Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
Nyeri punggung bawah ( Low Back Pain ) merupakan keluhan yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Di Amerika Serikat nyeri ini merupakan
penyebab urutan paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan
usia kurang dari 45tahun, urutan kedua untuk alasan berkunjung ke doker, urutan
kelima alasan perawatan di rumah sakit, dan alasan penyebab paling sering untuk
tindakan operasi. Sulitnya menegakkan diagnosis, prevalensi yang terus
meningkat dan meningkatnya hari kerja yang hilang, menyebabkan meningkatnya
biaya yang diperlukan untuk penanganan nyeri punggung bawah baik biaya
langsung, maupun tidak langsung.1
Low back pain ( LBP ) adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan
gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yangtidak enak didaerah tulang
punggung bagian bawah dan sekitarnya.2 Nyeri punggung bagian bawah telah
diidentifikasi oleh Pan American Health Organization ( PAHO ) di antara tiga
masalah kesehatan pekerjaan yang dikenal pasti oleh World Health Organization (
WHO ). Keluhan nyeri punggung merupakan keluhan kedua setelah nyeri kepala.
Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk mengeluh nyeri punggung bagian
bawah dan biaya yang dikeluarkan tiap tahun untuk pengobatan berkisar 75 juta
dolar Amerika.3 Data epidemiologi mengenai low back pain di lndonesia
diperkirakan 40% penduduk Provinsi Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah
menderitalow back pain, prevalensi pada laki-laki l8,2% dan pada wanita l3,6%.
Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di lndonesia
berkisar antara 3-17%.1 Di kota Manado sendiri tepatnya di Poli Kesehatan Fisik
Dan Rehabilitasi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou pada tahun 2012, LBP menjadi
insiden terbanyak pertama dengan prevalensi 24%.
LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bagian bawah, dapat
merupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya.Nyeri
yang berasal dari punggung bagian bawah dapat menjalar ke daerah lain atau
sebaliknya yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah
(referred pain). Walaupun nyeri punggung bagian bawah jarang fatal, namun nyeri
1

yang dirasakan menyebabkan pasien mengalami disabilitas yaitu keterbatasan


fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam kerja terutama
pada usia produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari
pengobatan.2 Tulang punggung menerima beban lebih besar sebagai konsekuensi
tugasnya untuk menjaga posisi tegak tubuh, dan beban ini akan lebih banyak
terkonsentrasi dibagian bawah dari tulang punggung tersebut. Sehingga dengan
demikian, walaupun etiologi dapat bervariasi dari yang paling ringan (misalnya
kelelahan otot) sampai yang paling berat (misalnya tumor ganas) tetapi sebagian
besar

pada masyarakat adalah akibat adanya faktor mekanik yang tidak

menguntungkan tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga


posisi tegak tubuh (statika) maupun dalam fungsinya selama pergerakan tubuh
(dinamika).1
Penyebab yang mendasari keluhan LBP bermacam-macam, salah satu
diantaranya adalah hernia nukleus pulposus (HNP). Hernia nukleus pulposus
mempunyai karakteristik berupa provusi dari annulus fibrosus beserta nukleus
pulposus yang ada didalamnya ke dalam kanalis vertebralis. Hernia nukleus
pulposus dapat terjadi di semua diskus intervertebra, namun yang paling sering
terjadi di segmen lumbosakral pada diskus intervertebra L4-5 dan L5-Sl sekitar
l0% sisanya terjadi di diskus intervertebra segmen L3-4. Penyebab lain yang
menyebabkan yaitu oleh mekanik kronik paling sering disebabkan oleh sikap
tubuh yang jelek, yaitu sikap tubuh yang membungkuk ke depan, kepala
menunduk, perut membuncit dan dada kempes mendatar. Sikap tubuh yang
demikian mendorong titik berat badan (TBB) tergeser ke arah depan sebagai
kompensasi agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Disamping akibat sikap tubuh
yang jelek, pergeseran TBB ke arah depan terlihat juga pada wanita-wanita yang
gemar memakai sepatu dengan tumit tinggi.2,4
Gejala yang dialami biasanya berupa nyeri di punggung ataupun di sekitar
ektremitas bawah yang biasanya bersifat terus-menerus ataupun hanya timbul
pada posisi tertentu serta juga sering diikuti dengan kekakuan dan keterbatasan
dalam melakukan gerakan.5 LBP atau dapat disebabkan oleh banyak kondisi.
Faktor yang sering adalah penuaan, trauma, infeksi, ataupun tumor. Diagnosis

