Bab Iii Hukum Bisnis (Muchtar) PDF
Bab Iii Hukum Bisnis (Muchtar) PDF
B A B III.
PERJANJIAN / KONTRAK DALAM HUKUM BISNIS.
1. Pengertian Perikatan
Berdasarkan pasal 1233 KUH Perdata ( B.W.) perikatan bisa terjadi karena
perjanjian maupun karena undang-undang. Jadi makna perikatan lebih luas dari kata
perjanjian, karena perikatan bisa ada karena undang-undang dan perjanjian. Didalam
perikatan yang lahir karena undang-undang asas kebebasan untuk mengadakan perjanjian
tidak berlaku. Suatu perbuatan bisa menjadi perikatan karena kehendak dari undangundang. Untuk perikatan-perikatan yang lahir dari perjanjian maka pembentuk undangundang memberikan aturan-atuan yang umum, namun tidak demikian halnya dengan
perikatan yang lahir karena undang-undang, pembentuk undang-undang membuat aturanaturan yang harus dipenuhi oleh para pihak untuk memenuhi kewajibannya.
2.Terjadinya Perikatan
Didalam pasal 1353 KUH Perdata disebutkan :
Perikatan-perikatan yang dilahirkan oleh undang-undang sebagai akibat perbuatan
orang, dapat terjadi / terbit karena perbutan yang dibolehkan/ halal atau dari perbuatan
melawan hukum .
Bahwa untuk terjadinya perikatan diatas, undang-undang tidak mewajibkan
dipenuhinya syarat-syarat sebagaimana yang ditentukan untuk terjadinya perjanjian
sebagaimana yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, karena perikatan itu bersumber
dari undang-undang, sehingga terlepas dari kemauan para pihak. Apabila ada suatu
perbuatan hukum, yang memenuhi beberapa unsur tertentu , undang-undang lalu
menetapkan perbuatan hukum tersebut adalah suatu perikatan., sebagai contoh :
a. Perikatan untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak,.
b.Perikatan mengurusi kepentingan orang lain secara sukarela dengan tidak mendapat
perintah dari pihak yang berkepentingan sehingga pihak yang diwakili dapat mengerjakan
sendiri urusan itu sendiri ( Zaakwarneming / Pasal 1354 ) dan hal ini berbeda perikatan
untuk memberikan kuasa yang diatur pasal 1792 KUH Perdata, dimana penerima kuasa
bisa memperoleh honor dari urusan yang dikuasakan kepadanya.
34
c. Perikatan yang lahir karena perbuatan melawan hukum sebagaimana yang diatur
dalam pasal 1365 KUH Perdata yang berbunyi :
Setiap perbuatan yang melawan hukum yang mengakibatkan kerugian kepada orang
lain, mewajibkan kepada pihak / orang yang melakukan kesalahan tersebut kepada
pihak lainnya itu untuk memberikan ganti rugi .
Syarat-syarat untuk menentukan suatu perbuatan melawan hukum :
a. Harus ada perbuatan baik yang bersifat berbuat atau tidak berbuat.
b. Perbuatan itu melawan hukum
c. Ada kerugian ;
d. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu dengan
kerugian
e . Ada kesalahan ( schuld ).
Perbuatan melawan hukum tidak hanya diartikan sebagai perbuatan yang
bertentangan dengan undang-undang saja, tetapi atau tidak berbuat yang melanggar hak
orang lain atau bertentangan dengan kewajiban, bertentangan dengan kesusilaan maupun
sifat hati-hati sebagaimana sepututnya didalam kehidupan di masyarakat, contoh :
bertanggung jawab atas kerugian karena kelalaian atau tidak hati-hati (pasal 1366 KUH
Perdata ), tanggung jawab terhadap perbuatan orang lain yang menjadi tanggungannya,
tanggung jawab orang tua terhadap anak atau majikan kepada buruh, dan tanggung jawab
pemilik hewan serta tanggung jawab pemilik gedung.(1)
(1) Kompilasi hukum Perikatan, hal 97 - 106 Mariam Darus Badrulzaman Dkk, Citra aditya Bhakti,
Bandung 2001.
3. Hapusnya Perikatan :
Pasal 1381 KUH Perdata menyebutkan Perikatan dapat Hapus, karena :
Pembayaran, penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpnan atau penitipan,
pembaharuan utang, perjumpaan utang atau kompensasi, percampuran utang,
pembebasan utang, musnahnya barang yang terutang, pembatalan atau berlakunya syarat
batal, kadaluarsa .
