Meningoensefalitis
Meningoensefalitis
PENDAHULUAN
Penyakit yang menyerang otak merupakan masalah yang serius dalam
bidang
kesehatan
terutama
di
Indonesia.
Dewasa
ini,
penyakit
meningitis meningokokus yang luas selama lebih dari satu abad, sehingga disebut
sabuk meningitis.
Encephalitis sendiri merupakan penyakit langka yang terjadi pada sekitar
0,5 per 100.000 orang, dan paling sering terjadi pada anak-anak, orang tua, dan
orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, orang dengan HIV /
AIDS atau kanker).1
Prognosis penyakit ini juga didukung oleh ketepatan dan kecepatan dokter
dalam memberikan terapi yang sesuai. Pada banyak kasus, penderita meningitis
yang ringan dapat sembuh sempurna walaupun proses penyembuhan memerlukan
waktu yang lama. Sedangkan pada kasus yang berat, dapat terjadi kerusakan otak
dan saraf secara permanen, dan biasanya memerlukan terapi jangka panjang 13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Meningitis
Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges,lapisan yang
tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung,
disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara
akut dan kronis.1
Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus
meningitis berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Virus
tersebut dapat berpindah melalui udara dan menularkan kepada orang lain yang
menghirup udara tersebut.1
2.1.1. Etiologi
Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas : Penumococcus,
Meningococcus, Hemophilus influenza, Staphylococcus, E.coli, Salmonella.2
Penyebab meningitis terbagi atas beberapa golongan umur :
1. Neonatus : Eserichia coli, Streptococcus beta hemolitikus, Listeria
monositogenes
2. Anak di bawah 4 tahun : Hemofilus influenza, meningococcus, Pneumococcus.
3. Anak di atas 4 tahun dan orang dewasa : Meningococcus, Pneumococcus.2
2.1.2. Anatomi Fisiologi
Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi
struktur syaraf yang halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis
cairan yaitu cairan serebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:
a. Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum
tulang belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat
akan menyediakan darah untuk struktur-struktur ini.
b. Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan
durameter.
c. Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari
jaringan ikat tebal dan kuat. 2
Meningitis Kriptikokus
adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Jamur ini bisa
masuk ke tubuh kita saat kita menghirup debu atau tahi burung yang
kering. Kriptokokus ini dapat menginfeksikan kulit, paru, dan bagian
tubuh lain. Meningitis Kriptokokus ini paling sering terjadi pada orang
dengan CD4 di bawah 100.1
Darah atau cairan sumsum tulang belakang dapat dites untuk kriptokokus
dengan dua cara. Tes yang disebut CRAG mencari antigen ( sebuah
protein)
yang
dibuat
oleh
kriptokokus.
Tes
biakan mencoba
organ lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian. 1
Meningitis Tuberkulosis Generalisata
Gejala : demam, mudah kesal, obstipasi, muntah- muntah, ditemukan
tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik
turun, nadi sangat labil/lambat, hipertensi umum, abdomen tampak
mencekung, gangguan saraf otak.
Penyebab : kuman mikobakterium tuberkulosa varian hominis.
Diagnosis : Meningitis Tuberkulosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
Stretococcus
haemolyticus,
Staphylococcus
aureus,
merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta
penglihatan menjadi kurang jelas. Gejala pada bayi yang terkena meningitis,
biasanya menjadi sangat rewel, muncul bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan
nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran
seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.2
2.1.5. Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis meningitis dilakukan tes laboratorium. Tes
ini memakai darah atau cairan sumsum tulang belakang. Cairan sumsum tulang
belakang diambil dengan proses yang disebut pungsi lumbal ( lumbar puncture
atau spinal tap). Sebuah jarum ditusukkan pada pertengahan tulang belakang, pas
di atas pinggul. Jarum menyedap contoh cairan sumsum tulang belakang. Tekanan
cairan sumsum tulang belakang juga dapat diukur. Bila tekanan terlalu tinggi,
sebagian cairan tersebut dapat disedot. Tes ini aman dan biasanya tidak terlalu
menyakitkan. Namun setelah pungsi lumbal beberapa orang mengalami sakit
kepala, yang dapat berlangsung beberapa hari.3
2.1.6. Cara Pencegahan
Kebersihan menjadi kunci utama proses pencegahan terjangkit virus atau
bakteri penyebab meningitis. Ajarilah anak-anak dan orang-orang sekitar untuk
selalu cuci tangan, terutama sebelum makan dan setelah dari kamar mandi.
