Anda di halaman 1dari 22

DAMPAK PRIVATISASI BUMN BAGI PEREKONOMIAN DAN

KESEJAHTERAAN RAKYAT INDONESIA

Dosen Pengampu : Rini Triastuti, SH, M.Hum


disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dagang

AGUS PRASETIYO
NIM. K6410002

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Privatisasi perusahaan BUMN kita perlu dikaji secara serius mendalam.
Seperti kita ketahui BUMN adalah perusahaan yang berkontribusi memberikan
pendapatan kepada Negara dalam APBN serta ditunjuk untuk menguasai sekaligus
mengatur sektor-sektor strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Biasanya privatisasi dilakukan karena buruknya performa dari BUMN yang
bersangkutan, disamping alasan lain yaitu membebani keuangan Negara (merugi)
dan menjadi sarang dan sumber tindak pidana korupsi yang merugikan. Kajian dari
sudut pandang ekonomi sekilas dapat diterima. Namun, kita lupa bahwa dalam
konstitusi yaitu dalam Pasal 33 UUD 1945 telah mengatur rumusan dasar tentang
perekonomian sebagai lex generalis yang seharusnya berlaku normatif dan imperatif
terhadap peraturan perundang-undangan yang lebih spesifik/sektoral dan berada
dibawahnya (lex specialis). Privatisasi jelas telah mengkhianati amanah konstitusi
Pasal 33, khususnyaPasal 33 ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi
Negara danmenguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
Efek dari privatisasi sejumlah perusahaan BUMN bukan hanya memberikan
dampak terhadap pendapatan Negara. Namun, secara tidak langsung juga akan
berdampak terhadap rakyat. Founding Fathers Bangsa Indonesia telah mengantisipasi
distorsi ini sejak jauh-jauh hari namun hal ini seakan tidak dihiraukan oleh
generasi saat ini. Berbicara aspek politik mereka telah membangun pondasi
demokrasi politik tanpa mengenyampingkan demokrasi pada aspek ekonomi.
Ekonomi kerakyatan yang dikemas dalam format demokrasi ekonomi adalah
sebuah harga mati yang harus diemban sekaligus dijalankan oleh pemimpin
Bangsa Indonesia untuk memberikan jaminan keadilan dan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, fenomena kebijakan memprivatisasi tidak bisa dilakukan


serta merta tanpa suatu kajian yang mendalam tidak hanya dari segi ekonomi saja
yang hanya berlandaskan pada pragmatisme elit saja tetapi juga harus
berlandaskan pada utilitarianisme komunal (civil society). Karena kajian dari segi
hukum harus merujuk pada konstitusi dalam hal ini UUD 1945 sebagai payung hukum yang
akan memberikan kepastian hukum sekaligus perlindungan yang jelas kepada
seluruh Rakyat Indonesia untuk memperoleh kesejahteraan. Sesuaidengan apa
yang terdapat dalam weltanschaung kita khususnya sila ke-5 Keadilan sosial bagi
seluruh Rakyat Indonesia.
Privatisasi adalah kebijakan yang multifaset, secara ideologis bermakna
meminimalisir peran negara. Secara manajemen bermakna meningkatkan efisiensi
pengelolaan usaha. Secara anggaran, privatisasi dapat bermakna mengisi kas
negara yang sedang bolong. BUMN yang merupakan perusahaan pelayanan publik
telah memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan nasional. Pada masa
awal kemerdekaan, sektor korporasi di Indonesia masih kecil dan didominasi oleh
perseroanperseroan yang dimiliki asing atau yang kepemilikannya terpusat. Dari
isu tersebut maka disusun makalah yang berjudul Dampak Privatisasi BUMN
bagi Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah peranan BUMN dalam percepatan dan perluasan pembangunan
nasional ?
2. Apakah manfaat privatisasi BUMN ?
3. Bagaimana hubungan privatisasi BUMN dengan peran negara dalam pembangunan
ekonomi Indonesia ?
4. Bagaimana dampak privatisasi BUMN bagi kesejahteraan rakyat Indonesia ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mendeskripsikan peranan

