Darurat menguraikan langkah-langkah mengutamakan penanganan pasien yang
sifatnya gawat dan darurat sejak pasien datang hingga
diperlukan pasien seperti dirujuk ke rumah sakit. Prosedur rawat jalan melalui UGD/
unit tindakan medis selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
C. Pelayanan Penunjang Medis
Laboratorium
Prosedur penunjang
medis menguraikan
laboratorium, kepada pasien sesuai surat pengantar dari Poliklinik BP, KIA-KB, UGD.
Prosedur pemberian layanan penunjang medis selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
Apotek
Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan penyediaan obat-obatan
kepada pasien sesuai resep dari Poli Rawat ,UGD dan pelayanan di luar gedung seperti
kegiatan puskesmas keliling, perkesmas, dan posyandu (balita dan lansia).
Prosedur layanan obat di apotik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
D. Pelayanan Non Medis
1. Prosedur Pelayanan Gizi
Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi berupa penyuluhan
PUGS, konseling atau klinik gizi untuk terapi diet untuk pasien Poliklinik, dan dalam
bentuk perencanan dan pengolahan makanan biasa/khusus.
Prosedur pelayanan gizi selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
2. Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan tindakan pemeliharaan
atau perbaikan terhadap sarana dan prasarana kedokteran/kesehatan sesuai jadwal
yang telah ditetapkan atau berdasarkan laporan dari users, baik dilakukan sendiri atau
oleh pihak lain, dan pembuatan laporan penyelesaian pekerjaan.
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
3. Prosedur Pelayanan Pusling
Prosedur pelayanan pusling menguraikan pemberian layanan ambulance bagi pasien
yang memerlukannya dalam rangka rujukan ke rumah sakit.
Prosedur pelayanan ambulance selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
4. Prosedur Rekam Medik
Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data pasien mulai dari
pemeriksaan kelengkapan dokumen/data pasien, pengkodean, pengindeksan, dan
pengarsipan.
Prosedur rekam medik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.
BAB IV
PENGELOMPOKAN FUNGSI
Pengelompokkan fungsi menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara
fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian
intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
Dari uraian struktur organisasi PUSKESMAS WAY LAGA beserta uraian tugasnya
sebagaimana disebutkan pada BAB II, dapat disimpulkan bahwa organisasi Puskesmas
telah dikelompokkan sesuai dengan fungsi yang logis, sebagai berikut:
a. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas di antara Pejabat Pengelola BLUD yang
terdiri dari Pemimpin BLUD (Kepala UPT Puskesmas), Pengelola Keuangan (Sub
Bagian Tata Usaha), dan Koordinator ( Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan
Pengembangan, Upaya Kesehatan Penunjang ).
b. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing-masing
fungsi dalam organisasi.
d. Adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Hal ini antara lain tercermin dari
adanya kebijakan dan prosedur yang membantu setiap unit organisasi dalam
Puskesmas untuk melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan
pengendalian telah dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Kegiatan pengendalian tersebut termasuk serangkaian
kegiatan seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian terhadap
prestasi kerja, pembagian tugas, serta pengamanan terhadap aset organisasi.
BAB V
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
disesuaikan dengan tugas, fungsi dan beban kerja yang ada sehingga operasional
puskesmas dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
sebagai berikut:
a. Persiapan Pengadaan Calon PNS
b. Pendaftaran
c. Pelaksanaan Ujian
d. Penentuan kelulusan
e. Pengangkatan
f. Pengendalian dan Pengawasan
g. Ketentuan Lain
(2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Rekrutmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau adanya
perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang sangat mendesak yang
proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Daerah.
b. Tujuan rekrutmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional, jujur,
bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai dengan tugas yang akan
diduduki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan serta mencegah terjadinya unsur
KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam rekrutmen SDM.
DATA KETENAGAAN
DI UPT PUSKESMAS WAY LAGA TAHUN 2013
No.
