Lokasi kantor dan kelas berada di jalan Skip Barat No. 6, Singaraja
sedangkan lokasi asrama berada di Jalan Jenderal Sudirman, Singaraja.
Dengan Keputusan Direktur Jendral perikanan Nomor : H .II/2/3/6/72,
tanggal 20 juni 1972 SUUP-Singaraja secara resmi diganti menjadi Pusat
Latihan Perikanan Singaraja yang mendidik dan melatih nelayan dan
masyarakat.
Pada tanggal 14 september 1972 dengan surat keputusan Direktur
Jendral Perikanan Nomor : H.II/2/16/72, Pusat Latihan Perikanan
Singaraja diganti menjadi Training Centre (TC) Perikanan Singaraja yang
merupakan Out Centre dari TC perikanan Tegal.
Kemudian pada tanggal 12 November 1975 dengan surat keputusan
Direktur Jenderal Perikanan Departemen Pertanian no : H. II/ 1/9/3/75 TC
Perikanan diganti namanya menjadi Pangkalan Pengembangan Pola
Ketrampilan Penangkapan Perairan Pantai (P3KP3) Singaraja, yang
melatih Petugas dan Nelayan.
Pada tanggal 5 Mei 1978 dengan Surat Keputusan Materi Pertanian
Nomor : 309/Kpts/Org/5/1978 P3KP3 Singaraja diganti menjadi Balai
Keterampilan Penangkapan Ikan (BKPI) Singaraja, merupakan UPT
Badan Diklatluh Pertanian dibawah bimbingan dan Latihan dibidang
Usaha Penangkapan Ikan.
BKPI Singaraja secara resmi pindah lokasi ke Banyuwangi Jawa
timur menjadi Balai Ketrampilan Penangkapan Ikan (BKPI) Banyuwangi,
dengan
surat
Keputusan
menteri
Pertanian
Nomor
416/Kpts
yaitu
nelayan,
pembudidaya
ikan,
pengolah
ikan,
BPPP
Banyuwangi
dalam
sterilisasi,
mikroskop,
timbangan
digital,
almari
pendingin,
oven,
erlenmeyer
d. Sumber Air
Sumber air yang digunakan dalam kegiatan budidaya berasal dari sungai
dan air tanah (sumur bor). Distribusi air disalurkan melalui saluran irigasi
permanen. Posisi kolam dengan saluran pemasukan air dan pembuangan air
dibuat secara paralel karena untuk memudahkan dalam kegiatan budidaya.
Pasokan air mengalami fluktuasi mengikuti musim. Selama musim penghujan
pasokan air banyak, sedangkan saat musim kemarau pasokan air berkurang.
Sumber Energy
3.2.2
a.
b.
c.
d.
Prasarana
Jalan
Transportasi
Alat Komuikasi
Peralatan Tambahan
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Biologi Ikan Sidat
4.1.1 Klasifikasi dan Morfologi
Tubuh sidat berbentuk bulat memanjang, sekilas mirip dengan belut yang
biasa dijumpai di areal persawahan. Salah satu karakter/bagian tubuh sidat yang
membedakannya dari belut adalah keberadaan sirip dada yang relatif kecil dan
terletak tepat di belakang kepala sehingga mirip seperti daun telinga sehingga
dinamakan pula belut bertelinga. Bentuk tubuh yang memanjang seperti ular
memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara celah-celah sempit dan lubang
di dasar perairan.
Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara 50-125
cm. Ketiga siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor
menyatu. Selain itu terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada
sisi lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat antara lain dari
perbandingan antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal
(sebelum sirip punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan
jumlah tulang belakang.
Menurut Roy (2013), klasifikasi ikan sidat yaitu:
Filum
: Chordata
Class
: Osteichyes
Ordo
: Anguilliformes
Famili
: Anguillidae
Genus
: Anguilla
Spesies
: Anguilla sp.
4.1.2 Habitat
Menurut Roy (2013), sidat merupakan hewan yang secara alami mampu
hidup di dua jenis perairan (asin dan tawar). Sidat pada umumnya dapat
beradaptasi di darah dengan suhu lingkungan 12 31o C, sedangkan pada suhu
yang rendah dari 12o C nafsu makannya akan menurun. Sidat hidup dalam
perairan dengan kadar salinitas yang bisa di toleransi 0 35 ppm.
4.1.3 Siklus Hidup
4.2 Persiapan Kolam dan Media
4.3 Seleksi Benih Sidat Ukuran ???
4.4 Penebaran Sidat
4.5 Manajemen Pakan
4.6 Pengamatan Kualitas Air
4.7 Manajemen Kolam
4.7.1 Penyiponan dan Pergantian Air
4.8
Pengendalian Hama dan Penyakit
2. Prop.Bali
5. Prop.Kalimantan Selatan
6. Prop.Kalimantan Tengah