4.Kontrak / perjanjian dalam kegiatan Bisnis.
Sekilas, bila kta mendenangar kata kontrak, kita langsung berpikir bahwa yang
dimaksudkan adalah suatu perjanjian tertulis.Kontrak adalah peristiwa dimana dua orang
35
atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu.
Para pihak yang bersepakat mengenai hal-hal yang diperjanjikan, berkewajiban untuk
menanti dan melaksanakannya, sehingga perjanjian tersebut menimbulkan hubungan
hukum yang menerbitkan hak dan kewajiban.
Menurut Munir Fuady, banyak definisi tentang kontrak telah diberikan, dan masingmasing bergantung kepada bagian-bagian mana dari kontrak tersebut yang dianggap
penting, dan bagian tersebutlah yang ditonjolkan dalam definisi tersebut.(2)
2.Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern, Chitra Aditya Bahkti, Bandung, Hal 9
37
1. Syarat subyektif.
Syarat pertama dan kedua adalah mengenai subyeknya / para pihak yang
mengadakan kontrak, maka disebut syarat subyektif, karena jika syarat subyektif tidak
terpenuhi maka perjanjian itu dapat dimintakan pembatalannya.
a). Sepakat para pihak untuk mengikat diri .
Dengan diperlukannya kata sepakat , maka berarti kedua pihak haruslah
mempunyai kebebasan kehendak dan tidak mendapat suatu tekanan yang mengakibatkan
adanya cacat bagi perujudan kehendak tersebut. Sehubungan dengan syarat
kesepakatan tersebut, KUH Perdata mencantumkan beberapa hal yang merupakan faktor
yang dapat menimbulkan cacat pada kesepakatan tersebut, sebagaimana disebutkan
dalam pasal 1321 KUH Perdata, yang berbunyi sebagai berikut : Tidak ada sepakat
yang sah, apabila kesepakatan itu diberikan karena kekhilafan, atau diperolehnya dengan
cara paksaan atau penipuan .
Undang undang juga mengatur kategori kekhilafan, yakni : kekhilafan pada
orangnya ( error in Persona ) contoh : perjanjian / kontrak untuk menampilkan biduan
terkenal, ternyata yang tampil bukan biduan tersebut hanya namanya saja yang sama.;
dan kekhilafan pada hakekat barangnya / error in substantia ,Contoh seseorang yang
bermaksud membeli lukisan asuki Abdullah ternyata lukisan tersebut yang dibelinya
adalah tiruan dari lukisan Basuki Abdullah.
Yang dimaksud dengan paksaan ialah kekerasan jasmani atau ancaman ( akan
membuka rahasia ) yang mengakibatkan ketakutan kepada seseorang, sehingga ia
terpaksa membuat perjanjian / kontrak tersebut, sebagaimana disebutkan dalam pasal
1324 KUH Perdata yang berbunyi : Paksaan dianggap terjadi, apabila perbuatan itu
sedemikian rupa hingga dapat menimbulkan ketakutan seorang yang berpikiran sehat,
dan apabila perbuatan itu akan menimbulkan ketakutan pada orang tersebut, bahwa
dirinya atau kekayaannya terancam dengan suatu kerugian yang terang dan nyata .
Dalam hal mempertimbangkan adanya pemaksaan harus diperhatikan usia, kelamin dan
kedudukan orang-orang yang bersangkutan .
38
hukum karena menyangkut jati diri para pihak yang mengadakan kontrak Pasal 1330
KUH Perdata mengatur hal tersebut, yakni :
orang-orang / pihak yang dianggap tidak cakap membuat persetujuan/ perjanjian /
kontrak adalah sebagai berikut : Orang-orang yang belum dewasa, mereka yang ditaruh
dibawah pengampuan dan orang-orang perempuan yang ditetapkan oleh undang-undang
yang ditetapkan oleh undang-undang dan pada umumnya melarang membuat
persetujuan-persetujuan tertentu .
Orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum berusia 21 tahun, atau beum
pernah melakukan perkawinan..
