TINJAUAN PUSTAKA
ruamah
tangga
yang
saling
mempertahankan
budaya
yang
umum
meningkatkan
keluarga,
khususnya
yang
berhubungan
dengan
masyarakat.
c. Pola Komunikasi Keluarga
Menggambarkan cara dan pola komunikasi ayah-ibu, orang
tua anak-anak dan anggota keluarga lain.
d. Struktur Kekuatan Keluarga
Menggambarkan
kemampuan
anggota
keluarga
untuk
merupakan
sisitem
yang
mampu
10
Keluarga yang hanya terdiri dari Ayah, Ibu dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai
atau kehilangan pasangannya.
d. Orang Tua Tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anakanak akibat perceraian atau ditinggal pasangan.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage
mother)
f.
g.
2.1.4
11
a.
2.1.5
Patrikal,
yang
dominan
dan
memegang
b.
c.
berperan
sebagai
pencari
nafkah
tambahan
dalam
keluarganya.
c. Peran anak adalah melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.
12
2.1.6
Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dijalankan keluarga sebagai berikut:
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan mebesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan dan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
5) Rekreasi
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma dan tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan
untuk
kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunaan
keluargha
penghasilan
memenuhi
untuk
1)
pengetahuan,
3)
13
menjadi
manusia
dewasa
yang
mandiri
dalam
14
c)
2.
a)
b)
c)
3.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Membina hubungan
intim yang memuaskan
Membina hubungan
dengan keluarga lain, teman dan
kelompok sosial
Mendiskusikan
rencana mempunyai anak
Mempersiapkan menjadi orang tua
Adapatasi dengan adanya perubahan
anggota keluarga,
interaksi keluarga,
hubungan seksual dengan kegiatan
Mempertahankan
hubungan
dalam
rangka memuaskan pasangannya
Memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, misalnya
kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman
Membantu
anak
untuk bersosialisasi
Beradaptasi dengan
anak yang baru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus
terpenuhi.
Mempertahankan
hubungan yang sehat, baik di dalam
maupun luar keluarga (keluarga lain
maupun lingkungan sekitar)
Pembagian
waktu
untuk individu, pasangan dan anak
(biasanya keluarga mempunyai tingkat
kerepotan yang tinggi)
Pembagian
tanggung jawab anggota keluarga
Merencanakan
kegiatan dan waktu untuk menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
15
6.
a)
b)
c)
d)
16
(Suprajitno,2004)
2.1.8 Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan, meliputi :
a.
siapa
diantara
keluarga
yang
mempunyai
17
atau
rumah
apabila
keluarga
telah
memiliki
2.2
18
bronkhus.
Penyempitan
jalan
nafas
disebabkan
oleh
19
20
Etiologi
Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan pasti, suatu
hal yang menonjol pada semua penderita asma adalah fenomena
hiperreaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka
terhadap rangsangan imonologi maupun non-imunologi. Penderita
asma
perlu
mengetahui
dan
sedapat
mungkin
menghindari
21
asma
terutama
pada
orang
yang
agak
labil
berdebu,
asap
2.2.3
Patofisiologi
Masuknya alergen terutama alergen inhalan menyebabkan sel
plasma terangsang untuk membentuk IgE kemudian melekat pada
22
sel mast dan basofil. Hal ini menyebabkan proses degranulasi yang
mengakibatkan pelepasan mediator seperti Histamin, SRS-A (Slow
Reacting Substance Of Anaphylaxis), ECFA (Eosinophil Chemotatic
Factor Of Anaphylaxis), Bradikidin dan sebagainya. Mediator yang
dilepaskan tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi otot polos
bronkhus, peningkatan permeabilitas pembuluh darah di submukosa
yang mengakibatkan edema dan peradangan, serta peningkatan
sekresi mukus, hal tersebut mengakibatkan obstruksi jalan nafas
sehingga penderita mengalami sesak nafas, batuk-batuk, suara nafas
berbunyi (wheezing), perpanjangan fase ekspirasi dan peningkatan
jumlah eusinofil. Sebagai akibat lain terjadinya kenaikan resistensi
aliran udara pada jalan nafas menyebabkan penurunan tekanan
partial oksigen dan kenaikan FRC. FRC adalah kapasitas residu
fungsional atau banyaknya udara yang tertinggal selama ekspirasi.
