Anda di halaman 1dari 50

PELAYANAN DI LUAR JAM KERJA

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT

SOP

HALAMAN

:
:
:
: 1 Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN

1. PENGERTIAN

Pelayanan di luar jam kerja adalah pelayanan laboratorium terhadap


pasen selain hari kerja dari jam 7.30 sampai 14.00

2. TUJUAN

Sebagai pedoman bagi petugas untuk memberikan pelayanan di luar


jam kerja

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

1. Kepala Puskesmas mengintruksikan adanya pemeriksaan


laboratorium di luar jam kerja.
2. Petugas laboratorium mengatur jadwal yang bertugas melakukan
pelayanan laboratorium di luar jam kerja.
3. Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasen dan apabila
diperlukan pemeriksaan laboratorium maka perawat menghubungi
petugas laboratorium
4. Petugas laboratorium yang bertugas melaksanakan pelayanan di
luar jam kerja datang ke puskesmas.
5. Petugas laboratorium menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
untuk melakukan pemeriksaan.
6. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan yang diperlukan.

6.UNIT TERKAIT

1. Petugas Laboratorium
2. Dokter
3. Perawat

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG


DIRI

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT

:
:
:

HALAMAN

:1

Lembar
UPTD PKM
PEMBANGUNAN

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

NIP:196810062002122001

1. PENGERTIAN

1. Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah alat yang digunakan oleh petugas
laboratorium untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan
kerja.
2. Penggunaan alat pelindung diri adalah cara untuk menggunakan
alat pelindung diri sesuai standar sehingga petugas dapat
terlindung dari bahaya ketika bekerja.

2. TUJUAN

Sebagai pedoman bagi petugas dalam menggunakan alat pelindung


diri yang benar

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

1. Petugas laboratorium menyiapkan alat pelindung diri ( APD ) yang


akan dipakai
2. Petugas Laboratorium mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
menggunakan APD
3. Petugas Laboratorium memakai jas laboratorium yang sesuai
standar
4. Petugas laboraorium memakai maskes sesuai standar
5. Petugas laboratorium memakai sarung tangan sesuai standar
6. Petugas laboratorium melepaskan semua APD sesuai dengan
prosedur, bila petugas memakai ketiga APD (jas lab, masker dan
sarung tangan ) maka urutan melepaskan APD yang pertama
adalah melepaskan sarung tangan, kedua masker dan yang terakir
jas laboratorium
7. Petugas laboratorium mencuci tangan dengan sabun sesuai
ketentuan mencuci tangan yang benar

6.UNIT TERKAIT

PENILAIAN KETEPATAN WAKTU,


PENYERAHAN HASIL DAN TINDAK
LANJUT HASIL EVALUASI

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT

:
:
:

HALAMAN
Lembar

:1

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih


NIP:196810062002122001

UPTD PKM
PEMBANGUNAN

1. PENGERTIAN

Penilaian ketepatan waktu adalah proses evaluasi terhadap hasil


pemeriksaan laboratorium yang dilakukan secara berkala di
Puskesmas Pembangunan

2. TUJUAN

Sebagai pedoman bagi petugas dalam pelaksanaan pelayanan


laboratorium yang tepat waktu sesuai prosedur yang berlaku

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

1. Setiap pemeriksaan laboratorium yang dilakukan kepada pasen


harus sesuai dengan SOP pemeriksaan laboratorium.
2. Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium
dilakukan oleh coordinator UKP atau wakil yang ditunjuk
3. Coordinator UKP akan membandingkan waktu penyerahan hasil
pemeriksaan laboratorium dengan SOP yang berlaku.
4. Hasil evauasi oleh coordinator UKP dilaporkan secara lisan kepada
pimpinan puskesmas untuk rencana tindak lanjut.
5. Coordinator UKP menyampaikan rencana tindak lanjut kepada
penanggung jawab laboratorium untuk dilaksanakan sesuai arahan
pimpinan puskesmas.

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium
Penanggung jawab UKP

KEAMANAN KERJA

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI

:
:

TANGGAL TERBIT
HALAMAN
Lembar

:
:1

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih


NIP:196810062002122001

UPTD PKM
PEMBANGUNAN

1. PENGERTIAN

Keamanan kerja adalah unsur unsur penunjang yang mendukung


terciptanya suasana kerja yang aman, nyaman terhindar dari bahaya
dan kecelakaan kerja.

2. TUJUAN

Sebagai pedoman bagi petugas agar terhindar dari bahaya dan


kecelakaan di tempat kerja

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

1. Petugas menggunakan alat pelindung diri misalnya jas


laboratorium, sarung tangan dan masker
2. Sebelum dan sesudah bekerja mencuci tangan dengan sabun anti
bakteri.
Langkah langkah mencuci tangan :
Lepaskan perhiasan ( cincin, gelang, jam ) dari jari jari dan

pergelangan tangan dan simpan di tempat yang aman.


Alirkan air dari kran
Basahi kedua tangan hingga lengan yang terbuka atau

hingga bagian siku


Tuangkan sabun cair secukupnya pada telapak tangan dan

gosok-gosokkan dengan sedikit air hingga berbusa.


Gosok-gosokkan kedua tangan dengan sedikit tekanan dan
saling menelusupkan jari jari pada satu tangan diantara jari

tangan sebelahnya dan sebaliknya.


Dengan gerakan yang sama lakukan hal tersebut pada

kedua punggung tangan.


Genggan ibu jari tangan yang satu dengan jari jari dan
telapak tangan yang lainnya dan lakukan gosokan secara
rotasi ke kiri dan ke kanan, lakukan gerakan yang sama pada

ibu jari tangan yang sebelahnya.


