Anda di halaman 1dari 20

Endank Biologi

Rabu, 12 Maret 2014

PROPOSAL DENGAN METODE ASSURE


PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE
TERHADAP KETERAMPILAN BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS X
BIOLOGI SMA NEGERI 3 SUMBAWA BESAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PROPOSAL

Oleh :
SRI ENDANG SATRIANI
11.01.14.0182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN (FKIP)
UNVERSITAS SAMAWA (UNSA)
SUMBAWA BESAR
TAHUN 2013/2014

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Proposal yang
berjudul. PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE
TERHADAP KETERAMPILAN BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS X BIOLOGI
SMA NEGERI 3 SUMBAWA BESAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014.dapat
terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan Proposal ini penulis banyak mendapatakan bantuan, bimbingan
dan saran-saran dari berbagai pihak, untuk itu ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Drs. I Made Sentaya, M.Pd selaku Dosen pembina mata kuliah metode penelitian yang
telah dengan sabar memberikan bimbingan selama pelaksanaan perkuliahan
sehingga penyelesaian proposal ini dapat terselesaikan.
2. Kepada keluarga saya tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi,
pengertian, kesabaran, dan pengorbanan tak terhingga, sehingga pelaksanaan
perkuliahan selama ini dapat terlaksana
3. Semua teman-teman seperjuangan angkatan 2011 jurusan Biologi fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) yang telah banyak memberikan bantuan,
motivasi dan kebersamaan harapan saya semoga kita semua segera dapat
menyelesaikan Studi S1 ini dengan tepat waktu.
Sumbawa Besar, 27 Januari 2014
Penulis,
i

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1. Latar Belakanng..................................................................... 1
1.2. Identifikasi masalah............................................................... 4
1.3.Batasan Masalah..................................................................... 4
1.4.Rumusan Masalah................................................................... 5
1.5.Tujuan Penelitian.................................................................... 5
1.6. Manfaat Penelitian................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI............................................................ 7


2.1.Tinjauan Teori Model Pembelajaran Assure....................... 7
2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Assure...................... 7
2.1.2. Ciri Model Pembelajaran Assure.................................. 8
ii
2.1.3. Langkah Model Pembelajaran Assure......................... 8
2.2.Tinjauan Keterampilan Belajar............................................. 15
2.2.1.Pengertian Keterampilan Belajar.................................. 16
2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Belajar.... 16
2.3. Kerangka Berfikir.................................................................. 18
2.4. Hipotesis Penelitian................................................................. 19
BAB 111 METODE PENELITIAN................................................... 20
3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian............................................ 20
3.2. Subjek Penelitian..................................................................... 22
3.2.1. Populasi Penelitian........................................................ 22
3.2.2.

Sampel Penelitian......................................................... 22

3.3. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 23


3.4. Instrumen................................................................................. 24
3.5. Teknik Analisis Data............................................................... 25
3.5.1. Uji Prasyarat......................................................................... 25
3.5.2. Analisis Data......................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
ii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas


sumberdaya manusia, baik sosial, spiritual, intelektual, maupun professional. Upaya
peningkatan kualitas pendidikan menjadi prioritas utama dari program pendidikan nasional
saat ini, peningkatan kualitas pendidikan bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Proses peningkatan
kualitas pendidikan adalah upaya yang komplek karena menyangkut perencanaan, pendanaan
dan pengelolaan proses pembelajaran.
Tujuan proses belajar mengajar secara ideal yaitu agar semua peserta didik dapat
menguasai bahan ajar secara maksimal. Namun ternyata masalah yang masih banyak
diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata
hasil belajar. Selain itu, dalam pelaksanaan masih ada anggapan bahwa siswa dalam satu
kelas mempunyai kemampuan dan cara belajar yang sama. Dengan pengajaran klasikal yang
melihat sejumlah peserta didik dengan pemberian pengajaran yang sama, tentu saja tidak
sejalan dengan asas bahwa anak itu secara individual berbeda-beda dalam kemampuan
dasarnya, minat, kecepatan, dan lamban belajarnya. Perbedaan individual peserta didik
semacam itu perlu mendapat perhatian guru di kelas apabila mereka mengharapkan agar
setiap anak dapat berhasil, yaitu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara
penuh (Suryosubrato, 2002:79).
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebuah proses belajar mempunyai unsur-unsur
yang penting di dalamnya yang berpengaruh terhadap hasil belajar itu sendiri. Dalam suatu
proses belajar pasti ada hambatan-hambatan dan masalah yang dihadapi oleh siswa. Masalahmasalah tersebut dapat diminimalisir dengan berbagai cara atau metode. Salah satunya adalah
dengan cara menguasai keterampilan-keterampilan belajar.
Keterampilan belajar dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam
aspek terpenting dalam belajar; pertama untuk lebih memahami konsep belajar untuk belajar,
dan yang kedua menekankan implikasi praktis dari konsep tersebut pada aplikasi nyata dalam
aktivitas sehari-hari seperti proses belajar mengajar, training, konseling, pengembangan
program dan melaksanakan program di dalam lingkup akademik (Djamal, 2006 : 10).
Menurut teori humanistik (Asri, 2004:107) proses belajar harus dimulai dan
ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Dengan demikian, sekolah
sebagai lembaga pendidikan berkewajiban memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya
kepada setiap siswa (individu) untuk mengembangkan dirinya (self realization) seoptimal
mungkin sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan sesuai pula dengan situasi lingkungan
yang tersedia.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak sekolah di SMA Negeri 3 Sumbawa
Besar, pada umumnya siswa memiliki kesulitan dalam penguasaan konsep atau teori. Siswa
juga cenderung hanya mengetahui teori atau konsepnya namun, mereka kesulitan jika harus
menjelaskan hasil dari pembelajaran tersebut, sehingga terkesan siswa memiliki kesulitan
untuk dapat menerapkan konsepnya dan susah untuk mengartikan konsep yang dipelajarinya.
Untuk itu, dalam proses pembelajaran sangatlah dibutuhkan adanya keseimbangan antara
penguasaan konsep dengan keterampilan dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran, guru lebih sering menggunakan teknik diskusi maupun
ceramah dalam menyampaikan materi, namun setelah kegiatan belajar mengajar berakhir,
masih ada siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran dengan baik, dan masih terdapat

siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Hal ini dapat menyebabkan perubahan
sikap pada siswa itu sendiri, misalnya siswa menjadi tidak senang, malas belajar, serta acuh
terhadap pelajaran tersebut, sehingga siswa tidak akan dapat mengembangkan aktivitas
belajarnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru harus bekerja lebih keras mencari
cara untuk mengoptimalkan kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang diharapkan. Salah
satu caranya adalah dengan mencari stategi atau teknik yang cocok untuk pembelajaran
tersebut.
Setiap siswa adalah individu yang unik, yang mempunyai tingkat ke mampuan, minat,
dan bakat yang berbeda-beda. Guru yang mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi akan
dapat menunjukan kepada siswa-siswinya bahwa semua orang mampu mempelajari sesuatu
(termasuk materi pelajaran di kelas), walaupun dengan alokasi waktu dan upaya yang
berbeda beda. Dengan keterampilan belajar ini mengakui dan mengakomodasi semua siswa
dengan berbagai tingkat kemampuan, minat dan bakat tadi asal diberi kondisi belajar yang
sesuai.
Mengingat setiap siswa mempunyai kecepatan dan kemampuan yang berbeda-beda,
tentunya waktu yang dibutuhkan seorang siswa untuk mencapai tarap penguasaan dalam
menguasai suatu keterampilan akan berlainan. Siswa yang mengalami kemajuan yang sangat
lambat membutukan perhatian, pengulangan dan pembelajaran ekstra dari guru. Berdasarkan
hal tersebut maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
pengaruh penggunaan model pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar biologi
siswa kelas X SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.2.

Identifikasi Masalah
Adapun beberapa permasalahan yang ditemukan dalam melakukan penelitian ini
adalah :

1.2.1. Pada umumnya siswa memiliki kesulitan dalam penguasaan konsep dasar dari keterampilan
belajar.
1.2.2. Metode yang digunakan guru masih bersifat teacher center, siswa hanya menerima apa yang
disampaikan guru sehingga siswa yang mengalami kemajuan yang sangat lambat
membutukan perhatian, pengulangan dan pembelajaran ekstra dari guru.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian indentifikasi diatas, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi
penguasaan konsep dasar keterampilan belajar siswa, akan tetapi tidak semua faktor dapat
diteliti, karena keterbatasan biaya, waktu, fasilitas dan kemampuan peneliti. Berdasarkan hal
tersebut maka peneliti dapat membatasi dengan :
1.3.1. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan model pembelajaran assure
terhadap keterampilan belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun
Pelajaran 2013/2014.
1.3.2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester I pada mata pelajaran
biologi SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Merujuk pada urian dalam latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh penggunaan model
pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 3
Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
penggunaan model pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar biologi siswa kelas X
SMA Negeri 3 sumbawa besar tahun pelajaran 2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dalam pembinaan pelaksanaan
pendidikan dengan diterapkannya metode pembelajaran assure dalam penguasaan konsep
dasar keterampilan belajar.
Dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang pemilihan metode yang tepat
dalam proses ngajar mengajar yang berdampak pada mutu pendidikan sehingga mampu
bersaiang dan menjawab tantangan zaman.
1.6.2. Manfaat Praktis
1.6.2.1.