Jenis Ketenagaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Dokter Gigi
Sarjana Keperawatan
Sarjana Kesmas
SAA
D-III Farmasi
Apoteker
D-III Fisio Teraphy
SPAG / D-III Gizi
D-III Perawat Gigi
Puskesmas
Pustu
Jumlah
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
2
0
1
0
0
1
0
Ket.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
SPRG
SPK
D-III Perawat
D-III Kebidanan
D-III Analis
D1 Kebidanan
Sanitarian
Pekarya
Kesehatan/SMA
Juru Mudi
Bidan PTT
Perawat Kontrak
Tenaga Sukarela / TKS
Jumlah total
1
2
0
0
0
1
1
0
0
0
2
0
1
0
1
2
0
2
0
2
1
0
0
0
1
12
0
0
0
1
7
0
0
0
2
19
2 Poskel
4 Poskel
3) Disiplin Pegawai
a) SDM yang berasal dari PNS
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalm peraturan perundangundangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan
dijatuhi hukuman disiplin. Berdasarkan
Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner, pegawai
negeri sipil yang bersangkutan akan di jatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat
hukuman disiplin yang terdiri dari : hukuman disiplin ringan, sedang dan berat.
Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan tingkatannya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas : teguran lisan, teguran tertulis
dan
BAB VI
KEBIJAKAN
seluruh
pelanggan
standar, yang mencakup kualitas fasilitas, kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan
layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
Pejabat Pengelola BLUD harus menetapkan mekanisme pemberian layanan jasa
sesuai
dengan
peraturan
jasa
pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh staf medis dan tenaga kesehatan lainnya
secara profesional sesuai dengan standar profesi, kompetensi dan pelayanan
medis dalam
penerapan sistem manajemen mutu untuk menjamin kepuasan pelanggan dan seluruh
stakeholders.
2. Tarif Layanan
Walikota
mempertimbangkan
kontinuitas
dan pengembangan
layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan dan kompetensi yang
sehat.
Pejabat Pengelola BLUD menetapkan strategi dan kebijakan terhadap pemberian
layanan
kesehatan
serta
karenanya, Pejabat Pengelola BLUD harus melakukan penghitungan biaya per unit
setiap jenis layanan (cost finding) sebagai dasar pengambilan kebijakan mengenai
penetapan tarif layanan kesehatan, misalnya kebijakan pemberian subsidi tarif layanan
kesehatan kepada pasien tidak mampu. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD
harus melakukan reviu biaya per unit setiap jenis layanan secara berkala.
Pejabat Pengelola melakukan evaluasi kualitas pemberian jasa pelayanan yang
telah dilakukan pada akhir periode sebagai bahan masukan pada periode berikutnya.
3. Sistem Penatausahaan dan Akuntansi Pengelolaan BLUD
Pejabat Pengelola menetapkan pedoman mengenai sistem penatausahaan dan
akuntansi
yang
diterapkan
untuk
pengelolaan
keuangan
dan
penyusunan
Walikota menetapkan Remunerasi atas usulan Pejabat BLUD melalui Kepala Dinas
Kesehatan Kota yang diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan tetap, honorarium,
insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan/atau pension. Adapun faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan Remunerasi adalah :
a. Jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan, serta produktivitas
b. Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis
c. Kemampuan Pendapatan BLUD
d. Kinerja Operasional BLUD dengan mempertimbangkan antara lain Indikator keuangan,
pelayanan, mutu dan manfaat bagi masyarakat.
Remunerasi pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD diberikan berdasarkan
indikator penilaian:
a. pengalaman dan masa kerja
b. jabatan yang disandang
c. resiko kerja
d. tingkat kegawatdaruratan
e. Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku
f. Hasil/capaian Kinerja
.
B. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
Limbah puskesmas meliputi semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan puskesmas
dalam bentuk padat, cair dan gas, merupakan bahan yang tidak berguna, tidak
digunakan atau terbuang. Limbah puskesmas dapat dibedakan menjadi limbah medis
dan non medis.
Limbah cair terdiri dari semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari puskesmas
yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif
yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Limbah klinis berupa limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi,
veterany, farmasis atau yang sejenis, pengobatan, perawatan, yang menggunakan
bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika
dilakukan dengan pengamanan tertentu.
BAB VII
PROSES TATA KELOLA
Pejabat
Pengelola
negeri sipil
dan/atau tenaga profesional non pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan BLUD.
