Protozoa
Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon
artinya hewan. Jadi ,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan
kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa
kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah
mikroskop. Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi
lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkan maka protozoa akan
membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista.
Ada beberapa protozoa yang menyebabkan penyakit pada binatang, termasuk
manusia. Mereka itu berkembang biak di dalam inangnya, kurang lebih sama
seperti bakteri. Beberapa hanya hidup sebagai parasit obligat dan dapat
menimbulkan penyakit kronis atau akut pada manusia . Beberapa penyakit yang
disebabkan oleh protozoa pada manusia adalah amebiasis dan malaria.
1. Morfologi
Ukuran dan bentuk protozoa sangat beragam. Beberapa berbentuk
lonjong atau membola, ada yang memanjang , ada pula yang polimorfik. Sel
protozoa yang khas terbungkus oleh membrane sitoplasma. Banyak yang
dilengkapi dengan lapisan luar sitoplasma, yaitu ektoplasma, yang dapat
dibedakan dari sitoplasma bagian dalam, atau endoplasma. Kebanyakan
struktur selular terdapat dalam endoplasma.
Setiap sel protozoa paling tidak mempunyai satu nukleus. Akan tetapi,
banyak protozoa mempunyai nukleus bahu rangkap di sebagian besar siklus
hidupnya. Pada siliata terdapat satu makronukleus besar dan satu
mikronukleus kecil. Makronukleus mengawasi kegiatan metabolisme dan
proses pertumbuhan serta proses regenerasi, sedangkan mikronukleus
mengendalikan kegiatan reproduksi.
2. Ciri-ciri Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang
merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan
hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organelorganel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-ciri umum:
1) Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
2) Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki
semu, bulu getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel).
3) Hidup bebas, saprofit atau parasite
4) Organisme bersel tunggal
5) Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati
6) Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
7) Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista,
merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan
Flagellata (Mastigophora)
Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga
sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
Fitoflagellata dan Zooflagellata.
Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat
berfotosintesis.
Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.
Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya :
Trypanosoma gambiens, Leishmania
Contoh Flagellata adalah Trypanosoma sp. yang hidup secara
parasit dalam darah manusia dan vertebrata lainnya, berkembang
biak dengan membelah diri, dan menyebabkan penyakit tidur pada
manusia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan lalat tse-tse.
Ciliata (Ciliophora)
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada
suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari
makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel Memiliki 2 inti sel
(nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan
fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting
untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang
dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual.
Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut
maupun di air tawar.
Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella,
Balantidium coli
Contoh Ciliata adalah Paramaecium sp. Paramaecium disebut
juga hewan sandal, karena bentuknya menyerupai telapak
sandal.terdapat mulut sel pada permukaan membrane sel yang
melekuk. Air dan makanan masuk ke mulut sel dengan getaran silia.
Apicomplexa (Sporozoa)
Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora
(sporozoid) sebagai cara berkembang biakannya. Sporozoid memiliki
organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang
dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya
parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum,
Plasmodium malariae, Plasmodium vivax. Gregarina.
Plasmodium sp., penyebab penyakit malaria. Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp.
Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan
penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempattempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau
manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh
organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus,
Foraminifera, Arcella, Radiolaria.
Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh
organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
.
Ciri-ciri Rhizopoda sebagai berikut:
Tidak memiliki bentuk yang tetap.
Bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki
semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran
sitoplasma tubuhnya. Rhizopoda bergerak dengan
menjulurkan kaki semunya untuk berpindah tempat.
Ada yang hidup bebas di alam dan ada yang parasit.
Makanannya berupa bakteri atau bahan organik lain.
Berkembang biak dengan membelah diri.
Contoh anggota Rhizopoda adalah Amoeba sp., Foraminifera
yang digunakan sebagai petunjuk dalam penyelidikan tanah yang
mengandung minyak bumi, dan Radiolaria yang membentuk tanah
radiolaria yang bermanfaat sebagai alat penggosok.