Usahakan pula untuk tidak berbagi makanan, minuman atau alat makan, untuk
membantu mencegah penyebaran virus. Selain itu lengkapi juga imunisasi si
kecil, termasuk vaksin-vaksin seperti HiB, MMR, dan IPD.2
2.2. Ensefalitis
Ensefalitis adalah suatu peradangan akut dari jaringan parenkim otak yang
disebabkan oleh infeksi dari berbagai macam mikroorganisme dan ditandai
dengan gejala-gejala umum dan manifestasi neurologis.
Penyakit ini dapat ditegakkan secara pasti dengan pemeriksaan
mikroskopik dari biopsi otak, tetapi dalam prakteknya di klinik, diagnosis ini
sering dibuat berdasarkan manifestasi neurologi, dan temuan epidemiologi, tanpa
pemeriksaan histopatologi.3
diagnostik
yang
mencerminkan
keadaan
tersebut,
seperti
meningoensefalitis.
Mengingat bahwa ensefalitis lebih melibatkan susunan saraf pusat
dibandingkan meningitis yang hanya menimbulkan rangsangan meningeal, seperti
kaku kuduk, maka penanganan penyakit ini harus diketahui secara benar.Karena
gejala sisanya pada 20-40% penderita yang hidup adalah kelainan atau gangguan
pada kecerdasan, motoris, penglihatan, pendengaran secara menetap. 3
Tentunya keadaan seperti diatas tidak terjadi dengan begitu saja,tetapi hal
tersebut dapat terjadi apabila infeksi pada jaringan otak tersebut mengenai pusatpusat fungsi otak. Karena ensefalitis secara difus mengenai anatomi jaringan otak,
maka sukar untuk menentukan secara spesifik dari gejala klinik kira-kira bagian
otak mana saja yang terlibat proses peradangan itu.
Angka kematian untuk ensefalitis masih relatif tinggi berkisar 35-50% dari
seluruh penderita.Sedangkan yang sembuh tanpa kelainan neurologis yang nyata
dalam perkembangan selanjutnya masih mungkin menderita retardasi mental dan
masalah tingkah laku.3
2.2.1. Etiologi
Berbagai
macam
mikroorganisme
dapat
menimbulkan
ensefalitis,
misalnya bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirokaeta dan virus. Penyebab yang
terpenting dan tersering ialah virus.
Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak atau reaksi
radang akut karena infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu. Berbagai jenis virus
dapat menimbulkan ensefalitis, meskipun gejala klinisnya sama sesuai dengan
jenis virus, serta epidemiologinya, diketahui berbagai macam ensefalitis virus.3
2.3. Meningoencephalitis
tahun. Afrika
Sub-Sahara sudah
mengalami
epidemik
meningitis
meningokokus yang luas selama lebih dari satu abad, sehingga disebut sabuk
meningitis. Epidemik biasanya terjadi dalam musim kering, dan gelombang
epidemik bisa berlangsung dua atau tiga tahun, mereda selama musim hujan.
Angka serangan dari 100800 kasus per 100.000 orang terjadi di daerah ini yang
kurang terlayani oleh pelayanan medis. Kasus-kasus ini sebagian besar
disebabkan oleh meningokokus. Epidemik terbesar yang pernah tercatat dalam
sejarah melanda seluruh wilayah ini pada 19961997, yang menyebabkan lebih
dari 250.000 kasus dan 25.000 kematian. 4
Epidemik penyakit meningokokus terjadi di daerah-daerah di mana orang
tinggal bersama untuk pertama kalinya, seperti barak tentara selama mobilisasi,
kampus perguruan tinggi dan ziarah Haji tahunan. Walaupun pola siklus epidemik
di Afrika tidak dipahami dengan baik, beberapa faktor sudah dikaitkan dengan
perkembangan epidemik di daerah sabuk meningits. Faktor-faktor itu termasuk:
kondisi medis (kerentanan kekebalan tubuh penduduk), kondisi demografis
(perjalanan dan perpindahan penduduk dalam jumlah besar), kondisi sosial
ekonomi (penduduk yang terlalu padat dan kondisi kehidupan yang miskin),
kondisi iklim (kekeringan dan badai debu), dan infeksi konkuren (infeksi
pernafasan akut). 4
7
yang
sering
menyebabkan
meningitis
bacterial
sebelum
Bakteri
yang
usia
sering
Neonatus
paling Bakteri
meningitis
Group B streptococcus
Escherichia coli
Klebsiella
Enterobacter
yang
jarang
Staphylococcus aureus
Coagulase-negative staphylococci
Enterococcus faecalis
Citrobacter diversus
Salmonella
Listeria monocytogenes
Pseudomonas aeruginosa
Streptococcus pneumonia
Neisseria meningitides
c, d, e, f, dan nontypable
H. influenzae type b
Group A streptococci
Gram-negatif bacilli
L. monocytogenes
(cryptococcus,
histoplasma,
dan
coccidioides),
dan
parasit
Subakut
HIV
JC virus
9
Eastern equine
Prion-associated encephalopathies
(Creutzfeldt-Jakob disease, kuru)
encephalitis
Western equine
2.