Tekuk jari tangan kiri dan kanan (seperti huruf U) kemudian
temukan pada bagian dalam (palmar ) jari tangan ( alur
jaritangan kiri dan kanan saling menyusup ) dan saling

gosokkan ke kiri dan kanan.


Temukan dan kuncupkan ujung-ujung jari tangan yang satu
kemudian gosok-gosokkan pada telapak tangan yang

lainnya.
Bilas kedua tangan sambal melalukan gerakan menggosok
dengan air bersih mengalir hingga semua busa sabun dapat

dihilangkan.
Keringkan kedua tangan dan lengan yang basah dengan

tissue atau handuk.


Gunakan tissue untuk mematikan kran.
Apabila terjadi kecelakaan misalnya tertusuk jarum suntik

biarkan darah keluar lalu cuci dengan air mengalir


Segera melapor ke atasan lalu buat laporan

6.UNIT TERKAIT

Periksa darah HCV, HBV dan HIV

Petugas laboratorium

PENANGANAN SPECIMEN

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT

:
:
:

HALAMAN

: 1 Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN

1. PENGERTIAN

Penanganan specimen adalah memuat tata cara menangani specimen


yang harus dilakukan oleh setiap petugas laboratorium sebelum
melakukan pemeriksaan laboratorium yang diminta.

2. TUJUAN

Sebagai pedoman bagi petugas supaya tidak terjadi kesalahan dalam


melakukan pemeriksaan laboratorium

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

1. Specimen darah untuk pemeriksaan Hematologi rutin


menggunakan antikoagulan EDTA agar darah tidak beku.
2. Specimen darah untuk pemeriksaan kimia klinik darah langsung
dimasukkan ke alat otomatis.
3. Specimen urine untuk pemeriksaan urinalisis dan tes kehamilan,
urine ditampung pada wadah yang tertutup rapat dan langsung
diperiksa.

6.UNIT TERKAIT

PENGATURAN LIMBAH
LABORATORIUM

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT

:
:
:

HALAMAN

: 1 Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN

1. PENGERTIAN

1. Sampah dan limbah laboratorium adalah semua sampah dan


limbah yang dihasilkan oleh kegiatan Laboratorium dan kegiatan
penunjang lainnya. Secara umum sampah dan limbah
laboratorium dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah
atau limbah klinis dan nonklinis baik padat maupun cair.
2. Limbah nonklinis adalah limbah yang berasal dari sampah
umum/ domestik, misalnya kertas.
3. Limbah klinis terbagi dua yaitu limbah padat misalnya jarum
suntik, dan limbah cair misalnya pelarut organik, sisa specimen,
air bekas pencucian alat.

2. TUJUAN

Sebagai pedoman bagi petugas supaya tidak terjadi pencemaran

lingkungan

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

1. Penanganan limbah cair


Limbah cair langsung dibuang ke saluran pembuangan
2. Penanganan limbah padat
Limbah padat medis ditampung dalam tempat sampah dan
selanjutnya diangkut oleh petugas ke tempat penampungan
khusus untuk dibakar dan dimusnahkan.
3. Limbah padat umum dipisahkan yang organic dan bukan
selanjutnya dibuang ke penampungan umum oleh petugas.

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium
Cleaning service

PENGELOLAAN REAGEN
NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN

SOP

:
:
:
:1

Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN

1. PENGERTIAN

Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk
mendeteksi, mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.

2. TUJUAN

1. Untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga diproleh hasil yang


optimal.
2. Menjamin keamanan, keselamatan, dan kenyamanan petugas
dalam bekerja.
3. Mengetahui kerusakan atau masa kadaluarsa reagen dalam
pemeriksaan.

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

1. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan


kimia dan kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.
2. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus
penyimpanan.
3. Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki

bibir pembatas di bagian depan agar wadah tidak jatuh. Idealnya,


tempatkan wadah cairan pada baki logam atau plastik yang bisa
menampung cairan jika wadah rusak. Tindakan pencegahan ini
utamanya penting di kawasan yang rawan gempa bumi atau kondisi
cuaca ekstrem lainnya.
4. Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan
kimia yang sedang digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan
peralatan di atas lemari. Jika terdapat sprinkler, jaga jarak bebas
minimal 18 inci dari kepala sprinkler.
5. Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki
(~1,5m).
6. Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.
7. Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku,
serta area peralatan keadaan darurat tidak dijadikan tempat
penyimpanan
8. Peralatan dan bahan. Labeli semua wadah bahan kimia dengan
tepat.
9. Letakkan nama pengguna dan tanggal penerimaan pada semua
bahan yang dibeli untuk membantu kontrol inventaris.
10. Hindari menyimpan bahan kimia pada tudung asap kimia, kecuali
bahan kimia yang sedang digunakan.
11. Simpan racun asiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi
pada lemari berventilasi.
12. Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di
dalam lemari yang bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir
pembatas di bagian depan.
13. Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan
yang mudah terbakar yang disetujui.
14. Jangan memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau
sinar matahari langsung.
15. Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai
secara terpisah yang disortir berdasarkan abjad.
16. Penyusunan bahan kimia. Ikuti semua tindakan pencegahan terkait
penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai.
17. Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung
jawab lainnya di atas kepada satu penanggung jawab utama dan
satu orang cadangan. Kaji tanggung jawab ini minimal setiap tahun

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

PENGELOLAAN BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN
Lembar

UPTD PKM

:
:
:
:1

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih


NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN

1. PENGERTIAN

Pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah suatu


kegiatan mengelola termasuk menyimpan, menggunakan dan atau
membuang bahan yang karena sifat atau konsistensinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak linkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya

2. TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengelola bahan


berbahaya dan beracun (B3) berupa proses pengadaan, pemindahan,
penyimpanan, penggunaan, penanganan, dan pembuangan limbah B3
untuk mencegah dan mengendalikan dampak lingkungan yang akan
muncul sebagai konsekuensi atas penggunaan bahan tersebut.