BUMN

pembangunan nasional.
2. Mengetahui manfaat privatisasi BUMN.

dalam

percepatan

dan

perluasan

3. Menganalisis hubungan privatisasi BUMN dengan peran negara dalam pembangunan


ekonomi Indonesia.
4. Menganalisis dampak privatisasi BUMN bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas mata
kuliah Hukum Dagang semester 3 (Ganjil). Penulis dapat mengetahui,
menganalisis dan memberi saran terhadap isu privatisasi BUMN dan
kesejahteraan bangsa Indonesia.
2. Bagi Pembaca
Makalah yang berjudul Dampak Privatisasi BUMN bagi Perekonomian
dan Kesejahteraan Rakyat Indonesia diharap menjadi referensi pustaka dalam
mengkaji permasalah BUMN di Indonesia. Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai sarana informasi awal bagi peneliti lain, yang hendak meneliti
permasalahan yang sama.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI
1. Definisi Privatisasi
Privatisasi merupakan kebijakan publik yang mengarahkan bahwa
tidak ada altrernatif lain selain pasar yang dapat mengendalikan ekonomi secara

efisien, serta menyadari bahwa sebagian besar kegiatan pembangunan ekonomi


yangdilaksanakan selama ini seharusnya diserahkan kepada sector swasta.
Konsep heald menjelaskan mengenai privatisasi dinilai sebagai
interpretasi paling sederhana dan komprehensif. Heald mengemukakan
Terminologi Privatisasi yang terdiri dai 4 aktivitas yaitu: 1) Privatisasi
Keuangan merupakan suatu jasa berkelanjutan yang diproduksioleh sektor
publi; 2) Privatisasi Produksi Jasa yang dibiayai oleh sektor publik yaitu
padakontrak dan bidang pendidikan; 3) Adanya Disnasionalisasi dan Penghapusan
yang diartikan sebagaipenjualan perusahaan publik dan pemindahan fungsi
pengelolaanperusahaan dari negara ke sektor swasta; 4) Adanya Pembebasan
yang diartikan sebagai pelonggaran terhadap Status monopoli atau pengaturan
terhadap lisensi yang menghambatsektor swasta dalam memasuki pasar yang
disuplai sektor publik.
Menurut Dunleavy (1980an) privatisasi diartikan sebagai pemindahan
permanen dari aktivitas produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh
perusahaannegara ke perusahaan swasta. Landasan teoritis penting yang
mendukung privatisasi adalah aplikasi Teorema Coase: Dalam pasar bebas
biaya transaksi lebih kecil dibanding padasuatu hirarki besar. Dalam pasar
bebas pertukaran lebih fleksibel dan arusinformasi lebih efisien. Dengan makin
rumitnya perekonomian maka kemampuanmemproses informasi di pusat makin
tertinggal dibandingkan arus informasi yang harus diolah.
Karenanya, pengambilan keputusan sering terlambat dankualitasnya pun
menurun. Hal ini berdampak pada rendahnya efisiensi produksi.Menurut Steve
H. Hanke, privatisasi adalah: is the transfer of assets and service functions from public
to private hands. It includes, therefore, activities that range from selling state
owned enterprise tocontracting out public service with private contractor .
Definisi Privatisasi Menurut UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN
adalah penjualan saham Persero (Perusahaan Perseroan), baik sebagian
maupunseluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan
nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta

memperluassaham oleh masyarakat. Privatisasi dilakukan pada umumnya


didasarkan kepadaberbagai pertimbangan antara lain sebagai berikut:
Mengurangi

beban

keuangan

pemerintah,

sekaligus

membantu

sumber pendanaan pemerintah (divestasi); Meningkatkan efisiensi pengelolaan


perusahaan;
Mengurangi

Meningkatkan
campur

profesionalitas
tangan

pengelolaan

perusahaan;

birokrasi/pemerintah

terhadap

pengelolaanperusahaan; Mendukung pengembangan pasar modal dalam negeri;


Sebagai flag-carrier (pembawa bendera) dalam mengarungi pasar global.

