BAB V Evapro Yuhuu
BAB V Evapro Yuhuu
masalah
dilakukan
dengan
membandingkan
keluaran
Indikator
Balita yang ditimbang berat
Target
Realisasi Masalah
>70 %
52,75%
(+)
badannya (D/S)
(Sumber: Profil UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur, 2015)
47
48
Penyuluhan Kurang
Metode
Sosial ekonomi
Jarak
Cakupan Tempuh
D/S
Lingkungan
Kurangnya SDM
Sarana
Sarana Penyuluhan
Peran lintas sektor kurang
Karakteristik Ibu
Manusia
49
4.
5.
6.
7.
Kurangnya penyuluhan
Kurangnya sarana penyuluhan
Sosial-ekonomi
Jarak termpuh.
Berdasarkan estimasi penyebab masalah tersebut, diketahui terdapat tujuh
Daftar Masalah
Kurangnya peran lintas sektor
Karakteristik ibu
Kurangnya SDM
Kurangnya penyuluhan
Kurangnya sarana penyuluhan
Sosial-ekonomi
Jarak tempuh
1
6
7
3
2
4
1
5
Anggota
2
3
6
6
7
7
5
5
3
2
1
4
2
3
4
1
4
4
7
6
5
2
3
1
Total
22
28
19
12
11
9
11
Daftar
Importance
Masalah
P=
IxTxR
RI
DU SB
PB
PC
50
1. Karakteristik ibu
Kurangnya peran
2.
lintas sektor
3. Kurangnya SDM
232
200
160
Berdasarkan data primer yang telah didapatkan dalam penelitian yang dilakukan,
prevalensi permasalahan dalam karakteristik ibu beserta parameter tingkatan
prevalensinya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.4 Tingkatan Prevalensi Permasalahan Karakteristik Ibu
N
Permasalahan
Karakteristik Ibu
1
2
3
4
ketidaklengkapan sarana di
Prevalensi
Jumla
%
h
6
30
9
45
6
30
7
35
Parameter
2
3
2
2
40
45
Posyandu
Persepsi ibu terhadap
6
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas, Prevalence (P) untuk masalah status bekerja ibu
dan persepsi ibu terhadap kurangnya peran kader kesehatan memiliki nilai yang
sama tingginya yaitu 5. Hal ini dianggap penting mengingat nilai parameter kedua
masalah tersebut memiliki nilai yang sama tingginya yaitu 3. Tidak berpartisi-
51
pasinya ibu dalam penimbangan bayi salah satunya dikarenakan alasan sibuknya
ibu bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk membawa anak balita ke
Posyandu ataupun Puskesmas untuk ditimbang setiap bulan. Selain itu, persepsi
ibu yang mengangap kurangnya peran kader kesehatan bisa dikarenakan kurang
baiknya pelayanan yang diberikan pada saat penimbangan, kurangnya motivasi
oleh kader untuk tetap rajin menimbang, kurangnya sikap kader pada waktu
melayani penimbangan balita, dan kurangnya keterampilan kader dalam
melakukan penimbangan.
Untuk poin Severity (S), kurangnya peran lintas sektor dan peran SDM
mendapatkan skor yang lebih rendah yaitu 3, sedangkan karakteristik ibu
mendapatkan nilai yang lebih tinggi yaitu 5. Meskipun dapat dikatakan peran
lintas sektor dan SDM mempunyai andil penting dalam masalah ini namun
karakteristik ibu lebih di pertimbangkan karena sasaran utama program
penimbangan berat badan balita adalah ibu balita itu sendiri sehingga memberikan
dampak terhadap capaian target penimbangan berat badan balita apabila
karakteristik ibu tidak baik.
Poin Rate of Increase (RI) untuk ketiga masalah baik itu karakteristik ibu,,
kurangnya perann lintas sektor, kurangnya SDM diberikan skor yang sama yaitu
3. Hal ini dikarenakan setiap tahun masalah yang dirasakan hampir selalu sama
dan tidak ada perbedaan yang signifikan.
