Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1

Aplikasi Biomekanika dalam Pendidikan Jasmani


Yadi Sunaryadi*
FPOK Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Artikel ini disajikan berdasarkan reviu literatur yang berusaha memaparkan
tentang bagaimana pengetahuan dan prinsip-prinsip biomekanika dapat
diintegrasikan dengan ilmu olahraga lainnya terutama ketika melakukan
analisis kualitatif gerak manusia dalam kelas pendidikan jasmani. Uraian
dalam artikel ini hanya memaparkan dua jenis keterampilan gerak yang
umumnya diajarkan dalam pendidikan jasmani dan berbagai tugas-tugas
dalam analisis kualitatif, yaitu keterampilan gerak menandang dan batting.
Penampilan gerak sebenarnya dan frase-frase pengajaran yang khas digunakan untuk memperlihatkan bagaimana biomekanika diaplikasikan ke
dalam pendidikan jasmani. Analisis kualitatif merupakan suatu keterampilan evaluatif dan diagnostik yang harus dipahami oleh guru pendidikan
jasmani dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas gerak dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Kata Kunci : Biomekanika, analisis kualitatif, speed-accuracy tradeoff

PENDAHULUAN
Guru pendidikan jasmani mengajarkan berbagai macam gerak (human
movement) terhadap para siswa, dan salah alah satu tugas utama seorang guru
pendidikan jasmani profesional terkiat dengan hal itu adalah melakukan analisis
kualitatif terhadap teknik gerak untuk memfasilitasi pembelajaran keterampilan
motorik siswa.
Biomekanika merupakan ilmu yang memfokuskan pada teknik gerak,
sehingga sangat logis bila para guru pendidikan jasmani harus menggunakan
prinsip-prinsip biomekanika untuk membantu siswa bergerak dengan efektif dan
aman. Selain itu biomekanika memberikan petunjuk yang rasional ketika melakukan evaluasi teknik dan menentukan intervensi untuk membantu memperbaiki
penampilan siswa. Biomekanika juga memudahkan para guru pendidikan jasmani
ketika mengidentifikasi aktivitas latihan fisik yang berkontribusi terhadap perkembangan berbagai kelompok otot dan komponen-komponen kebugaran jasmani,
tanpa mengalami cedera.
PEMBAHASAN
Analisis Kualitatif Menendang

*Penulis adalah staf pengajar Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia. Jln. Dr. Setiabudhi 229. Bandung. Mobile
0813200807547. E-mail: ydsunaryadi@yahoo.com.

32

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1

Jika seorang guru pendidikan jasmani sekolah dasar merencanakan


pelajaran keterampilan menendang (kicking) yang merupakan salah satu jenis
keterampilan yang penting dalam permainan sepakbola, maka guru tersebut harus
terlibat dalam tugas persiapan untuk analisis kualitatif. Dalam persiapan mengajar
dan melakukan analisis kualitatif keterampilan menendang, maka guru harus
menentukan ciri-ciri kunci (critical features) dan frase-frase pengajaran gerak
(teaching cues). Karena siswa berlatih keterampilan ini, maka guru merencanakan
untuk mengevaluasi ciri-ciri kunci dan mendiagnosa penampilan siswa dengan
menggunakan prinsip-prinsip biomekanika. Seperti terlihat pada tabel 1, prinsipprinsip biomekanika manakah nampaknya yang paling relevan dengan ciri-ciri
kunci dari keterampilan menendang dengan kecepatan tinggi (high-speed place
kicking)? Tabel 1 di bawah ini menyajikan lima ciri-ciri kunci yang sangat
berkaitan dengan beberapa prinsip biomekanika.
Tabel 1. Ciri-ciri kunci dan frase-frase pengajaran untuk keterampilan
menendang cepat

