Anda di halaman 1dari 10

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Keadaan Lokasi Praktik Kerja Magang
3.1.1 Letak Geografis dan Topografi
Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan yang ada di Banyuwangi, Jawa
Timur. Tepatnya di Jalan Raya Situbondo Km. 17 Desa Bangsring, sekitar 7 km
dari pelabuhan penyebrangan Ketapang-Banyuwangi atau sekitar 15 km dari
pusat Kota Banyuwangi.
Pada lokasi praktek kerja lapangan terdapat berbagai jenis budidaya,
diantaranya sidat, mas, nila, patin, lele dan koi. Untuk kolam sidat berjumlah
delapan petak kolam intensif berukuran 2x4 m digunakan dalam proses budidaya
pembesaran sidat. Empat kolam digunakan untuk sidat dengan berukuran glass
eel dan empat kolam digunakan untuk ukuran elver.

Gambar 1. Bangunan BPPP Banyuwangi


3.1.2 Sejarah Berdirinya

Cikal bakal Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP)


Banyuwangi berawal dari pendiriaan Sekolah Usaha Perikanan Pertama
(SUUP) Singaraja-Bali , yang didirikan pada tanggal 6 juli 1962, dengan
surat keputusan Direktur Lembaga Pendidikan Usaha Perikanan Nomor:
163/L- P/2210/8. Pendidkan yang dilaksanakan setingkat dengan SMP,
dengan masa pendidkan selama 3 tahun, dengan sistem semi militer.

Lokasi kantor dan kelas berada di jalan Skip Barat No. 6, Singaraja
sedangkan lokasi asrama berada di Jalan Jenderal Sudirman, Singaraja.
Dengan Keputusan Direktur Jendral perikanan Nomor : H .II/2/3/6/72,
tanggal 20 juni 1972 SUUP-Singaraja secara resmi diganti menjadi Pusat
Latihan Perikanan Singaraja yang mendidik dan melatih nelayan dan
masyarakat.
Pada tanggal 14 september 1972 dengan surat keputusan Direktur
Jendral Perikanan Nomor : H.II/2/16/72, Pusat Latihan Perikanan
Singaraja diganti menjadi Training Centre (TC) Perikanan Singaraja yang
merupakan Out Centre dari TC perikanan Tegal.
Kemudian pada tanggal 12 November 1975 dengan surat keputusan
Direktur Jenderal Perikanan Departemen Pertanian no : H. II/ 1/9/3/75 TC
Perikanan diganti namanya menjadi Pangkalan Pengembangan Pola
Ketrampilan Penangkapan Perairan Pantai (P3KP3) Singaraja, yang
melatih Petugas dan Nelayan.
Pada tanggal 5 Mei 1978 dengan Surat Keputusan Materi Pertanian
Nomor : 309/Kpts/Org/5/1978 P3KP3 Singaraja diganti menjadi Balai
Keterampilan Penangkapan Ikan (BKPI) Singaraja, merupakan UPT
Badan Diklatluh Pertanian dibawah bimbingan dan Latihan dibidang
Usaha Penangkapan Ikan.
BKPI Singaraja secara resmi pindah lokasi ke Banyuwangi Jawa
timur menjadi Balai Ketrampilan Penangkapan Ikan (BKPI) Banyuwangi,
dengan

surat

Keputusan

menteri

Pertanian

Nomor

416/Kpts

/OT.210/6/1988 tanggal 22 Juni 1988, merupakan UPT Badan Diklat


Pertanian,

dibawah bimbingan Pusat Latihan Pegawai, mempunyai

tugas pokok melaksanakan bimbingan latihan Ketrampilan Penangkapan


Ikan. Lokasi Kantor berada di jalan Raya Situbondo KM. 17 Banyuwangi.
Sejalan dengan berdirinya Departemen Eksplorasi Laut dan
Perikanan, maka pada tanggal 31 Juli 2000, dengan Surat Keputusan
Menteri ELP Nomor: 75 Tahun 2000, BKPI Banyuwangi resmi bergabung
dengan Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan, merupakan UPT
Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan, dengan tugas pokok
melaksanakan bimbingan serta pelatihan teknis dan manajerial dibidang
usaha penangkapan ikan
Pada tanggal 1 Mei 2001 dengan Surat Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor : Kep. 26k/MEN/2001 BKPI Banyuwangi berubah
nama menjadi Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP)
Banyuwangi, merupakan UPT Departemen Kelautan dan Perikanan,
dengan tugas poko melaksnakan bimbingan serta pelatihan teknis dan
manajerial di bidang perikanan.
Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi merupakan
salah satu dari lima Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan
dan Perikanan. Keberadaan Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan
Banyuwangi dimulai dari Singaraja, Bali Tahun 1975 yang selanjutnya
pindah lokasi ke Banyuwangi Tahun 1987. Balai ini berlokasi di Desa