Menurut pasal 433 KUH Perdata, orang-orang yang diletakkan dibawah
pengampuan adalah : setiap orang dewasa yang berada dalam keadaan dungu, sakit otak
atau mata gelap / pemarah / pemabuk dan pemboros
Dalam hal ini pembentuk undang-undang menganggap bahwa yang bersangkutan
tidak menyadari tanggung jawabnya, oleh karena diangap tidak cakap untuk mengadakan
perjanjian/ kontrak. Perjanjian yang dilakukan oleh orang yang belum dewasa dan yang
diletakkan dibawah pengampuan dapat mengadakan perjanjian / kontrak, jika
dilaksanakan oleh orang yang mewakilinya / yang mengurusnya atau walinya.(4)
4. op.cit, kompilasi hukum perikatan hal 75 78
2. Syarat Obyektif.
a). Suatu hal tertentu.
Suatu perjanjian harus mempunyai obyek tertentu ( suatu hal tertentu ) yang
berkenaan dengan pokok adanya kontrak / perjanjian. Suatu perjanjian harus mempunyai
pokok ( obyek ) suatu barang yang paling tidak dapat ditentukan jenisnya, sedangkan
mengenai jumlahnya dapat tidak ditentukan pada saat dibuat perjanjian asalkan nanti
39
dapat dihitung atau ditentukan jumlahnya ( pasal 1333 KUH Perdata ). Bila dilihat dari
bahasa Belandanya, maka terjemahan kata zaak yakni barang dapat diartikan sebagai :
1. Benda ( barang ) ; 2. Usaha ( perusahaan ); 3. Sengketa / perkara ;
4. pokok persoalan ; 5. sesuatu yang diharuskan .
Kalau dihubungan dengan pasal 1320 KUH Perdata yang menyatakan salah satu
syarat kontrak adalah hal yang tertentu dan kata hal ini berasal dari bahaa Belanda
ondewerp yang dapat juga diartikan pokok pembicaraan atau pokok persoalan, maka zaak
lebih tepat bila diterjemahkan sebagai pokok persoalan.(5)
5.Hasanudin Rahman, Legal Drafting : seri keteramplan Mahasiswa Fakultas Hukum Dalam meancang
kontrak,Citra Aditya bakti, Bandung, 2000 hal 7 .
Suatu perjanjian / kontrak memang seharusnya berisi pokok / obyek yang tertentu
agar dapat dilaksanakan , maka jika tidak obyek dari suatu perjanjian atau obyek itu
merupakan sesuatu yang dilarang oleh undang-undang, kesusialan dan ketertiban umum,
maka perjanjian itu batal demi hukum ( jadi jika syarat obyektif no. 3 dan 4 dari pasal
1320 KUH Perdata tidak terpenuhi, maka perjanjian itu secara otomatis batal demi
hukum ).
b). Suatu sebab yang halal.
Untuk suatu sebab yang halal ada beberapa pasal yang mengatur syarat tersebut
dalam suatu kontrak , yakni :
1. Pasal 1335 KUH Perdata yang berbunyi : suatu persetujuan / perjanian tanpa sebab
atau yang telah dibuat karena sesuatu sebab yang palsu atau terlarang tidak mempunyai
kekuatan hukum .
2. Pasal 1336 KUH Perdata : jika tidak dinyatakan suatu sebab, tetapi ada sesuatu sebab
yang halal, ataupun jika ada sebab lain yang dapat dinyatakan, perjanjian demikian
adalah sah
Pasal 1336 dilihat maksudnya membingungkan, karena pertama dikatakan :
tidak dinyatakan sesuatu sebab, kalima t ini menjelaskan tentang perjanjian tanpa suatu
sebab. Lalu, kata-kata selanjutnya menyebutkan : ... tetapi ada sebab yang halal .
sehingga semestinya dapat diterjemahkan perjanjian tidak ada sebab tetapi ada sesuatu
yang halal ( diperbolehkan ). Jadi pasal 1336 KUH Perdata ini menjadi dasar bagi
perjanjian tanpa sebab menjadi suatu kontrak / perjanjian yang sah asalkan ada sesuatu
40
yang halal ( diperbolehkan ). Dan ini dikuatkan jika merujuk kepada yurisprudensi
maksud kata causa ( inggris ) atau Orzaak ( Belanda ) yang terdapat dalam pasal 1336
KUH Perdata tersebut adalah isi atau maksud dari perjanjian .
3. Pasal 1337 KUH Perdata yang berbunyi : suatu sebab adalah terlarang, apabila
dilarang oleh undang-undang, atau apabila berlawanan dengan kesusilaan ( norma susila
yang baik ) atau ketertiban umum .
D. Akibat Hukum suatu kontrak.
Akibat hukum suatu kontrak pada dasarnya lahir dari adanya hubungan hukum
dari suatu perikatan, yaitu dalam bentuk hak dan kewajiban. Pemenuhan hak dan
kewajiban inilah merupakan salah satu bentuk dari pada adanya suatu kontrak.