3 Syarat
pengangkatan dan
yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan perundanganundangan di bidang kepegawaian.
4 Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan Pegawai BLUD yang berasal
dari tenaga profesional non pegawai negeri sipil dilaksanakan berdasarkan peraturan
yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota setelah mendapat persetujuan
Walikota.
5
6 Pemilihan Pejabat Pengelola dilakukan dengan mekanisme uji kelayakan dan kepatutan
(fit and proper test) yang dilakukan secara transparan, profesional, mandiri, dan dapat
dipertanggung-jawabkan.
7 Masa jabatan anggota Pejabat Pengelola ditetapkan selama 3 (tiga) sampai 5 (lima)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
diberitahukan secara tertulis oleh Walikota kepada anggota Pejabat Pengelola yang
bersangkutan.
11 Keputusan pemberhentian ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi kesempatan
membela diri secara tertulis dan disampaikan kepada Walikota paling lambat dalam
jangka waktu satu bulan terhitung sejak Pejabat Pengelola yang bersangkutan
diberitahu secara tertulis.
12 Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka Pejabat Pengelola yang
bersangkutan
dapat
menjalankan
tugasnya
namun
tidak
boleh
membuat
keputusan/kebijakan strategis.
13 Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal penyampaian pembelaan diri
Walikota tidak memberikan keputusan pemberhentian Pejabat Pengelola tersebut,
maka rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.
14 Kedudukan sebagai Pejabat Pengelola berakhir dengan
dikeluarkannya
Pengelola yang
3.1 Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik pada BLUD Puskesmas.
3.2 Gambaran mengenai BLUD Puskesmas berkaitan dengan tujuan, sifat dan lingkup
kegiatan, kinerja keuangan dan operasional, strategi, dan masalah-masalah strategis
lainnya.
4.2 Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan
eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal.
4.3 Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengelola.
C. RSB dan RBA
1. Pejabat Pengelola wajib menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima tahunan dan
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang merupakan penjabaran RSB yang
telah disahkan dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Bandar Lampung.
2. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebelum berakhirnya RSB, Pejabat Pengelola
wajib menyampaikan rancangan RSB periode berikutnya.
3. Pejabat Pengelola wajib menyampaikan RBA yang telah disetujui
DPRD kepada
RBA serta
disetujui oleh
Kepala
Instalasi/Unit diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan pertimbangan untuk
menunjang kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
2 Kepala Instalasi harus melaksanakan wewenang yang didelegasikan tersebut dengan
penuh tanggungjawab dan memberikan laporan pelaksanaannya secara berkala
kepada Pejabat Pengelola.
3 Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan puskesmas.
4 Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan tanggung jawab pejabat
pengelola.
E. Pengambilan Keputusan
1 Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2 Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan stakeholders
puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap pengambil
keputusan.
3 Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya
memberikan masukan
diadakan rapat,
Semester Pertama disertai dengan prognosis untuk enam bulan berikutnya sebagai
hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggungjawabnya.
1.2 Laporan disiapkan oleh Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas dan disampaikan kepada
Pimpinan BLUD selaku Pengguna Anggaran untuk ditetapkan sebagai laporan realisasi
anggaran pendapatan dan belanja atau laporan operasional semester pertama serta
prognosis untuk enam bulan berikutnya paling lama lima belas hari kerja setelah
semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
1.3 Pejabat Pengelola Puskesmas menyampaikan laporan realisasi anggaran pendapatan
dan belanja atau laporan operasional semester pertama BLUD
Puskesmas serta
prognosis untuk enam bulan berikutnya kepada Walikota melalui PPKD sebagai dasar
penyusunan laporan realisasi APBD semester pertama paling lambat duapuluh hari
kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
1.4 Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas menyiapkan laporan keuangan puskesmas tahun
anggaran berkenaan dan disampaikan kepada Pejabat Pengelola Puskesmas untuk
ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD.