Paru-paru secara progresif menjadi hiperinflasi dan udara terjebak
2.2.4
a. Stadium Dini
1) Batuk dengan dahak biasa maupun tanpa pilek
2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga,
sifatnya hilang timbul
3) Wheezing
4) Belum ada kelainan bentuk thorax
5) Ada peningkatan eosinofil darah dan Ig E
6) BGA belum patologis
b. Stadium lanjut/kronik
23
1) Batuk ronchi
2) Sesak napas berat dan dada seolah-olah tertekan
3) Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
4) Suara napas melemah bahkan tak terdengar
5) Thorax seperti barel chest
6) Tampak tarikan otot sternaklerdomastoideus
7) Sianosi
2.2.5
yang
keluar/masuk
paru-paru.
Dengan
demikian,
Uji kulit
Tujuan uji kulit adalah untuk menunjukan adanya antibodi lgE
spesifik dalam tubuh. Uji ini hanya menyokong anamnesis,
karena uji alergen yang positif tidak selalu merupakan penyebab
asma, demikian pula sebaliknya.
c.
24
pemeriksaan
spirometri
normal,
maka
dilakukan
secara
objektif
hiperaktivitas
saluran
g. Foto Dada
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain
obstruksi saluran napas dan adanya kecurigaan terhadap proses
25
atopi.
Pemeriksaan
lgE
spesifik
lebih
bermakna
dilakukan bila uji kulit tidak dapat dilakukan atau hasilnya kurang
dipercaya (Sundaru H, 2001).
2.2.6
Penatalaksanaan Medik
Upaya
perawatan
dalam
penatalaksanaan
dan
pemberian
26
setiap hari atau minum secukupnya. Selain itu pemberian obatobatan lewat infus.
6) Pemberian obat-obatan sesuai dengan program dokter
Didalam pemberian obat-obatan, perawat harus mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang jenis obat dan cara kerja
serta cara pemberiannya, agar program pengobatan dapat
barjalan sesuai dengan yang diharapkan
a) Aminophilin
(1) Dosis awal: 5-6 mg/kg BB, diberikan secara IV
diencerkan dengan dextrose 5 % menjadi 20 cc,
diberikan dalam waktu 10-15 menit, diharapkan akan
tercapai kadar serum terapeutik 10-20 ug/ml. Bila
dalam 12 jam sebelumnya pasien telah mendapat
aminophilin maka pemberian diberikan setengah dosis
yang dibutuhkan.
(2)
(3)
b) Kortikosteroid
Diberikan secara intravena dan obat-obatan pilihan
utama yaitu :
(1)
27
(3)
Deksametason 5-10 mg IV
(4)
Pemberian
kortikosteroid
secara
parental
di
metaproterenol,
ventolin
dan
salbutamol
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan Asma Bronkhial
adalah:
a. Pneumotoraks
b. Atelektasis
c. Gagal nafas
d. Bronkhitis
28
Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai
norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan
sistem
yang
terintegrasi
dan
kesanggupan
keluarga
untuk
Laki-laki
Menikah
perempuan
identifikasi klien
pisah
Meninggal
cerai
cerai
29
Anak angkat
aborsi
kembar
suku
bangsa
keluarga
tersebut
serta
30
mencari
nafkah,
31
masing-masing
anggota
keluarga
dan
sumber
rumah
meliputi
luas
rumah,
tipe
rumah,
32
a) Fasilitas-fasilitas
yang
dimiliki
keluarga
yang
dapat
pendukung
keluarga
pada
saat
keluarga
membutuhkan bantuan (orang tua, keluarga dekat, temanteman dekat, tetangga, lembaga pemerintah maupun
swasta atau LSM)
c) Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dialami keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola atau cara komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan
kemampuan
anggota
keluarga
untuk
33
Menggambarkan
peran
masing-masing
anggota
keluarga
keluarga,
khususnya
yang
berhubungan
dengan
nilai-nilai
keluarga
mempengarahui
status
kesehatan keluarga.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain
2) Fungsi sosialisasi
34
perawatan
kesehatan
adalah
fungsi
untuk
keluarga
mengambil
keputusan
tindakan
35
lingkungan
rumah
untuk
meningkatkan
36
punya
riwayat
asma
bronkial
sebelumnya
dan
37
38
b) Kesadaran
Klien ditemukan dalam tingkat composmentis sampai koma
c) Tanda-tanda vital
Meliputi pemeriksaan suhu tubuh, biasanya normal atau
meningkat, nadi meningkat, tekanan darah meningkat,
respirasi cepat.
d) Pemeriksaan fisik
(1) Sistim penginderaan
(a) Mata
Kesimetrisan
mata,
alat
bantu
penglihatan,
konjungtiva anemis
(b) Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak terjadi gangguan
penciuman.