2. Definisi BUMN
Menurut Undang-undang Nomer 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha
Milik Negara, definisi BUMN adalah: Badan Usaha Milik Negara, yang
selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasaldari kekayaan negara yang dipisahkan. Sejak tahun 2001 seluruh BUMN
dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh
seorang Menteri BUMN.
Ciri-Ciri BUMN:

Penguasaan badan usaha dimiliki oleh pemerintah.


Pengawasan dilakukan, baik secara hirarki maupun secara fungsional
dilakukan oleh pemerintah.

Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan


pemerintah.

Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan


usaha.

Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab


pemerintah.

Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber penghasilan
negara.

Agar pengusaha swasta tidak memonopoli usaha yang menguasai hajat hidup
orang banyak.

Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada masyarakat.

Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan utama mencari


keuntungan, tetapi dibenarkan untuk memupuk keuntungan.

Merupakan salah satu stabilisator perekonomian negara.

Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi serta terjaminnya


prinsip-prinsip ekonomi.

Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya dimiliki oleh


masyarakat, besarnya tidak lebih dari 49%, sedangkan minimal 51%
sahamnya dimiliki oleh negara.

Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi.

Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri.

Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.

Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank.

Jenis-jenis BUMN yang ada di Indonesia adalah:


a. Perusahaan Perseroan (Persero)
Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya
terbagi dalam saham yangseluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan
utamanya mengejar keuntungan.
Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:

Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden

Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan


perundang-undangan

Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undangundang

Modalnya berbentuk saham

Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari kekayaan


negara yang dipisahkan

Organ persero adalah RUPS, direksi dan komisaris

Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik


pemerintah

Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku


sebagai RUPS, jika hanya sebagian, maka sebagai pemegang saham
perseroan terbatas

RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan

Dipimpin oleh direksi

Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan

Tidak mendapat fasilitas negara

Tujuan utama memperoleh keuntungan

Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata

Pegawainya berstatus pegawai swasta

Fungsi RUPS dalam persero pemerintah ialah memegang segala wewenang


yang ada dalam perusahaan tersebut. RUPS juga berwenang untuk
mengganti komisaris dan direksi. Direksi persero adalah orang yang
bertanggung jawab atas pengurusan persero baik di dalam maupun diluar
pengadilan. Pengangkatan dan pemberhentian dilakukan okeh RUPS.
Komisaris adalah organ persero yang bertugas dalam pengawasan kinerja
persero itu, dan melaporkannya pada RUPS.

Persero terbuka sesuai kebijakan pemerintah tentang privatisasi. Privatisasi


adalah penjualan sebagian atau seluruh saham persero kepada pihak lain
untuk peningkatan kualitas. Persero yang diprivatisasi adalah yang unsur
usahanya kompetitif dan teknologinya cepat berubah. Di Indonesia sendiri
yang sudah menjadi Persero adalah PT. PP (Pembangunan Perumahan), PT
Bank BNI Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Indo Farma Tbk, PT Tambang
Timah Tbk, PT Indosat Tbk (pada akhir tahun 2002 41,94% saham Persero
ini telah dijual kepada Swasta sehingga perusahaan ini bukan BUMN lagi),
dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk,Pt.Garuda Indonesia Airways (GIA).
b. Perusahaan Perseroan Terbuka (Persero Tbk)
Persero Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan
penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal.
c. Perusahaan Jawatan
Perusahaan Jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki
modal yang berasal dari negara. Besarnya modal Perusahaan Jawatan
ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri Perusahaan Jawatan antara lain sebagai
berikut: memberikan pelayanan kepada masyarakat, merupakan bagian dari
suatu departemen pemerintah, dipimpin oleh seorang kepala yang
bertanggung jawab langsung kepada menteri atau dirjen departemen yang
bersangkutan, status karyawannya adalan pegawai negeri.
Contoh Perusahaan Jawatan (Perjan): Perjan RS Jantung Harapan Kita
Perjan RS Cipto Mangunkusumo Perjan RS AB Harahap Kita Perjan RS
Sanglah Perjan RS Kariadi Perjan RS M. Djamil Perjan RS Fatmawati

