OLEH :
I.
PENDAHULUAN
Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya
sangat tinggi baik menurut waktu maupun tempat (boer, 2006). Oleh karena itu, kajian
tentang iklim lebih banyak diarahkan pada hujan. Hujan memegang peranan penting
dalam penyediaan air bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini disebabkan air
sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke akar dan diteruskan ke bagian-bagian
lainnya.
Penentuan awal musim hujan, musim kemarau dan tipe iklim baik Oldeman
maupun Schmidt Ferguson berdasarkan jumlah curah hujan, selain itu dapat pula dipakai
untuk mengkategorikan pola hujan di suatu daerah. Pola hujan di Indonesia menurut
BMKG dikategorikan menjadi 3 yaitu,
1.
Pola hujan monsun, yang wilayahnya memiliki perbedaan yang jelas antara periode
musim hujan dan periode musim kemarau kemudian dikelompokan dalam Zona
Musim (ZOM), tipe curah hujan yang bersifat unimodial (satu puncak musim
2.
Kubu
Raya
termasuk
ke
dalam
wilayah
tipe
hujan
equatorial dipengaruhi oleh gerak revolusi bumi mengelilingi matahari, dicirikan oleh
pola
hujan
dengan
bentuk
bimodal,
puncak musim hujan (berbentuk huruf M) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret
dan Oktober saat matahari berada dekat equator atau pada saat terjadi ekinoks.
Ekinoks terjadi dua kali selama periode revolusi (1 tahun) yaitu pada tanggal 21 Maret
dan 23 September. Pada waktu ekinoks, energi matahari yang diterima pada daerah
sekitar equator adalah maksimum, kemudian berkurang ke arah kutub sehingga energi
matahari di daerah kutub menjadi nol. Selain itu, wilayah dengan pola ini mempunyai
dua lembah minimum pada musin kemarau yang terjadi pada bulan Januari dan bulan
Juli dan hampir sepanjang tahun masuk dalam kriteria musim hujan. Pada pola ini,
angin monsun kurang berpengaruh dibandingkan dengan pengaruh insolasi (radiasi
matahari yang diterima bumi) pada saat terjadi ekinoks.
II.
Data
Data yang digunakan adalah data curah hujan bulanan rata-rata periode tahun
1981-2010 seluruh pos hujan di Kabupaten Kubu Raya. Seluruh lokasi pos hujan di
Kabupaten Kubu Raya yang digunakan disajikan pada tabel 2.1 berikut
Kecamatan
Supadio
Rasau Jaya
Menjalin
Karangan
Kuala Mandor-B
II.2
Nama Pos
Hujan
Supadio
Rasau Jaya
Menjalin
Karangan
Mandor
Metode
III.
Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 9 kecamatan dimana salah satu kecamatannya
terdapat UPT BMKG yaitu Stasiun Meteorologi Pontianak. Stasiun Meteorologi Pontianak
dapat dijadikan acuan dalam memberikan informasi cuaca dan iklim khususnya di Kabupaten
Kubu Raya. Selain itu, terdapat 4 pos hujan lain yang mewakili untuk memberikan informasi
bagaimana tipe pola hujan di Kabupaten Kubu Raya. Pos hujan tersebut terdapat di
Kecamatan Rasau Jaya, Menjalin, Karangan, dan Kuala Mandor. Dari kelima pos hujan
tersebut akan ditampilkan bagaimana pola curah hujan normalnya selama 30 tahun.
Supadio
400
300
200
100
0
Rasau Jaya
400
300
200
100
0
Menjalin
600
Karangan
400
300
200
100
0
400
200
0
Mandor
400
300
200
100
0
Berdasarkan grafik pos hujan di 5 kecamatan diatas, terlihat bahwa seluruh pos hujan
memiliki pola yang hampir sama. Curah hujan tertinggi terjadi ada bulan sedangkan curah
hujan terendah terjadi pada bulan Februari, Juni, Juli dan Agustus. Jika dilihat dari jumlah
curah hujan pada bulan Mei Agustus dimana merupakan bulan dengan jumlah curah hujan
terendah maka dari kelima pos hujan tersebut jumlah CH pada bulan Mei Agustus
menunjukkan curah hujan yang lebih dari 150 mm. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten
Kubu Raya memiliki curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun bila dibandingkan
dengan daerah daerah lain yang pada waktu bulan tersebut terjadi musim kemarau.
Penentuan Awal Musim Hujan di Indonesia menurut Kriteria BMKG dilakukan
berdasarkan data curah hujan dasarian (sepuluh harian).AMH ditentukan apabila jumlah
curah hujan dasarian > 50 mm diikuti 2 dasarian berikutnya atau >150 mm / bulan dan AMK
ditentukan apabila jumlah curah hujan dasarian < 50 mm diikuti 2 dasarian berikutnya atau
<150 mm / bulan. Berdasarkan hal tersebut, maka wilayah Kabupaten Kubu Raya termasuk
wilayah yang tidak dapat dibedakan dengan jelas antara musim hujan dengan musim
kemaraunya. Hal ini dapat dilihat dari grafik 5 pos hujan diatas dimana curah hujannya yang
cukup tinggi terjadi setiap bulan sehingga berdasarkan kriteria BMKG pola curah hujan di
Kabupaten Kubu Raya tidak memenuhi untuk dijadikan acuan kapan terjadi musim hujan dan
kapan terjadi musim kemaraunya.
Dari hasil analisa tipe pola curah hujan di Kabupaten Kubu Raya, maka dapat
disimpulkan bahwa Kabupaten Kubu Raya memiliki tipe pola curah hujan Ekuatorial. Daerah
dengan tipe ini wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial dengan dua puncak
musim hujan maksimum dan hampir sepanjang tahun masuk dalam kreteria musim hujan.