4. Peranan Protozoa
Peran menguntungkan :
Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa
Bakteri sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah
populasi Bakteri di alam.
Sumber makanan ikan, di perairan sebagian Protozoa berperan
sebagai plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan
hewan air, terutama udang, kepiting, ikan, dan lain-lain.
Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk
sumber minyak, gas, dan mineral.
Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang
membentuk tanah radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan
penggosok.
Peran merugikan :
Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan
ternak. Penyakit-penyakit yang disebabkan Protozoa antara lain :
Disentri
Diare (Balantidiosis)
Penyakit tidur (Afrika)
Toksoplasmosis (kematian janin)
Malaria tertian
Malaria quartana
Malaria tropika
Kalaazar
Surra (hewan ternak)
Entamoeba histolytica
Balantidium coli
Trypanosoma gambiense
Toxoplasma gondii
Plasmodium vivax
Plasmodium malariae
Plasmodium falciparum
Leishmania donovani
Trypanosoma evansi
5. Reproduksi Protozoa
Merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan
reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).
Secara Aseksual (Vegetatif)
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual
(vegetative) dengan cara :
a) Pembelahan Mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali
6. Patogenitas
Contoh :
a) Entamoeba coli
E.coli memiliki bentuk trofozoit dan kista.Trofozoit ditandai
dengan ciri-ciri morfologi berikut:
1. bentuk ameboid,ukuran15-50m
2. sitoplasma mengandung banyak vakuola yang berisi bakteri,
jamur dan debris (tanpaeritrosit)
3. nukleus dengan karyosom sentral dan kromatin mengelilingi
pinggirannya.
4. Pseudopodia kurang lebar, sehingga tidak progresif dalam
bergerak
Patogenesis
o Infeksi E.coli bersifat asimtomatis dan non patogen. Namun
parasit E.coli sering dijumpai bersamaan dengan infeksi
E.histolytica pada penderita amebiasis.
o Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan tinja. Bentuk
trofozoit E.coli agak sukar dibedakan dengan bentuk prekista
E.histolytica.
o Kista mudah dibedakan bila telah memiliki lebih dar i4 inti.
o Pengobatan tidak diperlukan karena protozoaini non patogen
b) Entamoeba gingivalis
o Keseluruhan mengandung butir-butir atau banyak vakuola
terutama vakuola-vakuola makanan didalam sitoplasma.
o Intisel berbentuk bola, diameternya2-4 mikron
o Terdapat endosome didalam ini yang terletak hamper
ditengah
o Tidak mempunyai kista, tetapi didalam culture ada bentuk
kistoid
o Ukurannyakira-kira12-30 mikron diameternya.
Patogenesis
E. gingivalis sebelumnya dianggap parasit yang komensal,
sampai akhirnya beberapa peneliti menemukan bahwa E.
gingivalis bersifat patogen yaitu dapat memfagosit sel darah
putih dan sel darah merah.
c) Dientamoeba fragilis
Bentuk bulat memanjang, bulat, dan memiliki flagela.
Dientamoeba fragilis hanya ditemukan dalam fase trophozoit,
tidak ditemukan fase kistanya. Ciri trophozoit:
o Ukurannya kecil (5 to 15 m)
o Berinti dua
o Bentuk bulat (saat tidak bergerak)
o Pergerakannya cepat
o Pseudopodium banyak dengan bentuk seperti daun.
Patogenesis
Infeksi oleh Dientamoeba fragile sdisebut Dientamoebiasis,
dengan gejala nyeri dibagian perut,penurunan berat badan,
diare, anoreksia, mual-mual, dan demam. Jika infeksi sudah
kronis, gejala yang muncu lakan berlangsung hingga lebih dari
dua bulan.