Perjan RS Hasan Sadikin Perjan RS Sardjito Perjan RS M. Husein Perjan RS


Dr. Wahidin Perjan RS Kanker Dharmais Perjan RS Persahabatan
Perusahaan jawatan kereta api(PJKA), bernaung di bawah Departemen
Perhubungan.Sejak tahun 1991 Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA)
berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA) berubah
menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PENKA), dan yang terakhir
berubah nama menjadi PT. Kereta Api Indonesia (PT.KAI).
Perusahaan

Jawatan

Pegadaian

bernaung

di

bawah

Departemen

Keuangan.Pada saat ini,Perusahaan Jawatan Pengadaian berubah nama


menjadi Perum Penggadaian.
d. Perusahaan Umum
Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN
yangseluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang
bertujuanuntuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan.
Ciri-ciri Perusahaan Umum (Perum): Melayani kepentingan masyarakat
umum. Dipimpin oleh seorang direksi/direktur; Mempunyai kekayaan
sendiri dan bergerak di perusahaan swasta (Artinya,perusahaan umum
(PERUM) bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak.); Dikelola
dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan Negara; Pekerjanya
adalah pegawai perusahaan swasta; Memupuk keuntungan untuk mengisi
kas Negara (Contohnya : Perum Pegadaian, Perum Jasatirta, Perum DAMRI,
Perum ANTARA,Perum Peruri,Perum Perumnas,Perum Balai Pustaka.);
Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public
e. BUMD

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), ciri-cirnya adalah sebagai berikut:

Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha


Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan
perusahaan

Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan


kebijakan perusahaan

Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang

Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan

Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat

Sebagai sumber pemasukan negara

Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara lain, baik berupa
bank maupun nonbank

Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di


pengadilan

Tujuan Pendirian BUMD: Memberikan sumbangsih pada perekonomian


nasional dan penerimaan kas negara; Mengejar dan mencari keuntungan;
Pemenuhan hajat hidup orang banyak; Perintis kegiatan-kegiatan usaha;
Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah.

B. PEMBAHASAN
1. Peranan BUMN dalam Percepatan dan Perluasan Pembangunan Nasional
Peran BUMN yang sangat signifikan dalam pembangunan nasional, baik
secara langsung terhadap anggaran, pengembangan sektor usaha, maupun
dukungan terhadap kegiatan pro rakyat.
Sehubungan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Nasional (MP3EN), BUMN juga memiliki potensi peran yang besar,
antara lain BUMN melaksanakan berbagai proyek yang mempercepat dan
memperluas pembangunan nasional senilai Rp 836 triliun dari investasi tahun
2011-2014. Sedangkan dukungan BUMN bagi MP3EN dilakukan melalui
koridor usaha yang wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip korporasi. Sebagai
tindak lanjut arahan Retreat tanggal 11 Februari lalu. Sedangkan kebijakan opex
(operating expenditure) BUMN 2011 saat ini sudah disepakati RUPS dalam
tingkat yang optimal dan diarahkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
produk dan layanan. BUMN juga berhasil meningkatkan strategi penggunaan
capex (capital expenditure) sepanjang 2011-2014 dari semula Rp 383 triliun
(sebagaimana disampaikan pada acara Retreat di Bogor), menjadi Rp 836
triliun, atau naik Rp 453 triliun. BUMN juga melakukan percepatan
penggunaan capex untuk mempercepat pembangunan.
Bila dicermati, banyak sekali peran BUMN yang terkait dengan program
pro rakyat, antara lain dilakukan melalui dukungan Kredit Usaha Rakyat,
Public Service Obligation (sebesar Rp 201,3 triliun di 2010) dan penyaluran
dana Program Kemitraan (Rp 14,1 triliun dengan 750 Ribu mitra/kali