Hambatan dan koordinasi yang terdapat dalam menendang dengan


kecepatan tinggi seluruhnya sangat dipengaruhi oleh prinsip-prinsip ruang gerak
(ROM), koordinasi, dan interaksi antar segmen (segmental interaction). Selain itu
pula, hubungan gaya-gerak (force-motion), gaya-waktu (force-time), dan prinsipprinsip proyeksi optimal juga begitu penting dalam menendang. Guru dapat
merencanakan untuk mempertahankan prinsip inersia, spin, dan keseimbangan
hanya dalam pikirannya saja, sehingga prinsip-prinsip tersebut tidak akan
terfokus selama observasi. Ketiga prinsip-prinsip tersebut kemungkinan tidak
akan memainkan peran yang signifikan dalam keterampilan menendang yang
dilakukan oleh kebanyakan siswa-siswa sekolah.
Seorang anak yang sedang berusaha dengan sekuat tenaga menendang ke
arah gawang teramati secara konsisten mempunyai teknik seperti yang ditunjukkan pada gambar 1 di bawah ini.
33

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1

Gambar 1. Teknik menendang bola dengan kecepatan tinggi dari seorang anak.
Waktu diantara gambar 0,08 detik.
Perlu diingat bahwa analisis kualitatif yang baik menghendaki guru pendidikan jasmani untuk mengamati beberapa penampilan sehingga kecenderungan
kuat dan lemahnya dapat jelas teramati, dan bukannya langsung pada kesimpulan
atau mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang tidak penting (Knudson &
Morrison, 2002). Ciri-ciri kunci manakah yang ditampilkan begitu kuat atau
lemah? Penilaian ini merupakan bagian dari proses evaluasi dalam tugas diagnosis pada analisis kualitatif.
Anak yang ditampilkan pada gambar 1 di atas dengan jelas terlihat berada
pada tingkat perkembangan menendang yang rendah. Guru pendidikan jasmani
dapat menghargai fokus siswa pada bola, sikap awalan yang baik, dan keseimbangan selama menendang. Kelemahan biomekanika yang teramati adalah
lamanya pada tahap pembelajaran awal. Prinsip-prinsip biomekanika yang lemah
tergabung pada tendangan adalah force-motion, proyeksi optimal, inersia, ruang
gerak, koordinasi, dan interaksi antar segmen. Siswa tersebut menerapkan gaya
(kekuatan) yang suboptimal pada bola karena siswa menempatkan kaki penumpu
tepat di belakang bola, dan kontak bola dengan bagian ujung kaki dan bukan
dengan bagian atas tali sepatunya (proximal instep). Lintasan tendangan yang
rendah yang diinginkan, tetapi hasil tendangan ini menggelinding di atas tanah
yang akan memperlambat jalannya bola, sehingga lawan lebih mudah untuk
merebutnya. Akhirnya, siswa perlu berlatih untuk meningkatkan ruang gerak
(range of motion) tendangan dan memperhalus koordinasi rangkaian gerak
dengan baik yang mentransfer kekuatan melalui interaksi antar segmen. Sedangkan para pemain sepakbola yang terampil akan mendekati bola dengan membentuk sudut untuk meningkatkan ruang gerak panggul pada sisi yang berlawanan
34

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1

(contralateral hip range of motion) yang dapat dikombinasikan dengan gerak


panggul dan lutut tungkai penendang. Kelemahan-kelemahan manakah yang
dianggap paling penting terhadap keberhasilan menendang? Salah satu strategi
intervensi yang efektif adalah memberikan perintah untuk menempatkan kakinya
dekat dengan bola. Hal ini merupakan koreksi sederhana yang dapat dikaitkan
dengan kelemahan lainnya dan dapat memotivasi siswa dengan perbaikan dan
keberhasilan awal.
Analisis Kualitatif Batting
Seorang guru pendidikan jasmani sedang mengajarkan keterampilan
memukul dalam softball (batting) kepada siswa laki dan perempuan. Kebanyakan
siswa sekolah menerima berbagai pengalaman keterampilan memukul benda
didapat dari masa sekolah sebelumnya. Kesulitan dari keterampilan secara dramatis
meningkat ketika siswa siswa tersebut harus berpindah dari memukul bola yang
dilempar dengan pelan atau diam ke bola yang dilempar dengan kecepatan yang
lebih tinggi dan berputar. Coba kita gunakan ciri-ciri kunci teknik pada tabel 2 di
bawah ini untuk menganalisis teknik batting siswa seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.
Tabel 2. Ciri-ciri kunci dan frase pengajaran untuk batting

