Lapkas RM
Lapkas RM
PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah ( Low Back Pain ) merupakan keluhan yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Di Amerika Serikat nyeri ini merupakan
penyebab urutan paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan
usia kurang dari 45tahun, urutan kedua untuk alasan berkunjung ke doker, urutan
kelima alasan perawatan di rumah sakit, dan alasan penyebab paling sering untuk
tindakan operasi. Sulitnya menegakkan diagnosis, prevalensi yang terus
meningkat dan meningkatnya hari kerja yang hilang, menyebabkan meningkatnya
biaya yang diperlukan untuk penanganan nyeri punggung bawah baik biaya
langsung, maupun tidak langsung.1
Low back pain ( LBP ) adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan
gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yangtidak enak didaerah tulang
punggung bagian bawah dan sekitarnya.2 Nyeri punggung bagian bawah telah
diidentifikasi oleh Pan American Health Organization ( PAHO ) di antara tiga
masalah kesehatan pekerjaan yang dikenal pasti oleh World Health Organization (
WHO ). Keluhan nyeri punggung merupakan keluhan kedua setelah nyeri kepala.
Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk mengeluh nyeri punggung bagian
bawah dan biaya yang dikeluarkan tiap tahun untuk pengobatan berkisar 75 juta
dolar Amerika.3 Data epidemiologi mengenai low back pain di lndonesia
diperkirakan 40% penduduk Provinsi Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah
menderitalow back pain, prevalensi pada laki-laki l8,2% dan pada wanita l3,6%.
Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di lndonesia
berkisar antara 3-17%.1 Di kota Manado sendiri tepatnya di Poli Kesehatan Fisik
Dan Rehabilitasi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou pada tahun 2012, LBP menjadi
insiden terbanyak pertama dengan prevalensi 24%.
LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bagian bawah, dapat
merupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya.Nyeri
yang berasal dari punggung bagian bawah dapat menjalar ke daerah lain atau
sebaliknya yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah
(referred pain). Walaupun nyeri punggung bagian bawah jarang fatal, namun nyeri
1
banding dapat dipersempit dengan melihat adanya nyeri pada tungkai bawah atau
tidak.6
Berikut ini akan dibahas suatu tinjauan pustaka dan laporan kasus tentang
rehabilitasi medik pada pasien low back pain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINSI
LBP adalah sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri
atau perasaan lain yang tidak enak didaerah tulang punggung bagian bawah dan
sekitarnya.l Nyeri punggung bagian bawah merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.7
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Untuk dapat memahami bagaimana rasa nyeri timbul pada maka harus
dipahami anatomi dan fisiologi tulang belakang pada umumnya dan tulang
lumbosakral pada khususnya.1
1. Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis ini terbentuk oleh unit-unit fungsional yang
terdiri dari:
a. Segmen anterior, yang berfungsi sebagai penyangga beban, dibentuk oleh
korpus vertebra yang dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh diskus
intervertebra. Struktur ini masih diperkuat oleh ligamen longitudinal
posterior dan ligamen longitudinal anterior. Ligamen longitudinal
posterior mempunyai arti penting dalam patofisiologi penyakit justru
karena bentuknya yang unik. Sejak dari oksiput, ligamen ini menutup
seluruh permukaan belakang diskus intervertebra. Mulai L1 ligamen ini
menyempit, hingga pada daerah L5-S1 lebar ligamen hanya tinggal
separuh asalnya. Dengan demikian pada daerah ini terdapat daerah
lemah, yakni bagian posterolateral kanan dan kiri diskus intervertebra,
daerah tak terlindung oleh ligamen longitudinal posterior. Akan nyata
terlihat, bahwa tingkat L5-S1 merupakan daerah paling rawan.
suatu
proses
degenerasi
progresif
diskus
sehingga
menimbulkan gangguan.2
Nukleus pulposus adalah gel viskus yang terdiri dari
proteoglikan yang mengandung kadar air yang tinggi. Nukleus
pulposus memiliki fungsi menahan beban sekaligus sebagai
bantalan. Dengan bertambahnya usiakemampuan nukleus pulposus
menahan air sangat berkurang sehingga diskus intervertebra
mengerut,
terjadi
penurunan
vaskularisasi
sehingga
diskus
nukleus
pulposus
akan
mendistribusikan
bebansecara
G. DIAGNOSIS
Pendekatan diagnostik dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik
umum dan khusus, serta pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis:4
a. Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak?
b. Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? Apa pekerjaan
sehari-hari? Adakah suatu trauma?
c. Dimana letak nyeri? (sebaiknya
pasien
sendiri
yang
disuruh
2.