transaksi), Bina Lingkungan (Rp 4,3 triliun) atau yang dikenal dengan PKBL.
Khusus untuk PKBL, angka tersebut merupakan akumulasi sampai dengan
target 2011. Program PKBL mengambil berbagai bentuk penyaluran yang
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat, seperti dukungan
khusus pengembangan pedesaan (Kampung BUMN), revitalisasi perkebunan
rakyat, pengembangan kewirausahaan dan penghijauan kawasan.
Di sisi lain, dalam kesempatan tersebut, Menteri Negara BUMN
mengharapkan adanya dukungan bagi BUMN membutuhkan dukungan dari
pemangku kepentingan terkait, khususnya untuk mewujudkan equal level of
playing field, sehingga dapat mengoptimalkan kontribusinya dalam rangka
mendukung P3EN. Saat ini memang terjadi kesenjangan peraturan BUMNSwasta. BUMN diwajibkan untuk mematuhi ketentuan yang jumlah dan
lingkupnya lebih banyak daripada swasta. Ketentuan yang harus dipatuhi
BUMN tersebut adalah UU PT, UU Pasar Modal, UU Sektoral, UU BUMN,
UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, UU Tipikor, UU
Pemeriksaan Pengeluaran dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Sedangkan
Swasta hanya harus mengikuti UU PT, UU Pasar Modal dan UU Sektoral. Hal
tersebut terutama karena adanya beberapa kesalahpahaman umum tentang
BUMN, antara lain adanya anggapan bahwa kekayaan BUMN dianggap
kekayaan negara, padahal kekayaan langsung negara pada BUMN hanya
sebatas saham. Kerugian BUMN seringkali juga dianggap kerugian Negara dan
karenanya masuk dalam ranah hukum Tipikor. Padahal kerugian BUMN adalah
kerugian perusahaan, bukan kerugian negara.
Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tersedianya dana merupakan
factor essential yang harus ada disamping faktor-faktor lainnya yakni sumber daya
manusia, skill (keahlian), dan sumber daya alam. Dalam PJP II sumber dana
untuk pembiayaaan pembangunan nasional dalam bidang ekonomi diarahkan
pada tersedianya dana yang digali dari kemampuan sendiri, sedangkan sumber
danaluar negeri yang masih diperlukan merupakan pelengkap, dengan prinsip peningkatan

kemandirian dalam pelaksanaan pembangunan dan mencegah keterikatan serta


campur tangan asing.
Persero sangat

berperan

dalam

perekonomian

nasional

sebagai

penyediabarang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi maupun untuk kebutuhan
proses

produksi.

Sejalan

dengan

makin

meningkatnya

pelaksanaan

pembangunandan hasil-hasil yang dicapai, maka produktifitas dan efisiensi


seluruh kekuatan ekonomi nasional perlu ditingkatkan lagi, sehingga peran dan
sumbangannya dalam pembangunan dapat memberikan hasil optimal bagi
peningkatankesejahteraan rakyat.
Soedjono Dirdjosisworo, dalam bukunya Hukum Perusahaan mengenai
Bentuk-Bentuk Perusahaan (Badan Usaha) di Indonesia, menjelaskan
sesungguhnya kedudukan Perusahaan Negara mempunyai dua ciri yakni: 1)
Sebagai aparatur perekonomian negara, yaitu lembaga yang melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan di bidang usaha negara. Dalam kedudukan ini
perusahaan milik negara merupakan unsur dari kelembagaan pemerintahan dan
tunduk pada peraturan-peraturan di bidang tata pemerintahan, khususnya yang
bersangkutan dengan penguasaan dan pengurusan kekayaan negara, yang
dilimpahkan kepadanya sebagai modal atau penyertaan negara, baik yang
dipisahkan ataupun yang tidak dipisahkan. 2) Sebagai salah satu unsur dalam
kehidupan perekonomian nasional disamping perusahaan swasta dan koperasi. Dalam
kedudukan iniperusahaan milik negara merupakan subyek hukum yang dalam lalu lintas
hukum perekonomian dan hukum perikatan hak dan kewajibannya disesuaikan dengan
badan-badan hukum lainnya.
Selama masa orde lama dan permulaan orde baru banyak BUMN
barudidirikan, disamping BUMN yang berasal dari nasionalisasi perusahaan
asing.Ketika itu perusahaanperusahaan swasta belum banyak berperan. Setelah
krisis ekonomi dan moneter, banyak dari BUMN masih berjalan dengan baik
dan memberi kontribusi bagi pembangunan nasional. Sedangkan perusahaanperusahaan besar yang dinamakan konglomerat baru tumbuh padaakhir masa orde
baru. Namun setelah krisis ekonomi dan moneter tahun 1997, sebagian dari konglomerat

