Disusun oleh:
SAMATHA ADISTY EKASIWI
NIM : C2C009182
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Penyusun
: C2C009182
Fakultas/ Jurusan
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
ii
Nama Penyusun
: C2C009182
Fakultas / Jurusan
: Ekonomi / Akuntansi
Judul Skripsi
Tim Penguji :
1. Dr. Endang Kiswara,S.E., M.Si., Akt.
(.................................)
(.................................)
(.................................)
iii
skripsi
RELEVANSI
dengan
judul:
PERAN
UNDANG-UNDANG
AUDIT
INTERNAL
AKUNTAN
PUBLIK
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor dan peran audit internal
yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya pengungkapan kelemahan material
pada perusahaan di Indonesia. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Lin
et al. dimana perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini
dilakukan di Indonesia dan harus dilakukan survei menggunakan kuesioner
terlebih dahulu. Terdapat enam variabel yang diduga dapat mempengaruhi
pengungkapan kelemahan material pada perusahaan. Tiga variabel merupakan
indikator dari Atribut Internal Audit Function (IAF) yaitu kompetensi,
objektivitas, dan investasi. Tiga variabel yang lain merupakan indikator dari
Aktivitas Internal Audit Function (IAF) yaitu grade audit internal, follow-up,dan
koordinasi.
Hasil penelitian menunjukkan kompetensi auditor internal tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan kelemahan material, objektivitas auditor
internal berpengaruh positif terhadap pengungkapan kelemahan material, investasi
pada auditor internal tidak berpengaruh terhadap pengungkapan kelemahan
material, grade audit internal tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
kelemahan material, follow-up temuan audit tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan kelemahan material,dan koordinasi antara auditor internal dengan
auditor eksternal tidak berpengaruh terhadap pengungkapan kelemahan material.
Implikasi hasil riset terhadap tata kelola perusahaan yang baik, kompetensi
auditor internal tidak sejalan dengan prinsip akuntabilitas, objektivitas auditor
internal sejalan dengan prinsip transparansi dan independensi, investasi pada
auditor internal tidak sesuai prinsip kewajaran dan kesetaraan, grade audit internal
belum memenuhi prinsip akuntabilitas, follow-up temuan audit tidak berjalan
efektif sesuai pokok pedoman transparansi, koordinasi dengan auditor eksternal
tidak dapat memenuhi prinsip independensi.
ABSTRACT
This study aims to analyze the factors and the role of internal audit that
affect the likelihood of disclosure of material weaknesses in the company in
Indonesia. This research study is a replica of Lin et al. where the difference with
previous studies is the study conducted in Indonesia and had conducted a survey
using a questionnaire first. There are six variables that might impact on the
disclosure of material weaknesses in the company. The three variables are
indicators of the Attributes of Internal Audit Function (IAF), namely competence,
objectivity, and investment. Three other variables are indicators of the Internal
Audit Activity Function (IAF) is the grade of internal audits, follow-up and
coordination.
The results show the competence of internal auditors has no effect on the
disclosure of material weaknesses, internal auditor objectivity positive influence
on disclosure of material weaknesses, investments in internal auditor has no effect
on the disclosure of material weaknesses, internal audit grade does not affect the
disclosure of material weaknesses, follow-up on audit findings are not affect the
disclosure of material weakness, and coordination between the internal auditor
with the external auditor has no effect on the disclosure of material weaknesses.
Implications of the results of research on good corporate governance,
internal auditor competence is not in line with the principles of accountability,
objectivity of internal auditors in line with the principles of transparency and
independence, investment in internal auditors do not fit the principles of fairness
and equity, internal audit grade do not meet the principles of accountability,
follow-up audit findings has not been effective in accordance basic guidelines for
transparency, coordination with external auditors can not satisfy the principle of
independence.
Keywords: internal audit function, material weaknesses, good corporate
governance
vi
KATA PENGANTAR
DALAM
RELEVANSI
UNDANG-UNDANG AKUNTAN
dukungan, bimbingan, bantuan, serta doa yang mengalir dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepada kedua orang tua dan adik yang telah memberikan kasih sayang,
pengalaman, nasihat, kebahagiaan, pelajaran dan doa. Terima kasih atas
segala sesuatu yang telah diberikan.
