Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaan


Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
pada Anak

Disusun Oleh :
Alda Olivia Patadungan
11-2014-159
Pembimbing :
Dr. Mustari, SpA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA, JAKARTA
RSUD TARAKAN, JAKARTA
Periode 22 Juni-29 Agustus
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan ridho-NYA penulis dapat
menyelesaikan referat dengan judul Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaan Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium pada Anak.
Referat ini memberikan kajian tentang pemeriksaan untuk meunjang diagnosis GAKI
pada anak, sehingga dapat terdiagnosis dan dapat dilakukan pemberian terapi sedini mungkin
untuk mengurrangi dampak GAKI bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
Penyusun menyadari dalam penulisan referat ini masih banyak kekurangan dan masih
banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik
yangmembangun guna menambah ilmu dan pengetahuan penyusun dalam ruang lingkup Ilmu
Anak, khususnya yang berhubungan dengan referat ini.
Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih pada pembimbing di Departemen
AnakRSUD Tarakan Jakarta, atas ilmu dan bimbingannya selama ini, khususnyakepada dr.
Mustari, SpA, selaku pembimbing dalam penyusunan referat ini.Semoga referat ini
bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Juli 2015

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................ i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan...............................................................................................................1
A. Latarbelakang......................................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II. TinjauanPustaka......................................................................................................2
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Definisi...............................................................................................................................2
Epidemiologi......................................................................................................................2
Etiologi...............................................................................................................................3
Metabolisme Iodium ......................................................................................................... 4
Patofisiologi........................................................................................................................5
Manifestasi klinis..............................................................................................................5
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya GAKI..................................................................8
Penatalaksanaan defisiensi iodium.....................................................................................11

BAB III. Penutup .................................................................................................................13


Kesimpulan.............................................................................................................................13
Daftar Pustaka.......................................................................................................................14

BAB I
Pendahuluan
A. LatarBelakang

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan penyebab retardasi mental


terbesar di seluruh dunia yang seharusnya dapat dicegah. GAKI masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia karena belum mampu mencapai kondisi
eliminasi seperti yang diharapkan. Hasil survei tahun 2003 dan Riskesdas 2007 menunjukkan
bahwa pencapaian program penanggulangan GAKI di Indonesia masih jauh dari target
Universal Salt Iodization dan Indonesia Sehat 2010.
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) terjadi pada daerah atau lingkungan
yang kekurangan iodium yaitu bila kondisi tanah dan sumber air minum di wilayah tersebut
kekurangan iodium. Iodium adalah zat gizi (mikronutrient) yang dibutuhkan tubuh manusia,
yang terdapat dalam makanan atau minuman dengan kadar minimal 100-200 g/hari. Pada
awalnya defisiensi iodium hanya dipandang sebagai gondok endemik dan kretin endemik
saja, namun tidak hanya terbatas pada kedua hal tersebut, karena defisiensi mikronutrien ini
juga menyebabkan gangguan perkembangan pada manusia baik fisik maupun mental.1

B. Tujuan
Penulisanreferatinibertujuan agar kitadapatmengetahui pemeriksaan apa saja yang
dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya dampak dari kekurangan iodium pada anak
sehingga dapat memberikan penatalaksanaan yang tepat sebelum terjadi gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

BAB II
TinjauanPustaka
A. Definisi
GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) merupakan sekumpulan gejala yang
timbul akibat tubuh kekurangan iodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
4

Gangguan akibat kekurangan Iodium berupa gondok atau pembengkakan kelenjar leher dan
kreatinisme (cebol) telah dikenal sejak lama. Defisiensi iodium saat ini tidak hanya terbatas
pada gondok dan kreatinisme saja, tetapi ternyata defisiensi dari iodium juga berpengaruh
terhadap tumbuh kembang, termasuk perkembangan otak.Iodium ada didalam tubuh dengan
jumlah yang sangat sedikit yaitu 15-23 mg dan sekitar 75% dari iodium ini ada di dalam
kelenjar tiroid, yang digunakan untuk sintesis hormon tiroksin, tetraiodotironin (T4) dan
triiodotironin

(T3).

Hormon-hormon

ini

diperlukan

untuk

pertumbuhan

normal,

perkembangan fisik manusia. Sisa 25% Iodium terdapat di jaringan lain terutama di kelenjarkelenjar ludah, payudara, lambung, serta ginjal. Didalam darah, Iodium terdapat dalam
bentuk bebas atau terikat dengan protein (Protein-Bound Iodine/PBI).2
B. Epidemiologi
Di Indonesia, prevalensi gondok endemik yang tertinggi pada umumnya dijumpai di
sekitar lereng gunung berapi, atau di daerah pengunungan.Masukan iodium pada manusia
berasal dari makanan dan minuman yang berasal dari alam. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, jika lahan yang menjadi tempat pertanian kekurangan kandungan iodium maka
hasil tanaman juga kandunganIodiumnya akan berkurang.1
Salah satu daerah di Jawa timur yaitu Jember termasukdataran tinggi dengan kategori
endemis GAKI berat.Daerah dataran tinggi biasanya miskin iodium karenalapisan tanah
paling atas yang mengandung iodiumterkikis dari waktu ke waktu. Perbedaan prevalensi
gondok didaerah dataran tinggi, dataran rendah karena faktor geografis. Selain itu,konsumsi
pangansumber zat dengan rata-rata 186,07 mg/hari semakinmemperberat risiko GAKI di
daerah endemis apalagijika ada masalah kekurangan protein di daerah tersebut. Konsumsi zat
goitrogenik merupakan faktor lingkunganyang mempunyai pengaruh bermakna terhadap
menetapnyadan berkembangnya kasus-kasus baru di berbagaidaerah endemis.3

Grafik 1 : Cakupan rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodiumtahun 20124


C. Etiologi
Sampai saat ini defisiensi iodium merupakan penyebab utama terjadinya GAKI.
Adapun penyebab yang lain yaitu keadaan geografis dan lingkungan dimana kandugan dalam
tanah berkurang karena erosi dan overeksploitasi tanah. Selain itu juga GAKI dapat
disebabkan oleh zat goitrogenik (pengganggu). Zat goitrogenik adalah zat yang dapat
menghambat pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid, sehingga konsentrasi iodium didalam
kelenjar tiroid menjadi rendah. Tiosianat, hasil detoksifikasi sianida, merupakan salah satu zat
goitrogenik yang potensial. Mekanisme kerja tiosianat mengganggu fungsi tiroid dengan
menghambat pengambilan iodium dan mengganggu aktivitas thyroid peroxidase (TPO).
Contoh bahan pangan yang mengandung zat goitrogenik: kubis, kembang kol, sawi, rebung,
ketela rambat, singkong3
Sebagian besar iodium terdapat di laut, dimana sebagiannya lagi akan merembes,
dibawa hujan, sungai, dan banjir ke tanah dan gunung disekitarnya.. Daerah pegunungan di
seluruh dunia termasuk di Eropa, Amerika, dan Asia kurang mengandung iodium. Iodium di
dalam tanah dan laut terdapat sebagai iodida. Ion iodida dioksidasi oleh sinar matahari
menjadi unsur Iodium yang mudah menguap. Iodium ini kemudian dikembalikan ke tanah
oleh hujan. Pengembalian Iodium ke tanah berjalan lancar dan sedikit dibandingkan dengan
kehilangan akibat pengupan. Akibat dari banjir yang berulang terjadi disuatu daerah akan
menyebabkan kekurangan iodium dalam tanah. Hasil pertanian dari daerah tersebut
6

mengalami kekurangan iodium sehingga jika hanya bergantung dari hasil tanaman daerah
tersebut akan mengalami kekurangan iodium.1
D. Metabolisme Iodium
Iodium didalam tubuh menjadi bahan baku untuk sintesis hormn tiroid. Iodium
diabsorpsi dari usus dan kemudian diedarkan didalam sirkulasi darah. Dari sirkulasi ini, selsel kelenjar tiroid mengambil senyawa iodida tersebut melalui pompa iodida. Dibawah
kendali thyroid-stimulating hormone (TSH). Setelah diambil oleh sel-sel kelenjar tiroid,
iodium dilepaskan kedalam koloid dan disini iodium dioksidasi oleh hidrogen peroksida yang
berasal dari sistem peroksidase tiroid dan kemudian senyawa iodida bergabung dengan
molekul tirosin dari tiroglobulin dan membentuk monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin
(DIT). Jika molekul DIT bergabung dengan DIT yang lain terbentuklah T4, sedangkan satu
molekul MIT terangkai dengan satu DIT maka terbentuklah T3. Tiroglobulin kemudian
diambil oleh sel-sel kelenjar tiroid melalui sebuah proses yang dikenal sebagai pinositosis.
Dalam sel-sel kelenjar tiroid hormon T3 dan T4 dilepas dari kelenjar tiroid melalui proses
proteolisis. Sekresi T3 dan T4 ini berada dibawah pengaruh TSH. Terdapat mekanisme
umpan balik ketika kadar T4 yang meningkat akan menghambat secara langsung sekresi
TSH. Jadi ketika kadar T4 dalam darah menurun, sekresi TSH akan meningkat dan begitu
juga sebaliknya. Pada defisiensi iodum yang berat, hormon T4 tetap rendah dan TSH
meninggi. Gambarn T4 yang rendah dan TSH yang tinggi mengindikasikan hipotiroidisme,
Jika kadar iodium pada kelenjar tiroid sangat terbatas, kelenjar tersebut akan memproduksi
lebih banyak T3 (yang bekerja lebih aktif dari pada T4) sedangkan produksi T4 menjadi lebih
sedikit. Jika kadar T4 rendah, maka jaringan target juga mengubah T4 menjadi T3. Walaupun
demikian, otak ternyata hanya dapat menggunakan T4 dan bukan T3 sehingga jika hal ini
terjadi maka fungsi otak akan terpengaruh.5Hormon tiroksin kemudian dibawa melalui darah
ke sel-sel sasaran dan hati, didalam sel-sel sasaran dan hati, tiroksin dipecah dan bila
diperlukan iodium kembali digunakan. Kelebihan iodium dikeluarkan melalui urin dan
sedikit melalui feses yang berasal dari cairan empedu.2
Sesudah usia kehamilan 12 minggu, terbentuk kelenjar tiroid dan hipofisis yang
masing-masing bertanggung jawab atass produksi T4 dan TSH. Hipotalamus yang
bertanggung jawab atas produksi thyrotropin-realising hormone(TRH) terbentuk pada usia
kehamilan antara minggu ke-10 dan ke-30. Jadi, hingga usia kehamilan sekitar 20 minggu,
janin akan bergantung pada ibu untuk mendapatkan hormon T4. Sesudah masa ini, janin akan
7

memproduksi TSH sendiri. Kadar T3 yang normal masih rendah karena keberadaan enzim 5deiodinase (ID-III) mengakibatkan terbentuknya reverse T3 dimana reverse T3 ini kurang
mengandung atom iodium pada cincin bagian dalam molekul tersebut. Sesaat sebelum bayi
lahir terdapat perubahan sistem enzim yaitu dari ID-III menjadi 5-deiodinase (deiodinase
tipe I atau ID-I) yang memproduksi bentuk T3 normal.5
E. Patofisiologi
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Konsumsi normal sehari
adalah sebanyak 100-200g sehari. Eksresi dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan
dengan konsumsi. Dalam bentuk ikatan organik di dalam makanan hewani hanya sebagian
iodium yang dikonsumsi yang dapat diabsopsi. Didalam darah iodium terdapat dalam bentuk
bebas dan ada yang terikat dengan protein. Didalam tubuh manusia dewasa sehat terdapat 1523mg iodium, 70-80% diantaranya berada didalam kelenjar tiroid. Didalam kelenjar ini
iodium digunakan untuk mesintesis hormon-hormon tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin
(T3), bila diperlukan. Kelenjar tiroid harus menangkap 60g iodium sehari untuk
mempertahankan agar persediaan tiroksin cukup. Penangkapan iodida oleh kelenjar tiroid
dilakukan melalui transpor aktif yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini berada
dibawah pengaruh TSH, yang sekresinya distimulasi oleh TRH dari hipotalamus.2
Kekurangan iodium akan menyebabkan produksi hormon tiroid juga ikut berkurang.
Akibatnya adalah terjadinya hipertrofi dari kelenjar tiroid atau yang disebut dengan gondok.
Jika tiroid kekurangan bahan baku pembuat hormon yaitu iodium, TSH akan bekerja lebih
keras sehingga tiroid akan membesar. Defisiensi iodium dapat menyebabkan hipotiroid
dimana terjadi penurunan aktivitas metabolisme tubuh secara keseluruhan; penurunan
toleransi terhadap dingin, mudah lelah, nadi lambat dan lemah, perlambatan refleks dan
responsivitas mental.Hal yang paling buruk dari defisiensi iodium adalah jika defisiensi itu
terjadi pada masa janin dan neonatus. Defisiensi iodium akan meningkatkan terjadinya
komplikasi kehamilan seperti abortus, kematian janin,berat badan lahir rendah, hipotiroid
neonatal dan retardasi mental.1
F. Manifestasi Klinis
Kelainan GAKI didefinisikan sebagai suatu kelainan dan gangguan baik reversibel maupun
irreversibe yang dapat dicegah dengan pemberian unsur iodium secara adekuat. Gambaran
klinis dari GAKI dapat dilhat dalam tabel berikut.
8

Tabel 1 : Gambaran Klinis GAKI1


Kelompok usia
Seluruh umur

Akibat terhadap kesehatan


Goiter
Peningkatan kepekaan dari kelenjar tiroid untuk radiasi nuklir
Fetus
Aborsi
Lahir mati
Kelainan kongenital
Kematian masa perinatal
Neonatus
Kematian bayi
Kreatinisme endemis
Anak dan remaja
Penurunan fungsi mental
Keterlambatan pertumbuhan
Dewasa
Penurunan fungsi mental
Penurunan produksivitas
Toksik nodular goiter
Peningkatan kejadian hipotiroidisme dari sedang hingga berat
Dari sebuah metaanalisis terhadap 18 penelitian yang menyelidiki hubungan antara
defisiensi iodium dan kemampuan kognitif pada anak-anak dan orang dewasa didapatkan
bahwa adanya defisit nilai IQ rata-rata sebesar 13,5 poin pada orang-orang yang mengalami
defisiensi iodium jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Defisit ini sangat besar.
Namun demikian, untuk kontrol terhadap faktor-faktor latar belakang keluarga dan
masyarakat yang juga dapat mempengaruhi perkembangan tersebut umumnya juga sangat
buruk. Daerah-daerah yang mengalami kekurangan iodium umumnya terisolasi dan lebih
miskin serta memiliki lebih sedikit fasilitas dibandingkan dengan daerah yang tidak
kekurangan iodium. Walaupun begitu, hasil penelitian diatas masih selaras dengan hipotesis
yang mengatakan bahwa defisiensi iodium berpengaruhi padakemampuan kogntif anak5
Bentuk kelainan klinis pada GAKI yaitu gondok endemik, kreatin endemik.1
1. Gondok endemik
Semula gondok endemik disama artikan dengan GAKI, namun kini telah dipisahkan.
Gondok endemik hanya sebagian kecil dari masalah GAKI. Dengan memberikan
iodium dalam jumlah yang cukup, prevalensi gondok akan berkurang, tetapi tidak
berarti GAKI telah tiada.

Gambar 1: struma nodusa (gondok)6


2. Kratin endemik
Merupakan defisiensi iodium berat pada masa fetus dan merupakan indikator klinik
penting bagi GAKI. Prevalensinya didaerah devisiensi iodium derajat berat berkisar
antara 1-15%. Kretin endemik umumnya lahir di daerah defisiensi iodium yang sangat
berat, dengan Urine Iodine Excretion (UIE) <25g/L. Gambaran klinis seseorang
dikatakan kretin endemik, jika ia lahir di daerah endemik dan menunjukkan dua dari
tiga gejala ini, retardasi mental, tuli perspektif, dan gangguan neurouskular. Kretin
dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu: kretin tipe nervosa, tipe miksedematosa, dan kretin
tipe campuran.1
a. Kretin tipe nervosa
Di tandai dengan retardasi mental yang sangat berat, gangguan pendengaran dan
bisu tuli, sindrom paresis piramidalis khususnya tungkai bawah, hipertonia,
klonus, sikap berdiri dan cara berjalan yang khas: spastik, ataksik atau bahkan
tidak mampu berdiri.Pasien kretin tipe ini biasanya mempunyai penglihatan yang
normal, tetapi pendengarannya sangat terganggu. Sekitar 50% pasien kretin
nervosa mengalami tuli total yang terbukti dengan tidak adanya respon koklear
maupun respon batang otak pada audiotory brain stem evoked potential, bahkan
pada frekuensi suara yang paling tinggi. Pada subyek yang hanya mengalami
penurunan pendengaran, didapatkan defek yang nyata pada nada tinggi. Meskipun
demikian, tidak semua pasien kretin neurologis mengalami gangguan pendengaran
b. Kretin tipe miksedematosa
Ditandai dengan retardasi mental namun derajat lebih ringan, tanda hipotiroid
klinis: tubuh sangat pendek (cebol), miksedema, kulit kering, rambut
jarang.Berbeda dengan populasi umum atau populasi kretin neurologis, pada
populasi kretin miksedematosa biasanya tidak ditemukan pembesaran kelenjar
struma. Kelenjar tiroid bahkan sering tidak teraba akibat adanya atrofi tiroid
c. Kretin tipe campuran
Secara klinis perbedaan tipe nervosa dan miksedematosa adalah pada tipe nervosa
biasanya kelainan neurologisnya lebih berat, sedangkan gambaran klinis hipotiroid
seperti maturasi tulang yang sangat terlambat dan tinggi badan yang sangat pendek
lebih menonjol pada pasien dengan kretin miksedematosa. Atrofi tiroid juga hanya
ditemukan pada pasien kretin miksedematosa. Di beberapa daerah ditemukan tipe
campuran.

10

Gambar 2: Kretinisme7
G. Pemeriksaan untuk mengetahui adanya GAKI
1. Pemeriksaan antropometri
Pemeriksaan antropometri yang dapat dilakukan adalah dengan mengukur tinggi
badan per berat badan. Hal ini perlu untuk mengetahui pertumbuhan fisik anak apakah
sesuai dengan beratnya karena jika telah mengalami GAKI maka pertumbuhannya
akan ikut terganggu.
2. Pemeriksaan klinis
a. Defisiensi iodium pada ibu hamil akan berpengaruh pada perkembangan tonus,
refleks, dan reaksi postural ketika anak dilahirkan. Keterlambatan perkembangan ini
memang

tidak

menetap,

dimana

mereka

dapat

mengejar

keterlambatan

perkembangannya pada usia 6 bulan namun tidak mengalami perbaikan yang


sempurna. Dari hasil temuan ini, dapat menjelaskan mengapa penduduk yang tinggal
di daerah defisiensi iodium mengalami gangguan dimana kapasitas mental yang lebih
rendah, gangguan kecerdasan dan psikomotor serta kesulitan belajar. Oleh sebab itu,
skrining hipotiroid kongenital sangat perlu dilakuakan agar kekurangan hormon tiroid
pada bayi dapat segera diatasi sebelum terjadi masalah yang lebih parah.1
b. Palpasi kelenjar tiroid
Dalam survei pembesaran kelenjar tiroid(gondok), WHO merekomendasi agar
dilakukan palpasi pada anaksekolah. Pembesaran kelenjar tiroid pada anak usia
sekolah menandakan masih adanya kasus barukekurangan iodium di suatu
masyarakat. Kendala yang ditemukan dengan melakukan palpasi padaanak sekolah
adalah hampir semuapembesarankelenjar tiroid yang terdeteksi pada anak
sekolahhanya berukuran teraba jadi belumsampai terlihat.8
Klasifikasi Gondok8
1. Grade 0 : Normal
11

Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar aupun tengadah maksimal, dan dengan
palpasi tidak teraba
2. Grade IA
Kelenjar gondok tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan pada
palpasi teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari penderita.
3. Grade IB
Kelenjar gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan tengadah
maksimal dan palpasi teraba lebih besar dari Grade IA.
4. Grade II
Pada inspeksi kelenjar gondok terlihat pada posisi datar dan dengan palpasi teraba
lebih besar dari Grade IB
5. Grade III
Kelenjar gondok cukup besar dan dapat terlihat pada jarak 6 meter atau lebih
Total Goiter Rate = 1a, 1b,II, III/ Jumlah yang diperiksa x 100%
Prevalensi (TGR) = 0 4 % : Non endemik
5 19 % : Endemik ringan
20 29% : Endemik sedang
> 30% : Endemik berat

Gambar 3: Grade Ia9

Gambar 4: Grade Ib9

12

Gambar 5: Grade II9


Gambar 4: Grade III9
3. Pemeriksaan urin dan hormon
Ekskresi iodium dalam urin merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan
asupan iodium yang paling akhir dari makanan. Untuk memberantas defisiensi
iodium, kadar median iodium dalam urin harus 100 g/L-200 g/L10
Tabel 2: Kadar iodium dalam urin5
Status Iodium
kadar median iodium dalam urin (g/l)
Defisiensi iodium yang berat
<20
Defisiensi iodium yang sedang
20-49
Defisiensi iodium yang ringan
50-99
Asupan iodium yang ideal
100-200
Lebih dari asupan iodium yang adekuat
201-299
Asupan iodium yang belebih
>300
Kadar hormon dalam darah dapat ditemukan penurunan kadar FT4,
meningkatnya ratio T3/T4, meningkatnya kadar TSH dalam serum walaupun masih
dalam batas normal.
Dari hasil evaluasi program penanggulangan masalah GAKI, terdapat beberapa survei
di mana hasil iodium urin yang normal namun terjadi peningkatan TGR pada daerah survei
tersebut sehingga terdapat ketidaksesuaian dari hasil yang diharapkan dari program GAKI.
Data TGR tidak dapat sepenuhnya dijadikan patokan pada saat pengamatan karena TGR
merupakan indikator jangka panjang program penanggulangan GAKI. TGR yang tinggi pada
beberapa hasil survei saat ini merupakan dampak dari kekurangan iodium beberapa tahun
sebelumnya. Dengan demikian, peningkatan TGR tahun ini merupakan akibat dari kondisi
kekurangan iodium beberapa tahun lalu. Hasil iodium urin yang normal pada saat survei
diharapkan dapat menurunkan TGR di masa mendatang. Sebagai indikator status iodium saat
ini, TGR sudah banyak ditinggalkan, mengingat TGR tidak secara sensitif dan spesifik
menggambarkan perubahan status iodium di dalam masyarakat. Zimmerman, menyatakan

13

bahwa meskipun TGR merupakan indikator yang baik bagi penentuan status iodium
masyarakat untuk jangka panjang, tetapi penilaian pengaruh penggaram iodium secara cepat,
sebaiknya tidak digunakan lagi. Data TGR dapat memberikan hasil yang bertentangan dengan
median iodium urin yang merupakan indikator lebih sensitif dan spesifik perubahan status
iodium di dalam masyarakat. Median iodium urin dianggap sebagai indikator terbaik untuk
menilai status iodium dalam masyarakat. Meskipun demikian, TGR tetap digunakan pada
periode pengamatan yang panjang dan melihat perbandingan antar-negara atau wilayah.11
H. Penatalaksanaan dan pencegahan
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, defisiensi iodium biasanya terjadi karena
kekurangan iodium dalam air minum, dalam tanah, dan air yang menjadi tempat tumbuhnya
tanaman pangan untuk konsumsi manusia serta hewan ternak, maka pemilihan bahan pangan
alami untuk meningkatkan asupan iodium atau untuk mengurangi konsumsi goitrogenik
umumnya tidak dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengatasi defisiensi iodium.
Peningkatan konsumsi iodium merupakan cara yang efektif.5

Strategi jangka pendek

Sebagai upaya penanggulangan GAKI yaitu dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul
minyak beriodium. Program yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1992 ini dilakukan
untuk mempercepat perbaikan status iodium masyarakat bagi daerah endemik sedang dan
berat pada kelompok rawan. Kapsul minyak beriodium 200mg diberikan pada Wanita Usia
Subur (WUS) sebanyak 2 kapsul/tahun, sedangkan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak
SD kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun.11

Strategi jangka panjang

Iodisasi garam, merupakan kegiatan fortifikasi garam dengan Kalium Iodat (KOI3). Tujuan
kegiatan ini agar semua garam iodium yang dikonsumsi masyarakat mengandung iodium
minimal 30 ppm. Target program ini 90% masyarakat mengkonsumsi garam beriodium yang
cukup (30 ppm).10,11
Target yang harus dicapai dalam program penanggulangan GAKI ini yaitu:11
1. 90% rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium cukup (30ppm) secara
nasional, provinsi dan kabupaten/kota
2. Median iodium dalam urinsecara rata-rata nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
adalah 100-300g/L
14

Penilaian status iodium dalam populasi merupakan dasar pengembangan program


pengendalian GAKI nasional, yang selanjutnya juga merupakan parameter untuk memonitor
keberhasilan program. Ada 3 parameter terpenting untuk monitor GAKI, yaitu;
1. Penentuan tingkat ekskresi iodium dalam urin
2. Penentuan ukuran kelenjar tiroid dan estimasi prevalens struma
3. Penentuan kadar TSH , hormon tiroid, dan tiroglobulin dalam serum

BAB III
Penutup
Kesimpulan
GAKI merupakan masalah gizi yang cukup serius karena bukan hanya menyebabkan
gangguan seperti gondok, tetapi juga dapat menyebakan kretinisme dan gangguan
pertumbuhan serta kecerdasan pada anak. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung iodium sesuai dengan kebutuhan harian, karena
iodium merupakan unsur mineral mikro yang walaupun dalam jumlah kecil tetapi sangat
dibutuhkan oleh tubuh.
Diagnosis GAKI dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaandengan menilai
apakah terdapat keterlambatan dalam perkembangan anak,antropometri,, palpasi kelenjar
15

tiroid,pemeriksaan kadar iodium dalam urin, dan pemeriksaan hormon tiroid serta kadar TSH
Penatalaksanaan kasus GAKI dengan pemberikan kapsul minyak beriodium sesuai dengan
kebutuhan dan fortifikasi garam dengan kalium iodida 30ppm.

Daftar Pustaka
1. Susanto J C. Defisiensi iodium dan GAKI. dalam: Sjarif D S,dkk. Buku ajar nutrisi
pediatrik danpenyakit metabolik. Jilid 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2011.h.209-20.
2. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia pustaka utama; 2009.h.263-8.
3. NingtyasF W, Asdie A H, Julia M,dkk. Eksplorasi Kearifan Lokal Masyarakat dalam
Mengonsumsi Pangan Sumber Zat Goitrogenik. Jurnal kesehatan masyarakat nasional.
2014 Feb. Vol 8(7). 306-11.
4. Rencana
kerja
pembinaan

gizi

masyarakat

tahun

2013.

http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/bk%20rencana%20kerja%20gizi
%20FINAL. Diunduh 16 Juli 2015
5. West C E, jooste P L, Pandav C S. Iodium dan gangguan akibat kekurangan iodium.
dalam: Gibney M J, dkk. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC; 2009.h.263-74.
6. Diunduh dari https://emjepharma.files.wordpress.com/2011/05/gondok1.jpg?w=614. 18
Juli 2015.
16

7. Diunduh

dari

http://image.slidesharecdn.com/4kb1modul4gizi1-131228033839-

phpapp02/95/4-kb-1-modul-4-gizi-1-20-638.jpg. 18 Juli 2015.


8. Oktarina, Putri D A. Upayameningkatkan penanggulangan GAKI pada anak sekolah di
daerah gondok endemikberat di kota Surabaya. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Sep 2009. Vol. 12( 3). 148-55.
9. www.google.co.id. Diunduh tanggal 1 Agustus 2015.
10. Zimmermann M B. Iodine deficiency. Endokrine Reviews. Vol 30 issue 4.
http://press.endocrine.org/doi/full/10.1210/er.2009-0011. Diunduh 17 Juli 2015.
11. Pramono L A. Gangguan akibat kekurangan iodium diIndonesia: Tinjauan Epidemiologis
danKebijakan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Okt 2009. Vol.
4(2).h.71-7.

17

Anda mungkin juga menyukai