Anda di halaman 1dari 4

1.

Jangan terburu-buru
Pikirkan secara baik-baik dan mendalam mengenai beberapa ide sebelum Anda mengambil
keputusan. Ini tidak harus memakan waktu yang lama. Coba Anda tanyakan pada kelompok
Anda mengenai sisi lain dari masalah, atau cara pandang yang lebih mendalam. Ini harus
selalu diterapkan, terutama saat menghadapi isu-isu yang rumit dan baru.
2. Mencoba berpikir di luar kotak
Selalu berpikir bersama kelompok akan membuat pikiran Anda terbatasi. Sesekali,
berpikirlah sendiri, dan cobalah keluar dari pemikiran kelompok. Lihatlah masalah dari sudut
pandang lain dna temukan kemungkinan-kemungkinan penyelesaian masalah yang mungkin
tidak terpikirkan oleh kelompok Anda. Memang menjadi berbeda belum tentu selalu lebih
baik. Namun paling tidak Anda bisa menemukan "titik buta" dari setiap masalah.
3. Mendukung perbedaan pendapat
Berdebat tidak selalu berarti masalah. Dengan berdebat dan saling melempar pendapat Anda
dapat mengumpulkan pemikiran yang berbeda-beda. Jangan selalu melihat pendapat yang
berbeda dengan Anda sebagai sebuah kesalahan. Anda harus berani berpikiran terbuka dan
menerima semua perbedaan tersebut. Siapa tahu salah satu pendapat yang berbeda itu adalah
penyelesaian masalah bagi perusahaan Anda.
4. Berkomunikasi dengan maverick
Maverick adalah istilah yang digunakan untuk menyebut orang-orang atau organisasi yang
tidak konvensional, yang seringkali memiliki sudut pandang yang tidak biasa. Temukan
mereka, dan cari tahu bagaimana cara pandang mereka terhadap sesuatu. Jika pendapat
mereka sangat berbeda dengan Anda, kemungkinan akan terjadi penolakan. Namun orangorang yang berpikir kritis selalu mencari cara lain dalam melihat setiap masalah. Anda
mungkin akan sering berbeda pendapat dengan para maverick, tetapi bisa jadi pada beberapa
kesempatan, Anda akan mendapatkan pandangan yang lebih baik, luas, dan jelas dengan
memahami cara berpikir mereka.
http://www.merdeka.com/gaya/4-rahasia-untuk-bisa-berpikir-kritis.html

Salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan melalui proses
pendidikan adalah keterampilan berpikir. Morgan (1999) mengutip pendapat Marzano (1992)
memberikan kerangka tentang pentingnya pembelajaran berpikir yaitu: (1) berpikir
diperlukan untuk mengembangkan sikap dan persepsi yang mendukung terciptanya kondisi
kelas yang positif, (2) berpikir perlu untuk memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan,
(3) perlu untuk memperluas wawasan pengetahuan, (4) perlu untuk mengaktualisasikan
kebermaknaan pengetahuan, (5) perlu untuk mengembangkan perilaku berpikir yang
menguntungkan. Beberapa keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan
memproses dalam life skill adalah keterampilan berpikir kritis keterampilan mengorganisir
otak, dan keterampilan analisis.

Keterampilan berpikir kritis merupakan suatu kompetensi yang harus dilatihkan pada
peserta didik, karena kemampuan ini sangat diperlukan dalam kehidupan (Schafersman, 1999
dalam Arnyana, 2004). Selain itu kemampuan berpikir kritis adalah suatu proses berpikir
yang dapat diterima akal reflektif yang diarahkan untuk memutuskan apa yang dikerjakan
atau diyakini, dalam hal ini tidak sembarangan, tidak membawa ke sembarang kesimpulan
tetapi kepada ke kekesimpulan yang terbaik. Guru harus membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui beberapa hal diantaranya model, dan
metode pembelajaran yang mendukung siswa untuk belajar secara aktif.
http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/28/hakikat-berpikir-kritis-danpentingnya-bagi-peserta-didik-555651.html

Menurut Sapriya dan Winataputra (2003: 196) berpikir kritis adalah suatu
proses berpikir yang mengemukakan penilaian dengan menerapkan norma dan
standar yang benar.
Sedangkan Zaleha Izhab (2003: 84) mengartikan bahwa:
Berpikir kritis adalah keterampilan yang menggunakan proses berpikir
dasar untuk menganalisis argument, memunculkan wawasan dan interpretasi ke
dalam pola penalaran yang logis, memahami asumsi dan bias yang mendasari
setiap posisi, memberikan model persentasi yang ringkas dan meyakinkan.
Menurut R. Swarz dan D.N. Perkins (1990) dalam Zaleha (2007: 86)
berpikir kritis berarti :
1. Bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan
kita terima aatau apa yang akan kita lakukan dengan alasan yang
logis.
2. Memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam
membuat keputusan.
3. Menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan
untuk menentukan dan menerapkan standar tersebut.

4. Mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk


dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian.
Berpikir kritis dapat muncul kapan pun dalam

peroses penilaian,

keputusan, atau penyelesaian masalah secara umum. Kapan pun seseorang


berusaha untuk mengetahui apa yang perlu dipercaya, apa yang perlu diketahui
alasannya. Proses pengolahannya melalui usaha dan reflektif seperti membaca,
menulis, berbicara dan mendengar. Semua dapat dilakukan

secara kritis.

Berpikir kritis sangat penting agar dapat menggunakan potensi pikiran secara
optimal sehingga menjadi pembaca yang cermat dan penulis kreatif.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola berpikir kritis merupakan
suatu proses strategi untuk meminta penjelasan tentang sesuatu hal yang membuat rasa ingin
tahu seseorang mengenai hal tersebut sekaligus merupakan cara seseorang dalam melihat
suatu pernyataan, masalah ataupun gagasan secara objektif.
Berpikir kritis dapat juga dikatakan sebagai suatu keterampilan berpikir secara
reflektif untuk memutuskan hal-hal yang dilakukan dimana kemampuan berpikir kritis setiap
siswa tidaklah sama, oleh karena itu kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran
perlu dilatih dan dikembangkan oleh guru. Salah satu cara yang dapat dikembangkan dalam
melatih kemampuan berpikir kritis bagaimana siswa dapat mencari dan menemukan masalah,
menganalisis masalah, membuat hipotesis mengumpulkan data, menguji hipotesis serta
menentukan alternatif penyelesaian.
Spitler (1992: 90-93) mengemukakan bahwa :
Keterampilan berpikir kritis itu adalah keterampilan bernalar dan berpikir reflektif
yang difokuskan untuk memutuskan hal-hal yang diyakini dan dilakukan. Salah satu
potensi/kemampuan yang dimiliki siswa adalah kemampuan dari segi kognitif, yaitu ketika
mereka mendapatkan dan memproses informasi, kemampuan tersebut hendaknya diproses
melalui pola berpikir kritis. Cara ini dapat membantu siswa untuk menerima sesuatu hal
secara nalar/rasional.
Demikian juga Jhonson (2006:183) berpendapat bahwa :
Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan
dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah.
R.H. Enis (Zaleha: 2008::87) mengungkapkan bahwa:
Berpikir kritis adalah: berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan
pembuatan keputuasan tentang apa yang harus dipelajari atau dilakukan. Berpikir kritis

dapat dicapai dengan lebih mudah apabila seseorang itu mempunyai disposisi dan
kemampuan yang dapat dianggap sebagai sifat dan karakteristik pemikir yang kritis.
http://edukasi.kompasiana.com/2013/04/28/hakikat-berpikir-kritis-danpentingnya-bagi-peserta-didik-555651.html

B.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam tradisi linguistik fungsional, wacana dipandang sebagai kegiatan
berbahasa yang tak terlepas dari praktik sosial (Fairclogh dan Murad dalam
Eryanto,
2001:7). Oleh karena itu, kegiatan berbahasa selalu berkait dengan p
ersoalan
persoalan sosial yang berada di sekitarnya dan dianggap sebagai lingkup
yang
mempengaruhinya. Kontruksi sosial diyakini akan berpengaruh terhadap
praktik
berbahasa seseorang dan demikian pula sebaliknya, praktik berbahasa
akan
merekonstruksi sosia
l secara perlahan
lahan. Dalam hal ini, bahasa dipahami sebagai
alat transformasi sosial.
Kajian linguistik fungsional, berbeda dengan tradisi struktural menggali
persoalan
persoalan bahasa bukan hanya dari sudut struktur bahasa dan fenomena
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/1972
04031999031-DADANG/Artikel_berpikir_kritis.pdf

Anda mungkin juga menyukai