Bangsring, Kecamatan Wongsorejo dan berjarak 7 km dari pelabuhan


penyeberangan Ketapang, 19 dari pusat kota Banyuwangi.
Dalam pelaksanaan tupoksinya, Balai Pendidikan dan Pelatihan
Perikanan Banyuwangi didukung oleh sumberdaya yang sangat memadai,
yaitu sumberdaya manusia (SDM) dengan berbagai kompetensi dan
sumberdaya yang berupa sarana dan prasarana kediklatan dan non
kediklatan.
Sasaran pengembangan sumberdaya manusia (SDM) kelautan dan
perikanan,

yaitu

nelayan,

pembudidaya

ikan,

pengolah

ikan,

wanita/pemuda nelayan, para pelaku usaha seperti bakul ikan, pemasar


hasil perikanan serta aparatur dibidang kelautan dan perikanan.
Disamping itu kesempatan juga diberikan kepada mahasiswa /pelajar
bidang kelautan dan perikanan atau masyarakat lainnya yang ingin
mempelajari lebih mendalam mengenai kelautan dan perikanan.

3.1.3 STRUKTUR ORGANISASI


Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.47/MEN/2011 tanggal
September 2011 Tentang Tata Kerja dan Organisasi BPPP maka Kepala Balai
dibantu oleh :
1. Sub Bagian Tata Usaha
2. Seksi Program
3. Seksi Prasarana dan Sarana Pelatihan
4. Kelompok Jabatan Fungsional
Penjabaran tugas pokok dan fungsi

BPPP

Banyuwangi

dalam

pelaksanaannya kemudian dijabarkan melalui SK Kepala BPPP Banyuwangi


Nomor : KEP.54/BPPP.02/OT.210/I/2012 tanggal 03 Januari 2012 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja BPPP Banyuwangi Tahun 2012. Dalam surat
keputusan tersebut telah dirumuskan tentang tugas pokok dan fungsi masingmasing unit kerja di lingkungan BPPP Banyuwangi sehingga pelaksanaannya
lebih efektif dan efisien.

3.1.4 Visi dan Misi BPPP Banyuwangi


Sejalan dengan visi dan misi kementrian kelautan dan perikanan, maka visi
Balai Pelatihan dan Pendidikan Perikanan di Banyuwangi adalah :
a. Visi
Balai Pendidikan dan Pelatihan mampu mengembangkan dan
meningkatkan kualitas SDM perikanan bermakna sosok balai baik secara
institusi, individu maupun sistem yang mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan tugas dan fungsi secara terampil, baik dan benar serta
dilandasi dengan nilai etika dan moral untuk mewujudkan peningkatan
kualitas SDM perikanan. Sedangkan menunjang pembangunan kelautan
dan perikanan mencerminkan cita-cita penyelenggaraan pelatihan yang
demokratis, profesional, akuntabel dan memiliki kredibilitas maka visi BPPP
Banyuwangi adalah :
"Mewujudkan SDM kelautan dan perikanan yang kompeten dalam
mendukung pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaya saing
dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat."
b. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi BPPP Banyuwangi
yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu :
a. Mengembangkan diklat berbasis kompetensi
b. Mengembangkan pelaku usaha kelautan dan perikanan
c. Mewujudkan sentra kewirausahaan dan perluasan lapangan kerja
d. Menyelenggarakan diklat yang bermutu dan akuntabel
e. Meningkatkan kualitas tenaga kediklatan
f. Mengembangkan standarisasi sarana dan prasarana kediklatan

3.1.5 Bentuk Usaha


3.2 Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di BPPP Banyuwangi
diantaranya sebagai berikut:
3.2.1 Sarana
Sarana merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai
maksud dan tujuan. Srana yang terdapat di BPPP Banyuwangi dalam budidaya
meliputi:
a. Bangunan

b. Kolam dan Hatchery


BPPP Banyuwangi memiliki kolam dan hatchery. Kolam yang ada
merupakan tipe kolam semi permanen dan berjumlah ??? kolam. Setiap kolam
memiliki ukuran yang berbeda - beda. Kedalaman rata-rata kolam berkisar antara
80 - 200 cm. Kolam yang digunakan diantaranya untuk kolam benih gurami,
indukan patin, benih patin, benih nila, induk lele, benih lele, benih patin, ikan koi,
benih sida hingga sidat dengan ukuran siap panen. Pada hatchery terdapat 3 bak
fiber dan 2 bak bundar. Luas tanah BPPP Banyuwangi secara keseluruhan
sekitar 6,5 hektar dan dapat dilihat pada Gambar ???
c. Laboratorium
Laboratorium IBAT Pandaan memiliki peralatan diantaranya autoclave
untuk

sterilisasi,

mikroskop,

timbangan

digital,

almari

pendingin,

oven,

erlenmeyer
d. Sumber Air
Sumber air yang digunakan dalam kegiatan budidaya berasal dari sungai
dan air tanah (sumur bor). Distribusi air disalurkan melalui saluran irigasi
permanen. Posisi kolam dengan saluran pemasukan air dan pembuangan air
dibuat secara paralel karena untuk memudahkan dalam kegiatan budidaya.
Pasokan air mengalami fluktuasi mengikuti musim. Selama musim penghujan
pasokan air banyak, sedangkan saat musim kemarau pasokan air berkurang.

e. Blower dan Aerasi


f.

Sumber Energy

3.2.2
a.
b.
c.
d.

Prasarana
Jalan
Transportasi
Alat Komuikasi
Peralatan Tambahan

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Biologi Ikan Sidat
4.1.1 Klasifikasi dan Morfologi
Tubuh sidat berbentuk bulat memanjang, sekilas mirip dengan belut yang
biasa dijumpai di areal persawahan. Salah satu karakter/bagian tubuh sidat yang
membedakannya dari belut adalah keberadaan sirip dada yang relatif kecil dan
terletak tepat di belakang kepala sehingga mirip seperti daun telinga sehingga
dinamakan pula belut bertelinga. Bentuk tubuh yang memanjang seperti ular
memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara celah-celah sempit dan lubang
di dasar perairan.
Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara 50-125
cm. Ketiga siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor
menyatu. Selain itu terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada
sisi lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat antara lain dari
perbandingan antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal
(sebelum sirip punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan
jumlah tulang belakang.
Menurut Roy (2013), klasifikasi ikan sidat yaitu:
Filum
: Chordata
Class
: Osteichyes
Ordo
: Anguilliformes
Famili
: Anguillidae
Genus
: Anguilla
Spesies
: Anguilla sp.

4.1.2 Habitat
Menurut Roy (2013), sidat merupakan hewan yang secara alami mampu
hidup di dua jenis perairan (asin dan tawar). Sidat pada umumnya dapat
beradaptasi di darah dengan suhu lingkungan 12 31o C, sedangkan pada suhu
yang rendah dari 12o C nafsu makannya akan menurun. Sidat hidup dalam
perairan dengan kadar salinitas yang bisa di toleransi 0 35 ppm.
4.1.3 Siklus Hidup
4.2 Persiapan Kolam dan Media
4.3 Seleksi Benih Sidat Ukuran ???
4.4 Penebaran Sidat
4.5 Manajemen Pakan
4.6 Pengamatan Kualitas Air
4.7 Manajemen Kolam
4.7.1 Penyiponan dan Pergantian Air
4.8
Pengendalian Hama dan Penyakit

2.4. Wilayah Kerja BPPP Banyuwangi


Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengembangan SDM KP
Nomor : 46/KEP-BPSDMKP/2014 tanggal 20 Mei 2014 BPPP Banyuwangi
mempunyai wilayah kerja meliputi 6 Propinsi, yaitu :
1. Prop.Jawa Timur

: 29 Kabupaten dan 9 Kota

2. Prop.Bali

: 8 Kabupaten dan 1 Kota

3. Prop.Nusa Tenggara Barat

: 8 Kabupaten dan 2 Kota

4. Prop.Nusa Tenggara Timur

: 20 Kabupaten dan 1 Kota

5. Prop.Kalimantan Selatan

: 11 Kabupaten dan 2 Kota

6. Prop.Kalimantan Tengah

: 13 Kabupaten dan 1 Kot

Anda mungkin juga menyukai