Kemudian, hak dan kewajiban ini tidak lain adalah hubungan timbal balik dari pada para
pihak, maksudnya kewajiban di pihak pertama merupakan hak bagi pihak kedua, begitu
pun sebaliknya, kewajiban di pihak kedua merupakan hak bagi pihak pertama. Jadi
dengan demikian akibat hukum disini tidak lain adalah pelaksanaan dari pada kontrak itu
sendiri.
Untuk melaksanakan suatu perjanjian, lebih dahulu harus ditetapkan secara
tegadan cermat apa saja isi perjanjian tesebut, atau dengan kata lain, apa saja hak dan
kewajiban masing-masing pihak . Terkadang orang mengadakan perjanjian dengan tidak
mengatur atau menetapkan secara teliti hak dan kewajiban mereka. Mereka hanya
menetapkan hal-hal yang pokok dan penting saja, lupa hal-hal yang menjadi turunan dari
hak dan kewajiban tersebut, sebagai contoh dalam jual beli hanya ditetapkan tentang
barang mana yang dibeli, jenisnya, jumlahnya, harganya, namun tidak menetapkan
tentang tempat penyerahan barang, biaya pengantaran, tempat dan waktu pembayaran,
bagaimana kalau barang musnah di perjalanan dan sebagainya.
Menurut pasal 1339 KUH Perdata, suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk
hal-hal yang tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi untuk segala sesuatu yang menurut
sifat perjanjian diharuskan ( diwajibkan ) oleh kepatutan, kebiasaan dan undang-undang.
Dengan demikian setiap perjanjian diperlengkapi dengan aturan-aturan yang terdapat
dalam undang-undang, dalam adat kebiasaan ( di suatu tempat dan kalangan tertentu ),
sedangkan kewajiban-kewajiban yang diharuskan dalam kepatutan harus juga
41
diindahkan, jadi tiga sumber norma sebagaimana disebut diatas merupakan sesuatu yang
penting diperhatikan para pihak dalam mengadakan suatu perjanjian.
Salah satu sendi penting yang juga harus ada dalam suatu kontrak / perjanjian
adalah itikad baik yang merupakan anasir subyektif dari pihak yang mengadakan
perjanjian, yang maksudnya pelaksanaan perjanjian harus mengindahkan norma
kepatutan dan kesusilaan, jadi ada ukuran-ukuran obyektif untuk menilai pelaksanaan
perjanjian yakni harus berjalan diatas rel yang benar.
Hakim diberi kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan suatu perjanjian, jangan
sampai pelaksnaan kontrak / perjanjian melanggar kepatutan atau keadilan. Ini berarti
hakim berkuasa untuk menyimpang dari isi perjanjian menurut isinya akan bertentangan
dengan itikad baik yang berlandaskan kepada perasaan keadilan bagi para pihak dan
nilai keadilan yang hidup di masyarakat
E. Identifikasi pemahaman dan Technik penyusunan kontrak .
1. Identifikasi pemahaman kontrak
Seseorang yang bermaksud menyusun suatu kontrak, wajib memenuhi sejumlah
syarat pendahuluan, yang dapat dijabarkan sebagai katalog yang disertai akan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1.A. Pemahaman akan latar belakang transaksi.
setiap kontrak sebenarnya merupakan pencerminan maksud dari pihak untuk
mewujudkan sesuatu tujuan yang dirumuskan dalam entuk kontrak, pemahaman akan
latar belakang transaksi sangat penting, terutama untuk menetapkan judul suatu kontrak
yang mencerminkan esensi ketentuan-ketentuan dari kontrak yang bersangkutan.
Pemahaman akan latar belakang transaksi tidak saja menuntut pengetahuan yuridis,
melainkan juga wawasan di bidang lainnya, khususnya tentang bidang transaksi yang
dilakukan dalam kontrak.
Kurangnya kemampuan, pengetahuan dan wawasan yang diperlukan di dalam diri
seorang penyusun kontrak dalam banyak keadaan dapat mengakibatkan kerugiankerugian besar. Misalnya, perlu dibedakan dari depan, manakala yang dibutuhkan
kerjasama operasi bukan konsorsium, atau sebaliknya. Jadi jangan sampai terjadi suatu
kontrak jual beli dengan cicilan , ternyata berisi ketentuan-ketentuan kontrak sewa
menyewa ( dengan opsi hak pertama untuk membeli bagi si penerima sewa ) karena
42
diantara dua kontrak tesebut selain tedapat persamaan namun banyak juga perbedaannya.