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

Pengadaan B3
Petugas memastikan tiap pengadaan B3 harus terlampir lembar
MSDS, labeling B3, informasi dampak bahaya dan informasi P3K dan
APD nya
Pemindahan B3
a. Petugas memastikan kelengkapan administrasi sebelum
bongkar B3 berupa daftar nama B3 yang akan dibongkar,
prosedur kerja dan perizinan, dan daftar petugas dan
penanggung jawab
b. Petugas harus mengetahui resiko/bahaya B3, cara pencegahan
dan penanggulangan
c. Petugas menggunakan APD yang sesuai

d. Petugas menghindari tindakan tidak aman seperti


merokok,makan dan minum didekat bahan B3, dll
Penyimpanan B3
a. Petugas memastikan tempat penyimpanan B3 dibuat agar aman
dari pengaruh alam dan lingkungan, memiliki sirkulasi udara dan
ventilasi yang baik, dan aman dari gangguan bioloagis (tikus,
rayap, dll)
b. Petugas melakukan pemisahan dan pengelompokan
penempatan B3 untuk menghindari reaktivitas
c. Petugas melakukan penyusunan yang tidak melebihi batas
maksimum agar tidak roboh dan rapi
d. Petugas memastikan penyimpanan B3 harus dilengkapi dengan
symbol/label B3 (Label isi, safety, resiko bahaya) serta cara
pencegahan dan pertolongan pertama
Penggunaan B3
a. Petugas menerapkan perencanaan dan penerapan K3 dalam
penggunaan B3
b. Petugas menggunakan APD yang sesuai dengan faktor resiko
bahayanya, APAR & P3K harus siap dan cukup
c. Petugas pengguna B3 menggunakan peralatan kerja yang layak
pakai
d. Petugas pengguna B3 harus bekerja sesuai SOP yang aman
dan efektif
e. Petugas pengguna B3 membersihkan dan mengamankan alatalat kerja, lingkungan kerja, dan wadah sisa B3 jika telah selesai
f. melepas APD setelah selesai melakukan pengelolaan B3 dan
cuci tangan

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN

SO

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN

:
:
:
:1

Lembar

P
Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN
Human Chorionic Gonadotropin atau HCG
1. PENGERTIAN

merupakan substansi suatu protein pada


wanita,

yang

diproduksi

segera

setelah

terjadinya pembuahan atau fertilisasi. Adanya


HCG

membantu

klinisi

dalam

penentuan

diagnose kehamilan yang baru terjadi pada


tingkat permulaan atau lebih dini.

Metode :

Immunocromatography Sandwich

Assay
Prinsip : Reaksi antara HCG dalam urin
dengan anti HCG yang

dilekatkan berupa

garis pada membran tertentu akan membetuk


garis-garis

berwarna

baik

pada

kontrol

maupun test. Bila sampel tidak mengandung


HCG hanya terbentuk 1 garis berwarna pada
control saja.

2. TUJUAN

Untuk mengetahui hormon HCG dalam urine pasien hamil.

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
Persiapkan Alat dan Bahan:

5. PROSEDUR

Test Strip

Urine Wanita

Cara Kerja :
Test strip

Siapkan urine dalam tabung bersih

Celup strip hingga tanda batas

Diamkan beberapa saat

Jika garis control dan garis sampai berwarna merah muda,


hasil positif hamil

Jika garis control saja yang berwarna merah muda, hasil


negative.

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

PEMERIKSAAN URINE RUTIN


NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT

:
:
:

HALAMAN

: 1 Lembar

SOP
Dr.Hj Sri
Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN

Urinalisis adalah analisis fisik, kimia dan mikroskopik terhadap urine.

1. PENGERTIAN

Urinalisis berguna untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi saluran


kemih, dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolik yang tidak

berhubungan dengan ginjal.


Prinsip :
-

BJ

: Zat-zat ionik dalam urine bereaksi dengan brom thymol

blue

membentuk kompleks berwarna hijau.

-pH :Indikator methyl red dan brom thymol blue akan menyebabkan
terjadinya perubahan warna dari oranye, hijau menjadi biru pada
urine dengan jarak pH 5 9.
-

Protein : 3,3,3,5 - tetra klorofenol dan 3,4,5,6 - tetra


bromsulfalein dalam suatu sistem buffer yang mempertahankan
pH konstan, yang bereaksi dengan protein menjadi suatu warna
hijau muda sampai tua.

Glukosa : Glukosa secara enzimatik akan dioksidasi menjadi


glukonolakton dan peroksida. Dengan adanya peroksida ini akan
mengoksidasi indikator membentuk kompleks berwarna.

Urobilin : Garam diazonium yang stabil yaitu 4 metoksibenzen


diazonium luoroborat bereaksi dengan urobilinogen dalam
suasana asam akan menghasilkan warna merah.

Bilirubin :Bilirubin bereaksi dengan garam diazonium yang stabil


(2,6-diklorobenzendiazonium fluoroborat) dalam suasana asam
membentuk warna violet azo.
-

Eritrosit : Didasarkan pada fungsi hemoglobin dan mioglobin


yang mengkatalisasikan oksidasi dari indikator warna oleh
hidroperoksida organik (2,5 dimetil - 2,5 dihidroksi peroksi
hekson) menjadi zat warna biru hijau.
- Nitrit : Sulfanilamid aromatik (3 hidroksi - 1,2,3,4 tetrahidroksi
hidrobenzokuinolin) dan asam tartrat yang terdapat dalam
kertas tes bereaksi dengan nitrit menghasilkan zat warna
azo.
-Keton

: Asam aseto asetat dan aseton bereaksi dengan

nitroprusid dan

glisin dalam suasana alkalis menjadi suatu

komplek berwarna violet.