Degree of Unmeet Need (DU) untuk karakteristik ibu dan kurangnya SDM
diberikan skor 3 sedangkan kurangnya peran lintas sektor diberikan skor 2 hal ini
dikarenakan perbaikan karakteristik ibu yang diinginkan tidak terpenuhi yang
menyebababkan terjadinya kurangnya pengertian dan pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya menimbang dan memantau perkembangan pertumbuhan balita
mereka, sedangkan jumlah SDM yang diinginkan masih terbatas yang
menyebakan terjadinya ketimpangan dan kurangnya informasi yang sampai dan di
dapatkan ibu balita tentang pentingnya menimbang dan memantau pertumbuhan
dan perkembangan balita mereka di posyandu. Peranan lintas sektor sendiri
diharapkan bisa menjadi pembantu dalam melaksanakan program-program yang
telah ada sebagai imbas dari kurangnya SDM yang ada. Namun demikian,
52
keinginan masyarakat seperti yang tersebut di atas akan percuma saja jika tidak
disertai suatu upaya yang nyata dari masyarakat itu sendiri.
Sosial Benefit (SB) untuk masalah kurang baiknya karakteristik ibu
diberikan skor tertinggi karena dapat berakibat rendahnya partisipasi ibu untuk
membawa balitanya untuk menimbang berat badan sehingga dapat berakibat pada
tidak terdeteksinya status gizi balita tersebut sehingga risiko untuk sakit menjadi
lebih besar terutama jika mengalami gizi kurang atau buruk. Balita yang sakit
karena status gizi yang kurang atau buruk tentunya akan membuat bertambahnya
pengeluaran untuk pengobatan penyakit.
Public Concern (PB) untuk masalah kurang baiknya karakteristik ibu
mendapatkan skor tertinggi yaitu 5. Kurang baiknya karakteristik ibu
memberikan gambaran kurangnya rasa keprihatinan masyarakat akan masalah
penimbangan balita. Masyarakat merasa bahwa penimbangan berat badan balita
bukanlah suatu hal yang penting yang harus dilakukan secara rutin. Kurangnya
peran lintas sektor dan kurangnya jumlah SDM mengambarkan kurangnya
kepedulian masyarakat dalam meningkatkan jumlah bayi yang menimbang di
Posyandu. Hal tersebut dapat dilihat dari Rate of Increase, yang mana kedua
masalah tersebut selalu ada tiap tahunnya. Suatu program dapat berjalan dengan
baik dan memberikan dampak sosial yang baik apabila masalah yang ada minimal
atau bahkan tidak ada, terlepas dari ketidaktahuan masyarakat tentang
permasalahan program tersebut.
Political Climate (PC) untuk masalah kurang baiknya karakteristik ibu dan
kurangnya jumlah SDM memiliki skor yang sama yaitu mendapatkan skor 3. Hal
ini disebabkan pemerintah telah berupaya dalam peningkatan karakteristik ibu dan
penambahan jumlah SDM melalui penyelenggaraan bulan penimbangan pada
bulan November yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam penimbangan dan pemerintah telah melalukan pelatihan mengenai
pemantauan pertumbuhan kepada tenaga kesehatan. Kedua masalah ini diberi nilai
rendah karena pemerintah telah membentuk program tersebut, sehingga tidak
menjadi prioritas dalam hal Political Climate.
53
54
55
56
b.
c.
Efektivitas
Alternatif Penyelesaian
Masalah
Pelayanan dengan
kunjungan rumah.
Pembuatan Poster, Leaflet,
dan video penyuluhan
mengenai pentingnya
penimbangan balita
Penyediaan sarana
Efisiens
V
i
(C)
Jumlah
(M x I x V/C)
25
2,7
2,4
57
4
5
6
Posyandu
Pembentukan kader dari
tokoh masyarakat
Penambahan petugas gizi
Pelatihan kader
16
3
5
4
5
3
3
5
3
7,2
25
tersebut, program