(c) Telinga
Aurekel normal, membran timpani terang
(d) Perasa
Normal
(e) Peraba
Normal
(2) Sistim persarafan/sensori
(a) Refleks normal
(b) Tidak terjadi kaku kuduk
(c) Tidak terjadi kejang
(3) Sistim pernapasan
(a) Hidung
Bentuk hidung simetris
(b) Mulut
Mukosa bibir lembab
(c) Septum
Tidak bengkak, tidak terdapat secret
(d) leher
Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak
tampak pembesaran vena jugularis.
39
(e) Dada
Inspeksi
Perkusi
: Terdapat
suara vesikuler
yang
Sistem pencernaan
(1) Mulut
Bibir lembab, lidah bersih, gusi merah muda,
tidak terdapat karies gigi
(2) Abdomen
Inspeksi
: Bentuk simeetris
Auskultasi
:Bising
usus
terdengar
cepat,
40
h) Sistem reproduksi
Inspeksi
: Produksi urine menurun yaitu
kurang lebih 100 cc, frekuensi BAB meningkat dan
konsistensi encer dan anus tampak kemerahan
(g) Sistem Integumen
Inspeksi
: Kulit kering, turgor kulit jelek, turgor
kulit kembali dalam waktu lebih dari 2 detik
Palpasi : Badan terasa dingin (suhu diatas 36
derajat celcius).
b. Analisa data
Di dalam mrnganalisa data ada 3 norma yang perlu
diperhatikan dalam melihat perkembangan ksehatan keluarga,
yaitu :
1) Keadaan kesehatan dari setiap anggota keluarga meliputi :
a) Keadaan kesehatan anggota keluarga yang menderita
asma bronchial Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial
anggota keluarga.
b) Keadaan
pertumbuhan
dan
perkembangan
keluarga.
c) Keadaan gizi anggota keluarga.
d) Status imunisasi anggota keluarga.
2) Kehamilan dan keluarga berencana.
Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :
anggota
41
a)
b)
c)
Jamban keluarga
d)
e)
3) Karakteristik keluarga
a) Sifat-sifat keluarga
b) Dinamika dalam keluarga
c) Komunikasi dalam keluarga
d) Interaksi antar anggota keluarga
e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan
anggota keluarga
f)
dimana
perawat
secara
akontabilitas
dapat
42
kesehatan
menurunkan,
membatasi,
mencegah dan
merubah
(Nursalam, 2001).
a. Perumusan masalah
Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan
yang telah disepakati, terdiri dari :
Masalah (problem, P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota (individu) keluarga. Masalah keperawatan keluarga
mengacu kepada diagnosa keperawatan NANDA 2012-2014.
Sedangkan penyebab (etiologi, E) pada diagnosa keperawatan
mengacu kepada 5 tugas keluarga yaitu mengenal masalah,
mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,
memelihara lingkungan atau memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Perumusan
diagnosa
keperawatan
keluarga
dengan
asma
pengetahuan
tentang
penyakit
asma
bronkhial
dengan
ketidakmampuan
keluarga
untuk
43
dilakukan
bila
perawat
merumuskan
diagnosis
Kriteria
Skor
Sifat masalah
Skala:Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
3
2
1
2
1
0
3
2
1
Bobot
1
44
Menonjolnya masalah
Skala : masalah berat,harus segera 2
ditangani
1
Ada masalah, tetapi tidak perlu 0
ditangani
Masalah tidak dirasakan
Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala :
45
merupakan
suatu
proses
penyusunan
2.3.4 Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik (Iyer et al, 1996). Tindakan
46
keperawatan
mencakup
tindakan
independen
(mandiri)
dan
kolaborasi.
1. Tindakan mandiri adalah aktifitas perawat yang didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan
petunjuk dari petugas kesehatan lain.
2. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil
keputusan bersama seperti dokter dan petugas kesehatan lain.
2.2.4 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan
yang
menandakan
seberapa
jauh
diagnosa
terhadap
pencapaian
diagnosis
keperawatan
47
48