Disamping itu kadang-kadang ditemukan kontrak-kontrak yang diberi judul surat
perjanjian , atau perjanjian atau kontrak yang seringkali isinya tidak terlalu jelas
sehingga mengandung potensi kerugian bagi para pihak yang terikat pada perjanjian.
1.B. Mengenali dan memahami para pihak .
Seseorang yang hendak melakukan transaksi, pastilah hendak mendapatkan
pengetahuan yang cermat tentang mitra transaksinya.dengan baik, baik asal usulnya
maupun reputasi bisnisnya. Jika kita selesai dengan proses identifikasi , maka kita
beranjak kepada apa usaha yang dimilikinya ?, seberapa besar kemampuan modalnya,
seberapa pangsa pasar yang dikuasainya ?, seberapa besar pengalaman atau kairernya
dalam usaha tersebut ?. Setelah mengetahui dengan baik. Maka para pihak bisa
melanjutkan kerjasama.
1.C. Mengenal dan memahami obyek transaksi.
Pertanyaan berikut sudah mulai lebih memfokuskan diri pada esensi dari
transaski
yang
hendak
dirumuskan,
bisnis
apakah
gerangan
yang
akan
43
balik dari hak dan kewajiban yang akan berlaku bagi para pihak yang
ditetapkan secara adil dan masuk akal;
2. keruntutan ini perlu diperhatikan , karena kadang-kadang dapat terjadi,
suatu pihak hendak mempercundangi pihak lain, jauh sebelum benarbenar mereka saling mengikatkan diri.
1.E. Membangun struktur transaksi
Struktur transaksi yang terjadi diantara para pihak yang mengadakan perjanjian /
kontrak ada yang sederhana / tunggal, seperti sewa menyewa rumah atau mebuka
rekening bank dan transaski yang majemuk maka kita memerlukan judul-judul sub
kontrak yang lengkap. Maka untuk transaksi yang majemuk kita harus merumuskan tema
transaksi . untuk lebih jelasnya berikut ini, skema struktur sebagamna disebut diatas :
*Transaksi tunggal --transaski tunggal ----struktur kontrak judul kontrak;
* Transaksi majemuk transaksi majemuk tema transaksi struktur transaksi ----strktur
kontrak ----judul kontrak utama
- kontrak pelengkap 1
- kontrak pelengkap 2
- kontrak pelengkap 3 dstnya.(6)
(6) Budiono Kusumohamidjojo, Dasar-dasar merancang kontrak, Penerbit P.T. Grasindo, Jakarta, 1998, hal
7 14.
44
membantu bagi para pembuat / perancang kontrak, maka dianjurkan untuk membaca
berbagai referensi, agar perancang kontrak mempunyai wawasan lebih dalam
perancangan kontak yang akan dibuat.
Hakikat dari suatu kontrak bisnis tampak dari adanya hal-hal dibawah ini, yang
sekaligus dapat dirumuskan dengan baik dan tajam pada saat perumusan perancangan
suatu kontrak :
1. perumusan tentang adanya kesepakatan atau kesesuaian kehendak diantara para
pihak mengenai obyek perjanjian dan hak dan kewajiban para pihak.