PencegahandanPengobatan
Pencegahan dengan cara, membiasakan cuci tangan sebelum
makan dan saat menyiapkan makanan. Obat yang amandan
efektif sudah tersedia.
d) Endolimax nana
o Merupakan spesies yang komensal diusus
o Merupakan protozoa yang hidup parasit didalam alat
pencernaan dan alat kelamin manusia
o Tropozoitnya berbentuk bulat,sitoplasma seperti jala dan
mengandung bakteri
o Endosome umumnyaberbentuk segitiga, segi empat/sisinya
B. ARTROPODA
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh artropoda:
a) PENYAKIT SKABIES
Definisi
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau
(mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida.
Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan
mikroskop atau bersifat mikroskopis.
Penyakit Scabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga
mudah menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia
dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung
melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak
langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang
pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih
terdapat tungau Sarcoptesnya.
Scabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti selasela jari, siku, selangkangan. Scabies identik dengan penyakit anak
pondok. penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga,
sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab
dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung.
Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu
komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya
harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang
Penyebab
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes
scabiei, tungau ini berbentuk bundar dan mempunyai empat pasang
kaki. Dua pasang kaki dibagian anterior menonjol keluar melewati
batas badan dan dua pasang kaki bagian posterior tidak melewati
batas badan. Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum
corneumdan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit.
Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam
waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakti sarcoptes
muda dengan tiga pasang kaki. Akibat terowongan yang digali
Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit
itu, penderita mengalami rasa gatal, akibatnya penderita menggaruk
kulitnya sehingga terjadi infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak
berwarna coklat keabuan yang berbau anyir.
d) PENYAKIT FTIRIASIS
Penyebab
Fitriasis (pedikulosis publis) adalah gangguan pada daerah
publis yang disebabkan oleh infestasi tuma Phthirus publis.
Morfologi dan siklus hidup
P.publis bentuknya pipih dersoventral, bulat menyerupai ketam
dengan kuku pada ketiga pasang kakinya. Stadium dewasa berukuran
1,5-2 mm dan berwarna abu-abu. Karena bentuknya menyerupai
ketam, P.publis juga disebut crab louse.
P. publis hidup pada rambut kemaluan, dapat juga ditemukan
pada rambut ketiak, jenggot, kumis, alis dan bulu mata. Tuma
e) PENYAKIT MIASIS
Penyebab
Miasis adalah infestasi larva lalat ke dalam jaringan atau alat
tubuh manusia atau binatang vertebrat. Larva itu hidup dari jaringan
mati dan atau jaringan hidup, cairan badan atau makanan di dalam
usus hospes. Menurut sifat larva lalat sebagai parasit, miasis dibagi
menjadi :
1) Miasis spesifik ( obligat ). Pada miasis ini larva hanya
dapat hidup pada jaringan tubuh manusia dan binatang.
Telur diletakkan pada kulit utuh, luka, jaringan sakit atau
rambut hospes. Contoh : larva Callitroga macellaria,
Chrysomyia bezziana.
2) Miasis semispesifik (fakultatif). Pada miasius ini larva
lalt selain dapat hidup pada bagian bisuk dan sayuran
busuk, dapat hidup juga pada jaringan tubuh manusia,
misalnya : larva Wohlfahrtia magnifica.
3) Miasis aksidental. Pada miasis ini telur tidak diletakkan
pada jaringan tubuh hospes, tetapi pada makanan atau
minuman, yang secara kebetulan tertelan lalu di usus
tumbuh menjadi larva. Contoh : larva Musca domestica
dan Piophila casei.
Secara klinis miasis dibagi menjadi :
1) Miasis kulit/ subkutis. Larva yang diletakkan pada kulit utuh
atau luka mampu membuat teerowongan yang berkelok-
2)
3)
4)
5)
Siklus hidup semua lalat terdiri dari 4 tahapan, yaitu telur, larva,
pupa dan lalat dewasa. Lalat dewasa akan menghasilkan telur
berwarna putih dan berbentuk oval. Telur ini lalu berkembang
menjadi larva (berwarna coklat keputihan) di feses yang lembab
(basah). Setelah larva menjadi dewasa, larva ini keluar dari feses atau
lokasi yang lembab menuju daerah yang relatif kering untuk
berkembang menjadi pupa. Dan akhirnya, pupa yang berwarna coklat
ini berubah menjadi seekor lalat dewasa. Pada kondisi yang optimal
(cocok untuk perkembangbiakan lalat), 1 siklus hidup lalat tersebut
(telur menjadi lalat dewasa) hanya memerlukan waktu sekitar 7-10
hari dan biasanya lalat dewasa memiliki usia hidup selama 15-25
hari.