Bagi Siswa
Model

Pembelajaran

assure

diharapkan

mampu

meningkatkan

penguasaan

konsepdasar keterampilan belajar pada siswa SMA negeri 3 Sumbawa Besar.


1.6.2.2. Bagi Guru
Memberi pengalaman dan mendorong guru untuk lebih kreatif dalam memberikan
materi kepada siswa melalui sumber belajar yang digunakan.
1.6.2.3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan informasi atau rujukan dalam melakukan penelitian lain yang berkaitan
dengan belajar menggunakan metode assure.

BAB 11
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Teori Model Pembelajaran Assure
Model ASSURE adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk jenis media
yang tepat dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas
pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang
menggunakan media dan teknologi. Model ini, berorentasi pada KBM. Strategi
pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran
serta pembelajar di lingkungan belajar.Assure model di desain untuk membantu Guru dalam
merancang rencana pembelajaran yang terintegrasi dan efektif dengan menggunakan
teknologi dan Media dalam kelas (Erlina : 2005).
2.1.1.Pengertian Model Pembelajaran Assure
Menurut Heinich (1996) Model ASSURE adalah pedoman umum untuk langkah di
dalam proses perencanaan. yang secara umum ada enam langkah yaitu: Analyze
Learner (Analisis Siswa), State Objektive (Menentukan Tujuan), Select Methodes, Media,
materials (Memilih Metode, Media dan Materi), Utilize Media and Material(Menggunakan
Media
dan
Materi), Require
Learner
Participation (Membutuhkan
partisipasi
siswa) dan Evaluate and Revise ( Evaluasi dan Revisi).
Menurut Amana (2011) model ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan
yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan
tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Menurut Erlinna (2005) Model ASSURE adalah model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk jenis media yang tepat dalam proses pembelajaran. Model ini dikembangkan
untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan
pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi.
2.1.2. Ciri Model Pembelajaran Assure
Model ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk. Sejak tahun 1980-an, dan terus
dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Hingga sekarang (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007). Satu
hal yang perlu dicermati dari model ASSURE ini, walaupun berorientasi pada Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM), model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara
eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode,
media, bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas.

Model pembelajaran ASSURE sangat membantu dalam merancang program dengan


menggunakan berbagai jenis media. Model ini menggunakan beberapa langkah,
yaitu Analyze Learners, State Objectives, Select Methods, Media and Materials, Utilize
Media and Materials, Require Learner Participation, dan Evaluate and Revise. Kesemua
langkah itu berfokus untuk menekankan pengajaran kepada peserta didik dengan
berbagai gaya belajar, dan konstruktivis belajar dimana peserta didik diwajibkan untuk
berinteraksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif menerima informasi.
Secara sederhana manfaat dari model ASSURE Sederhana, relatif mudah untuk
diterapkan. 1. Karena
sederhana,
maka
dapat
dikembangkan
sendiri
oleh
pengajar. 2.Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap. 3. Peserta didik dapat
dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.
2.1.3. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Assure
2.1.3.1. ANALYZE LEARNER (Analisis Pembelajar)
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan
belajar siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan
dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri
pembelajar
yang
meliputi
: 1. General
Characteristics (Karakteristik
Umum) ; Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti,
jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta
etnik. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan
media yang tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran. 2. Specific Entry
Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar) ; Penelitian yang terbaru
menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah subyek patokan yang
berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai
dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick,carey& carey,2001). Hal ini
akan memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran
dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. 3. Learning Style (Gaya Belajar) ; Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar
berbeda-beda dan mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di
dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran.
Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1). Gaya belajar visual
(melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca. 2). Gaya belajar audio
(mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya
tersebut didengarkan dengan serius, 3). Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran
akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
2.1.3.2. STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Langkah selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar.
Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan
kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran
perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang
tepat. 1. Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran ; Dasar
dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa yang
nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam pembelajaran

siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat mempersiapkan diri
dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu
program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini
: 1). Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan
proses pembelajaran. 2). Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan
panduan kegiatan belajar siswa. 3). Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain
sistem pembelajaran. 4).Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam
menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. 2. Tujuan Pembelajaran yang
Berbasis ABCD ; Menurut Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah
lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar,
pemanfaatan media dan sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan
baku ABCD tadi dijabarkan sebagai berikut: 1). Audience ; Pebelajar atau peserta didik
dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang
belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci. 2). Behavior ;Perilaku
belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi,
tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang
terukur dan dapat diamati. 3). Conditions ; Situasi kondisi atau lingkungan yang
memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode
serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya
menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar
mengajar berlangsung. 4). Degree ; Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai
dibaku sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil.
Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti
tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat
mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori pembelajaran. A. Domain Kognitif,
belajar melibatkan berbagai kemampuan intelektual yang dapat diklasifikasikan baik sebagai
verbal / informasi visual atau sebagai ketrampilan intelektual. B. Domain Afektif,
pembelajaran melibatkan perasaan dan nilai-nilai. C. Motor Domain Skill, Dalam domain
ketrampilan motorik, pembelajaran melibatkan atletik, manual, dan ketrampilan seperti
fisik. D. Domain Interpersonal, Belajar melibatkan interaksi dengan orang-orang. 3. Tujuan
Pembelajaran dan Perbedaan Individu ; Berkaitan dengan kemampuan individu dalam
menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki
kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan
terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery
learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki
tiap individu.
2.1.3.3. SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih,
Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung
pemblajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi,
teknologi dan media dan bahan ajar. 1. Memilih Strategi Pembelajaran ; Pemilihan strategi
pembelajarn disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu juga
memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung
pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari

Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat


membangun Attention (perhatian)
siswa,
pembelajaran
berhubungan
yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan, Convident , desain pembelajaran dapat
membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan Satisfaction dari usaha belajar siswa.
Strategi pembelajaran dapat terlebih dahulu menentukan metode yang tepat. Beberapa
metode yang dianjurkan untuk digunakan ialah (Dewi Salma Prawiradilaga, 2007): 1).Belajar
Berbasis Masalah (problem-based learning) ; Metode belajar berbasis masalah melatih
ketajaman pola pikir metakognitif, yakni kemampuan stratregis dalam memecahkan
masalah. 2). Belajar Proyek (project-based learning) ; Belajar proyek adalah metode yang
melatih kemampuan pebelajar untuk melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang
dikembangkan dapat pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi
kegiatan. 3). Belajar Kolaboratif Metode belajar kolaboratif ditekankan ; agar pebelajar
mampu berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar teman
sekelasnya. 2. Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar ; Kata
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam
Sanjaya (2008 : 204) menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi peserta
didik dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008 : 204)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.
Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal
lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang,
bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan.
Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam
lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks,
dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam
bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa
menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang
tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.Memilih format media
dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media
pembelajaran menurut Smaldino. 3. Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi ;
1). Memilih Materi yang tersedia : Melibatkan Spesialis Teknologi/Media dan Menyurvei
Panduan Referensi Sumber dan Media. 2). Mengubah Materi yang ada. 3). Merancang Materi
Baru
2.1.3.4. UTILIZE TECHNOLOGY, MEDIA AND MATERIALS (Menggunakan
Teknologi, Media dan Bahan Ajar)
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkahlangkah seperti dibawah ini,yaitu: Mengecek bahan (masih layak pakai atau
tidak), Mempersiapkan
bahan, Mempersiapkan
lingkungan
belajar, Mempersiapkan
pembelajar, dan Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar).
Preview materi ; Pendidik harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya
dalam kelas dan selama proses pembelajaran pendidik harus menentukan materi yang tepat
untuk audiens dan memperhatikan tujuannya.