- Leukosit

: Esterase dalam leukosit memecah pyrazole

amino acid ester menjadi hidroxy pyrazole bebas yang akan


bereaksi

dengan

garam

diazonium

menjadi

senyawa

komplek yang berwarna merah muda sampai keunguan.


Mikroskopis

Tujuan

: Untuk memeriksa unsur-unsur sedimen urin baik unsur organik


maupun unsur-unsur non organik secara mikroskopis

Metoda

Mikroskopis

Prinsip

Unsur-unsur yang ada dalam urin, melalui sentrifugasi

dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit akan meyebabkan


pengendapan unsur-unsur di bagian dasar tabung, dengan
pembesaran penglihatan dibawah mikroskop dapat ditemukan
jenis unsur organik atau anorganik.

2. TUJUAN

Untuk mendeteksi komponen urine (Glukosa, protein, bilirubin,


urobilinogen, pH, BJ, darah, keton, nitrit, lekosit) apakah termasuk

komponen yang normal atau abnormal.


Untuk membantu dalam mendiagnosis gangguan ginjal.

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

a. Alat dan Bahan

Sampel Urine

Tabung reaksi

Mikroskop

Kaca objek

Deck Glass

Sentrifuge

Tissue

b. Cara kerja

Persiapan Reagen, urine Strip

Urine ditampung dalam botol bersih

Kocok agar homogen

Urine Strip dicelupkan kedalam urine

Kertas test dikeluarkan sambil menyeka bagian pinggirnya pada mulut


botol urine, sehingga tidak terdapat urine yang berlebihan dari kertas
tersebut

Baca hasil

c. Cara Kerja Pemeriksaan Mikroskopis

Tabung yang berisi urine di sentrifuge selama 5 menit, 2000 RPM.

Supernatannya diambil, lalu periksa di bawah mikroskop dengan


perbesaran 400 X

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

PEMERIKSAAN PROTEIN URINE


NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT

:
:
:

HALAMAN

: 1 Lembar

SOP

Dr.Hj Sri
Cahyatiningsih

NIP:19681006200212200

UPTD PKM

PEMBANGUNAN
1. PENGERTIAN

Proteinuria biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal akibat kerusakan


gromerolus dan atau gangguan reabsorbsi tubulus ginjal.
Metode

: Asam sulfosalisilat

Prinsip

: Protein dalam urin akan digumpalkan oleh larutan asam


sulfosalisilat.

2. TUJUAN

Untuk mengetahui kadar kuantitatif protein pada urine seseorang.

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

5. PROSEDUR

Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas


A. Alat dan Bahan

Urine pasien dalam botol bersih

Reagen Asam Sulfosalisilat 20 %

B. Cara Kerja ;

Dimasukkan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi (jika urine keruh


disentrifus)

Ditambah 8 tetes asam sulfosalisilat 20%

Diperiksa dan diamati adanya kekeruhan atau butiran

Negatif :

6.UNIT TERKAIT

Tidak ada kekeruhan sama sekali

1+

Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir

2+

Kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir

3+

Urine jelas keruh dan berkeping-keping.

4+

Urine sangat keruh dan menggumpal ataupun memadat.

Petugas laboratorium

PENGAMBILAN DARAH PERIFER


NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT

:
:
:

HALAMAN

: 1 Lembar

SOP
Dr.Hj Sri
Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN
1. PENGERTIAN

Pengambilan darah terhadap pasien dilakukan di perifer. Bahan atau

2. TUJUAN

sampel yang didapat dipergunakan untuk pemeriksaan laboratorium.


Mengambil darah perifer untuk pemeriksaan laboratorium

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

a. Persiapan :
1. Blood Lancet
2. Kapas alcohol
3. Tabung reaksi
b. Pelaksanaan:
1. Pasien diposisikan duduk atau berbaring.
2. Periksa tempat penusukan yaitu di bagian ujung jari, disarankan
jari tengah atau jari manis.
3. Desinfeksikan tempat penusukan dengan kapas alkohol 70%,
biarkan kering.
4. Kulit ujung jari ditegangkan dengan dua jari.
5. Tusukkan blood lancet pada area pengambilan dengan cepat
dan tepat dengan arah lancet tegak lurus.
6. Tetesan darah pertama dibuang, kemungkinan tercampur
dengan alkohol, dan tetesan berikutnya dapat digunakan.
7. Tampung darah pada tabung yang telah diisi antikoagulan
sesuai dengan kebutuhan sambil dipijat sesekali.

6.UNIT TERKAIT

8. Tutup luka bekas tusukan dengan kapas.


Petugas laboratorium

PENGAMBILAN DARAH VENA


NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN

SOP

:
:
:
:1

Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN
1. PENGERTIAN

Total volume darah pada orang dewasa normal diperkirakan 6 liter atau 7-8 %
dari total berat badan atau 70-100 ml/kgBB. Rata-rata 45% komposisi terdiri
dari elemen-elemen darah, yaitu eritrosit, lekosit, dan trombosit. sisanya sekitar
55% cairan plasma, atau 40-50ml/kg BB, dimana 90% dari plasma ini adalah
air dan 10%nya terdiri dari protein (albumin, globulin, dan fibrinogen),
karbohidrat, vitamin, hormon, enzim, lemak, zat-zat organic (urea, glukosa,
kolesterol) serta anorganik (na, k, Fe, cu, dll). Darah vena diperoleh dengan
jalan pungsi vena. jarum yang dipakai untuk menembus vena itu hendaknya
cukup besar, sedang ujung harus runcing, tajam dan lurus. dianjurkan
memakai jarum atau semprit disposable. pada orang dewasa dipakai salah
satu vena dalam fossa cubiti, pada bayi vena jugularis superficialis atau dari
sinus sagittalis superior.