2. perumusan tentang adanya janji-janji yang dibuat oleh masing-masing pihak
sebagai imbalan atas janji-janji atau untuk kepentingan pihak lan; walaupun selalu
ada kemungkinan kontrak yang berisi perjanian sepihak, namun dianjurkan untuk
selalu memahami kontrak-kontrak bisnis sebagai kontrak yang bersifat timbal
balik ( reciprocal ), sehingga prestasi yang harus dilakukan oleh salah satu pihak
selalu dipahami sebagai imbalan atas prestasi yang dilakukan oleh pihak lain;
45
46
b. Tempat dan waktu diadakan kontrak, yang terkadang tunduk pada aturan
formal tertentu, seperti akta jual beli tanah yang dibuat oleh Notaris;
tanggal atau penanda tanganan kontrak dapat menentukan keabsahan dari
kesepakatan-kesepakatan yang dicapai oleh para pihak serta kesepakatankesepakatan itu hanya sah bila tidak bertentangan dengan hukum pada
tanggal penanda tanganan kontrak;
c. Komparasi, yang berarti penghadapan yang memuat keterangan tentang
orang / pihak yang mengadakan perbuatan hukum yang mengikatkan diri
dalam suatu kontrak sebagai subyek hukum ( lihat Bab tentang subyek
hukum ) yang meliputi uraian terperinci tentang identitas, yang meliputi
nama, pekerjan dan domisili , dasar hukum yang memberikan kewenangan
yuridis untuk bertindak para pihak yang khususnya untuk badan usaha,
kedudukan para pihak yang sering ditulis dengan sebutan, misalnya,
selanjutnya dalam perjanjian disebut dengan Bank
d. Recitals, merupakan bagian dari pertimbangan kontrak, yang merupakan
bagian pembukaan kontrak yang memuat latar belakang dari pada
kesepakatan kontrak yang memuat : kondisi umum dari pada pihak yang
akan membuat kontrak, kemampuan modal, pengalaman yang handal,
technologi, penguasaan pangsa pasar sebagai misal : untuk kontrak
franchise : tempat franchise membangun sistim yang unik dan berhasil
betahan untk mengoperasionalkan bisnis, merek dagang, logo, copy right ,
contoh : Bahwa agar kegiatan usaha pihak pertama dapat berdaya guna
dan berhasil guna serta berkembang secara baik dan dengan --meningkatkan keanggotaan pihak pertama, maka pihak pertama bersedia
menggunakan merek dagang secara franchisee yang dimliki oleh pihak
kedua yang berpengalaman dan profesional dalam usaha restoran siap aja
merk Kentucky.
2). Bagian isi / pasal-pasal dalam kontrak
Dalam suatu kontrak selalu ditemukan kata pasal itu artinya kata pasal
merupakan pengertian, fungsi atau syarat-syarat dalam kontrak. Secara sederhana dapat
digambarkan bahwa pasal adalah bagian dari suatu kontrak yang terdiri dari sejumlah
47
kalimat yang menggambarkan kondisi dan informasi tentang apa yang disepakati, baik
secara tersurat maupun tersirat, karena jika hal itu tidak ada maka kita akan kesulitan
mengikuti dan mengidentifikasi alur dari pada kontrak tersebut. Dan untuk optimalnya
suatu kontrak, maka pasal-pasal harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
1. Urutan, artinya pasal-pasal tersebut mencerminkan isi dan kondisi
kesepakatan
yang
dibuat
secara
kronologis
sehingga
memudahkan
digunakan dalam kontrak , artinya didalam ketentuan ini dirumuskan istilah-istilah yang
dianggap penting dan sering digunakan yang disepakati oleh para pihak . Dengan adanya
kesepakaan semacam ini, maka perselisihan yang dapat timbul karena perbedaan
pengertian antara para pihak dapat diminimalisir. Contoh :
------------------------- Pasal 1 -----------------------------------------------Ketentuan umum -----------------------Dalam perjanjian ini yang dimaksud dengan :
a. Bank adalah Bank Mandiri, yang berkedudukan dan berkantor Pusat di Jl.Jenderal
sudirman Kav 6-8 Jakarta-----------------------------b.
48
49
antara isi kontrak yang satu dengan isi kontrak bisnis lainnya yang juga
memuat hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam kontrak
50
51
b. Pengakhiran suatu kontrak bisa juga dilakukan sebelum berakhirnya masa laku
kontrak pada tanggal yang semula disepakati bersama. Pengakhiran yang bersifat
mendahlui ini dapat terjadi karena beberapa sebab :
b.1. Cidera janji / wanprestasi / default, yang dilakukan oleh salah satu pihak yang
memberi alasan kepada pihak lain untuk mengakhiri atau membatalkan berlakunya
kontrak. Perumusan kesepakatan mengenai cidera janji serta akibat-akibatnya sering kali
didahului oleh argumentasi yang rumit. Oleh karen aitu, para pihak harus paham lebih
dahulu mengenai hak dan kewajiban timbal balik yang mereka sepakati. Karena pada
item klausul cidera janji biasanya juga dicantumkan rumusan akibat ingkar janji yakni
ganti rugi dan atau kompensasi yang harus dilakukan oleh pihak yang melakukan ingkar
janji tersebut. Contoh penggalan rumusan pasal ingkar janji
Dalam hal ingkar janji di pihak si pemberi sewa yang mengakibatkan diakhirnya
perjanjian, penerima sewa berhak untuk mengklaim ganti rugi dari pemberi sewa
kerugian-kerugian yang diderita oleh si penerima sewa sebagai akibat dari cidera janji di
pihak pemberi sewa
b.2. Keadaan Kahar / darurat / Force majeur / Overmacht, adalah suatu keadaan yang
dialami oleh salah satu pihak atau semua pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya
dan / atau haknya tanpa memberikan alasan yang sah kepada pihak lain untuk
mengajukan klaim atau tuntutan, karena keadan itu terjadi di luar kuasa atau kemampuan
dari pihak yang tidak melaksanakan kewajiban itu, namun demikian keadaan kahar itu
tidak memberikan alasan kepada pihak untuk tidak melakukan apa-apa Berikut akibatakibat yang logis yang dapat ditarik dari suatu keadaan kahar : Bahwa pihak yang tidak
dapat melaksanakan kewajiban sudah mengupayakan tindakan-tindakan untuk mengatasi
keadan kahar itu; misalnya jika ada kebakaran, sangatlah logis agar dia berusaha untuk
memadamkannya., kemudian memberitahukan selekas mungkin kepada pihak lainnya,
misalnya pemilik pabrik yang mengalami suatu kebakaran di Pabriknya dan dia
mempunyai hutang di Bank, maka selekas mungkin memberi tahu kepada bank sehingga
tidak dianggap ingkar janji.
Keadaan kahar inilah pengakhiran perjanjian dapat terjadi walaupun sebenarnya masa
kontrak masih berlaku. Berikut ini contoh yang mengatur keadaan kahar :
Jika sebagai akibat dari suatu keadaan kahar, halangan dan keterlambatan yang dialami
oleh salah satu pihak untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini yang
52
berlangsung selama enam ( 6 ) bulan, maka perjanjian ini dapat diakhiri dengan suatu
kesepakatan diantara para pihak .
b.3. Ketentuan hukum yang mengatasi akan kehendak para pihak yang dapat terjadi,
misalnya berlakunya undang-undang yang melarang dibuatnya kontrak tertentu, contoh
negatif list investasi yang merupakan kebijakan pemerintah
6.)Perselisihan dan penyelesain sengketa dalam kontrak.,
Pada setiap transaksi terdapat resiko, bahwa transaksi itu tidak terlakasana secara
baik, akibatnya dapat menimbulkan perselisihan dan terjadi sengketa. Umumnya
penyelesaian persilihan dipecahkan melakukan musyawarah antara para pihak, namun
jika upaya itu tetap gagal, maka da tiga pilihan untuk menyelesaikan sengketa alam
kontrak yakni melalui pengadilan , arbitrase atau melalaui mediasi yang harus
dicantumkan dalam naskah kontrak. Contoh :
semua sengketa yang timbul sehubungan dengan kontrak ini pada dasarnya diupayakan
secara musyawarah, namun jika musyawarah tidak terlaksana, maka upaya penyelesaian
sengketa dilakukan dalam arbitrase berdasarkan kaidah tersebut .
7.)Yurisdiksi atau hukum yang mengatur.
Transaksi semakin lama menjadi semakin rumit. Semakin banyak transaksi yang
melintasi batas berbagai negara yang melibatkan pihak-pihak yang terlibat transaksi
dalam kontrak tunduk kepada aneka yurisdiksi. Contoh pasal mengenai yurisdikasi dalam
usaha patungan : Kontrak ini tunduk pada dan harus ditafsirkan berdasarkan Hukum
Republik Indonesia .
8.) Pemberitahuan dan komunikasi.
Dalam
pelaksanaan
perjanjian
seringkali
diperlukan
komunikasi
untuk
melaksanakan suatu pemberitahuan tentang hal tertentu yang wajib dilakukan dengan
cara yang dapat dibuktikan oleh para pihak Relevansi dari cara untuk menetapkan
komunikasi yang telah disepkati untuk memastikan pemberitahuan telah sesuai dan
sampai ke tujuan. Contoh : segala pembertiahuan harus dilakukan melalui teleks atau
transmisi faksimile atau dengan surat tercatat. Pemberitahuan dan korespondensi di
antara para pihak harus dikirimkan kepada alamat yang benar dari masing-masing pihak
.
