Anda di halaman 1dari 1

Pernahkah salah satu dari pembaca yang mengirimkan naskah ke penerbit dan ditolak

dengan pesan EYD masih berantakan? Atau sedang mengajukan bimbingan skripsi,
kertas yang diprint dicoret-coret oleh dosen pembimbing karena penggunaan kalimatkalimat alay di sana? Ya, ternyata sebegitu pentingnya EYD hingga naskah yang baik
harus mematuhi aturannya.

Sebenarnya mempelajari aturan-aturan dalam EYD itu mudah jika ada kemauan untuk
mempelajarinya. Tidak dengan menyepelakannya. Bukankah ilmu semakin digali
semakin rumit? Ya, benar. Mempelajari EYD sama halnya mempelajari ketelitian,
karena penempatan tanda titik (.) kurang tepat pun dianggap salah.
Penggunaan EYD yang baik dan benar sebagai contoh pada skripsi, pidato
kenegaraan, naskah buku dan lain-lain. Meskipun banyak kasus naskah buku tidak
sepenuhnya menggunakan EYD yang baik dan benar. Tujuannya pun berbeda-beda,
penutunan kadar EYD yang terlalu baku dimaksudnya agar pembaca tidak terlalu
terkesan kaku.
Manfaat mempelajari EYD sejak dini ialah menghargai sebuah bahasa negara sendiri,
melestarikan bahasa persatuan dan mempersiapkan diri menghadapi skripsi tentunya.
EYD menjadikan salah satu tertib ilmu yang seharusnya dipatuhi agar Bahasa
Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggan negara.
Tolak ukur sebagai penduduk yang berbakti ialah bangga menggunakan bahasa
persatuan di era globalisasi. Mendukung bahasa Indonesia menjadi bahasa
internasional karena peminatnya sampai sekarang terus bertambah, bahkan di
beberapa universitas di luar negeri menjadikan Bahasa Indonesia menjadi matakuliah
wajib.

Anda mungkin juga menyukai