Siapkan bahan ; Pendidik harus mengumpulkan semua materi dan media yang
dibutuhkan pendidik dan peserta didik. Pendidik harus menentukan urutan materi dan
penggunaan media. Pendidik harus menggunakan media terlebih dahulu untuk memastikan
keadaan media.
Siapkan lingkungan ; Pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik
dengan tepat dari materi dan media sesuai dengan lingkungan sekitar.
Peserta didik ; Memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Pendidik
menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat memperoleh informasi dan cara
mengevaluasi materinya.
Memberikan pengalaman belajar ; Mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman.
Sebagai guru kita dapat memberikan pengalaman belajar seperti : presentasi di depan kelas
dengan projector, demonstrasi, latihan, atau tutorial materi.
2.1.3.5. REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta
Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan
media yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk
memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
ketimbang sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan
gagasan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun
berdasarkan pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik
informative untuk mencapai tujuan mereka dalam belajar. 1. Latihan Prnggunaan
Teknologi ; 1). Teknologi sebagai Perkakas Teknologi. 2). Teknologi sebagai Perangkat
Komunikasi. 3). Teknologi sebagi Perangkat Penelitian. 4). Teknologi sebagai Perangkat
Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan. 5). Menggunakan Peranti Lunak
Pendidikan. 6).Menggunakan Media lainnya untuk Latihan. 2. Umpan Balik.
2.1.3.6. EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan
kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan
yaitu: 1. Penilaian Hasil Belajar Siswa ; 1). Penilaian Hasil Belajar Siswa yang
Otentik, 2). Penilaian Hasil Belajar Portofolio 3). Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional /
Elektronik. 2. Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media. 3. Revisi Strategi,
Teknologi, dan Media.
Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain : 1. Evaluasi merupakan alat yang
penting sebagai umpan balik bagi siswa. 2. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk
mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah
ditentukan. 3. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program
kurikulum. 4. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam
mengambil keputusan. 5. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya
dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai. 6. Evaluasi berfungsi sebagai umpan
balik untuk orang tua,guru,pengembang kurikulum,pengambil kebijakan
2.2. Tinjauan Keterampilan Belajar
Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan (acquired skills) oleh seorang
individu melalui proses latihan yang berkesinambungan dan mencakup aspek optimalisasi caracara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun psikomotorik. Namun demikian
komponen utama latihan keterampilan belajar dalam konsepsi learning how to learn difokuskan

pada individu itu sendiri sebagai learner, sehingga setiap individu dilatih untuk
mengembangkanaya dan karakteristik belajarnya sendiri dan bukan dipaksa untuk mengikuti
gaya belajar yang one size fits for all (satu cara yang sama untuk semua orang).
Secara umum keterampilan belajar menitikberatkan pada strategi pembelajaran untuk
membantu peserta didik menjadi lebih baik dan lebih mandiri dalam belajar. Peserta didik akan
belajar bagaimana mengembangkan dan menerapkan belajar, keterampilan manajemen pribadi,
dan interpersonal dan keterampilan kerja sama tim untuk meningkatkan pembelajaran dan
prestasi di sekolah. Program pembelajaran ini membantu siswa untuk membangun kepercayaan
diri dan motivasi untuk mengejar peluang untuk sukses di sekolah menengah dan jenjang
pendidikan selanjutnya.

2.2.1.

Pengertian Keterampilan Belajar


Definisi tentang keterampilan belajar seringkali didasarkan pada daftar keterampilan
yang spesifik seperti mengorganisasi, memproses, dan menggunakan informasi yang
diperoleh dari aktivitas membaca (Salinger, 1983). Barangkali definisi paling baik digunakan
untuk menjelaskan keterampilan belajar adalah suatu keterampilan yang dapat
mengembangkan kemandirian siswa dalam belajar (Dean, 1977 dalam Maher & Zins, 1987)
Moh. Surya (1992 : 28) mengungkapkan bahwa keterampilan merupakan kegiatan-kegiatan
yang bersifat neuromuscular, artinya menuntut kesadaaran yang tinggi. Dibandingkan dengan
kebiasaan, keterampilan merupakan kegiatan yang lebih membutuhkan perhatian serta
kemampuan intelektualitas, selalu berubah dan sangat disadari oleh individu.
Secara khusus, keterampilan belajar merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
memperoleh, mempertahankan, serta mengungkapkan pengetahuan dan merupakan cara
untuk menyelesaikan persoalan (Marshak & Burkle, 1981 dalam Maher & Zins, 1987).
Dalam memperoleh keterampilan belajar, siswa akan menyadari bagaimana cara belajar yang
terbaik sehingga menjadi lebih bertanggungjawab terhadap kegiatan belajarnya.
2.2.2. Faktor yang mempengaruhi
2.2.2.1. Faktor Eksternal
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan produktivitas waktu. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang
berarti rasio output dengan input.
Cara-cara mengatur waktu: 1. Membuat daftar kerjaan. 2. Membuat jadwal
harian/mingguan.3. Merencanakan jadwal yang lebih panjang (bulanan). 4. Belajarlah dengan
rutin setiap hari tetapi degan frekuensi waktu yang tidak terlalu lama. 5. Atur waktu belajar
sekitar 5-10 menit saja. 6. Dahulukan pelajaran yang dianggap sulit.
Cara-cara mengatur lingkungan: 1. Sebelum kegiatan belajar dimulai, lingkungan
fisik hendaknya ditata sehingga tampak menyenangkan. 2. Buku, jurnal, majalah, surat
kabar, atau media lain, yang hendak dijadikan sebagai sumber belajar perlu ditempatkan di
dekat kegiatan belajar peserta didik.
2.2.2.2. Faktor Internal
Cara-cara mengikuti pelajaran adalah: 1. Niat ; Semenjak melangkahkan kaki
meninggalkan rumah pergi ke sekolah, siswa harus sudah berniat dan membulatkan tekad
untuk mencari ilmu yang tidak lupa diiringi dengan doa. Dengan niat yang kuat dan dilandasi
dengan doa menurut agama masing-masing, akan memperoleh hasil belajar yang
baik. 2. Kemauan yang kuat ; Kemauan adalah modal yang penting dalam belajar, maka