2. TUJUAN

Menyiapkan darah vena untuk pemeriksaan laboratorium


1. Haematologi
2. Kimia Klinik

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

a. Persiapan :
1. Spuit
2. Kapas alcohol 70 %
3. Tissue
4. Tabung reaksi
5. Torniquet
b. Pelaksanaan:

1. Posisikan pasien duduk atau berbaring .


2. Tentukan vena yang akan ditusuk dilakukan dengan cara palpasi
(perabaan).
3. Pasang tourniquet pada tangan atau kaki yang akan ditusuk.
4. Kepalkan lengan pasien untuk membantu penampakan vena.
5. Terlebih dahulu cek spuit yang akan digunakan dengan menekan
dan memompa.
6. Desinfek tempat yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%
dan biarkan kering.
7. Tusukan jarum kedalam vena dengan sudut 45O.
8. Bila jarum berhasil masuk vena, maka akan terlihat darah masuk
ke spuit dan pengambilan dilanjutkan dengan menarik pompa
sampai didapat darah sesuai dengan volume yang diinginkan.
9. Lepaskan torniquet tempelkan kapas steril untuk menutup luka
tusukan
10. dan cabut jarum perlahan.

11. Sampel yang telah didapat kemudian diolah menjadi bahan


pemeriksaan yang siap dipakai untuk pemeriksaan laboratorium.
o Untuk Hematologi

Dimasukan

segera

bahan

pemeriksaan

darah

kedalam tabung yang berisi antikoagulan, kemudian


homogenkan dengan cara dikocok secara perlahan.
Aturan Pemakaian Antikoagulan

Untuk hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit


dan hitung jenis : 1 mg EDTA serbuk atau 10 l
EDTA 10% per 1 mL bahan pemeriksaan darah

Untuk Laju Endap Darah : 0,4 mL Na Citrat 3,8%


per 1,6 mL bahan pemeriksaan darah

o Untuk Kimia Klinik dan Imunoserolo

Dimasukkan darah ke dalam tabung bersih dan


kering.

Darah disentrifugasi setelah beku, sampai didapat


serum.

Dipisahkan serum untuk bahan pemeriksaan Kimia


Klinik dan serologi

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP


( Menggunakan Sysmex XP-100 )
NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN

SOP

:
:
:
:1

Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN
1. PENGERTIAN

Alat analisa hematologi Sysmex XP di desain untuk mengukur 18 parameter


dengan 3 differensial WBC secara bersamaan.Semua operasi di lakukan
secara otomatis, sehingga operator hanya perlu memasukan sempel dan
menekan Count Swich,maka hasil dan data akan ditampilkan pada layar

2. TUJUAN

LCD.
Untuk mengetahui kadar Hb,jumlah Leukosit, Trombosit, nilai Haematokrit,
MCV, MCH, MCHC, dan Diff Count

Kepala Puskesmas Pembangunan


3. KEBIJAKAN
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. REFERENSI

Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

a. Persiapan :

5. PROSEDUR

1. Sampel Darah Vena


2. Alat Sysmex XP-100
b. Pelaksanaan sempel:
1. Menyalakan switch utama yang terletak di bagian belakang instrument
2. Setelah lampu indicator power menyala,tekan tombol power.Setelah itu
alat secara otomatis akan melakukan pemeriksaan reagent dan
pembilasan (priming) pada layar akan tampak tampilan :
PRIMING-DRAINING-CHECKING

LYSING-CHECKING

DILUENT-

CHECKING DETERGENT-PRIMING
3. Setelah menu ready tampil pada layar, lakukan perhitungan background
atau blank count cara menekan count switch untuk memulai perhitungan
(tanpa memasukan sempel).Pastikan parameter dibawah ini masuk
dalam kisaran:
WBC:0.2 10/uL
RBC:0.05 10 6/ ul
HGB: 0,1 g/dl
PLT: 10 10 /ul
4. Apabila nilai background diluar kisaran,ulangi background atau lakukan
cleaning secara manual.
5. Setelah itu lakukan sampel control . letakkan (jarum sampel ) hingga
menyentuh dasar vial , kemudian tekan count switch (jarum sampel)
akan menyedot sampel control sampai terdengar bunyi tanda bahwa
penyedotan telah berakhir dan ( jarum sampel) akan tertarik kedalam
instrument.
6. Setelah hasil tampil pada layar,bandingkan hasil dengan mengacu pada
lembar nilai control.
7. Apabila nilai sampel control mengacu pada nilai control , alat siap
melakukan pengerjaan sampel.
8. Apabila alat sudah selesai dioperasikan lakukan cleaning kembali. Dan alat
dibiarkan dalam keadaan stand by.

Nilai Normal :
Hb

12 16 gr%
14 18 gr%
Bayi baru lahir 16 25 gr%
Bayi

10 15 gr%

Balita

11 14 gr%

Anak-anak

12 16 gr%

Leukosit

4000 11000 / mm Darah

Trombosit

150000 400000 / mm Darah

Haematokrit :
Dewasa
36 46 %
40 54 %
Anak
Bayi baru lahir 44 65 %
Balita (1 3 Tahun) 29 40 %
Anak (4 10 Tahun) 31 43 %
Diffcount

Segmen 50 65 %

Batang 0 5 %

Eosinofil 1- 3 %

Basofil

01%

Monosit

46%

Limfosit

25 35 %

6.UNIT TERKAIT

MCV

82 92 fl

MCH

27 31 pg

MCHC

32 37 %

Petugas laboratorium

PEMERIKSAAN LEUKOSIT
( Secara Manual )

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT

:
:
:

HALAMAN

: 1 Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN

Lekosit adalah sel darah putih yang berfungsi untuk mempertahankan


1. PENGERTIAN

tubuh terhadap benda-benda asing yang masuk kedalam tubuh yang


menyebabkan infeksi. Pada penyakit leukemia ditandai dengan
meningkatnya lekosit.
Metode : Mikrovisual
Prinsip

Darah diencerkan dengan larutan Turk, kemudian

dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah lekosit dihitung dibawah


mikroskop.

