MEMBANTU
UNTUK
MENGURANGI
Aliran laba yang baru adalah pelengkap untuk laba yang sudah ada sebagaimana
mereka memvariasikan resiko. Walaupun proyek infrastruktur menurunkan resiko
mereka sendiri, tetapi cash flow mereka umunya stabil dan hanya sering longgar
berkorelasi dengan GDP saat mereka operasional. Pengambilan tanggung jawab
untuk pengembangan infrasturktur atau menanggung resiko penuh dari komersil
tidaklah diperlukan. Parter internasional dapt menyediakan penyertaan modal dan
membawa ahli pengembangan proyek.
MEMBANGUN MEREK PREMIUM MEMBANTU UNTUK MENARIK MINAT
PENYEWA BERKUALITAS TINGGI
Keadaan yang terjadi sekarang dalam real estate industry adalah mengemankan
satu atau dua penyewa premium memiliki dampak yang signifikan dalam
memudahkan memperoleh penyewa yang lain(baik premium atau tidak). Perjanjian
dengan industry pengembang mengindikasikan bahwa kunci keberhasilan dari
penyediaan tenaga listrik adalah kemampuan untuk menarik minat penyewa
dengan kualitas tinggi.
METHODOLOGY (lanjutan)
Pendekatan
Hasil yang diberikan tergantung dari lamanya pemadaman, dan juga banyaknya
jumlah pemadaman dalam setahun. PLN melaporkan bahwa pemadaman saat ini
berlangsung sekitar 32 jam/tahun nerdasarkan SAIDI dan SAIFI. Inti dari scenario
dalam laporan yang telah dilaporkan ini memperhitungkan kenaikan dua kali lipat di
SAIFI, yang berarti pemadaman 58 jam/tahun. Dalam sebuah pemadaman, model
akan memperkirakan satu dari dua exclusive outcomes:
1. Perusahaan dengan power cadangan berganti ke genset diesel selama
pemadaman dan melanjutkan proses produksi (68% perusahaan). Jumlah jam
kerja pegawai tetap sama. Margin jumlah biaya bahan bakar didasarkan pada
asumsi berikut:
a. 11.000 Btu/kWh heat rate
b. 9.000 IDR/liter biaya diesel (sekitar 130 USD/barrel untuk diesel, dan
termasuk margin dan biaya distribusi)
2. Perusahaan tanpa power cadangan (32% perusahaan) melanjutkan produksi
setelah pemadaman, dengan biaya sebagai berikut:
a. Membuat biaya upah lembur, yang dikalkulasikan berdasarkan izin tiga
jam lembur setiap pegawai per-harinya, dan upah lembur yang di
mandatkan oleh hukum di Indonesia. Upah lembur hanya dapat
diterapkan untuk 58% dari masing-masing sector pegawai, sebagai
pegawai tingkat supervisor tidak memperoleh lembur. Asumsi ini
dibuat berdasarkan pendidikan yang dicapai (42% pekerja di pabrik
memiliki jenjang pendidikan SMA ke atas).
b. Jika waktu lembur melebihi batas waktu lembur yang legal atau
perusahaan secara implicit bekerja lebih dari 90% kapasitas
pemanfaatan untuk mengembalikan waktu yang sebelumnya hilang,
waktu lebih itu dihitung sebagai unrecoverable atau lost
production. Hal ini telah dihitung berdasarkan pendapatan tahunan
untuk masing-masing sector yang dibagi dengan 5.280 jam kerja
tahunan (330 hari/tahun berjalan selama 16 jam/hari).
c. Ini juga diasumsikan untuk sector yang memproses secara
berkelanjutan (kimia, petroleum dan batu bara, kertas), waktu 2 jam
re-start dibutuhkan dan pendapatan tidak dapat diperoleh selama
masa ini. Untuk sector perusahaan lain (mesin, tekstil, makanan dan
minuman, percetakan), sebuah waktu re-start diasumsikan 30 menit.
kerusakan perlengkapan dan kehilangan material tidak termasuk dalam hitungan
ini, karena hitungan ini sangatlah ketat dan untuk spesifik sector, membuat
generalisasi sangatlah tidak pantas tanpa data yang mendetail. Pengerjaan
kerugian modal dari inventaris yang terlalu banyak juga tidak termasuk. Ini berarti
6
perkiraan kita bersifat konservatif untuk group 1) diatas yang telah dibahas.
Berdasarkan suatu study di amerika, kerusakan equipment dan hilangnya material
dihitung sekitar 40% dari total biaya dari pemadaman. Nilai tukar yang digunakan
IDR 13.500 untuk USD 1.