Anda di halaman 1dari 6

Dasar-dasar Sistem Penyaluran Air Buangan

Jenis Air Buangan


Air buangan atau sering juga disebut air limbah adalah semua cairan yang dibuang
baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan maupun
yang mengandung sisa-sisa proses industri.
Air buangan dapat dibedakan atas (SNI,2000):

Air kotor

Air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air buangan
mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat plambing lainnya;

Air bekas
Air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti: bak mandi
(bath tub), bak cuci tangan, bak dapur, dan lain-lain;

Air hujan

Air hujan yang jatuh pada atap bangunan;

Air buangan khusus


Air buangan ini mengandung gas, racun atau bahan-bahan berbahaya,
seperti: yang berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat
pengobatan, rumah sakit, tempat pemotongan hewan, air buangan yang
bersifat radioaktif atau mengandung bahan radioaktif, dan air buangan yang
mengandung lemak.

Sistem Penyaluran Air Buangan


Sistem

pembuangan

air

terdiri

atas

(Soufyan

M.Noerbambang

dan

Takeo

Morimura,2000):

Sistem pembuangan air kotor dan air bekas

Sistem ini terdiri atas 2 macam yaitu:

Sistem

tercampur:

sistem

pembuangan

yang

mengumpulkan

dan

mengalirkan air kotor dan air bekas kedalam satu saluran;

Sistem terpisah: sistem pembuangan yang mengumpulkan dan mengalirkan


air kotor dan air bekas kedalam saluran yang berbeda.

Sistem penyaluran air hujan


Pada dasarnya air hujan harus disalurkan melalui sistem pembuangan yang
terpisah dari sistem pembuangan air bekas dan air kotor. Jika dicampurkan,

maka apabila saluran tersebut tersumbat, ada kemungkinan air hujan akan
mengalir balik dan masuk kedalam alat plambing terendah dalam sistem
tersebut.
Dalam sistem penyaluran air buangan, air buangan yang biasanya mengandung
bagian-bagian padat harus mampu dialirkan dengan cepat. Untuk maksud tersebut
pipa pembuangan harus mempunyai ukuran dan kemiringan yang cukup dan sesuai
dengan banyak dan jenis air buangan yang akan dialirkan. Sistem penyaluran air
hujan pada prinsipnya hanya mengalirkan debit hujan yang terjadi di atap
bangunan ke tempat yang diinginkan, seperti: drainase perkotaan.
Perangkap Air Buangan
Tujuan utama sistem pembuangan adalah mengalirkan air buangan dari dalam
gedung keluar gedung, ke dalam instalasi pengolahan atau riol umum, tanpa
menimbulkan pencemaran pada lingkungan maupun terhadap gedung itu sendiri.
Karena alat plambing tidak terus menerus digunakan, pipa pembuangan tidak selalu
terisi air dan dapat menyebabkan masuknya gas yang berbau ataupun beracun,
bahkan serangga. Untuk mencegah hal ini, harus dipasang suatu perangkap
sehingga bisa menjadi penyekat atau penutup air yang mencegah masuknya gasgas tersebut. (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000)
Suatu perangkap harus memenuhi syarat-syarat berikut (Soufyan M.Noerbambang
dan Takeo Morimura,2000):

Kedalaman air penutup


Kedalaman air penutup ini biasanya berkisar antara 50 mm sampai 100 mm.
Pada kedalaman 50 mm, kolom air akan tetap dapat diperoleh penutup air
sebesar 25 mm dengan tekanan (positif maupun negatif) sebesar 25 mm.
Angka 100 mm merupakan pedoman batas maksimum, walaupun batas ini
tidak mutlak. Ada beberapa alat plambing khusus yang mempunyai
kedalaman air penutup lebih dari 100 mm, tetapi perangkapnya dibuat
dengan konstruksi yang mudah dibersihkan;

Konstruksinya

harus

sedemikian

rupa

agar

selalu

bersih

dan

tidak

menyebabkan kotoran tertahan atau mengendap;

Konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga fungsi air sebagai penutup


tetap dapat terpenuhi;
Kriteria yang harus dipenuhi untuk syarat ini adalah:
o

Selalu menutup kemungkinan masuknya gas dan serangga;

Mudah diketahui dan diperbaiki kalau ada kerusakan;

Dibuat dari bahan yang tidak berkarat.

Konstruksi perangkap harus cukup sederhana agar mudah membersihkannya


karena endapan kotoran lama kelamaan akan tetap terjadi;

Perangkap tidak boleh dibuat dengan konstruksi di mana ada bagian


bergerak ataupun bidang-bidang tersembunyi yang membentuk sekat
penutup.

Perangkap

alat

plambing

dapat

dikelompokkan

sebagai

berikut

(Soufyan

M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000):

Yang dipasang pada alat plambing


o

Perangkap jenis P, berbentuk menyerupai huruf P dan banyak


digunakan. Perangkap jenis ini dapat diandalkan dan sangat stabil
kalau dipasang pipa ven. Perangkap jenis P biasanya dipasang pada
kloset, lavatory, dan lain-lain;

Perangkap jenis S, berbentuk menyerupai huruf S dan seringkali


menimbulkan kesulitan akibat efek siphon, biasanya dipasang pada
lavatory.

Yang dipasang pada pipa pembuangan


o

Perangkap jenis U, berbentuk menyerupai huruf U dan dipasang


pada pipa pembuangan mendatar, umumnya untuk pembuangan air
hujan. Kelemahan jenis ini adalah memberikan tambahan tahanan
terhadap aliran. Perangkap jenis ini biasanya dipasang pada peturasan,
pada pipa pembuangan air hujan di dalam tanah;

Perangkap jenis tabung, mempunyai sekat berbentuk tabung,


sehingga mengandung air lebih banyak dibandingkan jenis-jenis
lainnya sehingga air penutup tidak mudah hilang, biasanya dipasang
pada floor drain dan bak cuci dapur.

