Chapter I PDF
Chapter I PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun
2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja (selanjutnya ditulis K3)
merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi
perdagangan barang dan jasa antar Negara yang harus dipenuhi oleh seluruh
Negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut
serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia ; telah ditetapkan
Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan,
yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan prilaku sehat, memperoleh
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. 1
Seirama dengan derap langkah pembangunan Negara dewasa ini, kita akan
memajukan industri yang maju dan mandiri dalam rangka mewujudkan era
industrialisasi. Proses industrialisasi maju ditandai antara lain dengan mekanisme,
elektrifikasi dan modernisasi. 2
Dengan keadaan yang demikian maka penggunaan mesin-mesin, pesawatpesawat, instalasi-instalasi modern serta bahan berbahaya semakin meningkat. Hal
tersebut disamping memberi kemudahan proses produksi dapat pula menambah
jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja. Maka akan terjadi pula
lingkungan kerja yang kurang memenuhi syarat, proses dan sifat pekerjaan yang
berbahaya, serta peningkatan intensitas kerja operasional tenaga kerja. Masalah
1
Ibid
Gerry Silaban, Hak dan atau Kewajiban Tenaga Kerja dan Pengusaha / Pengurus Yang
Ditetapkan dalam Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, (Medan : USU
Press), 2008, hlm.1
4
makna yang luas bahwa disamping warga negara berhak mendapat pekerjaan yang
manusiawi juga mendapatkan perlindungan terhadap aspek keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) agar dalam melaksanakan pekerjaan tercipta kondisi kerja
yang nyaman, sehat, dan aman serta dapat mengembangkan kemampuan dan
ketrampilannya agar dapat hidup layak sesuai dengan harkat dan martabat
manusia. 5
Dengan demikian mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi
dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya serta penyakit yang dapat ditimbulkan dari kondisi kerja. Sejalan
dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka
disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja
yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan. 6 Ketentuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tersebut
diatur dalam pasal 86 UU No.13 Tahun 2003 :
1. Setiap
atas :
a.
b.
c.
Bidang hubungan kerja sifat hukum perburuhan yang memaksa itu tidak
begitu tampak jelas, di bidang kesehatan kerja inilah sifat memaksa itu menonjol
dengan
sekeras-kerasnya,
pembentuk
undang-undang
memandang
perlu
Kedua
aturan yang menyimpang dari aturan perundangan, baik aturan itu ditetapkan oleh
buruh dan majikan itu sendiri dalam suatu perjanjian kerja, maupun aturan itu
ditetapkan oleh majikan (dengan persetujuan buruh) seperti dalam peraturan
majikan, ataupun aturan itu ditetapkan oleh organisasi buruh bersama-sama
dengan majikan dalam suatu perjanjian perburuhan. Di bidang kesehatan kerja
penyimpangan dari aturan perundang-undangan yang ada, pada umumnya hanya
dapat dilakukan setelah mendapat ijin terlebih dahulu dari instansi yang
Ibid, hlm.9
www.wikimu.com/news/DisplayNews, diakses pada tanggal 20 Maret 2009.
10
diancam dengan pidana kurungan atau denda. Jelaslah bahwa penguasa di bidang
kesehatan kerja ini, tidak ragu-ragu dan setengah-setengah dalam usahanya
memberi perlindungan kepada pihak yang tergantung terhadap pihak yang
berkuasa. 11
Banyaknya peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dan pentingnya masalah penerapan K3 dan SMK3 sebagai satu kesatuan
menajemen perusahaan. Juga untuk mengetahui seberapa efektifnya peraturan
perundangan ini pada berbagai perusahaan di Medan. Maka dari itu penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian pada perusahaan untuk melihat pelaksanaan
peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan pelaksanaan
SMK3 di perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah
mengenai hal-hal berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan SMK3
di perusahaan yang ada di Medan ?
2. Apakah manfaat dari pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
dan SMK3 terhadap perlindungan dan produktifitas pekerja?
3. Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja
(K3) dan SMK3?
