Hipotiroidisme
Pada pasien yang hamil, dosis levotiroksin harus dinaikkan karena kadar Thyroid-Binding
Globulin(TBG) yang meningkat. Peningkatan kadar TBG menurunkan jumlah obat bebas
dalam plasma dan sebagian obat pindah ke janin, sehingga menurunkan efek kerjanya.2
Hipotiroidisme subklinis, yaitu peningkatan TSH dengan nilai T4 dan T3 yang normal.
Pengobatan diperlukan apabila nilai TSH melebihi 10mIU/L.1
B.
Hipertiroidisme
iodium radioaktif
1. Antitiroid(Tioamida)
Tioamid memiliki beberapa efek menghambat sintesis tiroid. Cara kerja pertama yaitu
menghambat enzim tiroid peroxidase, yang berfungsi mengubah iodide menjadi iodine.Cara
kerja lainnya adalah menghalangi iodotirosin untuk berpasangan.1 Contoh tioamida adalah
propiltiourasil(PTU), metimazol, dan carbimazole(gambar 1). PTU dapat menghambat
deiodinasi pada jaringan perifer.2
PTU sangat cepat diserap dan mencapai konsentrasi puncaknya. PTU diabsorbsi melalui
saluran pencernaan sebanyak dan memiliki bioavailbilitas sekitar 50-80%. PTU
didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh dan dieksresi melalui air susu ibu dan urin, melalui
bentuk glukoronida.1,2 PTU memiliki waktu paruh 1,5 jam dan diberikan setiap 6-8 jam
sebanyak 100 mikrogram. Pemberian dosis tersebut dapat menghambat organifikasi iodine
sebanyak 60% selama 7 jam.2Metimazol diabsorpsi secara lengkap dan memiliki volume
distribusi yang luas. Methimazol dieksresikan lebih lambat, yaitu 65-70% selama 48 jam.2
Efek samping dari tioamid salah satunya adalah agranulosis, yang dapat timbul karena PTU
dan methimazol. Efek samping yang sering muncul adalah purpura dan popular rash, yang
dapat hilang sendiri. Efek samping lainnya adalah nyeri dan kaku sendi.2
Thioamid dapat menembus plasenta, oleh karena itu fetus menerima thioamid yang
dikonsumsi ibunya. Thioamid dapat menyebabkan hipotiroidisme pada janin. Namun PTU
memiliki ikatan dengan protein yang lebih kuat, sehingga lebih sedikit yang beredar bebas
dalam darah. Oleh karena itu PTU masih dapat digunakan ibu hamil.2
2. Inhibitor Anion
Inhibitor anion adalah golongan obat yang menghambat pompa iodide sel folikuler.
Penghambatan ini menurunkan sintesis hormone tiroid. Contoh obat golongan ini adalah
tiosianat, perklorat, dan fluoborat. Obat ini dapat menimbulkan goiter. Efek samping dari
Natrium dan kalium perklorat adalah anemia anaplastik, demam, kelainan kulit, iritasi usus,
dan agranulositosis.2
3. Iodida
Iodida merupakan obat tertua untuk terapi hipertiroidisme. Iodida menghambat organifikasi
dan pelepasan hormone(Wolf-Chaikoff effect) serta menghambat vaskularisasi kelenjar
tiroid.1Sediaan yang digunakan adalah natrium iodide dan kalium iodide, dengan dosis tiga
kali 0,3 mL. Iodida sebaiknya tidak digunakan sendiri. Iodida akan menumpuk dalam folikel,
dan setelah 2-8 minggu efek hambatannya menghilang. Hal ini menimbulkan tirotoksikosis.
Iodida sebaiknya tidak diberikan pada ibu hamil.2
4. Iodida radioaktif
Iodida radioaktif yang sering digunakan adalah 131I, yang memiliki waktu paruh 8 hari. 131I
memancarkan sinar dan . Iodium radioaktif terkumpul dalam folikel. Pancaran sinarnya
menghancurkan parenkim tiroid.1 Dosis terapinya adalah 0,03 mikrogram. Distribusi iodide
radioaktif sama dengan iodine biasa. Eksresi iodide radioaktif dipengaruhi oleh aktifitas
tiroid, pada normotiroid 65%, hipotiroid 85-90%, dan pada hipertiroid 5% dieksresikan dalam
24 jam.2 Iodium radioaktif dikontraindikasikan bagi wanita hamil dan anak-anak.1,2
Indikasi pemakaian Iodida radioaktif adalah2:
grave disease
karsinoma tiroid
2. Thyroid storm
Thyroid storm adalah tirotoksikosis yang muncul tiba-tiba dengan efek yang sangat hebat.
Kondisi ini merupakan kegawatdaruratan. Propanolol 40-60 mg oral setiap enam jam dapat
mengurangi efek tirotoksikosis ke jantung. Kalium iodide sebanyak 10 tetes sehari dapat
menghambat pelepasan hormone tiroid, sedangkan pamberian PTU 250 mg setiap 6 jam
dapat menghambat sintesis hormon.1