banding dapat dipersempit dengan melihat adanya nyeri pada tungkai bawah atau
tidak.6
Berikut ini akan dibahas suatu tinjauan pustaka dan laporan kasus tentang
rehabilitasi medik pada pasien low back pain.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINSI
LBP adalah sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri
atau perasaan lain yang tidak enak didaerah tulang punggung bagian bawah dan
sekitarnya.l Nyeri punggung bagian bawah merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.7
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Untuk dapat memahami bagaimana rasa nyeri timbul pada maka harus
dipahami anatomi dan fisiologi tulang belakang pada umumnya dan tulang
lumbosakral pada khususnya.1
1. Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis ini terbentuk oleh unit-unit fungsional yang
terdiri dari:
a. Segmen anterior, yang berfungsi sebagai penyangga beban, dibentuk oleh
korpus vertebra yang dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh diskus
intervertebra. Struktur ini masih diperkuat oleh ligamen longitudinal
posterior dan ligamen longitudinal anterior. Ligamen longitudinal
posterior mempunyai arti penting dalam patofisiologi penyakit justru
karena bentuknya yang unik. Sejak dari oksiput, ligamen ini menutup
seluruh permukaan belakang diskus intervertebra. Mulai L1 ligamen ini
menyempit, hingga pada daerah L5-S1 lebar ligamen hanya tinggal
separuh asalnya. Dengan demikian pada daerah ini terdapat daerah
lemah, yakni bagian posterolateral kanan dan kiri diskus intervertebra,
daerah tak terlindung oleh ligamen longitudinal posterior. Akan nyata
terlihat, bahwa tingkat L5-S1 merupakan daerah paling rawan.

Gambar 1. Segmen Anterior Kolumna Vertebrata8


b. Segmen posterior, bagian ini dibentuk oleh arkus, prosesus transversus
dan prosesus spinosus. Satu dengan yang lainya dihubungkan oleh
sepasang artikulasi dan diperkuat oleh ligamen serta otot. Ditinjau dari
sudut kinetika tubuh (diluar kepala dan leher), maka akan tampak bahwa
gerakan yang paling banyak dilakukan tubuh ialah fleksi, kemudian
ekstensi. Dalam kenyataannya gerakan fleksi-ekstensi merupakan tugas
persendian daerah lumbal dengan pusat sendi L5-S1. Hal ini
dimungkinkan oleh bentuk dan letak bidang sendi yang sagital. Lain
halnya dengan bidang sendi daerah torakal yang terletak frontal, bidang
sendi ini hanya memungkinkan gerakan rotasi dan sedikit latero-fleksi.1

Anterior column posterior column

Gambar 2. Segmen Anterior Dan Posterior Columna Vertebralis9


2. Diskus Intervertebra
Struktur lain yang tidak kalah penting peranannya dalam persoalan
adalah diskus intervertebra. Disamping berfungsi sebagai penyangga

beban, diskus intervertebra berfungsi pula sebagai peredam kejut. Diskus


intervertebra dibentuk oleh anulus fibrosus yang merupakan anyaman
serat-serat fibroelastik hingga membentuk struktur mirip gentong. Tepi
atas dan bawah gentong melekat pada end plate vertebra sedemikian
rupa hingga terbentuk rongga antar vertebra. Rongga ini berisi nukleus
pulposus suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak mengandung
air. Menjelang usia dekade kedua, mulailah terjadi perubahan-perubahan,
baik menyangkut nukleus pulposus maupun anulus fibrosus.Pada
beberapa tempat serat-serat fibroelastik terputus, sebagian rusak dan
sebagian diganti jaringan ikat. Proses ini akan berlangsung secara
kontinu hingga dalam anulus terbentuk rongga-rongga.1

Gambar 3 Diskus Intervertebra9


C. EPIDEMIOLOGI
Nyeri punggung bagian bawah di Indonesia merupakan masalah kesehatan
yang nyata. Kira-kira80% penduduk seumur hidupnya pernah sekali merasakan
nyeri punggung bagian bawah. Pada setiapsaat lebih dari l0% penduduk menderita
nyeri punggung bagian bawah. Insidensi nyeri punggung bagian bawah
dibeberapa negara berkembang lebih kurang l5-20% dari total populasi, yang
sebagian besar merupakan nyeri punggung bagian bawah akut maupun kronik
termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi nyeri Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada bulan Mei 2002 menunjukkan
jumlah pasien nyeri punggung bagian bawah sebesar 18,37% dari seluruh pasien
nyeri. Studi populasi di daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi
8,2% pada pria dan l3,6% pada wanita. Rumah sakit di Jakarta, Yogyakarta dan
6

Semarang insidensinya sekitar 5,4-5,8%. Frekuensi terbanyak pada usia 45-65


tahun. Dalam penelitian multisenter di 14 rumah sakit pendidikan di Indonesia
yang dilakukan oleh kelompok studi nyeri PERDOSSI pada bulan Mei2002
menunjukkan jumlah pasien nyeri sebanyak 4456 orang (25% dari total
kunjungan), dimana 1598 orang (35,86%) merupakan pasien nyeri kepala dan 819
orang (18,37%) adalah pasien nyeri punggung bawah. Keluhan ini ternyata
menempati urutan kedua tersering setelah nyeri kepala. Dari data mengenai pasien
yang berobat ke poliklinik neurology menunjukkan bahwa jumlah pasien diatas
usia 40 tahun yang datang dengan keluhan LBP ternyata jumlahnya cukup
banyak.10
Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluh dan di
negara kita sendiri diperkirakan jumlahnya lebih banyak lagi. Nyeri punggung
bagian bawah merupakan 1 dari l0 penyakit terbanyak di Amerika Serikat dengan
angka prevalensi berkisar antara 7,6-37%. Puncak insidensi LBP adalah pada usia
45-60 tahun. Pada 45% pasien dewasa tua LBP dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari dan mengganggu tidur pasien. Sebagian besar pasien (75%) akan
mencari pertolongan medis, dan 25% diantaranya perlu dirawatinap untuk
evaluasi lebih lanjut.10 Di Kota Manado sendiri tepatnya di Poli Kesehatan Fisik
dan Rehabilitasi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou pada tahun 2012, LBP menjadi
insiden terbanyak pertama dengan prevalensi 24%.
D. ETIOLOGI
Dalam klinik,LBP dibagi menjadi 4 kelompok:
1. LBP oleh faktor mekanik
a. LBP oleh mekanik akut
Biasanya timbul bila tubuh melakukan gerakan secara mendadak
melampaui batas kemampuan sendi dan otot (range of motion) atau
melakukan sesuatu untuk jangka waktu terlampaulama.1
b. LBP oleh mekanik kronik (menahun)
Paling sering disebabkan oleh sikap tubuh yang jelek yaitu sikap tubuh
yang membungkuk ke depan, kepala menunduk, perut membuncit dan
dada kempes mendatar. Sikap tubuh yang demikian tentunya akan
mendorong titik berat badan (TBB) tergeserke arah depan sebagai
7

kompensasi agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Disamping akibat


sikap tubuh yang jelek, pergeseran TBB ke arah depan terlihat juga pada
wanita-wanita yang gemar memakai sepatu dengan tumit tinggi.1
2. LBP oleh faktor organik1
a. LBPosteogenik
i. Radang
ii. Trauma
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP.
Pada orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau
melakukan aktivitas dengan beban yang berat, dapat menderita nyeri
pungggung bagian bawah yang akut. Gerakan bagian punggung yang
kurang baik dapat menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-tiba
pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung
sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat
sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun
pada kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar
tidak mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut.2
iii. Keganasan
iv. Kongenital
b. LBP diskogenik
Dalam hal ini proses primer terletak pada diskus intervertebra. Bentuk
yang sering dijumpai ialah:
i. Spondilosis
Adalah

suatu

proses

degenerasi

progresif

diskus

intervertebra.1 Keadaan ini menimbulkan nyeri yang berasal dari dua


macam sumber:
a) Osteoarthritis
b) Radikulitis jebakan, radiks terjebak dalam perjalanannya
melewati foramen intervertebra yang menyempit. Sebenarnya
nyeri tidak bersumber pada tekanan radiks secara langsung,
melainkan dari tekanan sarung duramater yang mengakibatkan
iskemik dan inflamasi.
ii. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Hernia nukleus pulposus (HNP) yaitu keluarnya nukleus
pulposus dari diskus intervertebra melalui robekan annulus fibrosus
8

keluar ke arah belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau


mengarah ke dorsolateral menekan saraf spinalis

sehingga

menimbulkan gangguan.2
Nukleus pulposus adalah gel viskus yang terdiri dari
proteoglikan yang mengandung kadar air yang tinggi. Nukleus
pulposus memiliki fungsi menahan beban sekaligus sebagai
bantalan. Dengan bertambahnya usiakemampuan nukleus pulposus
menahan air sangat berkurang sehingga diskus intervertebra
mengerut,

terjadi

penurunan

vaskularisasi

sehingga

diskus

intervertebra menjadi kurang elastis. Pada diskus intervertebra yang


sehat,

nukleus

pulposus

akan

mendistribusikan

bebansecara

meratake segala arah, namun nukleus pulposus yang mengerut akan


mendistribusikan beban secara asimetris, akibatnya dapat terjadi
cedera atau robekan pada anulus fibrosus.2
Hernia nukleus pulposus (HNP) paling sering terjadi pada
pria dewasa, dengan insiden puncak pada dekade ke-4 dan ke-5.
Kelainan ini lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan
yang banyak membungkuk dan mengangkat.2