ini hancur, sebabnya antara lain karena melakukan pengembangan usaha-usaha


jangka panjang dengan meminjam uang jangka pendek dari perbankan dalam
negeri dan asing. Perbuatan mereka ini tidak dapatdicegah karena KKN dengan
rezim yang berkuasa pada saat itu.
Operasional BUMN sebagai salah satu sarana penerimaan pajak
nasionaldiharapkan dapat mampu memberikan kontribusi yang besar untuk pendanaan
pembangunan nasional disamping sumber-sumber lain dari dalam negeri, ehingga bantuan
dari pihak luar hanya bersifat penunjang. Penerimaan pajak BUMN untuk tahun
2003 mencapai Rp. 17 triliun. Untuk tahun 2004 Pemerintah mentargetkan bisa
menerima pajak sekitar 20 persen dari BUMN. Total target penerimaan pajak
tahun 2004 sebesar Rp. 219,4 triliun. Diharapkan sebesar 20% diantaranya atau
Rp. 38-40 triliun disumbang oleh BUMN. Untuk mewujudkan target penerimaan
pajak BUMN untuk pembiayaan pembangunan dan penyelenggaraan negara,
hal ini perlu dilakukan dengan melihat kondisi tingkat kesehatan dan kinerja
BUMN untuk mencapai target tersebut. Pencapaian target tersebut harus pula
diimbangi dengan budaya perusahaan yang melaksanakan prinsip-prinsip good
corporate governance atau tata laksana usaha yang baik. Perusahaan yang
menerapkan prinsip ini, pada umumnya memperoleh hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan perusahaanyang mengabaikan prinsip-prinsip tersebut.
Prinsip-prinsip ini sangat berkaitan dengan moralitas dan tanggung jawab yang
tinggi dari pelaksana usaha itu sendiri.
Mengantisipasi perkembangan ekonomi global dan melihat fakta yang
ada, BUMN harus segera berbenah diri untuk mengatasi berbagai permasalahan
yangada

terutama

untuk

mengatasi

kerugian-kerugian

yang

diderita.

Keterpurukan beberapa kinerja BUMN yang mengalami kerugian selama ini,


perlu dicari akar permasalahannya sehingga pembenahan dapat lebih terencana.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi buruknya kinerja BUMN tersebut,
seperti budaya birokrasi dan intervensi pemerintah yang cukup besar dalam
mempengaruhi kebijakan BUMN, faktor politik, intervensi pihak asing, serta

kualitas dan moralitas SDM yang berkaitan dengan permasalahan KKN yang
cukup rentan dalam tubuh BUMN.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka langkah-langkah yangperlu
dilakukan antara lain dengan merealisasikan konsep Good Corporate
Governance atau tata laksana perusahaan yang baik harus segera dilaksanakan
untuk membekali SDM yang berkualitas dan bermoral, strategi bisnis
danmanajemen yang memperhatikan analisis kekurangan maupun kelebihan
internaldan eksternal perusahaan, serta memperhatikan perkembangan dan
kebutuhanpasar baik dalam maupun luar negeri. Selain itu satu hal yang tidak
kalah pentingnya sebagai negara hukum, kita harus tetap menempatkan hukum
sebagai panglima yang memberikan kerangka aturan pelaksanaan ekonomi yang beretika.
2. Manfaat Privatisasi BUMN
Ada beberapa manfaat Privatisasi perusahaan pelayanan publik seperti
BUMN, yaitu :
a. BUMN akan menjadi lebih transparan, sehingga dapat mengurangi
praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
b. Manajemen BUMN menjadi lebih independen, termasuk bebas dari
intervensi birokrasi.
c. BUMN akan memperoleh akses pemasaran ke pasar global, selain
pasar domestik.
d. BUMN akan memperoleh modal ekuitas baru berupa fresh money
sehinggapengembangan usaha menjadi lebih cepat.
e. BUMN akan memperoleh transfer of technology, terutama teknologi proses
produksi.
f. Terjadi transformasi corporate culture dari budaya birokratis yang lamban,
menjadi budaya korporasi yang lincah
g. Mengurangi defisit APBN,
untuk menambah kas APBN.