3. Pemeriksaan motorik:
Apakah ada kelumpuhan, atrofi, fasikulasi. Kalau ada kelumpuhan
segmen mana yang terganggu.
4.
Tes-tes Provokasi11
a. Tes Laseque (straight leg raising)
Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan sendi lutut tetap
lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri punggung dikarenakan
iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang
perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.
11
ini berarti ada suatu sebab yang non neurologik misalnya coxitis. Tes ini
dilakukan pada kedua kaki.
13
ii. Latihan peregangan otot yang memendek, terutama otot punggung dan
hamstring
Teknik latihan1:
i. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Dengan kekuatan otot perut, tekan pinggang hingga menempel
dasar. Kemudian angkat pinggul keatas sementara posisi pinggang tetap
dipertahankan melekat pada dasar. Hal ini dimungkinkan oleh kontraksi
otot gluteus maksimus.
ii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Dengan kedua belah tangan di dada angkatlah kepala dan bahu
hingga dagu menempel di dada.
iii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Tarik salah satu lutut ke arah perut sambil mengangkat kepala
dan bahu seolah-olah hendak mencium lutut. Lakukan bergantian
dengan tungkai satunya.
iv. Sama seperti latihan sebelumnya tetapi dilakukan pada dua lutut
sekaligus.
v. Berdiri membelakangi dinding dengan jarak kurang lebih 15 cm dari
dinding. Tekan pinggang kearah dinding hingga tidak lagi ada celah
antara pinggang dan dinding.
3. Tindakan operatif1:
a. Kegagalan konservatif (kekambuhan sering terjadi).
b. Adanya gangguan neurologis yang progresif kelemahan otot.
15
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. OK
Umur
: 66 tahun
Jenis Kelamin
: Wanita
Alamat
: Winangun I lingkungan IV
Pekerjaan
: Pensiunan PNS
Agama
: Kristen Protestan
: Compos Mentis
Berat badan
: 50 Kg
Tinggi Badan
: 155 cm
IMT
: 20.8 (Normal)
GCS
: E4M6V5
Tanda vital
: Tekanan darah
= 120/80 mmHg
Nadi
72 kali/menit
Napas
20 kali/menit
Suhu badan
36.7 C
17
Score VAS
Kepala
20 juni 2016
Leher
Thoraks
Ekstremitas
2. Status Lokalis
Regio Lumbosakral
Inspeksi : simetris, rubor (-), edema (-),deformitas (-), kifosis (-),
skoliosis(-)
Palpasi
: Hangat (-), spasme otot (+) L3-L5, nyeri tekan (+) pada vertebra
dan tes lipat kulit (+).
3. Status Antropometri
Dekstra
Sinistra
18
80
80
74
74
Ekstremitas Inferior
Dekstra
Sinistra
Normal
Normal
Normal
Normal
+ Normal
+ Normal
-
Dekstra
Normal
800 - 00 - 300
450- 00 - 450
600 - 00 - 600
Sinistra
Normal
Fleksi-Ekstensi
1200 00300
1200 00300
1200 00300
Abduksi-Adduksi
450 00350
450 00350
450 00350
Internal Rotasi -
450 00450
450 00450
450 00450
Eksternal Rotasi
Miotom
Setinggi vertebra
L2
L3
L4
L5
S1
Dekstra
5
5
5
5
5
Sinistra
5
5
5
5
5
Dermatom
Setinggi
Dekstra
Sinistra
vertebra
19
L2
Normoestesi
Normoestes
L3
Normoestesi
i
Normoestes
L4
Normoestesi
i
Normoestes
L5
Normoestesi
i
Normoestes
Normoestesi
i
Normoestes
S1
7. Tes Provokasi
TES
Lasegue
Straight Leg Raising (SLR)
Patrick
Kontra Patrick
Tes Valsava
Dekstra
(70)
-
Sinistra
(70)
-
8. Anjuran Pemeriksaan :
- Pemeriksaan Foto Rontgen Lumbosakral AP/Later
20
D. RESUME
Wanita 66 tahun, dengan keluhan utama nyeri punggung bawah sejak 2
tahun yang lalu. Nyeri punggung bawah dialami penderita sejak tahun 2014.
