PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Glaukoma pada anak dapat terjadi secara primer maupun
pada mata dengan sisi wajah yang terdapat tanda lesi kutaneus (port
wine stain).1-8
Sturge-Weber Syndrome merupakan suatu kelainan kongenital
yang jarang terjadi dan penyebab pastinya belum diketahui. Angka
kejadian SWS di Amerika diperkirakan sebesar 1 tiap 50.000 kelahiran.
Kejadian SWS tidak dipengaruhi oleh ras dan jenis kelamin. SWS tidak
diturukan secara herediter dan biasanya disebabkan oleh mutasi gen. 1-9
Pada SWS dapat terjadi kelainan berupa dilatasi vena di fasial
yang terlihat sebagai gambaran lesi kulit port wine stain, malformasi vena
kapiler leptomeningeal, kelainan neurologis berupa kejang fokal maupun
umum, hemiparesis, kesulitan belajar hingga retardasi mental, serta
kelainan okular. Manifestasi okular yang paling sering dan serius adalah
glaukoma. Pada mata dapat ditemukan buftalmus, pembesaran diameter
kornea, edema kornea, robekan membran descemet (Haab striae),
cupping saraf optik lebih dari 0,3, miopia, anisometropia, strabismus dan
defek lapangan pandang.1-8
Penatalaksanaan SWS bergantung pada manifestasi klinis yang
ada. Pengobatan medikamentosa perlu diberikan untuk mengatasi
kejang, terapi fisik untuk mengatasi hemiparese, serta terapi edukasi
untuk anak dengan gangguan kognitif maupun retardasi mental. Terapi
untuk gangguan okular berupa glaukoma diberikan medikamentosa
dengan antiglaukoma. Apabila tekanan intraokular tidak terkontrol maka
dapat dilakukan tindakan operasi. 1-8 Pada laporan kasus ini akan dibahas
mengenai glaukoma kongenital sekunder akibat Sturge Weber Syndrome.
1.2
Tujuan
Mengetahui gejala klinis dan penatalaksanaan glaukoma sekunder