Asam

acetat

yang

terdapat

dalam

larutan

Turk

menyebabkan eritrosit pecah, sehingga lekosit dapat dengan mudah


diamati dan dihitung pada bilik hitung.
2. TUJUAN

Mengambil darah perifer untuk pemeriksaan laboratorium

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
a. Persiapan :

5. PROSEDUR

1. Blood Lancet
2. Kapas alcohol
3. Tabung reaksi
b. Pelaksanaan:
1. Pasien diposisikan duduk atau berbaring.
2. Periksa tempat penusukan yaitu di bagian ujung jari,
disarankan jari tengah atau jari manis.
3. Desinfeksikan tempat penusukan dengan kapas alkohol 70%,
biarkan kering.
4. Kulit ujung jari ditegangkan dengan dua jari.
5. Tusukkan blood lancet pada area pengambilan dengan cepat
dan tepat dengan arah lancet tegak lurus.
6. Tetesan darah pertama dibuang, kemungkinan tercampur
dengan alkohol, dan tetesan berikutnya dapat digunakan.
7. Tampung darah pada tabung yang telah diisi antikoagulan
sesuai dengan kebutuhan sambil dipijat sesekali.
8. Tutup luka bekas tusukan dengan kapas.

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

PEMERIKSAAN TROMBOSIT
( Secara Manual )
NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN

SOP

:
:
:
:1

Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN
1. PENGERTIAN

Trombosit atau Platelet, bukan merupakan sel, merupakan pecahan


granular sel, berbentuk pirigan dan tidak berinti. Trombosit adalah
bagian terkecil dari unsur seluler sumsum tulang dan sangat penting
peranannya dalam hemostatis dan pembekuan.
Metode : Direk
Prinsip : Darah yang telah dicampur larutan EDTA diencerkan dengan
Reagen Rees Ecker, jumlah trombosit dihitung dengan menggunakan
kamar hitung.
Untuk mengetahui jumlah sel trombosit dalam darah darah

2. TUJUAN
Kepala Puskesmas Pembangunan
3. KEBIJAKAN
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. REFERENSI

Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas


a. Alat dan Bahan

5. PROSEDUR

1. Bahan pemeriksaan berupa darah vena dengan antikoagulan EDTA


10 %
2. Clinipet 10 l, 20 l dan 200 l
3. Bilik Hitung Improved Neubauer
4. Mikroskop
5. Tabung reaksi
6. Rak Tabung

b. Cara kerja
1. Pipet larutan Rees Ecker sebanyak 380 l
2. Tambahkan 20 l darah,homogenkan.
3. Ambil 10 l masukan ke dalam bilik hitung.
4. Baca dengan mikroskop perbesaran 400 X
Hasil yang didapat dikali 1000

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH


NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN

SOP

:
:
:
:1

Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN
1. PENGERTIAN

Laju endap darah (Erythrocyte Sedimentation Rate, ESR) adalah laju


sel darah merah yang menetap dalam darah yang belum membeku,
dengan satuan milimeter per jam (mm/jam).
Led merupakan uji yang tidak spesifik. Laju dapat meningkat selama
proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan
(nekrosis), reumatoid, penyakit kolagen, malignansi dan kondisi stres
fisiologis (mis. Kehamilan)
Metode : Westergreen
Prinsip : Bila darah dicampur dengan antikoagulan dan didiamkan
pada suhu kamar, maka eritrosit akan mengendap pada dasar tabung
dan dibagian atas akan tertinggal plasma.
Untuk membandingkan temuan uji laboratorium yang lain guna mendiagnosis

2. TUJUAN

kondisi inflamasi.

Kepala Puskesmas Pembangunan


3. KEBIJAKAN
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. REFERENSI

Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas


a. Alat dan Bahan

5. PROSEDUR

1. Bahan pemeriksaan berupa darah vena dengan antikoagulan Na

Citrat 3,8 %
2. Tabung Westergreen
3. Rak Tabung Westergreen
4. Tabung reaksi
5. Timer

b. Cara Kerja
1. Darah vena sebanyak 1,6 cc dengan antikoagualan NA Citrat 3,8 %
0,4 cc, homogenkan
2. Hisap campuran darah tadi dengan tabung westergreen sampai garis
0.
3. Kemudian letakkan tabung tadi pada rak tabung dengan posisis
berdiri.
4. Diamkan selam 1 jam dan 2 jam, periksa tingginya plasma dan buffy
coat .

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT

:
:
:

HALAMAN

: 1 Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN
1. PENGERTIAN

Golongan darah ditemukan oleh Dr. Karl Landsteiner pada tahun 1900.
Merupakan kunci bagi terlaksananya tranfusi darah hingga saat ini.
Beliau menemukan 2 macam antigen pada sel darah merah manusia,
yang diberi nama antigen A dan antigen B. Dari kedua macam antigen
dapat ditetapkan bahwa golongan darah manusia dibagi menjadi 4
macam. Masing-masing golongan darah itu ialah: A,B,O dan AB. Dan
didalam serum/plasma darah manusia ditemukan 2 macam zat anti A
dan zat anti B(antibody).
Metode: Slide
Prinsip : Reaksi antigen antibody menyebabkan terjadinya aglutinasi.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah sistim ABO

2. TUJUAN

dan Rhesus

Kepala Puskesmas Pembangunan


3. KEBIJAKAN
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. REFERENSI

Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas


A. Alat dan Bahan :

5. PROSEDUR

1. Bahan pemeriksaan berupa darah vena atau kapiler.


2. Batang pengaduk
3. Klinipet 10 l
4. Antiserum golongan darah
5. Kartu Golongan Darah

B. Cara Kerja
1. Teteskan 1 tetes serum anti A pada kolom A, 1 tetes serum Anti B
pada kolom b dan 1 tetes serum Anti Ab pada kolom AB.
2. Tambahkan 1 tetes darah pada masing-masing kolom
3. CAmpur secara merata dengan batang pengaduk
Hasil dibaca dengan dilihat ada tidaknya koagulasi

Hasil pemeriksaan golongan darah


Anti A

Anti B

Anti AB

Golonga
n Darah

6.UNIT TERKAIT

AB

Petugas laboratorium

PEMERIKSAAN REDUKSI URINE

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN

:
:
:
: 1 Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN
1. PENGERTIAN

Metode: Reagen Benedic

2. TUJUAN

Menentukan adanya glukosa dalam urin secara semikwantitatif

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

1. Masukkan 5 ml R/ Benedic kedalam tabung reaksi


2. Teteskan kedalamnya 8 tetes urin
3. Panaskan diatas api spirtus perlahan -lahan selama 2 menit tetapi jangan
sampai mendidih
4. Angkat dan kocoklah isi tabung
5. Baca hasil reduksinya

-Negatif larutan tetap biru jernih/sedikit kehijauan agak keruh


-Positif + atau (1+) Hijau kekuning kuningan/keruh
-Positif ++ atau (2+) Kuning keruh
-Positif +++ atau ( 3+) Jingga atau warna lumpur keruh
6.UNIT TERKAIT

- Positif ++++ atau (4+) Merah keruh


Petugas laboratorium

PENGOPERASIAN ALAT SYSMEX XP100

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN

:
:
:
: 1 Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN
1. PENGERTIAN

Alat analisa hematologi Sysmex Xp-100 di desain untuk mengukur 18


parameter dengan 3 differensial WBC secara bersamaan. Semua
operasi di lakukan secara otomatis, sehingga operator hanya perlu
memasukan sempel dan menekan Count Swich, maka hasil dan data
akan ditampilkan pada layar LCD. Alat Sysmex XP-100 adalah alat
untuk pemeriksaan Haematologi Rutin.
Metoda: Volumetric Impedence
Prinsip: Untuk mendapat hasil yang akurat dari sel darah dalam larutan
diluent,sejumlah larutan dengan volume yang konstan dihisap melalui
aperture.Manometer mengontrol volume perhitungan ini dengan
mengukur level diluents ini melalui sensor optic,dan menghisap diluent
dng rotary pump.penghisapan dan pembuangan sampel dilakukan
melalui katup elektromagnetik,sedang limbah cair dikeluarkan melalui
rotary pump.pembilasan dengan diluents dan pembersihan dengan
detergent juga dilakukan oleh katup elektromagnetik. CPU mengontrol
katup elektromagnetik, perputaran pompa,dan arah putaran. Apabila
ada gelembung udara yg masuk ke manometer , CPU akan
mengaktifkan alarm menampil pesan kerusakan pd layar LCD.

2. TUJUAN

Untuk pemeriksaan haematologi

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

C a. Persiapan :
1.Sampel Darah Vena
2.Alat SYSMEX XP-100
b. Pelaksanaan sempel:
1. Menyalakan switch utama yang terletak di bagian belakang
Instrument
2. Setelah lampu indicator power menyala,tekan tombol power. Setelah
itu alat
secara otomatis akan melakukan pemeriksaan reagent dan
pembilasan (priming) pada layar akan tampak tampilan :

PRIMING-DRAINING-CHECKING LYSING-CHECKING DILUENTCHECKING DETERGENT-PRIMING


3. Setelah menu ready tampil pada layar, lakukan perhitungan
background atau blank count cara menekan count switch untuk
memulai perhitungan (tanpa memasukan sempel). Pastikan
parameter dibawah ini masuk dalam kisaran:
WBC : 0.2 10/uL
RBC : 0.05 10 6/ ul
HGB : 0,1 g/dl
PLT : 10 10 /ul
4. Apabila nilai background diluar kisaran,ulangi background atau
lakukan cleaning secara manual.
5. Setelah itu lakukan sampel control . letakkan (jarum sampel ) hingga
menyentuh dasar vial , kemudian tekan count switch (jarum sampel)
akan menyedot sampel control sampai terdengar bunyi tanda bahwa
penyedotan telah berakhir dan ( jarum sampel) akan tertarik kedalam
instrument.
6. Setelah hasil tampil pada layar,bandingkan hasil dengan mengacu
pada lembar nilai control.

7. Apabila nilai sampel control mengacu pada nilai control , alat siap
melakukan pengerjaan sampel.
8. Pertama-tama masukkan ID, tekan tombol ID pada layar READY atau
MENU, kemudian tekan tombol alpha masukkan ID (mak 8
karakter). Setelah itu tekan Ok.
9. Melakukan perhitungan sampel . letakkan( jarum sampel ) hingga
menyentuh dasar botol sampel, tekan count switch.(jarum sampel )
akan menyedot sampel sampai terdengar bunyi tanda (jarum
sampel ) akan tertarik kedalam insrumen.dan hasil akan tampak pada
layar LCD.
10. Apabila alat sudah selesai dioperasikan lakukan cleaning kembali.
Dan alat dibiarkan dalam keadaan standby
11. Jika alat akan dimatikan , tekan tombol power pada bagian depan
instrument, kemudian secara otomatis instrument akan melakukan
cleaning. Setelah layarv padam , matikan switch utama yang terletak
di bagian belakang instrument .