Nyeri dirasakan memberat sejak + 1 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan seperti
di tusuk-tusuk, nyeri tidak menjalar, nyeri berkurang setelah meminum obat
penghilang nyeri dan saat istirahat, nyeri bertambah berat bila beraktivitas
maupun perubahan posisi dari duduk ke berdiri ataupun berjalan jauh. Rasa
kesemutan (-), kelemahan (-). Penderita buang air besar dan buang air kecil
seperti biasa. Penderita masih dapat berjalan, tapi memilki keterbasan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien berobat ke poli saraf diberi obat dan
dilakukan foro. Tidak ada riwayat trauma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD: 120/80 mmHg, N: 72 x/menit, RR: 20x/menit, SB: 36,7C,VAS 3,
spasme otot ada di L3-L5, nyeri tekan (+) pada vertebra T12-L1 dan tes lipat
kulit (+). Pada foto rontgen lumbosakral AP/Lateral didapati kompresi pada
corpus vertebra T12.
E. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
Diagnosis Topis
: Thorakolumbal
21
Diagnosis Etiologi
: Mekanik Kronik
Diagnosis Fungsional :
a. Body function
Nyeri
: Structure Of
Muscle Paravetebra
c. Activity and participation :Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari
(AKS), seperti berjalan, duduk lama, mandi, dan mengerjakan pekerjaan
rumah seperti memasak dan lain-lain.
d. Environment
: Penderita mengunakan WC jongkok.
e. Personal factor
:Wanita, 66 tahun, sering mengangkat
barang berat
F. PROBLEM REHABILITASI MEDIK
- Nyeri punggung bawah. (VAS 3)
- Spasme muskulus paravertebral lumbosakralis
- Gangguan aktifitas kehidupan sehari-hari(berjalan jauh, duduk lama,
-
dressing, toileting)
Gangguan cemas
G. PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa
Paracetamol tab 500mg 3X1
b. Non Medikamentosa
Program Rehabilitasi Medik
Fisioterapi
Evaluasi:- Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari
Program: - MWD ( Micro wave diatermi )
- Proper back mechanism
Okupasi Terapi
Evaluasi: - Gangguan aktivitas kehidupan sehari seperti berpakaian, mencuci
Program: - Melakukan latihan peningkatan aktivitas kehidupan sehari-hari
sesuai proper back mechanism
Ortotik Prostetik
22
benar.
Mengganti atau memodifikasi WC (water closet) jongkok
dengan cara melubangi kursi kayu atau plastik pada bagian
tengah.
Edukasi
Waktu beraktivitas:
Waktu berdiri:
Bila berdiri dalam waktu lama, selingilah dengan periode duduk sebentar.
Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tetapi jongkoklah
pada lutut.
Waktu berjalan:
Waktu duduk:
23
Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut lebih rendah dari
paha.
Bila duduk meletakan kursi kecil di atas kaki
Bila duduk seluruh punggung sebanyak mungkin kontak dengan
punggung kursi.
Waktu tidur:
24
25
H. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Perdani P, The effect of body posture and body position in development of
low back pain. Artikel Universitas Diponegoro Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro 2010; h. 01-18
2. Sengkey L, Angliadi LS, Gessal J, Mogi TI. Diktat ilmu kedokteran fisik dan
rehabilitasi. Manado:FK UNSRAT;2006. h.79-90
3. Anonim.Low back pain. Diakses
dari:http://www.repository.usu.ac.id
tanggal
01
juni
2016..Diunduh
28