dengan kemauan belajar yang kuat dan usaha yang keras akan diperoleh hasil yang lebih
baik. Kemauan yang tidak diiringi dengan usaha adalah separuh dari kegagalan. Oleh sebab
itu, pelajar yang ingin sukses dalam belajar harus siap siaga dan tak gentar menghadapi
rintangan dan kesulitan. 3. Perhatian ; Seorang pelajar harus dapat memfungsikan alat
pengindraannya sebaik mungkin untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ia harus pandai
menyikapi mana yang dianggap penting dan mana yang harus banyak
diulang. 4. Konsentrasi ; Konsentrasi berarti pemusatan pikiran dan perasaan pada suatu
masalah. Dalam hal ini, seorang pelajar dalam belajar harus bisa memusatkan perhatiannya
pada masalah pelajaran yang sedang dihadapi. 5. Apersepsi ; Apersepsi adalah
mempersiapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk menerima hal-hal dan
pengetahuan yang baru sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat memperoleh hasil
yang memuaskan.6. Catatan ; Catatan ada 2 macam : 1). Catatan resmi adalah catatan
mengenai apa yang dituliskan oleh guru sebagai rangkuman materi pelajaran yang telah
disajikan. 2).Catatan tidak resmi adalah catatan hasil jerih payah seorang pelajar untuk
memperoleh poko-pokok, inti, isi atau kesimpulan materi pelajaran yang telah
dipelajari. 7. Bertanya ; Dengan bertanya materi pelajaran yang disajikan oleh guru akan
menjadi lebih jelas. Oleh sebab itu, apabila belum ada kejelasan dari keterangan guru
hendaklah berani bertanya.
2.3. Kerangka Pemikiran
RENDAHNYA PENGUASAN KONSEP

KETE
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
HASIL PENGUASAAN KONSEP
PROSES BELAJAR
METODEL PEM. ASSURE

Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien, sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta memperoleh
prestasi belajar yang membanggakan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah
harus menguasai teknik-teknik pembelajaran.

Tidak ada satu teknik mengajar yang baik untuk semua pengajaran. Teknikbelajar
mengajar yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu itu tergantung pada kondisi masingmasing unsur yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Kemampuan siswa, kemampuan
guru, sifat materi, sumber belajar, media pengajaran, tujuan yang ingin dicapai adalah unsurunsur pengajaran yang berbeda-beda di setiap tempat dan waktu. Begitu juga pada mata
pelajaran Biologi.
Di SMA Negeri 3 Sumbawa Besar, guru dalam menyampaikan materi kepada siswa
masih menggunakan metode ceramah dan metode diskusi, sehingga hasil yang diperoleh
siswa masih rendah. Oleh karena itu, peneliti akan mencoba menggunakan suatu teknik
pembelajaran yang baru dan belum pernah digunakan sebelumnya di SMA Negeri 3
Sumbawa Besar yaitu pendekatan belajar menggunakan Pengembangan model ASSURE.
Tujuannya agar setiap siswa mampu menguasai materi dan memiliki keterampilan sendiri
dalam belajar.
2.4. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
(Sugiyono.2008: 64). Sedangkan menurut Arikunto (2002: 64), Hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu
hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan adanya hubungan antara variable dan hipotesis nol
atau nihil (Ho) yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Adanya pengaruh penggunaan model
pembelajaran assure terhadap keterampilan belajar siswa kelas X SMA negeri 3 Sumbawa
Besar tahun pelajaran 2013/2014.