Pedoman Mengatasi Masalah alat:


a) Jika terjadi masalah pada alat, maka dilakukan identifikasi masalah yg
terjadi dan mencoba menanganinya sendiri
b) Jika masalah diatas tidak dapat tertangani maka hubungi teknisi alat.
Nilai control :
(nilai control pada table berbeda harus dilihat pada vialnya )
Nama parameter
WBC

7.9

0.8

(7.1-8,7)

RBC

0,18

0,18

(4,47-4,83)

HGB

13,8

0,4

(13,4-14,2)

HCT

41,8

2,5

(39,3-44,3)

MCV

89,9

3,0

(86,9-92,9)

MCH

29,7

1,5

(28,2-31,2)

MCHC 33,0

2,0

(31,0-35,0)

PLT

6.UNIT TERKAIT

260

40

Petugas laboratorium

(220-300)

PENGOPERASIAN ALAT ACCUCHEK


NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN

SOP

:
:
:
:1

Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN

Metode: Reagen Benedic

1. PENGERTIAN
2. TUJUAN

Memeriksa kadar gluksa dengan alat glukosa secara cepat

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

1. Siapkan alat Accuchek


2. Masukkan strip code sebagai control ,hasil yg keluar harus sesuai dengan
code pada tabung strip.
3. Setelah muncul kode sesuai masukkan strip glukosa pada slod sampel.
4. Teteskan darah pada slod sampel.kemudian diamkan biarkan alat
membaca sampel

Nilai Normal
Kadar glukosa darah puasa pasien

: 70-100 mg/dl

Kadar glukosa darah 2 jam PP pasien : 70-120 mg/dl


Kadar glukosa darah sewaktu pasien : > 140 mg/dl

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

PENGOPERASIAN ALAT
SENTRIFUGE

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN

:
:
:
: 1 Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN
1. PENGERTIAN

Sentrifuge adalah motor(mesin penggerak) dan rotor(bagian yang berputar),


putaran

sentrifuge

sangat

cepat

sekali

sehingga

suspense

tidak

tumpahdimana partikel yang paling besar masa jenisnya berada dibawah


begitu juga sebaliknya. Pada sentrifugal ini terdapat gaya sentrifugal yg
sangat kuat sehingga dapat menghasilkan proses pemisahan suspensi
menjadi komponen-komponen penyusunnya.

2. TUJUAN

Memutar

bahan pemeriksaan dengan

kecepatan tertentu sehingga

dihasilkan serum darah untuk pemeriksaan kimia.

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

5. PROSEDUR

1. Nyalakan alat dengan menekan tombol pada bagian belakang


alat,.kemudian putar.untuk membuka tutupnya.
2. Masukkan tabung pemeriksaan kedalam alat centrifuge secara
berhadapan supaya seimbang
3. Atur kecepatan RPM dan waktu yang kita butuhkan dengan
menekan tombol-tombolnya.
4. tutup kembali centrifuge,nyalakan dengan menekan tombol STAR
5. Jika pemutaran sudah selesai,alat akan berhenti secara otomatis.
6. matikan alat dengan menekan tombol pada bagian belakang alat.

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

PENANGANAN LIMBAH
LABORATORIUM
NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
HALAMAN

SOP

:
:
:
:1

Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN
1. PENGERTIAN

Yang dimaksud dengan fasilitas penanganan limbah laboratorium


adalah fasilitas untuk penampungan dan fasilitas pengolahan limbah
umum dan limbah khusus.
Limbah umum adalah limbah yang berasal dari sampah umum/
domestik. Misalnya kertas.Limbah khusus terdiri dari :
1. Limbah khusu padat : yaitu peralatan habis pakai seperti alat suntik

Limbah khusus cair : yaitu pelarut organik, bahan kimia untuk

pengujian, air bekas pencucian alat, sisa spesimen.


2. TUJUAN

Untuk mencegah pencemaran lingkungan

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

Limbah Cair
Limbah Cair langsung dibuang ke saluran pembuangan

Limbah Padat
a) Limbah medis seperti jarum suntik, bekas balutan, perban, dsb.
b) Limbah organik seperti bahan makanan, kertas, kapas, dsb.

5. PROSEDUR

Limbah-limbah padat tersebut ditampung dalam tempat-tempat


sampah yang disediakan dan selanjutnya oleh petugas diangkut ke
tempat

penampungan

khusus

(inserator)

untuk

dibakar

dimusnahkan.

Limbah organik dibuang ke penampungan umum oleh petugas.


6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

dan

PENANGANAN SPECIMEN
LABORATORIUM

SOP

NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT

:
:
:

HALAMAN

: 1 Lembar

Dr.Hj Sri Cahyatiningsih

UPTD PKM

NIP:196810062002122001

PEMBANGUNAN

Penanganan spesimen adalah

1. PENGERTIAN

memuat

tata cara melakukan suatu

pemeriksaaan yang harus dilaksanakan oleh setiap petugas laboratorium


pada waktu melakukan pemeriksaan tersebut.

2. TUJUAN

Untuk mempermudah dalam melakukan pemeriksaan.

3. KEBIJAKAN

Kepala Puskesmas Pembangunan

4. REFERENSI

UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

1. Spesimen untuk pemeriksaan Hematologi rutin.


5. PROSEDUR

Menggunakan antikoagulan EDTA agar tidak beku

2. Spesimen untuk pemeriksaan Kimia Klinik

Darah langsung dimasukkan ke alat otomatis.


Spesimen untuk pemeriksaan Urinalisis Urin yang didapatkan

dalam volume tertentu pada wadah yang tertutup rapat segera


diperiksa.

6.UNIT TERKAIT

Petugas laboratorium

Anda mungkin juga menyukai