Anda di halaman 1dari 5

A.

Anatomi Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat
sepasang (masing masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan
posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah
(kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati
yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas
iga (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah
iga atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus
transverses vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub
bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas
tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah
dibandingkan ginjal kiri. Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa
bagian:2
1. Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari
korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus
kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis.
2. Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari
tubulus rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus
colligent).
3. Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal
4. Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke
arah korteks
5. Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah,
serabut saraf atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
6. Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus
pengumpul dan calix minor.

7. Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.


8. Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.
9.
Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang
menghubungkan antara calix major dan ureter.
10. Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.

2.1 Gambar. Anatomi Ginjal

A. Fisiologi Ginjal
Ginjal memerankan berbagai fungsi tubuh yang sangat penting bagi
kehidupan, yakni menyaring sisa hasil metabolisme dan toksin dari darah,
serta mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit tubuh, yang
kemudian dibuang melalui urine. Fungsi tersebut diantaranya :
1. Mengontrol sekresi hormone aldosteron dan ADH yang berperan
dalam mengatur jumlah cairan tubuh.
2. Mengatur metabolism ion kalsium dan vitamin D.

3. Menghasilkan beberapa hormone, antara lain: eritropoetin yang


berperan dalam pembentukan sel darah merah, renin yang berperan
dalam mengatur tekanan darah, serta hormone prostaglandin yang
berguna dalam berbagai mekanisme tubuh.

B. NEFROLITHIASIS
Definisi
Nefrolithiasis atau batu ginjal adalah benda-benda padat yang
terjadi di dalam ginjal yang terbentuk melalui proses fisikokimiawi dari
zat-zat yang terkandung di dalam air kemih.
Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih,
dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang idiopatik. Secara epidemiologis
terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran
kemih pada seseorang. Faktor- faktor tersebut antara lain :
a. Faktor Intrinsik :
Herediter (keturunan)
Umur :sering dijumpai pada usia 30-50 tahun.
Jenis Kelamin :lebih sering pada laki-laki

dibandingkan

perempuan.
b. Faktor Ekstrinsik :
Geografis : pada beberapa daerah menunjukan angka kejadian batu
saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga
dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah
batu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran
kemih.
Iklim dan temperatur

Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral


kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden
batu saluran kemih.
Diet : Diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah
terjadinya penyakit batu saluran kemih.
Pekerjaan : Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang
pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary
life.

Manifestasi Klinis
Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada posisi atau
letak batu, besar batu, dan penyulit yang telah terjadi. Keluhan yang paling
dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang. Nyeri ini mungkin bisa
merupakan nyeri kolik ataupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karena
aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat
dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih. Peningkatan
peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga
terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri.
Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi
hidronefrosis atau infeksi pada ginjal. Pada pemeriksaan fisik mungkin
didapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi
sakit akibat hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine,
dan jika disertai infeksi didapatkan demam-menggigil.
Diagnosis

Selain

pemeriksaan

melalui

anamnesis

dan

jasmani

untuk

menegakkan diagnosis, penyakit batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan


radiologik,

laboratorium

dan

penunjang

lain

untuk

menentukan

kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan faal


ginjal. Secara radiologik, batu dapat radioopak atau radiolusen. Sifat
radioopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini
dapat diduga jenis batu yang dihadapi. Pemeriksaan laboratorium
diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat menunjang adanya
batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan sebab
terjadinya batu. Pemeriksaan renogram berguna untuk menentukan faal
kedua ginjal secara terpisah pada batu ginjal bilateral atau bila kedua
ureter tersumbat total. Cara ini dipakai untuk memastikan ginjal yang
masih mempunyai sisa faal yang cukup sebagai dasar untuk melakukan
tindak bedah pada ginjal yang sakit. Pemeriksaan ultrasonografi dapat
untuk melihat semua jenis batu, menentukan ruang dan lumen saluran
kemih, serta dapat digunakan untuk menentukan posisi batu selama
tindakan pembedahan untuk mencegah tertingggalnya batu.

Anda mungkin juga menyukai