Manifestasi klinik HNP adalah sebagai berikut:


a) Ischialgia. Nyeri dirasakan mulai dari pinggang menjalar ke
bokong, paha, belakang tumit, dan telapak kaki. Nyeri bersifat
tajam, seperti terbakar, dan berdenyut sampai ke bawah lutut.
lschialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan
nervus ischiadicus sampai ke tungkai, pada tes provokasi
percobaan laseque didapatkan hasil positif.1,2
b) Dapat ditemukan defisit neurologi berupa hipestesia tumit dan
lateral kaki. Refleks tendon tumit merendah. Dapat timbul juga
gejala kesemutan atau rasa baal.1,2
c) Nyeri bertambah dengan batuk bersin mengangkat benda berat
membungkuk akibat bertambahnya tekanan intratekal, pada tes

provokasi dengan cara percobaan valsava ditemukan hasil yang


positif.1,2
iii. Spondilitis ankilosa
Biasanya dimulai dari sendi sakroiliaka, lalu menjalar ke atas
daerah leher. Gejala permulaan bersifat ringan, sering hanya berupa
kaku. Keluhan terutama dirasakan pada waktu pagi bangun tidur,
membaik setelah melakukan pergerakan. Khas ditemukan gambaran
ruas-ruas bambu (bamboo spine) pada pemeriksaan radiologik.1
c. LBP neurogenik.
i. Neoplasma
ii. Arakhnoiditis
iii. Stenosis kanal
3. Nyeri Rujukan
4. Nyeri Psikogenik
E. FAKTOR RESIKO
Faktor risiko terjadinya LBP adalah usia, kondisi kesehatan yang buruk,
masalah psikologik dan psikososial, artritis degeneratif, merokok, skoliosis mayor,
obesitas, tinggibadan yang berlebihan, hal yang berhubungan pekerjaan seperti
duduk dan mengemudi dalam waktu lama duduk, atau berdiri berjam-jam (posisi
tubuh kerja yang statik), mengangkat danmembawa beban yang berat, menarik
beban, membungkuk serta kehamilan.11
F. GAMBARAN KLINIK
Pada umumnya LBP terjadi pada pasien berusia dekade kedua. Keluhan
nyeri dapat menjalar dan tidak menjalar. Pada tahap yang lebih ringan, nyeri
biasanya hanya di sekitar daerah pinggang dan tidak menjalar, biasajuga
dibedakan dengan nyeri akibat kekakuan atau hanya pegal pada otot pinggang.
Pada tahap yang lain, nyeri dirasakan dari daerah pinggang dapatmenjalar ke arah
leher ataupun ke arah bokong, paha belakang tumit dan telapak kaki. Jika nyeri
menjalar ke arah daerah leher, dapat dipikirkan adanya spondilitis ankilosa,
terlebih jika nyeri terutama dirasakan pada waktu bangun pagi dan menghilang
saat melakukan pergerakan. Jika nyeri menjalar ke arah bokong, paha belakang,
tumit hingga telapak kaki maka dapat dipikirkan adanya gejala iskias yang khas
pada penderita hernia nukleus pulposus.3,8
10

G. DIAGNOSIS
Pendekatan diagnostik dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik
umum dan khusus, serta pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis:4
a. Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak?
b. Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? Apa pekerjaan
sehari-hari? Adakah suatu trauma?
c. Dimana letak nyeri? (sebaiknya

pasien

sendiri

yang

disuruh

menunjukkan dimana letak nyerinya). Ada tidak penjalaran?


d. Bagaimana sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah pada sikap tubuh

2.

tertentu? Apakah betambah pada kegiatan tertentu?


e. Apakah nyeri berkurang pada waktu istirahat?
Pemeriksaan fisik:9
a. Inspeksi
Perhatikan cara berjalan, berdiri, duduk. Inspeksi daerah punggung,
perhatikan lurus tidaknya tulang belakang, lordosis, kiphosis, gibus,
deformitas, ada tidak jalur spasme otot paravertebral.
b. Palpasi
Palpasi sepanjang kolumna vertebralis (ada tidaknya nyeri tekan pada
salah satuprosessus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba pada
palpasi atau adanya spasme otot paravertebral).
c. Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri
punggung bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena
sebab yang lain.