Yang menjadi satu dengan alat plambing


Perangkap jenis ini merupakan bagian dari alat plambing itu sendiri,
misalnya pada kloset dan beberapa jenis peturasan;

Yang dipasang di luar gedung


Contoh jenis ini adalah bak perangkap, yang berfungsi sebagai perangkap
bila ujung pipa pembuangan terbenam dalam air di dalam bak tersebut.

Dasar-dasar Sistem Ven

Sistem

ven

merupakan

bagian

penting

dalam

sistem

suatu

pembuangan,

sedangkan tujuan dari sistem ven ini antara lain (Soufyan M.Noerbambang dan
Takeo Morimura,2000):

Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan;

Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan;

Mensirkulasi udara dalam pipa pembuangan.

Karena tujuan utama dari sistem ven ini adalah menjaga agar perangkap tetap
mempunyai sekat air, oleh karena itu pipa ven harus dipasang sedemikian rupa
agar mencegah hilangnya sekat air tersebut.
Jenis Sistem Ven
Sistem

itu

sendiri

dapat

dibedakan

atas

beberapa

jenis

yaitu

(Soufyan

M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000):

Sistem ven tunggal (individual)

Pipa ven dipasang untuk melayani satu alat plambing dan disambungkan kepada
sistem ven lainnya atau langsung terbuka ke udara luar;

Sistem ven lup


Pipa ven yang melayani dua atau lebih perangkap alat plambing dan
disambungkan kepada ven pipa tegak;

Sistem ven tegak


Pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan diatas cabang
mendatar pipa air buangan tertinggi;

Sistem ven lainnya, diantaranya:


o

Ven bersama
Pipa ven yang melayani perangkap dari dua alat plambing yang
dipasang bertolak belakang atau sejajar dan dipasang pada tempat di
mana kedua pipa pengering alat plambing tersebut disambungkan
bersama;

Ven basah

Ven yang juga berfungsi sebagai pipa pembuangan;


o

Ven menerus

Ven tegak yang merupakan kelanjutan dari pipa pembuangan yang


dilayaninya;

Ven sirkit
Ven cabang yang melayani dua perangkap atau lebih dan berpangkal
dari bagian depan penyambungan alat plambing terakhir suatu cabang
datar pipa pembuangan sampai ke pipa tegak ven;

Ven pelepas
Pipa ven yang dipasang pada tempat khusus untuk menambah
sirkulasi udara antara sistem pembuangan dan sistem ven.

Persyaratan pipa ven


Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam sistem plambing antara lain
(Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura,2000):

Kemiringan pipa ven


Pipa ven harus dibuat dengan kemiringan cukup agar titik air yang terbentuk
atau air yang terbawa masuk kedalamnya dapat mengalir secara gravitasi ke
pipa pembuangan;

Cabang pada pipa ven


Dalam membuat cabang pipa ven harus diusahakan agar udara tidak akan
terhalang oleh masuknya air kotor atau air bekas manapun. Pipa ven untuk
cabang mendatar pipa air buangan harus disambungkan secara vertikal pada
bagian tertinggi dari penampang pipa cabang tersebut, jika terpaksa dapat
disambungkan dengan sudut tidak lebih dari 45 o terhadap vertikal. Syarat ini
bertujuan untuk mencegah masuknya air buangan pada pipa yang dalam
keadaan penuh ke dalam pipa ven;

Letak bagian mendatar pipa ven


Dari tempat sambungan pipa ven dengan cabang mendatar pipa air
buangan, pipa ven tersebut harus dibuat tegak sampai sekurang-kurangnya
150 mm di atas muka air banjir alat plambing tertinggi yang dilayani oleh ven
tersebut, sebelum dibelokkan mendatar atau disambungkan kepada cabang
pipa ven. Walaupun demikian cukup banyak ditemukan keadaan di mana
terpaksa dipasang pipa ven di bawah lantai. Pipa ven semacam itu
melayani pipa cabang mendatar air buangan dan dari tempat sambungannya
dengan cabang mendatar tersebut pipa ven hanya dibuat pendek dari
sambungannya dari arah tegak kemudian langsung dibelokkan mendatar
masih dibawah lantai (tetapi letaknya masih berada di atas cabang mendatar
tersebut);

Ujung pipa ven


Ujung pipa ven harus terbuka ke udara luar, tetapi harus dengan cara yang
tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

Source: Sistem Air Buangan dan Sprikler Plumbing | rangminang


Under Creative Commons License: Attribution

Dua fitting elbow / knee ( L ) berdiameter 3 inci disambung mejadi satu


bagian. Di bagian atasnya nya, pada satu sisi dipasang fitting TY untuk
arah masuk aliran. Pada sisi lain dipasang fitting T untuk arah keluaran.

Diatas kedua fitting terakhir dipasang potongan pipa hingga ke permukaan


tanah atau lantai. Potongan tadi digunakan untuk perawatan. Ujung potongan
ini diberi tutup fitting sejenis, Bilamana tutup ini disaang, berikan pipa
pelepasan udara pada sisi luar. Jika saluran cukup panjang, perhatikan
ketinggian air di dalam trap lebih tinggi 90mm dari permukaan lantai.
Fungsinya sebagai penahan bau dan lewatnya serangga,

Anda mungkin juga menyukai