karena

dana

yang

masuk

sebagian

h. BUMN akan mengalami peningkatan kinerja operasional/ keuangan,


karenapengelolaan perusahaan lebih efisien.Privatisasi dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilaitambah perusahaan dan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemilikansaham Persero.
3. Privatisasi BUMN dalam Kaitannya dengan Peran Negara dalam Pembangunan
Ekonomi
Secara

teori,

privatisasi

membantu

terbentuknya

pasar

bebas,mengembangnya kompetisi kapitalis, yang oleh para pendukungnya


dianggapakan memberikan harga yang lebih kompetitif kepada publik.
Sebaliknya, parasosialis menganggap privatisasi sebagai hal yang negatif,
karena memberikan layanan penting untuk publik kepada sektor privat akan
menghilangkan kontrolpublik dan mengakibatkan kualitas layanan yang buruk,
akibat penghematan-penghematan yang dilakukan oleh perusahaan dalam
mendapatkan profit. Betapapun secara teoritik-akademis, para ekonom sudah
bersusah payahmenjelaskan manfaatnya, privatisasi telah sangat menimbulkan
aroma tak sedap. Masalahnya privatisasi telah dianggap sebagai obral asset
pada asing. Lebih jauh,banyak orang telah melihat privatisasi dari kacamata
politik dan kacamata uang(komisi). Padahal tujuan utama privatisasi adalah
membuat usaha itu sendirimenjadi lebih sehat, karyawannya lebih sejahtera dan
usahanya tidak menjadibeban negara.

4. Dampak Privatisasi BUMN bagi Kesejahteraan Rakyat Indonesia


Privatisasi

BUMN

memiliki

sisi

positif,

Soeharto

(2006:

217),mengungkapkan ada 4 sisi positif privatisasi BUMN: 1) Beban pemerintah


dalam membiayai BUMN semakin berkurang; 2) Memberi peluang lebih besar
kepada seluruh masyarakat untuk berpartisipasi meningkat pelayanan publik) 3)
Iklim persaiangan menjadi semakin kompetitif; 4) Gaji pegawai/karyawan
dapat lebih.

Pelaksanaan kebijakan privatisasi BUMN diharapkan mampu mendorong


pelaksanaan dan perwujudan demokrasi ekonomi di Indonesia sebagai upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat. Disamping, privatisasi mampu meningkatkan
nilai perusahaan.
Kendati begitu, belum optimalnya dampak privatisasi BUMN terhadap
kesejahteraan rakyat disebabkan oleh dorongan privatisasi BUMN di Indonesia
yang lebih mengedepankan kebutuhan untuk memenuhi defisit APBN
dibandingkan kepentingan korporasi.
Belum optimalnya privatisasi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat
itu, diindikasikan terdapat kenaikan tingkat pengangguran setelah adanya
privatisasi. Terkait dengan permasalahan tersebut dia mengusulkan peningkatan
program kemitraan yang dilakukan oleh BUMN untuk memberikan kesempatan
berusaha dan kesempatan bekerja melalui dana kemitraan dan bina lingkungan
atau "Corporate Social Responsilibility" BUMN.
Peningkatan kontribusi BUMN pada negara sebelum dan sesudah
privatisasi berupa peningkatan setoran pajak, dividend dan investasi. Meski
demikian, privatisasi BUMN di Indonesia masih kurang variatif dan hanya
mengenal satu metode saja yaitu privatisasi BUMN melalui penjulan sahan
pada perusahan negara.
Padahal dalam privatisasi yang berlaku di dunia, selain melalaui
penjualan saham, privatsisasi juga dapat ditempuh melalui kerja sama operasi
(KSO), "joint venture", kontrak manajemen. "Perlu dilakukan penataan ulang
BUMN untuk lebih efisein dan efektif, yang harus dikelompokkan dalam lima
kategori "stand alone", merjer atau konsolidasi, "holding", divestaso dan
likuidasi,". Privatisasi tetap ditempatkan sebagai strategi dalam rangka
transformasi BUMN, karena privatisasi sebetulnya aksi korporasi untuk lebih

