Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS DESIGN TANGKI DENGAN METODE RESPONSE SPECTRA DAN

TIME HISTORY
 
   ,  .       , 
1

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan

Email: ruben_el17@yahoo.com
2

Staf Pengajar Departeman Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU
Medan

ABSTRAK
Tujuan dari tulisan ini adalah mengkaji respon dari tangki penyimpanan air akibat pengaruh beban gempa.
Pergerakan muka tanah buatan dengan metode response spectra didasarkan pada hazard peta gempa Indonesia
yang diselesaikan dengan program Seismomatch.Program Seismomatch digunakan sebagai masukan data untuk
analisis riwayat waktu. Dalam penyederhanaanya pemodelam massa dari fluida hingga massa dari fluida dalam
tangki dimodelkan sebagai massa menggumpal, dimana tangki dimodelkan sebagai elemen cangkang dan balok
dan kolom diasumsikan sebagai beban garis. Analisis riwayat waktu diselesaikan dengan menggunakan program
SAP 2000. Respon parameter yang diperoleh antara lain perpindahan, kecepatan, dan percepatan. Sebagai
tambahan diperoleh bahwa percepatan yang terjadi pada puncak tangki mencapai 1.5 kali nilai percepatan
puncak muka tanah karena pengaruh amplifikasi dinamis.

KATA KUNCI : Tangki menara, pergerakan muka tanah buatan, respon parameter

ABSTRACT

The aim of this paper is to study the response of elevated water storage tank under seismic excitation. An
artificial ground motion with a target Response spectra design according to Indonesian seimic hazard map has
been generated using seismocmatch program. Seismomatch program is used as input data in the time history
analysis. For simplified purposes in the finite element modeling,continous liquid mass is modeled as lump mass,
where as steel tank is modeled as shell element and beams, columns is assumed as line element. Time history
analysis is performed using SAP 2000 program. The response parameter are obtained is given in the terms of
displacement, base shear and acceleration. In addition, the results showed that the maximum acceleration occur
at the top around 1.5 times of peak ground acceleration due to dynamic amplication effect.
KEYWORDS: Elevated tank; artificial ground motion, response paramaters

1.PENDAHULUAN
Penggunaan tangki dalam Perkembangan industri pada saat sekarang sudah sangat berkembang pesat seiring
perkembangan teknologi . Hal tersebut membuat proses perencanaan tanki harus dibuat dengan kekuatan dan
daya tahan yang sebaik mungkin. Perencanaan tangki berbeda dengan bangunan karena kegagalan pada tangki
sangat mempengaruhi suatu proses dalam industri .Oleh sebab itu tangki dirancang memiliki kinerja yang baik
pada peristiwa gempa kuat walaupun tangki bukan merupakan struktur yang daktail seperti halnya pada struktur
gedung .jadi pada umumnya tangki sering direncanakan dalam keadaan elastik atau dengan faktor modifikasi
respons yang jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan portal daktail pada struktur bangunan.

2.METODOLOGI
Dalam bab ini akan diberikan sebuah contoh perhitungan tangki , tangki yang digunakan dalam perencanaan ini
adalah tangki menara (elevated tank). Direncanakan tangki di daerah zona gempa 6 dengan kondisi tanah
sedang Pemodelan beban spektrum dan time history ini akan dibantu penyelesaiannya dengan program SAP
2000 v 12. Dan program Seismomatch yakni sebuah program yang dapat membantu pengonversian data
pembebanan gempa yakni respons spektra zona 6 dengan kondisi tanah sedang menjadi pembebanan time
history sehinggaa penggunaan akselogram gempa misalnya rekam gempa El
El-centro
centro tidak digunakan lagi, dengan
kata lain dengan penggunaan program Seismomatchini
ini kita dapat memperoleh data pembebanan gempa yang
presisi sesuai keadaan lokal Indonesia dan tentunya mengurangi ketidakpastian
ketidakpastian dan kekurangtelitian yang
diperoleh jika kita menggunakan akselogram gempa yang terjadi di Negara lain.

2.1 Pengerjaan Model Struktur


Struktur yang direncanakan merupakan tangki menara yang digunakan sebagai tempat penyimpanan air . Tangki
dengan
ngan model seperti ini banyak ditemui di kota Medan terutama di industri atau pabrik ,perkantoran dan
institusi pendidikan .
Pada tangki ini akan bekerja beban-beban
beban yang dikombinasikan, beberapa diantaranya adalah berat sendiri,
beban angin , beban hidrostatis dari tekanan air pada tangki dan juga beban gempa.
Struktur yang direncanakan merupakan struktur tangki sederhana yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
air dengan tinggi dasar adalah 6 meter , lebar tangki 4 meter dan tinggi tangki 5 meter. Model struktur
diperlihatkan pada gambar di bawah.