53
yang mengizinkan
mengalihkan sebagian atau seluruh perjanjian kredit ini kepada pihak ketiga dengan
pemberitahuan lebih dahulu kepada debitur .(8)
8.loc.Cit.Budiono Kusumohamidjojo, Dasar-Dasar Merancang kontrak, Grasindo.Jakarta, 1998, hal
54
adalah : polis asuransi, konosemen perkapalan, perjanjian jual beli mobil, akta jual beli
tanah oleh notaris, perjanjian credit card, perjanjian rekening bank, perjanjian kredit,
perjanjian jual beli real estate dan lan lain sebagainya.(9)
9. Sutan Remy sjahdeni, kebebasan berkontrak dan perlindungan yang seimbang bagi para pihak dalam
perjanjian kredit Bank Indonesia, penerbit Institu Bankir Indonesia, 1993, hal 66 ).
55
Jelaskan bunyi pasal 1338 KUH Perdata / Burgelijke Wet Boek (BW) ?
Sebutkan bunyi pasal 1320 KUH Perdata/ Burgelijke we Boek (BW) ?
Sebutkan asas-asas dalam hukum kontrak ?
Jelaskan akibat hukum dari suatu kontrak ?
4. Sebutkan kemampuan yang harus dimiliki dan disadari oleh seorang perancang
kontrak, bahwa kontrak yang dibuatnya merupakan dokumen hukum ?
5. Hal-hal yang pokok dalam anatomi kontrak terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bagian pembukaan yang terdiri dari : a. judul kontrak, b. Tempat dan waktu
diadakan kontrak c. Komparasi ( dasar hukum yang memberikan kewenangan
yuridis seseorang dan kedudukan para pihak d. Recital ( bagian pertimbangan
yang memuat latar belakang kesepakatan kontrak .
bagian isi / pasal-pasal dalam kontrak yang terdiri dari : a. Ketetentuan umum
yang menyangkut istilah dalam kontrak, b. Ketentuan pokok/ jenis kontrak
Ketentuan / elemen penunjang; yang meliputi : a. Pernyataan identitas b. Jaminan
pelaksanaan hak dan kewajiban para pihak dalam melaksanakan kontrak
(resiprokal ) c.masa berlakunya kontrak
Tanggal saat penandatanganan kontrak tentang pernyataan mulai berlakunya
kontrak
Berakhirnya kontrak yang bisa terjadi karena : a. Waktu masa laku yang
disepakati selesai b.
Pengakhiran perjanjian jika terjadi ingkar janji /
wanprestasi / default atau keadaan darurat / kahar/ force majeur.
pencantuman cara atau metode penyelesaian perselisihan dalam kontrak;
Yurisdikasi atau hukum yang mengatur / tunduk kepada peraturan perundangundangan yang dapat : a. Hukum internasional b. Hukum negara tertentu.
Pemberitahuan dan komunikasi antara pihak pada masa kontrak.
Amandemen dalam kontrak yang bentuknya : a. Merubah atau meninjau sebagian
atau seluruh isi kontrak, kontrak tambahan yang merupakan bagian tambahan dari
kontrak utama.
56
10. Pengalihan dalam kontrak yang berisi boleh atau tidaknya para pihak
mengalihkan hak atau kewajiban kepada pihak ketiga.
Dari pernyataan diatas, anda diharapkan membuat draft kontrak bisnis berdasarkan
anatomi kontrak dan contoh-contoh sebagaimana yang terdapat dalam lampiran ?
6. Sebutkan pengertian perjanjian dengan klausula baku dan jenis-jenis perjanjian yang
sering menggunakan klausula baku dalam kegiatan bisnis ?
7. Sebutkan dan jelaskan secara singkat asas-asas perjanjian syariah ?
8. Jelaskan cara penerapan prinsip-prinsip syariah dalam mebuat perjanjian/ kontrak
sebagaimana terdapat dalam lampiran artikel bab ini ?
Lampiran contoh kontrak / perjanjian bisnis
1. perjanjian sewa menyewa lahan antara indosat dengan STIE Ahmad Dahlan Jakarta
2. perjanjian leasing kendaraan
57
Daftar Pustaka :
Budiono Kusumohamidjojo, Dasar-dasar merancang kontrak, Penerbit P.T. Grasindo, Jakarta, 1998.
Hananudin Rahman, Legal Drafting, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2000.
Mariam Darus Badrulzaman Dkk, Kompilasi Hukum Perikatan Dalam Rangka menyambut Purna bakti 70
tahun, Citra aditya Bhakti, Bandung 2001.
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern, Chitra Aditya Bhakti, Bandung. 2000
Sutan Remy sjahdeni, kebebasan berkontrak dan perlindungan yang seimbang bagi para pihak dalam
perjanjian kredit Bank Indonesia, penerbit Institu Bankir Indonesia, 1993.
58