encephalitis
California encephalitis
Venezuelan equine
encephalitis
Japanese encephalitis
Tick-borne
encephalitis
Murray Valley
encephalitis
Enteroviruses
Herpesviruses
Herpes simplex
viruses
Epstein-Barr virus
Varicella-zoster virus
Human herpesvirus-6
Human herpesvirus-7
HIV
Influenza viruses
Lymphocytic choriomeningitis virus
Measles virus (native atau vaccine)
Mumps virus (native atau vaccine)
Virus rabies
Virus rubella
Virus adalah penyebab utama pada infeksi encephalitis akut. Encephalitis
juga dapat merupakan hasil dari jenis lain seperti infeksi dan metabolik, toksik
dan gangguan neoplastik. Penyebab yang paling sering menyebabkan encephalitis
di U.S adalah golongan arbovirus (St. Louis, LaCrosse, California, West nile
encephalitis viruses), enterovirus, dan herpesvirus. HIV adalah penyebab penting
encephalitis pada anak dan dewasa dan dapat berupa acute febrile illness.3
10
2.3.3. Patofisiologi
Dalam proses perjalanan penyakit meningitis yang disebabkan oleh
bakteri, invasi organisme harus mencapai ruangan subarachnoid. Proses ini
berlangsung secara hematogen dari saluran pernafasan atas dimana di dalam
lokasi tersebut sering terjadi kolonisasi bakteri. Walaupun jarang, penyebaran
dapat terjadi secara langsung yaitu dari fokus yang terinfeksi seperti (sinusitis,
mastoiditism, dan otitis media) maupun fraktur tulang kepala.
Penyebab paling sering pada meningitis yang mengenai pasien < 1 bulan
adalah Escherichia colli dan streptococcus group B. Infeksi Listeria
monocytogenes juga dapat terjadi pada usia < 1 bulan dengan frekuensi 5-10%
kasus. Infeksi Neisseria meningitides juga dapat menyerang pada golongan usia
ini. Pada golongan usia 1-2 bulan, infeksi golongan streptococcus grup B lebih
sering terjadi sedangkan infeksi enterik karena bakteri golongan gram negatif
frekuensinya
mulai
menurun.
Streptococcus
pneumonia,
Haemophilus
H.
influenzae)
terdiri
atas
kapsul
polisakarida
yang
ini
disebabkan
oleh
faktor
tekanan
hidrostatik,
terutama
meningkatnya tekanan darah dan aliran darah dan oleh factor osmotic.
Ketika protein dan makromolekur lain memasuki rongga ekstraseluler otak
karena kerusakan sawar darah otak, kadar air dan natrium pada rongga
ekstraseluler juga meningkat.
12
intoksikasi
(dimetrofenol,
triethylitin,
hexachlrophenol,
Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi),
pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat
kesadaran.
14
spesifik:
a. Hipotermia atau mungkin bayi demam
b. Ubun-ubun membumbung, diastasis (pemisahan) pada sutura
-
jahitan, dan kaku kuduk tapi biasanya temuan ini muncul lambat.
Saat anak tumbuh lebih tua, pemeriksaan fisik menjadi lebih
mudah dicari.
a. tanda-tanda meningeal lebih mudah di amati (misalnya, kaku
kuduk, tanda kernig positif dan Brudzinski juga positif)
penyakit,serta
menetapkan
untuk
diagnose,
melakukan
test
Tekanan
Meningitis
Viral
Meningitis
TB
Meningitis
Kriptokokus
90-200
200-300
180-300
180-300
Hitung
Kadar
Kadar
Leukosit Glukosa
Protein
100-5000
<40
>100
> 80%
PMN
10-300
Normal N / sedikit
Limfosit
meningkat
100-500 Menuru Meningkat,
Limfosit
n, <40
>100
10-200 menurun
50-200
Limfosit
18
Mikrobiologi
Patogen spesifik pada
50% bakteri gram dan
80% dari hasil kultur
Isolasi virus,
pemeriksaan PCR
Kultur Basl tahan
asam, PCR
Dengan tinta india,
antigen kriptokokus,
Meningitis
aseptik
Keganasan
90-200
Nilai normal
80-200
10-300
Limfosit
Mononuk
lear
0,5
Limfosit
N
Menuru
n
50-75
N / sedikit
meningkat
Meningkat
15-40
kultur
Negatif
Negatif
Negatif
Anti kejang.
19
dosis
awal
10-20
mg/kg/kali
dengan
kecepatan
c.
Pernafasan
diusahakan
sebaik
mungkin
dengan
e.
f.
2.
: Neonatus:
Umur 1 2 bulan
: 8 12 gram/hari
dibagi dalam 4 kali pemberian.
b. Gentamisin
Diberikan secara intravena
Dosis
: Prematur
: 5 mg/kg BB/hari
dibagi dalam 2 kali pemberian.
Neonatus
: 5 mg/kg BB/hari
dibagi dalam 3 kali pemberian.
c. Kloramfenikol
Diberikan secara intravena
Dosis
: Prematur
: 25 mg/kg BB/hari
dibagi dalam 2 kali pemberian.
: 50 mg/kg BB/hari
dibagi dalam 2 kali pemberian.
Anak
Dewasa
: 4 8 gram/hari
dibagi dalam 4 kali pemberian.
d. Ceftriaxon
-
Dewasa dan anak > 12 tahun dan anak BB > 50 kg : 1 2 gram satu kali sehari. Pada infeksi berat yang
disebabkan organisme yang moderat sensitif, dosis
dapat dinaikkan sampai 4 gram satu kali sehari.
22
Bila dilakukan kultur dan bakteri penyebab dapat ditemukan, biasanya antibiotika
yang digunakan adalah seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini
Kuman penyebab
H. influenzae
S. pneumoniae
N. meningitidis
S. aureus
S. epidermitis
Pilihan pertama
Ampisilin
Penisillin G
Penisillin G
Nafosillin
Sefotaksim
Enterobacteriaceae
Alternatif lain
Cefotaksim
Kloramfenikol
Kloramfenikol
Vancomisin
Ampisillin bila sensitif dan atau
ditambah aminoglikosida secara
6.
Pseudomonas
Pipersillin +
intrateca.
Sefotaksim
7.
Streptococcus
Tobramisin
Penicillin G
Vankomisin
8.
Group A / B
Streptococcus
Ampisillin +
9.
Group D
L monocytogenes
Gentamisin
Ampisillin
Trimetoprim
Sulfametoksasol
intrakranial.
Asiklovir
adalah
pilihan
perawatan untuk infeksi HSV. Infeksi HIV dapat diobatidengan kombinasi ARV.
Infeksi M. pneumoniae dapat diobati dengan doksisiklin, eritromisin, azitromisin,
klaritromisin atau, meskipun nilai mengobati penyakitmikoplasma SSP dengan agen
23
serebral
yang
2. Kuman penyebab
3. Lama penyakit sebelum diberikan antibiotika
4. Jenis dan dosis antibiotika yang diberikan
5. penyakit yang menjadi faktor predisposisi.
Pada banyak kasus, penderita meningitis yang ringan dapat sembuh
sempurna walaupun proses penyembuhan memerlukan waktu yang lama.
Sedangkan pada kasus yang berat, dapat terjadi kerusakan otak dan saraf secara
permanen, dan biasanya memerlukan terapi jangka panjang 13
BAB III
KESIMPULAN
Meningoensefalitis berarti peradangan pada otak (encephalon) dan
selaput pembungkusnya (meningen). Bakteri, jamur, dan proses autoimun dapat
menyebabkan ensefalitis, tetapi pada kebanyakan kasus etiologinya adalah virus.
Virus herpes simpleks (HSV) menjadi penyebab tersering dari ensefalitis. Gejala
24
umum yang terjadi adalah lemah, malaise, demam, sakit kepala, pusing, mualmuntah, fotofobia, nyeri ekstermitas, tanda nasofaringitis, halusinasi, kejang,
gangguan kesadaran. Penatalaksaan pada meningoensefalitis adalah dengan
menggilangkan gejala-gejala yang ada dan memberikan obat sesuai faktor
penyebab, yaitu antibakteri atau antivirus. Pada banyak kasus, penderita
meningitis yang ringan dapat sembuh sempurna walaupun proses penyembuhan
memerlukan waktu yang lama. Sedangkan pada kasus yang berat, dapat terjadi
kerusakan otak dan saraf secara permanen, dan biasanya memerlukan terapi
jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Cambell W,
5.
6.
7.
Posner JB, Schiff ND, Saper CB, Plum F, Plum and Posner Diagnosis of
Stupor and Coma fourth edition, Oxford University Press, Oxford, 2007;
38-42
8.
9.
10.
11.
12.
Ellenby, Miles., Tegtmeyer, Ken., Lai, Susanna., and Braner, Dana. 2006.
Lumbar Puncture. The New England Journal of Medicine. 12 : 355
URL :http://content.nejm.org/cgi/reprint/355/13/e12.pdf
13.
26