1.5 Laporan keuangan BLUD puskesmas tahunan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran
atau Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan
Keuangan. Laporan keuangan BLUD Puskesmas tersebut dilampiri dengan surat
pernyataan Pejabat Pengelola Puskesmas bahwa pengelolaan keuangan BLUD yang
menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan dengan sistem pengendalian intern
yang memadai dan standar akuntansi keuangan dan pemerintahan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Laporan Keuangan BLUD setidak-tidaknya terdiri dari:
1.6.1 Laporan
realisasi
anggaran/laporan
operasional
yang
berisi
informasi
jumlah
1.7 Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada Walikota melalui PPKD,
untuk dikonsolidasikan dengan laporan
lambat dua bulan setelah periode pelaporan berakhir. Laporan keuangan BLUD
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah daerah.
2 Setiap transaksi keuangan BLUD harus diakuntansikan dan dokumen pendukungnya
dikelola secara tertib.
3 Akuntansi dan pelaporan keuangan BLUD disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Dalam rangka
konsolidasi dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terlebih dulu harus
dilakukan penyesuaian atau dikonversikan ke Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
dan mengacu pada Permendagri nomor 13 Tahun 2006.
4 Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan
dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.
5 Selain penyampaian laporan keuangan untuk tujuan internal maupun eksternal, Pejabat
Pengelola menetapkan ketentuan dan mekanisme penyampaian laporan non keuangan
atau laporan kinerja sebagai pertanggungjawaban setiap bidang dalam suatu sistem
pengendalian internal yang memadai.
G. Penilaian Kinerja
1. Walikota menilai kinerja puskesmas dan Pejabat Pengelola melalui mekanisme yang
telah ditetapkan.
2. Kinerja puskesmas yang dinilai sesuai dengan sasaran berikut indikator kinerja
keberhasilan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis yang dilaporkan
secara berkala.
3. Penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara berkala dan dapat menjadi dasar
pertimbangan Walikota untuk memutuskan peningkatan/penurunan atau pencabutan
status BLUD Puskesmas.
4. Kinerja Pejabat Pengelola dievaluasi secara berkala pada setiap akhir tahun anggaran
atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan oleh Walikota dengan menggunakan kriteria
penilaian yang umum berlaku dalam puskesmas.
5. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan tolok ukur kinerja masing-masing pengelola
program untuk mendukung kinerja puskesmas.
6. Penilaian kinerja terhadap bidang dilakukan setiap tahun dan
dilakukan secara
transparan.
H. Pengendalian Internal
1 Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian Internal
yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset puskesmas, serta membantu
manajemen dalam hal:
1.1 Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of assets);
1.2 Menciptakan keakuratan data akuntansi;
1.3 Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
1.4 Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan praktek bisnis yang
sehat
2
berikut :
2.1 Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan terstruktur, yang terdiri dari:
2.1.1 Integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai
2.1.2 Filosofi dan gaya manajemen;
2.1.3 Cara yang ditempuh manajemen dalam
jawabnya;
2.1.4 Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia;
2.1.5 Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola
2.2 Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,
menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha relevan;
2.3 Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses
pengendalian terhadap kegiatan
struktur organisasi, antara lain mencakup kebijakan dan prosedur yang membantu
manajemen melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan penting
dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai sasaran puskesmas.
Kegiatan pengendalian
otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan
keamanan terhadap asset puskesmas.
2.4
Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan keuangan
mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan
yang berlaku pada puskesmas, yang memungkinkan Pejabat Pengelola dan
Manajemen untuk menjalankan dan mengendalikan kegiatan usahanya. Laporan tidak
hanya berhubungan data internal, tetapi juga informasi tentang kejadian eksternal,
kegiatan dan kondisi penting untuk menginformasikan pengambilan keputusan dan
laporan eksternal.
2.5 Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal,
termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi
puskesmas, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan ketentuan bahwa
penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Pejabat Pengelola dan tembusannya
kepada Dewan Pengawas.
I. Pengadaan Barang dan Jasa
1. Pengadaan barang dan jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif,
transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktik bisnis yang sehat.
2. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan mekanisme pengadaan barang dan jasa
dengan memperhatikan pemerataan kesempatan berusaha, ketentuan perundangundangan yang berlaku dan prinsip pengendalian yang memadai.
3. Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh pelaksana pengadaan yang dapat
berbentuk pejabat, tim/panitia atau unit yang dibentuk oleh Pejabat Pengelola
Puskesmas yang ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan pengadaan barang
dan / atau jasa guna keperluan BLUD Puskesmas.
4. Pelaksana pengadaan terdiri dari personil yang memahami tatacara pengadaan,
substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan dan
membuat laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada pejabat pengelola.
J. Informasi dan Komunikasi
7 Tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit kinerja menjadi tanggung jawab
Pejabat
ketaatan
atas
pelaksanaan
tata
kelola
penyelenggaraan
BLUD
Puskesmas menjadi tugas dan wewenang Satuan Pengawas Internal. Dalam hal
Satuan Pengawas Internal belum dibentuk, tanggung jawab pemantauan tersebut
menjadi tanggung jawab Pejabat Pengelola Puskesmas yang didelegasikan ke masingmasing Pengelola Keuangan dan Teknis.
2. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan rapat Pengelola secara berkala minimal 1
(kali) sebulan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tata kelola
BLUD Puskesmas. Rapat Pengelola tersebut , bila dipandang perlu, dapat mengundang
Kepala Dinas Kesehatan Kota atau yang mewakili untuk mengadakan rapat bersama.
3. Risalah rapat harus dibuat setiap menyelenggarakan rapat dan penyusunannya
memperhatikan dinamika rapat termasuk adanya dissenting comments (perbedaan
pendapat) yang sampai dengan berakhirnya rapat tidak diperoleh kata sepakat.
4.
1. Pengguna Jasa
1.1 Puskesmas menghormati hak-hak pasien selaku pengguna jasa sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1.2 Puskesmas memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa sesuai standar layanan
yang telah ditetapkan.
1.3 Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara profesional melalui mekanisme
yang baku dan transparan.
2. Mitra Usaha
2.1 Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS Kesehatan asuransi
baik,
kesehatan,
pendidikan
dan
pelatihan, pembangunan
gedung,
3. Pegawai
3.1 Pegawai puskesmas yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis, dan
tenaga lainnya adalah aset yang sangat berharga, maka puskesmas berkewajiban
meningkatkan
kompetensi
dan karakternya.
Puskesmas
dapat
memberikan
penghargaan yang pantas kepada pegawai yang berprestasi. Dalam hal adanya terjadi
masalah yang menyangkut tuntutan pasien terhadap tenaga medis/paramedis,
puskesmas berkewajiban memberikan bantuan hukum yang diperlukan. Hubungan
antara tenaga medis/paramedis dan non medis dengan pihak puskesmas diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Pejabat Pengelola Puskesmas.
3.2 Setiap
kebijakan
puskesmas
yang
terkait
dengan
pegawai
pegawai
disusun secara
3.7 Puskesmas memberi kesempatan yang sama tanpa membedakan senioritas, gender,
suku, agama, ras, dan antar golongan.
4. Pemerintah Selaku Regulator
4.1 Puskesmas
harus
mematuhi
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
yang
terkait dengan kegiatan puskesmas baik yang menyangkut layanan jasa, pegawai,
pelanggan,
perpajakan,
pembangunan pelayanan
Kesehatan di
wilayah kerja
5.1 Puskesmas memegang teguh asas kepedulian dan keadilan terhadap masyarakat
sekitar lingkungan operasional puskesmas.
5.2 Puskesmas memastikan bahwa dalam kegiatan usaha untuk pelayanan kesehatan,
telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan dan senantiasa mempertimbangkan aspek
lingkungan lainnya yang terkait.
5.3 Puskesmas selalu
berusaha
mendorong munculnya
2. Pengelola
tanggung
sosial
puskesmas
secara
dengan
kepada Walikota.
3. Pengelola
harus
memastikan
bahwa
puskesmas
selalu berupaya
BAB VIII
KODE ETIK
BAB IX
PENUTUP
1. Seluruh kebijakan Puskesmas harus berpedoman pada dan tidak bertentangan
dengan Pola Tata Kelola
Edaran
terbatas
pada Surat
dan seluruh
Buku
untuk disesuaikan