Gambar 2.1 Sket Tangki

Data geometri tangki :


Tinggi kaki tangki 12 m
Tinggi tangki 4 m
Lebar tangki 8 m
Tangki baja dengan spesifikasi sebagai berikut :
E = 2.1x10 Ton/
Tegangan putus Fu = 450 Mpa
Tegangan leleh Fy = 240 MPA

2.2 Pembebanan pada struktur


Pada model struktur tangki ini direncanakan kombinasi pembebanan yang sudah direncanakan yang terdiri dari
beban gravitasi (beban mati dan beban hidup ) dan beban gempa. Untuk beban gempa yang bekerja digunakan
beban gempa respon spektrum dan time history.
Beban gravitasi pada struktur tangki ini terdiri dari beban mati (dead load), beban hidup (live load. Pada
pemodelan ini beban mati (berat sendiri) akan dikalkulasikan secara otomatis oleh program SAP versi 12.

2.3 Beban Gempa


Analisa ragam spektrum respon digunakan sebagai simulasi gempa, yaitu memakai Spektrum Respons Gempa
Rencana dari SNI 03-1726-2003, dan AnalisisTime History tidak menggunakan Time History yang mengacu
pada gempa di El-Centro 1940 tapi menggunakan konversi data spektrum respons gempa rencana yang sudah
berbentuk data Time History. Dimana tangki direncanakan berada di wilayah gempa Zona 6 dengan kondisi
tanah sedang. Spektrum respons gempa rencana menurut gempa dibawah nilai ordinatnya dikalikandengan
faktor koreksi I/R, dimana I adalah Faktor Keutamaan (I=1.25), sedangkan R adalah faktor reduksi gempa
representative dari suatu struktur bangunan.

Gambar 4.4 Spektrum Respons Zona 6

1.

Untuk beban gempa menggunakan fungsi respon spektrum untuk data gempa. Data gempa yang
dipakai adalah zona gempa 6 dengan kondisi tanah sedang. Beban gempa ini diskalakan terhadap
desain respon spectra berdasarkan peta hazard gempa Indonesia yang terbaru

2.

Untuk data pembebanan gempa Time History sesuai dengan peraturan gempa Indonesia SNI 031726-2003 bahwa didalam perencanaan pembebanan gempa untuk mengurangi ketidakpastian
mengenai kondisi lokal maka paling sedikit harus diambil 4 buah akselogram gempa yang salah
satunya harus diambil akselogram gempa El-Centro. Tapi di dalam tugas akhir ini pembebanan
gempa menggunakan program Seismomatch sesuai data pembebanan gempa Zona-6 dengan kondisi
tanah sedang.Program Seismomatch yakni sebuah perangkat lunak yang sangat membantu didalam
merencanakan pembebanan gempa yang presisi, dimana selama ini Indonesia tidak memiliki
akselogram gempa sendiri dan didalam merencanakan suatu struktur tahan gempa selalu
direncanakan pembebanan gempa yang mengacu pada akselogram gempa Negara lain misalnya
akselogram gempa El-Centro di Amerika Serikat, Akselogram gempa Kobe di Jepang dan lain-lain.
Penggunaan akselogram gempa di daerah lain ini menghasilkan suatu ketidakpastian dalam
perencanaan karena kondisi tofografi , keadaan lokal dan riwayat gempa di Indonesia tentunya
berbeda dengan data akselogram gempa yang diambil dari Negara lain tersebut. Dengan adanya
program Seismomatch maka data respons spektrum gempa yang terdapat pada peraturan
perencanaan Ketahanan Gempa untuk Banguna Gedung dapat dikonversikan kedalam suatu
Akselogram gempa buatan, sehingga di dalam perencanaan suatu struktur didapatkan hasil yang
lebih presisi.

3.

2.4Kondisi Tanah Dasar dan Sifat Tanah


Sebagaimana diketahui bahwa getaran yang disebabkan oleh gempa cenderung membesar pada tanah lunak
dibandingkan pada tanah keras atau batuan. Proses penentuan klasifikasi tanah tersebut berdasarkan atas data
tanah pada kedalaman hingga 30 m, karena menurut penelitian hanya lapisan-lapisan tanah sampai kedalaman
30 m saja yang menentukan pembesaran gelombang gempa. Data tanah tersebut adalah shear wave

velocity (kecepatan rambat gelombang geser), standard penetration resistance (Uji Penetrasi Standard SPT)
dan undrained shear strength (kuat geser undrained) .Dari 3 (tiga) parameter tersebut, minimal harus dipenuhi 2
(dua), dimana data yang terbaik adalah Vs (shear wave velocity) dan data yang digunakan harus dimulai dari
permukaan tanah, bukan dari bawah basement .