2. Dr. Endang Kiswara, S.E., M.Si., Akt. Selaku Dosen Pembimbing yang
telah sangat sabar membimbing, memberikan saran dan dukungan
dalam penulisan skripsi ini dan menjadi motivator dan inspirator yang
diajarkan.
3. Andri Prastiwi, Msi, Akt. selaku Dosen Wali.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat.
5. Seluruh keluarga besar, terima kasih atas doa, dukungan, dorongan, dan
semangat yang diberikan.
6. Teman teman dan Sahabat yang telah membantu kelancaran penulisan
skripsi ini.
vii
Skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
setiap kritik dan saran yang membangun akan sangat bermanfaat demi penulisan
yang lebih baik di masa mendatang. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan dan almamaterku tercinta.
Wassalamualaikum Wr. Wb
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
ii
iii
iv
ABSTRAK ..................................................................................................
ABSTRACT ................................................................................................
vi
2.1.4
2.2
2.3
2.4
3.2.2
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
2.1
2.2
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 71
Lampiran B Kuesioner Penelitian .................................................................... 73
Lampiran C Daftar Sampel ............................................................................... 80
Lampiran D Output SmartPLS .......................................................................... 82
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini dibagi menjadi empat sub bab, yaitu latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan
penelitian.
Pada sub bab latar belakang masalah akan dibahas mengenai masalah yang
melatar belakangi dilakukannya penelitian ini. Pada sub bab perumusan masalah,
dijelaskan mengenai permasalahan yang menimbulkan pertanyaan peneliti yang
nantinya dapat dijadikan sebagai hipotesis, dan pada sub bab yang tujuan dan
manfaat dijelaskan mengenai manfaat dan tujuan dari dilakukannya penelitian ini
serta sistematika penulisan penelitian.
Pengungkapan
kelemahan
material
merupakan
keadaan
yang
Faktor
yang
mempengaruhi
terjadinya
kelemahan
material
kompetensi
auditor
internal
berpengaruh
terhadap
menguji
pengaruh
grading
audit
internal
terhadap
b. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh fungsi
audit
internal
terhadap
pengungkapan
kelemahan
material
pada
2. Manfaat Praktis
Memberikan masukan bagi perusahaan untuk meningkatkan
kualitas fungsi audit internal terhadap pengungkapan kelemahan material
untuk meningkatkan kualitas perusahaan.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas mengenai landasan teori, penelitian terdahulu
yang berisi mengenai penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya dan hasil dari
penelitian tersebut, kemudian akan dibahas mengenai kerangka pemikiran
penelitian dan yang terakhir akan dibahas mengenai argumentasi atas
pengembangan hipotesis pada penelitian ini.
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Teori Agensi
Pada tahun 1976, Jensen dan Meckling mengemukakan Teori Agensi.
Prinsip utama dari teori ini adalah hubungan kerja antara pihak yang memberi
wewenang (prinsipal) yaitu pemilik sumber daya ekonomis yang biasa disebut
investor dengan pihak yang menerima wewenang (agen) yaitu manajer, dimana di
dalamnya terdapat penjelasan tentang hubungan bahwa perusahaan merupakan
kumpulan kontrak (nexus of contract).
Pendelegasian tugas dari pemberi wewenang (prinsipal) kepada penerima
wewenang (agen) disebut hubungan keagenan. Hubungan keagenan terjadi ketika
satu atau lebih pemberi wewenang (prinsipal) menyewa individu lain sebagai
penerima
wewenang
(agen)
untuk
melakukan
beberapa
jasa
dengan
Internal
melakukan
suatu
kegiatan
memberian
keyakinan
(assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, maka pada UU
Akuntan Publik ini pasal yang dianggap relevan dengan fungsi dan tugas auditor
internal adalah :
1. Pasal 3 ayat 1 : Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi :
a. Jasa audit atas informasi keuangan historis;
10
mutu.
:dalam memberikan jasa asurans sebagaimana
4. Pasal 28 ayat 1
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Akuntan Publik dan KAP wajib
menjaga independensi serta bebas dari benturan kepentingan.
Material
adalah
ketidakefisien,
atau
kombinasi
11
tahunan atau tengah tahunan tidak akan tercegah atau terdeteksi (Standar Audit 2,
paragraf 10).
audit
eksternal
menyatakan
bahwa
auditor
eksternal
harus
12
2.1.4.2 Obyektifitas
Obyektifitas yaitu suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota audit internal. Prinsip dalam obyektifitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka
atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh
pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus
menujukkan obyektivitas mereka di berbagai situasi. Mereka harus melindungi
integritas pekerjaannya dan memelihara obyektifitas (Mulyadi, 2002).
2.1.4.3 Investasi
Investasi menurut para praktisi dan akademisi umumnya bahwa
manajemen dapat meningkatkan kualitas Internal Audit Function (IAF) dengan
meningkatkan sumber daya yang dialokasikan untuk Internal Audit Function
(IAF) (Gramling et al. 2004, Ge dan McVay 2005). Perusahaan dengan investasi
Internal Audit Function (IAF) yang lebih besar akan menerapkan prosedur pada
Pasal 404 secara kuat dalam mendukung evaluasi manajemen terhadap
pengendalian atas pelaporan keuangan dalam Lin, et al.,(2011).
2.1.5 Aktivitas Internal Audit Function (IAF)
Standar audit eksternal berpendapat bahwa auditor eksternal mengevaluasi
sifat, waktu, dan taraf pekerjaan lapangan fungsi audit internal dalam perencanaan
audit dan menentukan apakah akan bergantung pada pekerjaan auditor internal.
Lin, et al., 2011 dalam penelitiannya menjelaskan sesuai dengan ketentuan yang
dikeluarkan oleh Institute of Internal Audit (IIA) menunjukkan bahwa faktor-
13
faktor berikut relevan dengan proses pelaporan keuangan yang merupakan bagian
dari aktivitas Internal Audit Function (IAF) :
1. menggunaan teknik jaminan kualitas lapangan,
2. memasukkan proses pelaporan keuangan dalam lingkup audit,
3.
4. melakukan
follow-up
dari
masalah
kontrol
yang
diidentifikasi
sebelumnya,dan
5.
Definisi
Tujuan yang dicapai
Jumlah sesuai dengan kebijakan dan
prosedur.
14
Memuaskan (satisfactory)
Tidak memuaskan
(unsatisfactory)
15
2.1.5.2 Follow-up
Follow-up menurut Hiro Tugiman (2006:75) menyebutkan : Tindak
lanjut (follow up) oleh audit internal diartikan sebagai suatu proses untuk
menentukan kecukupan, keefektifan dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan
yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai temuan pemeriksaan yang
dilaporkan. Audit internal melakukan peninjauan secara terus menerus dan
melakukan tindak lanjut temuan audit yang telah dilaporkan. Mulai dari tingkat
risiko hingga kerugian yang terjadi perlu dilakukan tingkat pemantauan supaya
dapat diketahui telah dilakukan tindakan yang tepat dan tidak terulang kembali.
2.1.5.3 Koordinasi
Koordinasi diatur dalam standar 2050, dimana Kepala Eksekutif Audit
harus berbagi informasi dan mengoordinasikan kegiatan dengan penyedia
layanan assurance dan konsultasi lainnya, baik internal maupun eksternal, untuk
memastikan lingkup yang tepat/memadai serta mengurangi duplikasi pekerjaan
(efforts). Selanjutnya Institute of Internal Audit memberikan pedoman aktivitas
koordinasi ini sebagai berikut:
16
17
sumber : (http://auditorinternal.com/2010/11/30/koordinasi/)
18
Responsibilitas
perundang-undangan
yaitu
serta
perusahaan
melaksanakan
harus
mematuhi
tanggung
jawab
peraturan
terhadap
19
komite audit dan jumlah budget yang dialikasikan dalam aktivitas pengendalian
internal. Komite audit yang terdiri dari direksi non karyawan lebih mungkin, dari
komite audit dengan satu orang dalam lebih untuk memiliki pertemuan rutin
dengan kepala auditor internal, review internal audit program dan hasil internal
auditing.
Lin et al. (2011) melakukan penelitian dengan judul penelitian The Role
of The Internal Audit in the Disclosure of Material Weakness. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa pengungkapan kelemahan material berhubungan negatif
terkait dengan tingkat pendidikan Internal Audit Function (IAF) dan sejauh mana
Internal Audit Function (IAF) menggabungkan teknik kualitas jaminan ke
lapangan, kegiatan audit terkait dengan pelaporan keuangan. Selain itu ditemukan
bahwa pengungkapan kelemahan material berhubungan positif dengan praktek
Internal Audit Function (IAF) terkait perikatan audit dan koordinasi auditor
eksternal-internal, menunjukkan bahwa kegiatan ini meningkatkan efektivitas
proses kepatuhan Bagian 404.
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No
Nama
Variabel
Metode Analisis
Hasil
.
1.
Yan et al.
(2007)
Independen : Kualitas
Komite Audit,
Independensi Auditor
Dependen : Kelemahan
Pengendalian Internal
20
3.
Abbottet al.
( 2010)
Independen :
Internal Audit Fuction
(IAF)
Dependen :
relative
oversight of
internal audit by
the audit
committee
total assets,
ratio of total
long-term debt
to total asset
ratio of
inventory to
total assets
foreign sales as
a percentage
Grouth
operating cash
flow
R&D
Material
Weakness
Manage
Lin et al.
Independen :
(2011)
Atribut IAF dan
Aktivitas IAF
Dependen :
Pengungkapan
Kelemahan
Material
Analisis Regresi
Analisis Regresi
21
22
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Keterangan :
Variabel bebas =
Kompetensi
H1
Atribut IAF
Obyektifitas
H2
+
Investasi
H3
H4
H5
Grading Audit
Internal
Aktivitas IAF
Follow-up
H6
Koordinasi
Pengungkapan
Kelemahan Material
23
2.4.2
Pengaruh
obyektivitas
auditor
internal
terhadap
Standar
Institute
of
Internal
Audit
bahwa
24
2.4.3
Pengaruh
investasi
pada
auditor
internal
terhadap
25
2.4.4 Pengaruh
kelemahan material
Grade adalah sarana paling mudah untuk menyampaikan pendapat
atas risiko yang ditimbulkan oleh unit atau area fungsional yang diaudit,
Institute of Internal Audit (IIA) memberikan petunjuk khusus tentang
rating praktek pengendalian internal (Institute of Internal Audit (IIA),
2009a). Grading meningkatkan penilaian auditor terhadap risiko salah saji
keuangan dan memfasilitasi sumber daya alokasi audit yang sesuai pada
evaluasi dan pengujian yang relevan dengan tingkat kontrol perusahaan
(Hogan dan Wilkins 2008; Public Company Accounting Oversight Board
2007a; Wright dan Ashton 1989). Grading audit internal relevan dengan
pasal 25 ayat 2(c) membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas
kertas kerja tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat
dirumuskan adalah :
H4
Grading
audit
internal
berpengaruh
positif
terhadap
26
2.4.6
27
28
BAB III
METODE PENELITIAN
ini
didukung
dengan
data-data
yang
bersifat
29
3.2.2.2 Kompetensi
Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melaksanakan audit dengan benar (Rai, 2008 dalam Sukriah, dkk 2009).
Pengukuran variabel kompetensi menggunakan pertanyaan indikator yang
diadopsi dari kuesioner GAIN (Global Audit Information Network) tahun 2012
dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang digunakan yang digunakan adalah
30
skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat
tidak setuju sampai dengan sangat setuju). Indikator kompetensi yaitu :
1. Pengalaman
Pengalaman adalah kerja seseorang yang menunjukkan jenis
jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang
untuk bekerja lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang,
semakin terampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola
berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Puspaningsih,2004).
2. Sertifikasi
Sertifikasi profesional merupakan suatu pengakuan yang diberikan
suatu organisasi terhadap seseorang yang telah menunjukan pelaksanaan
pekerjaan sesuai standar profesi yang telah ditetapkan organisasi. Biasanya
sertifikasi yang telah diberikan harus diperbarui melalui suatu pendidikan
berkelanjutan. Sertifikasi sebagai auditor internal seperti CIA. Auditor
dapat telah menempuh satu atau lebih sertifikasi audit.
(http://iknow.apb-group.com/sertifikasi-profesional-auditor-internal/)
3.2.2.3 Obyektifitas
Obyektivitas merupakan
31
memberikan
nasihat
terkait
pengendalian
internal,
resiko
32
3.2.2.4 Investasi
Investasi yaitu sejumlah dana yang dikeluarkan dan kesempatan
untuk memperoleh hasil selama proses investasi. Manajemen perusahaan
melakukan investasi dengan meningkatkan kualitas Internal Audit
Function (IAF) dan melakukan peningkatkan sumber daya yang
dialokasikan untuk Internal Audit Function (IAF) (Gramling et al. 2004,
Ge dan McVay 2005). Pengukuran indikator investasi menggunakan 2
pertanyaan indikator yang diadopsi dari kuesioner GAIN (Global Audit
Information Network) tahun 2012 dengan penyesuaian. Skala pengukuran
yang digunakan yang digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor
antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan
sangat setuju).
33
3.2.2.6 Follow-up
Follow-up yaitu peninjauan secara terus menerus dalam
melakukan tindak lanjut temuan audit yang telah dilaporkan oleh audit
internal. Follow-up ditemukan mulai dari tingkat risiko hingga kerugian
yang terjadi dan perlu dilakukan tingkat pemantauan supaya dapat
diketahui telah dilakukan tindakan yang tepat dan tidak terulang kembali.
Pengukuran variabel follow-up menggunakan 2 pertanyaan indikator yang
diadopsi dari kuesioner GAIN (Global Audit Information Network) tahun
2012 dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang digunakan yang
digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan
5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
34
No.
Variabel
Dimensi
1.
Pengungkapan
Kelemahan
Material
Relevansi
Organisasi dan
Kegiatan Audit
Internal terhadap
UU Akt Publik
no. 5/2011
2.
Kompetensi
Atribut IAF
Indikator
1. Aspek UU
Akt Publik
No.5 tahun
2011
2. Komponen
UU Akt
Publik No.5
tahun 2011
1. Pengalaman
2. Sertifikasi
Skala
Pengukuran
Ordinal
diukur
dengan skala
likert 5 poin
Ordinal
diukur
35
3.
Objektifitas
3.
Investasi
4.
Grading
Internal Audit
Aktivitas IAF
3. Meningkat
kredibilitas
auditor
1. Posisi Chief
Audit
Executive
(CAE)
2. Penilaian
risiko sistem
3. Penilaian
lingkungan
pengendalian
4. Penilaian
lingkungan
pengendalian
oleh anak
perusahaan
5. Koordinasi
supaya tidak
terjadi
pegujian
berganda
6. Temuan
signifikan
7. Audit
performed
8. Penipuan dan
konflik
kepentingan
9. Kepatuhan
terhadap
hukum, kode
etik dan etika
1. Biaya
operasional
menunjang
kinerja
2. Dana untuk
menambah
auditor
1. Laporan
audit
meliputi
grading
2. Sistem
grading
dengan skala
likert 5 poin
Ordinal
diukur
dengan skala
likert 5 poin
36
5.
Follow-up
1.
2.
6.
Koordinasi
dengan auditor
eksternal
1.
2.
untuk
mengukur
kinerja
Pemantauan
pelaksanaan
follow-up
Review hasil
follow-up
Terdapat
koordinasi
dengan
auditor
eksternal
Auditor
eksternal
memberikan
assurance
37
38
39
40
sedangkan
composite
reliability
merupakan
closer
41