C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan :
11
Adapun yang menjadi tujuan utama dari penulisan skripsi ini adalah untuk
memenuhi tugas akhir dalam menyelesaikan program sarjana (S-1) di Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara. Tujuan lainnya adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja
(K3) di tempat kerja dan SMK3 pada perusahaan di Medan.
b. Untuk mengetahui manfaat apa saja yang didapat dan dirasakan oleh
pengusaha dan pekerja dari pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3)
dan pelaksanaan SMK3 ini.
c. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan
keselamatan kesehatan kerja (K3) dan SMK3 pada perusahaan di Medan.
2. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Melalui penulisan skripsi ini penulis dapat menambah pengetahuan
tentang berbagai macam peraturan perundangan keselamatan kesehatan kerja (K3)
di Indonesia. Bagaimana pelaksanaan peraturan perundangan keselamatam
kesehatan kerja (K3) dan SMK3 pada perusahaan sehingga dapat memberikan
perlindungan dan meningkatkan produktivitas pekerja. Penulis juga dapat
mengaplikasikan teori-teori yang didapat pada saat berada di bangku kuliah.
Menambah pengalaman penulis dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang
didapat dalam masa perkuliahan, khsususnya dalam bidang keselamatan dan
kesehatan kerja (perlindungan buruh) dan SMK3.
2. Bagi perusahaan di Medan
Penulian skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam memenuhi tanggungjawabnya memberikan perlindungan bagi
Tenaga Kerja dan Balai K3) diharapkan mengetahui fakta yang terjadi di lapangan
terkait pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja (K3) dan SMK3.
5. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan segala
teori-teori perkuliahan khususnya bidang perburuhan. Dapat menjadi arsip
kepustakaan , selain itu diharapkan dapat menjadi pedoman dalam penulisan
skripsi lainnya.
D. Keaslian Penulisan
Judul yang penulis pilih adalah PELAKSANAAN KESELAMATAN
KESEHATAN KERJA (K3) SERTA SISTEM MANAJEMEN K3 (SMK3)
GUNA
MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN
DAN
MENINGKATKAN
E. Tinjauan Kepustakaan
Menurut W.J.S. Poerwadarminta undang-undang adalah ketentuanketentuan dan peraturan-peraturan (seperti larangan), hukuman dan sebagainya
yang dibuat oleh pemerintah sesuatu Negara (disusun oleh kabinet, disetujui
parlemen dan ditandatangani oleh kepala Negara). 12
Adapun menurut W.J.S Poerwadarminta juga yang dimaksudkan dengan
perlindungan adalah perbuatan (hal dan sebagainya) melindungi ; pertolongan
(penjagaan dan sebagainya). 13
Berdasarkan Undang-undang No.13 tahun 2003 terdapat penjelasan umum
mengenai istilah-istilah yang sering digunakan dan diatur dalam BAB I Ketentuan
Umum Pasal 1 : 14
(2) Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan / atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.
(3) Pekerja / buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain.
(6) Perusahaan adalah :
a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik
swasta maupun milik Negara yang mempekerjakan pekerja / buruh
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
b. usaha-usaha social dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam
benuk lain
Secara khusus Halim memberikan pengertian buruh/pegawai adalah : 15
1. bekerja pada atau untuk majikan/perusahaan
2. imbalan kerjanya dibayar oleh majikan / perusahaan
12
16
itu
sendiri
memberikan
(menjalankan
tunjangan
dalam
suatu
mana
perusahaan
yang
pekerjaan
yang
18
21
22
aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia dan atau
harta benda.
f. Aman / Selamat adalah kondisi tiada ada kemungkinan malapetaka (bebas
dari bahaya).
g. Tindakan tak aman adalah suatu pelanggaran terhadap suatu prosedur
keselamatan yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan.
h. Keadaan tak aman adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya
yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Penjelasan lain yang berkaitan dengan, keselamatan dan kesehatan kerja
adalah :
Kesatu tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber
atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk
tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan halaman dan sekelilingnya yang
merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. 23
Kedua pegawai pengawas adalah pegawai teknis berkeahlian khusus dari
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Mentri Tenaga Kerja. 24
Ketiga ahli keselamatan kerja adalah tenaga teknis yang berkeahlian
khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Mentri Tenaga
Kerja untuk mengawasi ditaatinya undang-undang ini. 25
23
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 1 ayat (1)
Ibid, pasal 1 ayat (5)
25
Ibid, pasal 1 ayat (6)
24
pekerja/buruh
dan
orang-orang
di
sekitarnya
terjamin
keselamatannya.