Gejala klinis
Gejala klinis myasis sangat bervariasi dan tidak spesifik
tergantung pada bagian tubuh yang diinfestasi larva, yaitu demam,
inflamasi, pruritus, pusing, vertigo, pembengkakan, dan
hipereosinofilia. Kondisi tersebut dapat diperparah dengan adanya
infeksi sekunder oleh bakteri. Penanganan myasis pada hewan cukup
praktis dibandingkan dengan manusia yang umumnya dilakukan
dengan pembedahan (operasi) pada bagian tubuh yang terserang
(Ardhana, 2005).
C. HELMINTHES
1. Cacing Tambang
(Necator americanus & Ancylostoma duenale )
Ordo: Strongiloidae
Famili: Ancylostomatidae
Genus: Necator / Ancylostoma
Spesies : N. americanus
A.Duodenale
Cacing tambang parasit adalah cacing parasit (nematoda) yang
hidup pada usus kecil inangnya, manusia. Ada dua spesies
cacing tambang yang biasa menyerang manusia, Ancylostoma
duodenale dan
Necator americanus. Necator americanus.
Penyakit yang ditimbulkan
Ruam yang menonjol dan terasa gatal (ground itch) bisa
muncul di tempat masuknya larva pada kulit. Demam, batuk dan
bunyi nafas mengi (bengek) bisa terjadi akbiat berpindahnya
larva melalui paru-paru. Cacing dewasa seringkali menyebabkan
nyeri di perut bagian atas. Anemia karena kekurangan zat besi
dan rendahnya kadar protein di dalam darah bisa terjadi akibat
perdarahan usus. Kehilangan darah yang berat dan berlangsung
lama, bisa menyebabkan pertumbuhan yang lambat, gagal
jantung dan pembengkakan jaringan yang meluas pada anakanak. Anchilostomiasis = Penyakit Cacing Tambang. Parasit
penyebabnya Ancylostoma duodenale. Larvanya dapat
menembus kulit dan dapat menimbulkan keluhan gatal, letih,
lesu, kekurangan darah (anemia).
GEJALA
Ruam yang menonjol dan terasa gatal (ground itch) bisa muncul
di tempat masuknya larva pada kulit. Demam, batuk dan bunyi nafas
mengi (bengek) bisa terjadi akbiat berpindahnya larva melalui paruparu. Cacing dewasa seringkali menyebabkan nyeri di perut bagian
atas.
Anemia karena kekurangan zat besi dan rendahnya kadar
protein di dalam darah bisa terjadi akibat perdarahan usus.
Kehilangan darah yang berat dan berlangsung lama, bisa
menyebabkan pertumbuhan yang lambat, gagal jantung dan
pembengkakan jaringan yang meluas pada anak-anak.
eosinofilia, dan pada foto Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang selama
3 minggu. Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas
saluran cerna seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah,
diare, konstipasi, dan mual . Bila cacing masuk ke saluran empedu makan dapat
menyebabkan kolik atau ikterus . Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus
peritoneum badan atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen .
Gejala atau tanda terinfeksi cacing Perut / Ascaris lumbricoides /Cacing gelang yaitu :
l
lesu
muka pucat
mual
badan kurus
perut buncit
Dracunculus Medinensis
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Nematoda
Class
: Secernentea
Order
: Camallanida
Superfamily : Dracunculoidea
Family
: Dracunculidae
Genus
: Dracunculus
Species
: D. medinensis
Taenia
Skoleks Taenia solium
Skoleks Taenia solium
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Platyhelminthes
Kelas
: Cestoda
Ordo
: Cyclophyllidea
Famili
: Taeniidae
Genus
: Taenia
Linnaeus , 1758
Spesies
Taenia crassiceps
Taenia pisiformis
Taenia saginata
Taenia solium
Taenia asiatica
Taenia taeniaeformis
Cacing pita (Taenia sp.) bentuknya panjang pipih menyerupai pita, kepalanya kecil
dan mempunyai kait untuk melekatkan diri pada dinding usus. Cacing pita
mempunyai banyak jenis, tetapi ada tiga yang biasa dikenal yaitu cacing pita daging,
cacing pita ikan dan cacing pita babi. Jenis cacingan ini disebabkan pengkonsumsian
daging (terutama sapi dan babi) yang mengandung cacing pita dan memasaknya
kurang matang.
Penyakit yang ditimbulkan
Cacing pita Taenia dapat menimbulkan penyakit yang disebut taeniasis dan
sistiserkosis. Taeniasis = Penyakit Cacing Pita. Parasit penyebabnya Taenia saginata
(daging sapi) atau Taenia soleum (daging babi) dapat menimbulkan keluhan mual,
muntah, diare atau sembelit serta dapat pula keluar cacing seperti lembaran pita ketika
BAB.
Gejala klinis terbanyak yang dikeluhkan adalah :
Mual (46%)
Pusing (42%)
Diare (18%)
Lemah (17%)
Sembelit (11%)
Letih (4%)
Muntah (4%)
kematian . Neurosistiserkosis adalah infeksi sistem saraf pusat akibat sistiserkus dari
larva Taenia solium. Neurosistiserkosis merupakan faktor risiko penyebab stroke baik
pada manusia yang muda maupun setengah baya, epilepsi dan kelainan pada
tengkorak. Sistiserkosis merupakan penyebab 1% kematian pada rumah sakit umum
di Meksiko City dan penyebab 25%
tumor dalam otak
GEJALA
Infeksi oleh cacing dewasa biasanya tidak menyebabkan gejala.
Infeksi yang berat oleh kista bisa menyebabkan nyeri otot, lemah dan demam,
Bila infeksi sampai ke otak dan selaputnya, bisa menimbulkan peradangan, dan bisa
terjadi kejang.
5. Cacing Filaria /Cacing Rambut
filaria
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Nematoda
Kelas
: Secernentea
Ordo
: Spirurida
Upaordo
: Spirurina
Famili
: Onchocercidae
Genus
: Wuchereria
Wuchereria bancrofti
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
Wuchereria bancrofti itulah nama latinnya.
Cacing filaria mempunyai inang perantara hewan Arthropoda, misalnya nyamuk, dan
inang tetap yaitu manusia pada bagian pembuluh getah bening. Pada siang hari, larva
berada di paru-paru atau di pembuluh darah besar. Pada malam hari, cacing pindah ke
pembuluh arteri atas dan vena perifer di dekat kulit. Apabila cacing yang mati
menyumbat pembuluh getah bening, maka menyebabkan pembengkakkan atau
terjadinya penyakit kaki gajah (elephantiasis). Mikrofilaria dapat masuk ke dalam
tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Culex.
Penyakit yang ditimbulkan
Filariasis = Penyakit Cacing Filaria.
Salah satu parasit penyebabnya Brugia malayi yang dapat menimbulkan keluhan
sumbatan pada pembuluh limfe, pembengkakan kaki sehingga disebut juga penyakit
kaki gajah (elephantiasis).
Gejala Filariais Akut dapat berupa:
Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan
muncul lagi setelah bekerja berat
Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha,
ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
lymphangitis)
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada
tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
6. Cacing kremi
: Animalia
Filum
: Nematoda
Kelas
: Secernentea
Upakelas
: Spiruria
Ordo
: Oxyurida
Famili
: Oxyuridae
Genus
: Enterobius
Species
Enterobius vermicularis
(Linnaeus , 1758)
Enterobius anthropopitheci
(Gedoelst, 1916)
Enterobius gregorii (Hugot, 1983) (disputed)
Infeksi Cacing Kremi (Oksiuriasis, Enterobiasis) adalah suatu infeksi parasit yang
terutama menyerang anak-anak, dimana cacing Enterobius vermicularis tumbuh dan
berkembangbiak di dalam usus.
Cacing cambuk
Klasifikasi ilmiah
Raya
: Animalia
Filum : Nematoda
Kelas
: Adenophorea
Order
: Trichurida
Keluarga: Trichuridae
Genus
: Trichuris
Spesies : T. trichiura
Binomial nama
Trichuris trichiura
( Linnaeus , 1771)
Cacing bulat (Trichuris trichiura atau trichiuris Trichocephalus) adalah worm yang
menyebabkan Trichuriasis ketika menginfeksi manusia usus besar . Hal ini umumnya
dikenal sebagai cacing cambuk yang mengacu pada bentuk cacing, melainkan tampak
seperti
cambuk yang lebih luas dengan "menangani" pada bagian belakang.
Infestasi ringan (<100 cacing) sering tanpa gejala.
Infestasi berat mungkin harus berdarah diare .
Lama kehilangan darah dapat menyebabkan kekurangan zat besi anemia .
Prolaps rektum adalah mungkin pada kasus berat.
Vitamin A juga dapat mengakibatkan defisiensi akibat infeksi. [2]
Kerusakan mekanis pada mukosa dapat terjadi serta kerusakan beracun atau inflamasi
ke usus dari tuan rumah.
8. Fasciola hepatica (Cacing Hati)
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Platyhelminthes
Klas
: Trematoda
Ordo
: Echinostomida
Genus
: Fasciola
Spesies
: Fasciola Hepatica
menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan penebalan dinding saluran. Selain itu,
dapat terjadi perubahan jaringan hati berupa radang sel hati. Pada keadaan lebih lanjut
dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema. Luasnya organ yang mengalami
kerusakan bergantung pada jumlah cacing yang terdapat disaluran empedu dan
lamanya infeksi
gejala dari penyakit fasioliasis biasanya pada stadium ringan tidak ditemukan gejala.
Stadium progresif ditandai dengan menurunnya nafsu makan, perut terasa penuh,
diare dan pembesaran hati. Pada stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal
yang terdiri dari perbesaran hati, ikterus, asites, dan serosis hepatis.
9. Trichinella spiralis/ Cacing Otot
Kingdom
Phylum
: Animalia
: Nematoda
Class
: Enoplea
Orde
: Trichurida
Family
: Trichinellidae
Genus
: Trichinella
Species
: spiralis
Trichinella spiralis atau disebut juga Cacing Otot adalah hewan dari anggota hewan
tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Nematoda . Cacing ini
menyebabkan penyakit trichinosis pada manusia , babi , atau tikus . Parasit masuk ke
tubuh manusia melalui daging babi yang dimasak kurang matang. Di dalam usus
manusia, larva berkembang menjadi cacing muda. Cacing muda bergerak ke otot
melalui pembuluh limfa atau darah dan selanjutnya menjadi cacing dewasa. Untuk
mencegah terinfeksi oleh cacing ini, daging harus dimasak sampai matang untuk
mematikan cacing muda.
Klasifikasi
Kingdom
: Animali
Phylum
: Platyhelminthes
Class
: Trematoda
Ordo
: Plagiorchiida
Family
: Troglotrematidae
Genus
: Paragonimus
Spesies
: Paragonimus westermani
Paragonimus westermani merupakan cacing paru yang berasal dari kelas Trematoda,
dimana bagian tubuh yang paling utama diserang adalah bagian paru. Paragonimus
westermani ini pertama kali ditemukan terdapat pada tubuh dua harimau yang mati,
yang berada di benua Eropa pada tahun 1878, dan pada beberapa tahun kemudian
barulah cacing paru ini terinfeksi pada manusia yang ditemukan di Formosa, banyak
cara bagaimana cacing paru tersebut dapat menular pada manusia,dan penyebarannya
pun yang sangat beranekaragam.