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Perhitungan dan pembahasan dari struktur tangki seperti yang dibahas sebelumnyadilampirkan pada tabel :
Nama joint

Response Spectra

Time History

Acceleration (m/ )

3.737

4.842

Displacement (m)

0.6981

0.452

Velocity (m/s)

1.022

1.256

Table 3.1Perbandingan Respon Parameter

Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan yang menunjukkan nilai maksimum akselerasi, kecepatan, dan
perpindahan yang maksimum dan minimumnya.Dapat dilihat pada tabel bahwa nilai percepatan dan kecepatan
yang terjadi pada struktur tangki dengan pembebanan time history lebih besar jika dibandingkan dengan
pembebanan responsespectra, sedangkan nilai perpindahan yang terjadi pada struktur tangki dengan
pembebanan time history lebih kecil jika dibandingkan dengan pembebanan respons spectra. Dari hasil analisa
seperti yang terlampir pada tabel 3.1 menunjukkan bahwa percepatan maksimum yang terjadi akibat beban
gempa mencapai 0.5g, hal ini tentunya sangat berbahaya terhadap struktur bila perencanaannya kurang baik

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari analisa perhitungan dari struktur tangki yang direncanakan yang telah dikaji pada bab-bab sebelumnya
dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :
1.

2.

3.

4.
5.

Perencanaan struktur tangki merupakan perencanaan yang sangat luas karena didalamnya melingkupi
semua perencanaan dan pembebanan yang kompleks, dimana banyak ketidakpastian yang diperoleh
akibat beban-beban dinamis, beban hidrodinamis, zona gempa yang telah direncanakan dan semuanya
harus disatrukan kedalam satu perencanaan struktur yang baik.
Di dalam merencanakan suatu struktrur tangki hendaknya dikaji terlebih dahulu dengan baik
permasalahan lokal pada daerah tersebut misalnya kondisi tanah, keadaan tofografi, dan terutama
riwayat gempa yang pernah terjadi
Dari hasil analisa seperti yang dilampirkan dalam tabel 4.3 menunjukkan bahwa akselerasi maksimum
yang terjadi yang terjadi akibat beban gempa mencapai 0,5g atau sekitar 4,842 m/s2, hal ini tentunya
sangat berbahaya terhadap struktur bila perencanaanya kurang baik.
Faktor amplifikasi yang terjadi pada puncak tangki terhadap percepatan puncak tanah dasar adalah
sebesar 0.5g berbanding 0.36g
Dari hasil pemodelan struktur tangki yang diberikan beban gempa dengan struktur tangki tanpa beban
gempa dapat dilihat bahwa tegangan yang terjadi pada elemen tangki tersebut lebih besar pada saat
diberi beban gempa, dengan kata lain beban gempa yang diberikan akan memberikan tegangan yang
relatif besar terhadap struktur tangki yang direncanakan. Dari perhitungan menunjukkan bahwa
struktur bagian atas tangki merupakan struktur yang paling berbahaya akibat beban dinamis sehingga
harus direncanakan sebaik mungkin untuk mencegah bahaya yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Loa Wikarya. (1993). Konstruksi Baja 2 .Departemen pekerjaan umum.
Elhosiny, A.M. (2005). Seismic Response of Liquid Storage Tanks Resting on the Ground. Ain Shams
University, Egypt.
Gareane.Dynamic Behaviour of Elevated Concrete Water Tank with Alternate Impulsive Mass Configurations.
Universiti Kebangsaan Malaysia, Malaysia
Jiangang, Sun. Seismic Response for Base Isolation of Storage Tanks With Soil-Structure Interaction. Dalian
Nationalities University, China.
Kim, J.K. (1993). Performance of Base-Isolated Spent Fuel Storage Pool Structures. Seoul National University,
South Korea.
Njo, Helen (2010). Analisa Tangki Baja CPO dibandingkan dengan Analitis. Universitas
Sumatera Utara.
Rumbi Teruna, Daniel. (2011).Analysis and Design Conventional and Base Isolated Ground Supported Tank
Static and Dynamic Approach.
Rumbi Teruna, Daniel. (2012). Bahan Kuliah Dinamika Struktur. Universitas Sumatera Utara
Setiawan, Agus. (2008).Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD. .erlangga
Shrimali , M.K. (2007).Seismic Response of Elevated Liquid Storage STEEL Tanks

Under Bi-direction Excitation, Journal of Steel Structures


SNI 03-1726-2003. (2003). Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung.,
Bandung.
Widmodo.(2001). Respons Dinamik struktur Elastik. UI Press

Anda mungkin juga menyukai