meningkatkan efisiensi, memangkas birokrasi, meningkatkan kinerja, serta


meningkatkan inovasi dan kemampuan untuk berkompetisi.
Privatisasi BUMN pada industri yang kebijakannya masih didominasi
oleh pemerintah, cenderung tidak berdampak positif pada kinerja perusahaan.
Menurutnya, sebelum melakukan privatisasi BUMN pemerintah seharusnya
perlu memastikan bahwa BUMN memiliki tata kelola perusahaan yang baik
sehingga pada saat diprivatisasi akan menghasilkan pendapatan yang optimal
bagi pemerintah dengan tingginya harga jual saham BUMN di pasar perdana.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
BUMN adalah salah satu amanat UUD 1945 Pasal 33 Ayat 2 : Cabangcabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hiduporang banyak
dikuasai oleh negara. Jadi keberadaan BUMN ini adalah wujud tanggung jawab
Negara secara langsung dalam berupaya mensejahterakan rakyatnya. Sangat
mengejutkan bahwsanya pemerintah hari ini memilih memprivatisasi sejumlah
BUMN tanpa didahului kajian yang mendalam terutama dari sudut pandang hukum.
Pelaksanaan kebijakan privatisasi BUMN diharapkan mampu mendorong
pelaksanaan dan perwujudan demokrasi ekonomi di Indonesia sebagai upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat. Disamping, privatisasi mampu meningkatkan
nilai perusahaan. Kendati begitu, belum optimalnya dampak privatisasi BUMN
terhadap kesejahteraan rakyat disebabkan oleh dorongan privatisasi BUMN di
Indonesia yang lebih mengedepankan kebutuhan untuk memenuhi defisit APBN
dibandingkan kepentingan korporasi.
Pelepasan sejumlah BUMNadalah sama saja mengurangi kedaulatan dan
kemandirian perekonomian secara langsung maupun tak langsung. Alasan-alasan
privatisasi yang umum seperti: membebani keuangan Negara karena merugi dan
inefisien dan bahkan menjadi sumber tindak pidana korupsi dapat diminimalisir
dengan law enforcement yang tegas. Penguasaan cabang produksi yang strategis
oleh perusahaan asinghanyaakan merugikan Negara dan rakyat. Idealnya
diperlukan sebuah peraturan yang memproteksi BUMN. Memang disatu sisi
privatisasi dapat meningkat mutu pelayanan serta berakibat timbulnya harga yang
kompetitif dimata rakyat (konsumen) namun tidak sedikit pula Negara menangung
kerugiannya.
B. SARAN

Privatisasi BUMN harus melalui suatu kajian yang mendalam dan


komprehensif sehingga tidak mengurangi kedaulatan dan kemandirian ekonomi
Indonesia. Dan yang tak kalah penting motif privatisasi harus didasari pada
meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan mutu dan pelayanan serta
harga yang kompetitif bukan atas motif komersialisasi dan konglomerasi yang
menindas rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

Dirdjosisworo, S. 1997. Hukum perusahaan mengenai bentuk-bentuk perusahaan (badan


usaha) di Indonesia. Bandung: Mandar Maju.
http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha_Milik_Negara

Juwana, Hikmahanto. 2002. Hukum Ekonomi dan Hukum Internasional. Jakarta:


Lentera Hati.
Nugroho, Riant dan Randhi R. Whiratnolo2008. Manajemen Privatisasi BUMN.
Jakarta : Elex Media Komputindo.
Sugiharto, et. all. 2005. BUMN Indonesia: isu, kebijakan dan strategi. Jakarta : Elex
Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai