PAHLAWAN
pernafasannya menjadi sesak karena pengaruh hawa Yin dan Yang, kemudian
tidak memiliki kontrol yang baik dalam hal mempertahankan diri.
Ho hoho Yin Yang ba gua chang sudah kehilangan inti aslinya
ho..ho..ho sudah tidak sedahsyat Zhang Songxi and Zhang Cuisan yang
memainkan Cuma tersisa gayanya saja, sedangkan intinya telah hilangho
.hotidak berguna sama sekali.
Sekali tangannya bergerak, maka keempat murid utama Chen Bangzhu
sudah terlempar delapan tombak dengan mata, hidung, dan telinga
mengucurkan darah berwarna biru, dan tidak beberapa lama, mereka
menghembuskan nafasnya tanpa sempat mengeluarkan suara lagi.
Sungguh ilmu yang sangat dahsyat tetapi keji.
Raut wajah Chen Bangzhu menjadi merah padam, seolah-olah api telah
membakar dadanya. Ia melompat maju.
Hari ini aku harus mengadu nyawa dengan kau, manusia jahanam!
Chen Bangzhu menyerang dengan ilmu Wudang yang sudah masak dan
sempurna, maka serangannya tidak bisa dibandingkan dengan keempat
muridnya. Ia menggerakkan seluruh kekuatan sinkangnya, dan sambil
melompat tinggi, tiba-tiba tubuhnya meluncur cepat menyerang orang itu.
Maka terjadilah pertempuran yang sangat dahsyat.
Jurus-jurus simpanan Wudangpai dikeluarkan semua dan dilepaskan
dengan sinkang yang tidak tanggung-tanggung lagi. Kali ini ketua
Wudangpai telah mengambil keputusan untuk membinasakan Lan wugui
(Iblis halimun biru) atau ia sendiri binasa di tangan si iblis.
Sukar untuk dilukiskan jalan pertarungan ini dengan kata-kata, karena
masing-masing mempergunakan sinkang yang dahsyat dan sekaligus
ginkang yang sudah mencapai tingkat yang sangat tinggi sekali. Seranganserangan kedua ahli mencicit-cicit bagaikan suara tikus tercepit dan makin
CHAPTER 4, PERTEMPURAN DI WUDANGSHAN
Lingkaran |41
lama makin tajam. Sementara itu sebagian besar orang yang melihat
pertempuran itu menjadi menggigil, puyeng, bahkan tidak kurang dari
duapuluh tujuh orang tergeletak pingsan karena tidak kuat menahan
mendengar beradunya sinkang dan kiekhang.
Jiugong Shibatui (delapan belas tendangan Sembilan pillar) Seru
Chen
Bangzhu.
Tubuhnya melesat bagaikan burung rajawali yang melepaskan tendangan,
sedangkan tangannya membentuk sembilan lingkaran yang mengeluarkan
hawa mujijat menderu-deru. Ini salah satu ilmu Wudang yang sangat sulit
dipelajari, karena membutuhkan ginkang dan sinkang tingkat tinggi.
Lan wugui tidak menjadi keder dengan ilmu ini, dengan sangat cepat
dan sigap ia juga melancarkan serangan dengan kuat dan cepatr.
La wu guan yingzi (halimun biru membuka bayangan).!
Duapuluh empat gerakan telah dilancarkan hanya dengan satu
serangan. Semua orang terbelalak menyaksikan kecepatan serangan ini.
Karena tubuhnya seakan-akan berubah menjadi halimun biru yang diterjang
badai, sebentar nampak sebentar hilang.
Luar-biasa.
Mata Yang Jing melihat ilmu orang ini tanpa berkedip.
Ia berguman,
Sungguh sangat dahsyat hampir-hampir tidak ada lowongan untuk
mematahkan serangan ini! Namun Chen su kong (Kakek Chen) dapat
mempergunakan Yuanzhou Fudiquan (monyet memecah, mendekamdi
tanah), karena tidak ada halimun yang menyentuh tanah. Halimun selalu
berada di atas permukaan tanah. Begitu ia menyentuh tanah, maka sirnalah
halimun.
Paman Gan, selamat siang, bi ren (saya yang rendah), Li Fong, memberi
hormat. Apakah Paman baik-baik saja selama ini?
Fong zhi, wa wa sudah semakin dewasa, tampak bertambah gagah
dan cantik jelita. Sudah berapa tahun usiamu sekarang?
Jendral Gan menatap Li Fong lekat-lekat. Rasa kagum terpancar dari
pandangan matanya. hampir enambelas tahun, paman! jelas Li Fong
dengan hormat.
Ilmu silatmu pasti sudah meningkat pesat! Betapa inginnya aku melihat
kamu melakukan pibu dengan keponakanku, Gan Bu Tong. Pasti akan ramai
sekali. Kalian akan menjadi pasangan yang setimpal dari berbagai banyak
hal!
Li Fong menatap mata jendral Gan penuh selidik. Masih segar dalam
ingatannya, betapa jendral Gan berusaha mendekatkan keponakannya itu
dengannya. Dalam hati Li Fong, ia mengakui bahwa Bu Tong adalah seorang
pemuda yang gagah dan berilmu tinggi. Ia adalah murid tunggal dari Xing
Dao Xuezhe (sastrawan golok sakti), Lin Taokang. Pernah sekali ia
menyaksikan ilmu goloknya. Gerakannya sangat indah. Kadang-kadang
bergerak seperti orang melukis, namun tiba-tiba bergerak begitu cepat
membentuk huruf-huruf tertentu yang tidak bisa diduga arah gerakannya.
Ilmu yang sangat halus tetapi mengeluarkan sinar-sinar kilat yang dapat
membinasakan musuhnya dalam jarak yang tidak terlalu dekat. Ginkangnya
sangat istimewa. Ia bisa bergerak jauh lebih cepat dari burung walet.
Li Fong sempat berkenalan dengan pemuda ini. Ia memiliki kesan,
pemuda ini pendiam, dan memandang terlalu tinggi diri sendiri sehingga
cenderung memandang rendah orang lain. Bersikap acuh-tak- acuh. Namun,
Li Fong mengetahui, Bu Tong seringkali mencuri pandang dan menatapnya
lama sekali. Sikap seperti ini tidak disukai oleh Li Fong.
Fong Zhi, usiamu sudah limabelas tahun, tidak ada salahnya bersahabat
dengan Bu Tong, demikian kerapkali jendral Gan membujuknya.
CHAPTER 5, BUDDHA MENABUR HUJAN BADAI
Lingkaran |48
malam di rumah jendral Gan. Ibu berharap, Fong zhi bisa berkenalan lebih
erat dengan Bu Tong.
Niang Fong Zhi tidak mau pergi ke rumah jendral Gan, Niang dan Tiatia saja yang pergi, Fong ingin istirahat. Li Fong meninggalkan ibunya dan
bergegas menuju kamarnya sendiri.
Menjelang sore hari, nampak seorang gadis memakai pakaian ringkas
dan membawa buntalan di punggungnya melompat keluar dari jendela
kamar Pangeran Hsing Ta Siong. Gadis itu adalah Hsing Li Fong. Jiwa
penggembara yang sudah tertanam begitu dalam di hidupnya
mendorongnya untuk pergi dari istana orang tuanya. Tidak ada satu
pengawal istana yang bisa melihat gerakannya. Ia berlari cepat meninggalkan
gedung itu.
Tiga li sudah dilewati dengan sangat cepat. Ayahnya pun tidak akan
sanggup mengejarnya. Ketika ia sedang berlari melompati kebun seorang
saudarang pedagang textil, ia merasakan serumpun hawa sakti menerjang
punggungnya. Ia berkelit, namun hawa sakti itu terus mengejar tanpa dapat
ditolaknya. Tanpa dapat dicegah lagi, kekuatan hawa sakti itu menghantam
punggungnya dengan keras.
Buk , ia jatuh di kebun itu! Keadaan membangkitkan amarahnya. Ia
cepat berdiri, mengatur pernafasannya, kemudian dengan menggunakan
jurus Fo Jing Xin kai kong (Buddha meditasi membuka hawa), ia menerjang
orang bertopeng yang menyerangnya itu.
Fo Jing Xin Kai Kong ..!!!
Orang bertopeng itu memapaki serangannya dengan tangan terbuka
lebar, sehingga terjadi pertemuan dua ilmu sakti yang menimbulkan
goncangan di sekitarnya.Des..!
Pertemuan dua ilmu sakti itu berakibat sangat luar-biasa. Bunga-bunga
dan pohon di sekitar kebun itu menjadi layu seperti terbakar dalam waktu
CHAPTER 5, BUDDHA MENABUR HUJAN BADAI
Lingkaran |50