3. Pemeriksaan motorik:
Apakah ada kelumpuhan, atrofi, fasikulasi. Kalau ada kelumpuhan
segmen mana yang terganggu.
4.

Tes-tes Provokasi11
a. Tes Laseque (straight leg raising)
Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan sendi lutut tetap
lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri punggung dikarenakan
iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang
perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.
11

Gambar 4. Test Laseque12


b. Tes Bragard
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes laseque. Caranya sama
seperti tes laseque dengan ditambah dorsofleksi kaki. Bila nyeri punggung
dikarenakan iritasi pada saraf inimaka nyeri akan dirasakan pada
sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.

Gambar 6. Tes Bragard14


c. Tes Sicard
Sama seperti tes laseque namun ditambah dorsofleksi dari ibu jari
kaki. Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri
akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat
sampai ujung kaki.
d. Tes Patrick
Padates ini pasien berbaring, tumit dari salah satu kaki diletakkan
pada sendi lutut tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan penekanan pada
sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri, maka hal
12

ini berarti ada suatu sebab yang non neurologik misalnya coxitis. Tes ini
dilakukan pada kedua kaki.

Gambar 5. Tes Patrick13


e. Tes Kontra Patrick
Tes kontra patrick dilakukan saat pasien tidur terlentang, sama
halnya dengan melakukan tes patrick akan tetapi kaki dirotasi kedalam
(internal). Tangan pemeriksa memegang pergelangan kaki dan bagian
lateral dari lutut. Setelah itulakukan penekanan pada sendi lutut ke rotasi
dalam. Apabila nyeri timbul (+) menunjukkan sumber nyeri di
sacroiliaka.
f. Tes Valsalva
Pasien disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup
sekuat-kuatnya. Hasil positif pada hernia nukleus pulposus (HNP).

Gambar 7. Tes Valsava 15


5. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa macam metode diagnostik yang dapat dipakai untuk memastikan
penyebab LBP1:
a. Foto polos tulang belakang khususnya daerah lumbosakral yang bermanfaat
untuk diagnostik faktor mekanik, osteogenik, dan sebagian diskogenik.

13

b. Pemeriksaan elektromiografi, merupakan diagnosis pasti untuk membuktikan


adanya keterlibatan radiks pada kasus-kasus tertentu.
c. Pemeriksaan mieolografi (untuk indikasi tertentu)
H. PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya penanganan LBP terdiridari:
1. Obat-obatan
Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan, untuk mengurangi
nyeri tanpa menghiraukan penyebab dasar LBP. Obat yang diberikan berupa
golongan analgetik dimana golongan ini terdiri dari analgetik antipiretik dan
analgetik narkotik. Yang umum digunakan analgetik antipiretik yang bekerja
menghambat sintesa danpelepasan endogenous pain substance sehingga
mencegah sensitisasi reseptor nyeri. Disamping itu dikenal pula obat yang
mempunyai potensi anti-inflamasi disampinganalgetik misalnya pirasolon
dan derivat-derivat asam organik lainya dikenal sebagai non steroidal antiinflamatory drugs (NSAID). Selain itu juga dapatdigunakan tranquilizer
minor yang bekerja sentral menurunkan respon terhadap rangsangan nyeri.
Disamping itu untuk mengurangi kegelisahan dan untuk relaksasi otot.1
2. Program Rehabilitasi Medik
a. LBP oleh faktor mekanik akut
Tirah baring total disertai pemanasan setempat seperti infra merah,
kompres airhangat, bantal panas. Biasanya kesembuhan 4-5 hari.1
b. LBP oleh faktor mekanik kronis
Pada keadaan ini hiperlordosis mendasari patofisiologis nyeri.
Karena itu tatalaksana ditujukan pada latihan-latihan untuk
menghilangkan hiperlordosis tersebut.1
Tujuan pemberian latihan, yaitu1:
i. Mengurangi hiperlordosis/memperbaiki postur tubuh
ii. Membiasakan diri untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesuai
dengan biomekanik tulang punggung.
Prinsip pemberian latihan, yaitu1:
i. Latihan penguatan dinding perut otot gluteus maksimus
14