4. Menjaga agar sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman
dan berdaya guna.
Hakikat kesehatan kerja adalah dua hal ; kesatu sebagai alat untuk
mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh,
petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas, dengan demikian
dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja dan kedua sebagai alat untuk
meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya efisiensi dan
daya produktifitas faktor manusia dalam produksi. Hakikat tersebut selalu sesuai
dengan maksud dan tujuan pembangunan di dalam suatu Negara, maka
keselamatan kesehatan kerja selalu diikutsertakan dalam pembangunan tersebut. 28
26
Undang-undang No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja pasal 1 ayat (9).
Abdul Hakim,SH, Op Cit, hlm.65
28
Dr.Sumamur P.K.,M.Sc, Op.Cit, hlm. 2
27
Tujuan utama tersebut diatas dapat diperinci lebih lanjut sebagai berikut :
pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan
akibat kerja, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja,
perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia,
pemberantasan kelelahan kerja dan penglipatgandaan kegairahan serta kenikmatan
kerja, perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari
bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan,
dan perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan
oleh produk-produk industri. 29
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang merupakan salah satu bagian
dari perlindungan tenaga kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan, mengingat
keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan agar : 30
1. Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja
mendapat perlindungan atas keselamatannya.
2. Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien.
3. Proses produksi berjalan lancar.
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. 31
29
Ibid, hlm.3
Departemen Tenaga Kerja, BAB I, Loccit ,hlm. 1
31
www.depkes.go.id/index.php, diakses pada tanggal 5 April 2009
30
34
Tujuan lainnya
yaitu : 35
32
Setelah diketahui apa itu SMK3 dan tujuan serta sasarannya maka akan
terasa aneh apabila kita tidak mengatahui apa itu audit SMK3. Audit SMK3
merupakan pemeriksaan secara sistematik dan independent untuk menetukan
suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan pengaturan yang
direncanakan dan dilaksanakan secara efektif dan sesuai untuk mencapai
kebijakan dan tujuan perusahaan. 36 Tujuan dari audit SMK3 untuk mengukur
keefektifan penerapan K3 di tempat kerja, pemenuhan persyaratan perundangan
K3, kemudian untuk menentukan tindakan perbaikan system, pemenuhan
persyaratan
pihak
eksternal
(klien,
pelanggan,
dan
lain-lain)
sehingga
36
37
b. Data Sekunder
Data-data sekunder meliputi : 40
1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat kepada
masyarakat, yang terdiri dari Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang
No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Permenakertrans No.05
Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
beserta Lampiran. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, Undang-undang No.3 tahun 1969 tentang Ratifikasi Konvensi ILO
No.120 mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-kantor, Undangundang No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Undangundang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Peraturan Mentri,
Keputusan Mentri, Surat Edaran dan Instruksi Mentri yang berkaitan erat
dengan hygiene perusahaan dan kesehatan kerja.
2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil
penelitian, atau pendapat pakar hukum.
3. Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dengan bahan hukum sekunder,
seperti kamus hukum, dan ensiklopedia.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan cara : 41
40
PENDAHULUAN
Pada bab ini digambarkan secara umum tentang latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penilitian,
tinjauan pustaka, sistematika penulisan yang berkenaan dengan
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.
BAB II
TINJAUAN
UMUM
TERHADAP
KESELAMATAN
42
BAB III
BAB IV
PELAKSANAAN
K3
DAN
SMK3
PADA
BEBERAPA
PERUSAHAAN DI MEDAN
Gambaran umum perusahaan sample yaitu, PT. Telekomunikasi
Indonesia Divisi Regional 1 Sumatera Utara, PT. Coca-cola
Bottling
Indonesia.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi