Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Villette. Sejak itu, dia telah membuat terobosan desain reputasi yang
meliputi, Acropolis
Museum, Strasbourg Concert Hall dan BLUE Residental Tower di antara
proyek-proyek
lainnya. Mayor proyek desain perkotaan baru-baru ini dilaksanakan atau
dalam
pelaksanaannya di bawah kepemimpinan Tschumi termasuk rencana
master Mediapolis di
Singapura, Media baru Zona di Abu Dhabi, dan Pusat Keuangan
Independen Amerika di
Republik Dominika.
B. Konsep Dasar Pemikiran Bernard Tschumi
Tschumi merupakan salah satu arsitek postmodern yang terkenal
dengan gaya
Dekonstruksi. Dekonstruksi merupakan bentuk kritik postmodern terhadap
arsitektur
modern yang ingin mengakhiri dominasi arsitektur modern,ingin
melepaskan diri dari
form follow function.
Artinya disini bahwa Dekonstruksi merupakan suatu gerakan yang ingin
melepaskan diri dari ketergantungan pada arsitektur modern, melepaskan
diri dari
kungkungan doktrin form follow function, menitik beratkan bentuk
daripada fungsi,
mengubah slogan menjadi function follow form atau ada juga yang
menggantinya
dengan form follow fun, bentukan bisa semaunya berdasarkan konsep
sang
arsitek,fungsi ruang mengikuti belakangan tanpa mengurangi nilai fungsi
dan estetis.
Paham Dekonstruksi ini sudah muncul sejak era arsitek modern mulai
kurang
diminati oleh arsitek-arsitek ternama. Dia berpendapat bangunan
seharusnya tidak
terpaku dengan bentuk yang petak, segitiga ataupun lingkaran. Dimana
semuanya itu
merupakan pola simetris. Para arsitek postmodern merasa arsitek
seharusnya bebas
berkreasi dalam menentukan pola denah dan bentuknya.
Tschumi mempunyai 6 konsep teoritis Dekonstruksi yaitu terdiri dari :
1. Mengambil keuntungan dari teknologi-teknologi baru
2. Menggabungkan kota baru dengan kota lama
3. Ornamen tidak boleh menentang struktur ,ornamen diganti frame.
Frame berfungsi seperti struktur.
4. Menumpuk beberapa system.
5. Penerapan program ruang tidak sebagaimana mestinya.
6. Arsitek tidak mengkondisikan sebuah desain,tapi desain yang
mengkondisikannya
7. Karya-karya Tschumi memiliki karakter unfamiliarity (ketidakakraban)
bagi orang di dalamnya. Para pengkritik Tschumi mengatakan bahwa
desainnya bersifat
Taman Parc de la Villette adalh Sebuah taman kota yang menjadi pusat budaya di ujung utara Paris.
Taman ini terletak di persimpangan Kanal Ourcq dan Kanal St Denis. Dengan tampilannya yang
futuristik, taman ini menjadi salah satu tempat wisata yang dikunjungi sekitar sepuluh juta orang
setiap tahunnya. Pada tahun 1860-1974 area taman ini dulunya merupakan rumah potong yang
mempekerjakan lebih dari 12.000buther. Ditahun 1982-1990 area seluas 55 hektar lahannya diubah
menjadi taman kota. Parc de la Villette didesain oleh seorang arsitek bernama Bernard Tschumi. Dari
55 hektar lahan taman, 35 hektarnya merupakan ruang terbuka untuk umum. Parc de la Villette
merupakan taman terbesar yang berada di Paris. Dalam area Parc de la Villette terdapat sepuluh
kebun yang dengan tema berbeda, yang meliputi The Garden of Mirrors, The Garden of Dunes, The
Garden of Trellises, The Garden of Bamboo, The Garden of Movement, The Garden of Islands, The
Garden of Balance, The Garden of Childhood Fears, The Garden of the Dragon, dan The Garden of
Shadows. Masing-masing kebun tersebut memiliki daya pikat tersendiri. Bagi yang menyukai
petualangan, pasti akan langsung mengunjungi The Garden of Childhood Fears. Sesuai namanya,
kebun ini menyediakan sebuah jalan yang melintasi hutan cemara dan silver birch trees, tak lupa
dengan iringan musik bernada menyeramkan.
Bangunan ini terdiri dari 35 buah folie atau bangunan kubus yang
berjarak 120 m antar bangunannya.
Meskipun bangunan ini terlihat terpisah, namun semuanya sebenarnya
membentuk
kesatuan. Kesatuan ini dapat dilihat dari jembatan penghubung antar
bangunan yang
difungsikan sebagai tempat rekreasi.
Taman ini dirancang untuk dijadikan tempat rekreasi yang diinspirasi oleh
pemikiran dekonstruksi Derrida. Jacques Derrida (2000) menjelaskan bahwa
desain Tschumi adalah respon parsial terhadap filsafat Jacques Derrida, yang
bertindak sebagai upaya percobaan arsitektur dalam ruang, bentuk, dan bagaimana
mereka berhubungan, serta memungkinkan kemampuan seseorang untuk
mengenali dan berinteraksi. Menurut Tschumi, tujuan dari taman adalah
menciptakan ruang sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan da interaksi, daripada
mengadopsi taman konvensional yang hanya untuk relaksasi dan memanjakan diri
Jay Berman (1999) menjelaskan bahwa desain taman Parc de la Villette ini
diatur dalam serangkaian titik, garis, dan permukaan. Terkait dengan karya
teoretisnya pada event space,
. Parc de la Villette merupakan bentuk perancangan yang berdasarkan konsep taman
tematik, dengan menawarkan tempat penemuan dan pertemuan tak terduga dan
mensejajarkan antara artefak yang tampaknya alami dan buatan manusia.
Bernard Tschumi (1987) menjelaskan bahwa Parc de la Villette dirancang
dengan tujuan menciptakan ruang yang ada dalam ruang hampa, sesuatu tanpa
preseden sejarah. Taman dirancang untuk menggarisbawahi signage dan
representasi dari konvensional yang telah menyusup pada desain arsitektur serta
memungkinkan untuk keberadaan dari non-place. Non-place ini,
dibayangkan oleh Tschumi, sebagai ruang yang mampu memberikan hubungan
yang antara subjek dan objek (A. Papadakes Deconstruction in Architecture,
1988).
Tiga sistem yang terdapat pada Parc de la Vilette tersebut, terdiri dari:
1. system of surfaces,
2. system of lines, dan
3. system of points.
The surfaces dari taman ini menaungi berbagai kegiatan antara lain, bermain,
berolahraga, pertunjukan hiburan, pasar, dan lainnya.
The lines pada taman ini menggunakan grid follies, dan sistem ortogonal yang memandu
pejalan kaki berjalan pada taman tematik; jalan yang memotong sumbu koordinat dan
menyediakan pertemuan yang tidak biasa dan tak terduga dengan alam. Sumbu utara-selatan
bergabung dengan dua stasiun kereta bawah tanah dan sumbu timur-barat yang
menghubungkan Paris dengan pinggiran kota.
The points adalah sistem grid Folies yang ditempatkan pada interval 120 meter yang
berfungsi sebagai denominator umum untuk seluruh taman.
Proses desain dari Le Parc de la Villette ini terdiri dari 3 tahap yang
mengedepankan konsep dekonstruksi. Tahap 1 menunjukan sebuah representasi
sederhana dari distribusi ruang pada lahan yang menunjukkan proporsi dari
bangunan, area terkover, dan area terbuka. Tahap 2 merupakan bagian dari proses
18