BAB 111
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitiankuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.
Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan quasi eksperimen. Dalam penelitian ini
peneliti mencoba mencari pengaruh penggunaan metode pembelajaran assure terhadap

keterampilan belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran
2013/2014.
Penelitian eksperimen merupakan kegiatan penelitian yang menggunakan suatu
perlakuan atau treatment yang bertujuan menilai ada tidaknya pengaruh suatu tindakan bila
dibandingkan dengan tindakan yang lain. Penelitian yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan desain penelitian quasi eksperimental dengan rancangan posttest
only with control group design.
Rancangan penelitian menggunakan dua kelompok subjek yaitu kelompok intervensi
dan kelompok kontrol, kelompok intervensi tersebut diberi perlakuan selanjutnya dilakukan
pengamatan.

Metode

quasi

eksperimental

dalam

penelitian

ini

dilakukan

untuk

membuktikan pengaruh penggunaan Model pembelajaran assure terhadap keterampilan


belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2013/2014.
Desain penelitian quasi eksperimental dengan rancangan posttest only with control
group design dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas
Kelompok
intervensi
Kelompok
Kontrol

Post-test

Perlakuan

Hasil

X1

W (dengan perlakuan)

O2

X3

Y (tanpa perlakuan)

O4

Keterangan:
X1 = Posttest kelompok intervensi
X3 = Posttest untuk kelompok kontrol
O2 = Hasil Posttest kelompok intervensi
O4 = Hasil Posttest kelompok kontrol

(Saryono, 2011:78)

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Menggalakan posttest baik untuk kelompok intervensi maupun kelompok kontrol
2. Menyampaikan materi yang akan digunakan
3. Pemberian perlakuan kelompok intervensi dengan metode pembelajaran assure
4. Mengadakan posttest untuk kelompok intervensi maupun kelompok kontrol dengan jumlah
dan bobot yang sama
5. Menganalisis data hasil posttest baik untuk kelompok eksperimen maupun untuk kelompok
kontrol untuk menghitung t-tes yang kemudian digunakan dalam menguji hipotesis.

3.2. Subjek Penelitian


3.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2006: 130).Sedangkan
menurut Hasan (2003: 83) populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau
individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti (bahan
penelitian). Pendapat lain mengatakan Populasi adalahwilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008: 80). Berdasarkan
ketiga pendapat tersebut,

maka dapat

disimpulkan

bahwa populasi adalah keseluruhan

objek/subjek penelitian yang memiliki karakteristik tertentu.


Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Neheri 3 Sumbawa
Besar Tahun Pelajaran 2013/2014, yang terdiri dari dua a kelas yaitu kelas W berjumlah 25
orang siswa, kelas Y berjumlah 25, sehingga jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian
ini adalah 50 orang siswa.
3.2.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu, jelas,
dan lengkap yang dianggap mewakili populasi (Hasan, 2003:83). Pendapat lain menyatakan
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2008: 81). Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa sampel adalah bagian atau wakil dari jumlah populasi sebagai sasaran penelitian.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan
sampel cluster sample (sampel kelompok), teknik ini dilakukan dengan cara mengambil
subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas kelompok
tertentu ( Suharsimi, 2006:141). Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu masing-masing
diambil dari kelas W yang berjumlah 25 orang dan kelas Y yang berjumlah 25 orang, kedua
kelas ini memiliki kemampuan yang sama, sehingga jumlah keseluruhan sampel dalam
penelitian ini adalah 50 orang siswa.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ilmiah banyak metode atau teknik pengumpulan data yang dapat
dipergunakan diantaranya metode tes, angket, observasi, wawancara, pencatatan dokumen
dan lain-lain. Sehubungan dengan penelitian ini maka peneliti menetapkan metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. (Suharsimi, 1996: 29). Tes yang digunakan dalam penelitian ini
befungsi untuk mengukur atau membedakan pengetahuan dan tingkat keterampilan yang
dimiliki siswa pada sebuah materi mata pelajaran biologi dengan menggunakan metode
pembelajaran assure terhadap penguasaan konsep.
3.4. Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi, 2002: 136).Dalam
penelitian ini, instrument yang digunakan adalah tes.
Ada dua bentuk tes yang biasa digunakan untuk melakukan penilaian yaitu tes
subyektif dan tes obyektif. Tes obyektif dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu tes benar
salah (true-false), tes pilihan ganda (multiple choice test), dan menjodohkan (matching tes).
Dalam penelitian ini, perneliti menggunakan tes obyektif yang berupa pilihan ganda
(multiple choice test). Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan
tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu
dari beberapa pilihan jawaban yang telah disediakan. Pilihan jawaban ini terdiri atas satu
jawaban

yang

benar

yaitu

kunci

jawaban

dan

beberapa

pengecoh.Untuk

menentukan perbandingan prestasi siswa, maka dapat ditentukan dengan membandingkan


jumlah skor yang diperoleh siswa ketika menjawab soal. Adapun jumlah item soal tes yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 25 item.
3.5. Teknik Analisis Data
3.5.1. Uji Persyarat Analisis
Sebelum melaksanakan analisis data terlebih dahulu melakukan uji persyaratan
analisis. Dalam hal ini ada dua cara yang digunakan yaitu uji Homogenitas dan uji
normalitas.
3.5.1.1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yaitu pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian
sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang
sama. Dalam hal ini untuk mengujinya menggunakan uji F yaitu:

Keterangan:
F

= Koefisien F tes

S12 = Varians kelompok 1 (yang besar)


S22 = Varians kelompok 2 (yang kecil)
(Riyanto, 2001:106).
Dengan taraf signifikan 5 % dan syarat yang digunakan adalah jika F hitung < Ftabel maka
data tes kedua kelompok adalah homogen.
3.5.1.2. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui tingkat normalitas sebaran data antara nilai
yang paling tinggi sampai dengan nilai yang paling rendah pada sampel.Rumus yang
digunakan adalah rumus chi-kuadrat yaitu sebagai berikut:

keterangan :
X2 = Chi-Kuadrat
f0 = Frekuensi hasil penelitian
fh = Frekuensi hasil yang diharapkan (Suharsimi, 2006: 290).
Harga x2 yang diperoleh dibandingkan dengan harga table. Jika x2hitung > x2tabel,
maka data yang diperoleh tidak terdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika x 2hitung < x2tabel,
maka data yang diperoleh tersebar dalam distribusi normal.
3.5.2. Analisis Data
Data yang diperoleh dari suatu penelitian perlu diolah karena masih merupakan data
mentah. Untuk mengelolah data tersebut, diperlukan suatu metode pengolahan data yang
benar-benar akurat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode analisis statistik. Metode analisis statistik ini bertujuan untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan yaitu pengaruh penggunaan model pembelajaran
assure terhadap keterampilan belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sumbawa Besar.
Untuk menguji hipotesis ini, maka digunakan rumus statistik yaitu rumus t-test sebagai
berikut:

Keterangan:
X1

= Nilai rata-rata hasil kelas pertama

S12

= Standar deviasi kelas pertama


S22

= Standar deviasi kelas kedua

n1

= Banyaknya subjek kelas pertama

n2

= Banyaknya subjek kelas kedua (Sugiyono, 2008:197)

DAFTAR PUSTAKA
Arikiunto, Suharsimi. 1996. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Bandung: erlangga.
Herman, (1980). Pengantar Penelitian Ilmiah Metode Teknik. Bandung: Tarsito
Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-pokok Materi Statiatik 2 (statistic inferensial). Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono.2004.Psikologi Belajar.Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Anggun.(2012). Keterampilan-Keterampilan Belajar. Diunduh pada 14 April 2013 13.33 WIB dari
(http://goenable.wordpress.com/2012/01/05/keterampilan-keterampilan-belajar/).
Larasati, Rena. (2011). BAB II KONSEP KETERAMPILAN BELAJAR DAN PROGRAM
BIMBINGAN. Diunduh pada 14 April 2013 pukul 12.50 WIB dari
(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bk_054870_chapter2.pdf).
Prayitno dan Erman Amti. 2008. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING.Jakarta: PT
Asdi Mahasatya.
Smaldino, Sharon. Lowter, Deborah. Russel, James D. 2011. Teknologi Pembelajaran dan Media
untuk Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
http://erlinna.wordpress.com/pengetahuan/assure-model/
Chusniyati, Tati. 2005. Kiat Membangun Kompetensi Guru. (online)
Heinich; dkk. 1996. Instructional Media and Technologies For Learning. Tokyo: Prentice-Hall,Inc
A Simon & Schuster Company.
Diposkan oleh Endank Moet di 10.05
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Endank Moet
Q di blnk trmsuk ornk yng agk angku tp trkdank baek chi srta mmliki sisi yang di blank
eimoet
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2014 (16)

April (4)

Maret (12)

PROTA DAN PROSME SMA 2013/2014

Praktikum Bioteknologi

Praktikum Biologi Fotosintesis dan Uji Amilum

Frekuensi Gen (Bahan Genetika)

Materi Abnormalitas/Kelainan Kromosom

Materi Gen Letal

(Bahan Mk Genetika) MONO & DIHIB

PENGERTIAN KROMOSOM "Khoroma"

PROPOSAL Q

PROPOSAL DENGAN METODE ASSURE

MATERI BAHAN GENETIK

Genetika=ALEL tw Interaksi Gen

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai