Disusun Oleh :
Alda Olivia Patadungan
11-2014-159
Pembimbing :
Dr. Mustari, SpA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan ridho-NYA penulis dapat
menyelesaikan referat dengan judul Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaan Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium pada Anak.
Referat ini memberikan kajian tentang pemeriksaan untuk meunjang diagnosis GAKI
pada anak, sehingga dapat terdiagnosis dan dapat dilakukan pemberian terapi sedini mungkin
untuk mengurrangi dampak GAKI bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
Penyusun menyadari dalam penulisan referat ini masih banyak kekurangan dan masih
banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik
yangmembangun guna menambah ilmu dan pengetahuan penyusun dalam ruang lingkup Ilmu
Anak, khususnya yang berhubungan dengan referat ini.
Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih pada pembimbing di Departemen
AnakRSUD Tarakan Jakarta, atas ilmu dan bimbingannya selama ini, khususnyakepada dr.
Mustari, SpA, selaku pembimbing dalam penyusunan referat ini.Semoga referat ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................ i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan...............................................................................................................1
A. Latarbelakang......................................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II. TinjauanPustaka......................................................................................................2
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Definisi...............................................................................................................................2
Epidemiologi......................................................................................................................2
Etiologi...............................................................................................................................3
Metabolisme Iodium ......................................................................................................... 4
Patofisiologi........................................................................................................................5
Manifestasi klinis..............................................................................................................5
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya GAKI..................................................................8
Penatalaksanaan defisiensi iodium.....................................................................................11
BAB I
Pendahuluan
A. LatarBelakang
B. Tujuan
Penulisanreferatinibertujuan agar kitadapatmengetahui pemeriksaan apa saja yang
dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya dampak dari kekurangan iodium pada anak
sehingga dapat memberikan penatalaksanaan yang tepat sebelum terjadi gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
BAB II
TinjauanPustaka
A. Definisi
GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) merupakan sekumpulan gejala yang
timbul akibat tubuh kekurangan iodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
4
Gangguan akibat kekurangan Iodium berupa gondok atau pembengkakan kelenjar leher dan
kreatinisme (cebol) telah dikenal sejak lama. Defisiensi iodium saat ini tidak hanya terbatas
pada gondok dan kreatinisme saja, tetapi ternyata defisiensi dari iodium juga berpengaruh
terhadap tumbuh kembang, termasuk perkembangan otak.Iodium ada didalam tubuh dengan
jumlah yang sangat sedikit yaitu 15-23 mg dan sekitar 75% dari iodium ini ada di dalam
kelenjar tiroid, yang digunakan untuk sintesis hormon tiroksin, tetraiodotironin (T4) dan
triiodotironin
(T3).
Hormon-hormon
ini
diperlukan
untuk
pertumbuhan
normal,
perkembangan fisik manusia. Sisa 25% Iodium terdapat di jaringan lain terutama di kelenjarkelenjar ludah, payudara, lambung, serta ginjal. Didalam darah, Iodium terdapat dalam
bentuk bebas atau terikat dengan protein (Protein-Bound Iodine/PBI).2
B. Epidemiologi
Di Indonesia, prevalensi gondok endemik yang tertinggi pada umumnya dijumpai di
sekitar lereng gunung berapi, atau di daerah pengunungan.Masukan iodium pada manusia
berasal dari makanan dan minuman yang berasal dari alam. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, jika lahan yang menjadi tempat pertanian kekurangan kandungan iodium maka
hasil tanaman juga kandunganIodiumnya akan berkurang.1
Salah satu daerah di Jawa timur yaitu Jember termasukdataran tinggi dengan kategori
endemis GAKI berat.Daerah dataran tinggi biasanya miskin iodium karenalapisan tanah
paling atas yang mengandung iodiumterkikis dari waktu ke waktu. Perbedaan prevalensi
gondok didaerah dataran tinggi, dataran rendah karena faktor geografis. Selain itu,konsumsi
pangansumber zat dengan rata-rata 186,07 mg/hari semakinmemperberat risiko GAKI di
daerah endemis apalagijika ada masalah kekurangan protein di daerah tersebut. Konsumsi zat
goitrogenik merupakan faktor lingkunganyang mempunyai pengaruh bermakna terhadap
menetapnyadan berkembangnya kasus-kasus baru di berbagaidaerah endemis.3
mengalami kekurangan iodium sehingga jika hanya bergantung dari hasil tanaman daerah
tersebut akan mengalami kekurangan iodium.1
D. Metabolisme Iodium
Iodium didalam tubuh menjadi bahan baku untuk sintesis hormn tiroid. Iodium
diabsorpsi dari usus dan kemudian diedarkan didalam sirkulasi darah. Dari sirkulasi ini, selsel kelenjar tiroid mengambil senyawa iodida tersebut melalui pompa iodida. Dibawah
kendali thyroid-stimulating hormone (TSH). Setelah diambil oleh sel-sel kelenjar tiroid,
iodium dilepaskan kedalam koloid dan disini iodium dioksidasi oleh hidrogen peroksida yang
berasal dari sistem peroksidase tiroid dan kemudian senyawa iodida bergabung dengan
molekul tirosin dari tiroglobulin dan membentuk monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin
(DIT). Jika molekul DIT bergabung dengan DIT yang lain terbentuklah T4, sedangkan satu
molekul MIT terangkai dengan satu DIT maka terbentuklah T3. Tiroglobulin kemudian
diambil oleh sel-sel kelenjar tiroid melalui sebuah proses yang dikenal sebagai pinositosis.
Dalam sel-sel kelenjar tiroid hormon T3 dan T4 dilepas dari kelenjar tiroid melalui proses
proteolisis. Sekresi T3 dan T4 ini berada dibawah pengaruh TSH. Terdapat mekanisme
umpan balik ketika kadar T4 yang meningkat akan menghambat secara langsung sekresi
TSH. Jadi ketika kadar T4 dalam darah menurun, sekresi TSH akan meningkat dan begitu
juga sebaliknya. Pada defisiensi iodum yang berat, hormon T4 tetap rendah dan TSH
meninggi. Gambarn T4 yang rendah dan TSH yang tinggi mengindikasikan hipotiroidisme,
Jika kadar iodium pada kelenjar tiroid sangat terbatas, kelenjar tersebut akan memproduksi
lebih banyak T3 (yang bekerja lebih aktif dari pada T4) sedangkan produksi T4 menjadi lebih
sedikit. Jika kadar T4 rendah, maka jaringan target juga mengubah T4 menjadi T3. Walaupun
demikian, otak ternyata hanya dapat menggunakan T4 dan bukan T3 sehingga jika hal ini
terjadi maka fungsi otak akan terpengaruh.5Hormon tiroksin kemudian dibawa melalui darah
ke sel-sel sasaran dan hati, didalam sel-sel sasaran dan hati, tiroksin dipecah dan bila
diperlukan iodium kembali digunakan. Kelebihan iodium dikeluarkan melalui urin dan
sedikit melalui feses yang berasal dari cairan empedu.2
Sesudah usia kehamilan 12 minggu, terbentuk kelenjar tiroid dan hipofisis yang
masing-masing bertanggung jawab atass produksi T4 dan TSH. Hipotalamus yang
bertanggung jawab atas produksi thyrotropin-realising hormone(TRH) terbentuk pada usia
kehamilan antara minggu ke-10 dan ke-30. Jadi, hingga usia kehamilan sekitar 20 minggu,
janin akan bergantung pada ibu untuk mendapatkan hormon T4. Sesudah masa ini, janin akan
7
memproduksi TSH sendiri. Kadar T3 yang normal masih rendah karena keberadaan enzim 5deiodinase (ID-III) mengakibatkan terbentuknya reverse T3 dimana reverse T3 ini kurang
mengandung atom iodium pada cincin bagian dalam molekul tersebut. Sesaat sebelum bayi
lahir terdapat perubahan sistem enzim yaitu dari ID-III menjadi 5-deiodinase (deiodinase
tipe I atau ID-I) yang memproduksi bentuk T3 normal.5
E. Patofisiologi
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Konsumsi normal sehari
adalah sebanyak 100-200g sehari. Eksresi dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan
dengan konsumsi. Dalam bentuk ikatan organik di dalam makanan hewani hanya sebagian
iodium yang dikonsumsi yang dapat diabsopsi. Didalam darah iodium terdapat dalam bentuk
bebas dan ada yang terikat dengan protein. Didalam tubuh manusia dewasa sehat terdapat 1523mg iodium, 70-80% diantaranya berada didalam kelenjar tiroid. Didalam kelenjar ini
iodium digunakan untuk mesintesis hormon-hormon tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin
(T3), bila diperlukan. Kelenjar tiroid harus menangkap 60g iodium sehari untuk
mempertahankan agar persediaan tiroksin cukup. Penangkapan iodida oleh kelenjar tiroid
dilakukan melalui transpor aktif yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini berada
dibawah pengaruh TSH, yang sekresinya distimulasi oleh TRH dari hipotalamus.2
Kekurangan iodium akan menyebabkan produksi hormon tiroid juga ikut berkurang.
Akibatnya adalah terjadinya hipertrofi dari kelenjar tiroid atau yang disebut dengan gondok.
Jika tiroid kekurangan bahan baku pembuat hormon yaitu iodium, TSH akan bekerja lebih
keras sehingga tiroid akan membesar. Defisiensi iodium dapat menyebabkan hipotiroid
dimana terjadi penurunan aktivitas metabolisme tubuh secara keseluruhan; penurunan
toleransi terhadap dingin, mudah lelah, nadi lambat dan lemah, perlambatan refleks dan
responsivitas mental.Hal yang paling buruk dari defisiensi iodium adalah jika defisiensi itu
terjadi pada masa janin dan neonatus. Defisiensi iodium akan meningkatkan terjadinya
komplikasi kehamilan seperti abortus, kematian janin,berat badan lahir rendah, hipotiroid
neonatal dan retardasi mental.1
F. Manifestasi Klinis
Kelainan GAKI didefinisikan sebagai suatu kelainan dan gangguan baik reversibel maupun
irreversibe yang dapat dicegah dengan pemberian unsur iodium secara adekuat. Gambaran
klinis dari GAKI dapat dilhat dalam tabel berikut.
8
10
Gambar 2: Kretinisme7
G. Pemeriksaan untuk mengetahui adanya GAKI
1. Pemeriksaan antropometri
Pemeriksaan antropometri yang dapat dilakukan adalah dengan mengukur tinggi
badan per berat badan. Hal ini perlu untuk mengetahui pertumbuhan fisik anak apakah
sesuai dengan beratnya karena jika telah mengalami GAKI maka pertumbuhannya
akan ikut terganggu.
2. Pemeriksaan klinis
a. Defisiensi iodium pada ibu hamil akan berpengaruh pada perkembangan tonus,
refleks, dan reaksi postural ketika anak dilahirkan. Keterlambatan perkembangan ini
memang
tidak
menetap,
dimana
mereka
dapat
mengejar
keterlambatan
Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar aupun tengadah maksimal, dan dengan
palpasi tidak teraba
2. Grade IA
Kelenjar gondok tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan pada
palpasi teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari penderita.
3. Grade IB
Kelenjar gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan tengadah
maksimal dan palpasi teraba lebih besar dari Grade IA.
4. Grade II
Pada inspeksi kelenjar gondok terlihat pada posisi datar dan dengan palpasi teraba
lebih besar dari Grade IB
5. Grade III
Kelenjar gondok cukup besar dan dapat terlihat pada jarak 6 meter atau lebih
Total Goiter Rate = 1a, 1b,II, III/ Jumlah yang diperiksa x 100%
Prevalensi (TGR) = 0 4 % : Non endemik
5 19 % : Endemik ringan
20 29% : Endemik sedang
> 30% : Endemik berat
12
13
bahwa meskipun TGR merupakan indikator yang baik bagi penentuan status iodium
masyarakat untuk jangka panjang, tetapi penilaian pengaruh penggaram iodium secara cepat,
sebaiknya tidak digunakan lagi. Data TGR dapat memberikan hasil yang bertentangan dengan
median iodium urin yang merupakan indikator lebih sensitif dan spesifik perubahan status
iodium di dalam masyarakat. Median iodium urin dianggap sebagai indikator terbaik untuk
menilai status iodium dalam masyarakat. Meskipun demikian, TGR tetap digunakan pada
periode pengamatan yang panjang dan melihat perbandingan antar-negara atau wilayah.11
H. Penatalaksanaan dan pencegahan
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, defisiensi iodium biasanya terjadi karena
kekurangan iodium dalam air minum, dalam tanah, dan air yang menjadi tempat tumbuhnya
tanaman pangan untuk konsumsi manusia serta hewan ternak, maka pemilihan bahan pangan
alami untuk meningkatkan asupan iodium atau untuk mengurangi konsumsi goitrogenik
umumnya tidak dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengatasi defisiensi iodium.
Peningkatan konsumsi iodium merupakan cara yang efektif.5
Sebagai upaya penanggulangan GAKI yaitu dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul
minyak beriodium. Program yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1992 ini dilakukan
untuk mempercepat perbaikan status iodium masyarakat bagi daerah endemik sedang dan
berat pada kelompok rawan. Kapsul minyak beriodium 200mg diberikan pada Wanita Usia
Subur (WUS) sebanyak 2 kapsul/tahun, sedangkan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak
SD kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun.11
Iodisasi garam, merupakan kegiatan fortifikasi garam dengan Kalium Iodat (KOI3). Tujuan
kegiatan ini agar semua garam iodium yang dikonsumsi masyarakat mengandung iodium
minimal 30 ppm. Target program ini 90% masyarakat mengkonsumsi garam beriodium yang
cukup (30 ppm).10,11
Target yang harus dicapai dalam program penanggulangan GAKI ini yaitu:11
1. 90% rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium cukup (30ppm) secara
nasional, provinsi dan kabupaten/kota
2. Median iodium dalam urinsecara rata-rata nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
adalah 100-300g/L
14
BAB III
Penutup
Kesimpulan
GAKI merupakan masalah gizi yang cukup serius karena bukan hanya menyebabkan
gangguan seperti gondok, tetapi juga dapat menyebakan kretinisme dan gangguan
pertumbuhan serta kecerdasan pada anak. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung iodium sesuai dengan kebutuhan harian, karena
iodium merupakan unsur mineral mikro yang walaupun dalam jumlah kecil tetapi sangat
dibutuhkan oleh tubuh.
Diagnosis GAKI dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaandengan menilai
apakah terdapat keterlambatan dalam perkembangan anak,antropometri,, palpasi kelenjar
15
tiroid,pemeriksaan kadar iodium dalam urin, dan pemeriksaan hormon tiroid serta kadar TSH
Penatalaksanaan kasus GAKI dengan pemberikan kapsul minyak beriodium sesuai dengan
kebutuhan dan fortifikasi garam dengan kalium iodida 30ppm.
Daftar Pustaka
1. Susanto J C. Defisiensi iodium dan GAKI. dalam: Sjarif D S,dkk. Buku ajar nutrisi
pediatrik danpenyakit metabolik. Jilid 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2011.h.209-20.
2. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia pustaka utama; 2009.h.263-8.
3. NingtyasF W, Asdie A H, Julia M,dkk. Eksplorasi Kearifan Lokal Masyarakat dalam
Mengonsumsi Pangan Sumber Zat Goitrogenik. Jurnal kesehatan masyarakat nasional.
2014 Feb. Vol 8(7). 306-11.
4. Rencana
kerja
pembinaan
gizi
masyarakat
tahun
2013.
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/bk%20rencana%20kerja%20gizi
%20FINAL. Diunduh 16 Juli 2015
5. West C E, jooste P L, Pandav C S. Iodium dan gangguan akibat kekurangan iodium.
dalam: Gibney M J, dkk. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC; 2009.h.263-74.
6. Diunduh dari https://emjepharma.files.wordpress.com/2011/05/gondok1.jpg?w=614. 18
Juli 2015.
16
7. Diunduh
dari
http://image.slidesharecdn.com/4kb1modul4gizi1-131228033839-
17