ii. Latihan peregangan otot yang memendek, terutama otot punggung dan
hamstring
Teknik latihan1:
i. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Dengan kekuatan otot perut, tekan pinggang hingga menempel
dasar. Kemudian angkat pinggul keatas sementara posisi pinggang tetap
dipertahankan melekat pada dasar. Hal ini dimungkinkan oleh kontraksi
otot gluteus maksimus.
ii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Dengan kedua belah tangan di dada angkatlah kepala dan bahu
hingga dagu menempel di dada.
iii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan
fleksi. Tarik salah satu lutut ke arah perut sambil mengangkat kepala
dan bahu seolah-olah hendak mencium lutut. Lakukan bergantian
dengan tungkai satunya.
iv. Sama seperti latihan sebelumnya tetapi dilakukan pada dua lutut
sekaligus.
v. Berdiri membelakangi dinding dengan jarak kurang lebih 15 cm dari
dinding. Tekan pinggang kearah dinding hingga tidak lagi ada celah
antara pinggang dan dinding.
3. Tindakan operatif1:
a. Kegagalan konservatif (kekambuhan sering terjadi).
b. Adanya gangguan neurologis yang progresif kelemahan otot.

15

BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama

: Ny. OK

Umur

: 66 tahun

Jenis Kelamin

: Wanita

Alamat

: Winangun I lingkungan IV

Pekerjaan

: Pensiunan PNS

Agama

: Kristen Protestan

Tangal Pemeriksaan : 20 Juni 2016


B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Nyeri punggung bawah
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri punggung bawah dialami penderita sejak tahun 2014. Nyeri
dirasakan memberat sejak + 1 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan seperti di
tusuk-tusuk, nyeri tidak menjalar, nyeri berkurang setelah meminum obat
penghilang nyeri dan saat istirahat, nyeri bertambah berat bila beraktivitas
maupun perubahan posisi dari duduk ke berdiri ataupun berjalan jauh.
Rasa kesemutan (-), kelemahan (-). Penderita buang air besar dan buang
air kecil seperti biasa. Penderita masih dapat berjalan, tapi memilki
keterbasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes melitus, hiperurisemia, hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru,
penyakit hati, dan penyakit ginjal disangkal.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


16

Hanya penderita yang menderita sakit seperti ini.


5. Riwayat Kebiasaan
Penderita mempunyai kebiasaan mengangkat dan memindahkan barangbarang berat sebelum sakit.
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita bekerja sebagai ibu rumah tangga saat ini ( sebelumnya
pasien bekerja sebagai PNS tapi sudah pensiun ). Menikah dengan suami
seorang wiraswasta, memiliki 2 orang anak yang semuanya sudah menikah
dan hidup sendiri. Saat ini penderita tinggal bersama suaminya.
Menggunakan WC jongkok. Biaya kehidupan sehari-hari cukup. Biaya
pengobatan ditanggung oleh BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
7. Riwayat Psikologi
Penderita merasa cemas dengan rasa nyeri yang dirasakan karena
cukup menggangu aktivitas kehidupan sehari-sehari. Penderita memiliki
kepribadian terbuka dan mudah menerima saran.
C. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal : 20 Juni 2016)
1. Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran

: Compos Mentis

Berat badan

: 50 Kg

Tinggi Badan

: 155 cm

IMT

: 20.8 (Normal)

GCS

: E4M6V5

Tanda vital

: Tekanan darah

= 120/80 mmHg

Nadi

72 kali/menit

Napas

20 kali/menit

Suhu badan

36.7 C

Visual Analogue Scale (VAS) = 3

17

Score VAS

Kepala

20 juni 2016

: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),


pupil bulat isokor 3 mm kiri = kanan,
refleks cahaya langsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+)

Leher

: Trakhea letak tengah,


pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks

: Simetris kiri = kanan, retraksi (-)


Cor

: SuaraI-II normal, bising (-)

Pulmo : Suara pernapasan vesikuler,


ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen

: Cembung, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)


Hepar/Lien : Tidak teraba

Ekstremitas

: Akral hangat, edema (-), deformitas (-)

2. Status Lokalis
Regio Lumbosakral
Inspeksi : simetris, rubor (-), edema (-),deformitas (-), kifosis (-),
skoliosis(-)
Palpasi

: Hangat (-), spasme otot (+) L3-L5, nyeri tekan (+) pada vertebra
dan tes lipat kulit (+).

3. Status Antropometri
Dekstra

Sinistra
18

Apparent Leg Length

80

80

True Leg Length

74

74

4. Status Motorik dan Sensorik


Pemeriksaan
Gerakan
Tonus otot
Atrofi
Refleks fisiologis
Refleks patologis

Ekstremitas Inferior
Dekstra
Sinistra
Normal
Normal
Normal
Normal
+ Normal
+ Normal
-

5. Lingkup Gerak Sendi


LGS Trunkus
Hasil Pemeriksaan
Ekstensi- Fleksi
800 - 00 - 300
Lateral Banding D/S
450- 00 - 450
Rotasi D/S
600 - 00 - 600
Ket: Tidak dilakukan karena nyeri.
6. Lingkup Gerak Sendi HIP
LGS Hip

Dekstra

Normal
800 - 00 - 300
450- 00 - 450
600 - 00 - 600

Sinistra

Normal

Fleksi-Ekstensi

1200 00300

1200 00300

1200 00300

Abduksi-Adduksi

450 00350

450 00350

450 00350

Internal Rotasi -

450 00450

450 00450

450 00450

Eksternal Rotasi
Miotom
Setinggi vertebra
L2
L3
L4
L5
S1

Dekstra
5
5
5
5
5

Sinistra
5
5
5
5
5

Dermatom
Setinggi

Dekstra

Sinistra

vertebra
19

L2

Normoestesi

Normoestes

L3

Normoestesi

i
Normoestes

L4

Normoestesi

i
Normoestes

L5

Normoestesi

i
Normoestes

Normoestesi

i
Normoestes

S1

7. Tes Provokasi
TES
Lasegue
Straight Leg Raising (SLR)
Patrick
Kontra Patrick
Tes Valsava

Dekstra
(70)
-

Sinistra
(70)
-

8. Anjuran Pemeriksaan :
- Pemeriksaan Foto Rontgen Lumbosakral AP/Later

20

D. RESUME
Wanita 66 tahun, dengan keluhan utama nyeri punggung bawah sejak 2
tahun yang lalu. Nyeri punggung bawah dialami penderita sejak tahun 2014.
Nyeri dirasakan memberat sejak + 1 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan seperti
di tusuk-tusuk, nyeri tidak menjalar, nyeri berkurang setelah meminum obat
penghilang nyeri dan saat istirahat, nyeri bertambah berat bila beraktivitas
maupun perubahan posisi dari duduk ke berdiri ataupun berjalan jauh. Rasa
kesemutan (-), kelemahan (-). Penderita buang air besar dan buang air kecil
seperti biasa. Penderita masih dapat berjalan, tapi memilki keterbasan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien berobat ke poli saraf diberi obat dan
dilakukan foro. Tidak ada riwayat trauma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD: 120/80 mmHg, N: 72 x/menit, RR: 20x/menit, SB: 36,7C,VAS 3,
spasme otot ada di L3-L5, nyeri tekan (+) pada vertebra T12-L1 dan tes lipat
kulit (+). Pada foto rontgen lumbosakral AP/Lateral didapati kompresi pada
corpus vertebra T12.

E. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis

: Low Back Pain e.c Mekanik Kronik

Diagnosis Topis

: Thorakolumbal
21

Diagnosis Etiologi

: Mekanik Kronik

Diagnosis Fungsional :
a. Body function

Nyeri

punggung bagian bawah


b. Body structure

: Structure Of

Muscle Paravetebra
c. Activity and participation :Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari
(AKS), seperti berjalan, duduk lama, mandi, dan mengerjakan pekerjaan
rumah seperti memasak dan lain-lain.
d. Environment
: Penderita mengunakan WC jongkok.
e. Personal factor
:Wanita, 66 tahun, sering mengangkat
barang berat
F. PROBLEM REHABILITASI MEDIK
- Nyeri punggung bawah. (VAS 3)
- Spasme muskulus paravertebral lumbosakralis
- Gangguan aktifitas kehidupan sehari-hari(berjalan jauh, duduk lama,
-

dressing, toileting)
Gangguan cemas

G. PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa
Paracetamol tab 500mg 3X1
b. Non Medikamentosa
Program Rehabilitasi Medik
Fisioterapi
Evaluasi:- Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari
Program: - MWD ( Micro wave diatermi )
- Proper back mechanism
Okupasi Terapi
Evaluasi: - Gangguan aktivitas kehidupan sehari seperti berpakaian, mencuci
Program: - Melakukan latihan peningkatan aktivitas kehidupan sehari-hari
sesuai proper back mechanism

Ortotik Prostetik
22

Evaluasi: Program: Psikologi


Evaluasi: Penderita merasa cemas dengan kondisinya.
Program: Dukungan mental pada penderita dan sering melakukan latihan
sesuai proper back mechanisme, serta kontrol teratur ke Instalasi
Rehabilitasi Medik
Sosial Medik
Evaluasi: Melakukan home visite
Program: - Edukasi penderita untuk menggunakan kasur yang padat dan datar.
-

Edukasi penderita untuk menggunakan kursi dengan punggung

kursi berbentuk huruf S.


Edukasi penderita cara mengangkat dan membawa barang yang

benar.
Mengganti atau memodifikasi WC (water closet) jongkok
dengan cara melubangi kursi kayu atau plastik pada bagian
tengah.

Edukasi
Waktu beraktivitas:

Dianjurkan pada saat beraktivitas penderita jangan dulu mengangkat

barang terlalu berat.


Bila mengangkat benda yang berat harus diletakan dibagian depan

Waktu berdiri:

Bila berdiri dalam waktu lama, selingilah dengan periode duduk sebentar.
Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tetapi jongkoklah
pada lutut.

Waktu berjalan:

Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa-gesa.

Waktu duduk:

23

Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut lebih rendah dari

paha.
Bila duduk meletakan kursi kecil di atas kaki
Bila duduk seluruh punggung sebanyak mungkin kontak dengan
punggung kursi.

Waktu tidur:

Sebaiknya menggunakan alas yang padat.


Saat akan bangun tidur, posisi tubuh menyamping dan angkat tubuh anda
dengan tangan, lutut ditekuk disamping tempat tidur sehingga kaki
menyentuh lantai, bangunlah dengan menggunakan kekuatan kaki.

Gambar 9. Posisi tidur dan cara bangun tidur16

Gambar 10. Posisi duduk dan caramengambil barang16

24

Gambar 11. Posisi memakai kaos kaki dan menggosok gigi16

Gambar 12. Posisi duduk membaca dan bekerja16

Gambar 13.posisi naik dan turun mobil16

Gambar 14.Posisi mengambil barang dilaci16

25

Gambar 15. Posisi memakai komputer16

H. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam

26

DAFTAR PUSTAKA
1. Perdani P, The effect of body posture and body position in development of
low back pain. Artikel Universitas Diponegoro Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro 2010; h. 01-18
2. Sengkey L, Angliadi LS, Gessal J, Mogi TI. Diktat ilmu kedokteran fisik dan
rehabilitasi. Manado:FK UNSRAT;2006. h.79-90
3. Anonim.Low back pain. Diakses
dari:http://www.repository.usu.ac.id

tanggal

01

juni

2016..Diunduh

4. Negrini N, Zaina F, Somano H, Atanasio T, Trevisan C. Rehabilitation of


lumbar spine disorder. Edisi ke-5. Lippincolt;2010. p.186
5. Giuffre.The prevalence of low back pain in the eldery: a systematic review of
the literature. Diakses tanggal 01 juni 2016. Diunduh dari :
http://journals.lww.com
6. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Edisi ke-2. Yogyakarta:Gajahmada
University Press; 2010.
7. Sjamsuhidrajad G. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2004.
h.756-763
8. Cooper PG. Low back pain.Columbia: McKesson Health Solution LLC;
2004.
9. Anonim. Anatomi dan fisiologi tulang belakang. Diakses tanggal 01 juni
2016. Diunduh dari: http://rsop.co.id/orthopaedi/anatomi-dan-fisiologitulang-belakang-bagian-1
10. Anonim. Struktur tulang belakang, sakit pinggang dan skiatika.Diakses
tanggal
01
juni
2016.
Diunduh
dari:
http://ortotikprostetik.blogspot.com/2013/07/struktur-tulang-belakang-sakit-pinggang.html
11. Yasin MM, Agung K, Sustini F, Andreani S, Rochman F. Hubungan antara
karakteristik antropometrik kebiasaan, status psikososiati, dan gambaran
radiografis responden dengan kejadian spandilogenielow back pain.Diakses
tanggal 01 juni 2016. Diunduh dari: joumal.unair.ac.id
12. Furnama S. Low back pain. Diakses tanggal 01 juni 2016.. Diunduh dari
http://repository.maranatha.ed/..,/3/l04l-chapter l.pdf
13. Miguel AJ. Dor lombar como previnir.Diakses tanggal 01 juni
2016..Diunduh dari: http://www.medicinageriatrica.com.br/tag/sinal-delaseque
27

14. Anonim.Physical therapy management of hip OA. Diakses tanggal 01 juni


2016..Diunduh dari : http://morphopedics.wikidot.com/physical-therapymanagement-of-hip-oa
15. Anonim. Test di bragard. Diakses tanggal 01 juni 2016.. Diunduh dari :
http://dottoraus.blogspot.com/2009/07/test-di-bragard.html
16. Anonim. The valsava manuver. Diakses tanggal 01 juni 2016..Dinduh
dari:http://fervorate.tumblr.com/post/408007205
17. Proper body mechanics. Piedmont. Atlanta. Diakses tanggal 01 juni 2016.
www.piedmont.org
18. Low back pain. Physical therapy. Diakses tanggal 01 juni 2016.
https://uhs.berkeley.edu/

28

Anda mungkin juga menyukai