Misalkan teknik yang digambarkan representatif untuk kebanyakan yang


dilakukan anak. Prinsip biomekanika manakah yang nampaknya sesuai diterapkan pada anak tersebut, dan prinsip-prinsip apakah yang kurang sesuai diterapkan? Lebih penting lagi, prioritaskan kelemahan-kelemahan dalam urutan yang
dianggap akan memperbaiki penampilan terbaik setelah kelemahan tersebut
diperbaiki.
Gambar 2 menunjukkan penggabungan prinsip-prinsip biomekanika pada
batting, kekuatannya, termasuk keseimbangan, inersia, dan koordinasi. Siswa
melangkahkan kakinya ke arah ayunan, dan menempatkan batnya searah dengan
35

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1

bolanya. Prinsip force-motion dapat diperbaiki karena batnya tidak tepat kontak
dengan bola (terlihat batting teenya roboh)

Gambar 2. Siswa pendidikan jasmani sedang melakukan batting dari tee. Waktu
antara gambar 0,1 detik
Prinsip force-time dan ruang gerak merupakan kelemahan utama yang
dapat diperbaiki. Siswa terlalu melebarkan langkah dan menggunakan gerak lanjut yang pendek. Guru pendidikan jasmani harus mendiagnosa situasi tersebut dan
memutuskan jika instruksi harus terfokus ruang gerak dan waktu melangkah yang
lebih besar dan bukannya ruang gerak yang normal atau kurang dari pada waktu/
ruang gerak yang diharapkan selama gerak lanjut. Petimbangan terhadap pentingnya prinsip tersebut supaya menimbulkan potensi perbaikan yang begitu sulit.
Perlu diingat bahwa siswa ini segera akan menggunakan keterampilan ini dalam
kondisi impact yang lebih dinamis dengan bola yang sedang bergerak.
Karena siswa mempunyai keseimbangan yang baik, langkah yang panjang
(yang meningkatkan ruang gerak dan waktu aplikasi gaya / impuls) dapat
menciptakan kecepatan yang besar tanpa berpengaruh pada akurasi. Tipe gerakan
ini merupakan ciri gerakan orang muda usia dengan kekuatan tubuh bagian atas
yang terbatas yang mencoba untuk memukul bola berkali-kali pada batting tee.
Sekalipun demikian, dengan mempertahankan langkah yang panjang (time and
distance) ketika memukul bola yang bergerak, secara umum merupakan tradeoff
yang kurang baik (prinsip speed-accuracy tradeoff). Akurasi ketika kontak
dengan bola menjadi lebih penting dalam kondisi memukul bola yang bergerak.
Bahkan sangat memungkinkan untuk mempertahankan kecepatan bat yang
sama dengan langkah yang lebih pendek jika siswa memperbaiki gerak lanjutnya.
Gerak lanjut yang pendek berarti pemukul telah memperlambat bat sebelum
36

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1

kontak dengan bola. Para pemukul yang terampil menggunakan kecepatan yang
semakin meningkat ketika kontak, memperlambat akselerasi negatif sampai titik
kontak (Knudson & Bahamonde, 2001). Prinsip force-time dan ruang gerak juga
mengimplikasikan bahwa gerak lanjut yang pendek dapat meningkatkan resiko
cedera karena kekuatan yang besar yang memperlambat gerakan harus lebih
besar. Karena gerak lanjut merupakan suatu strategi yang penting untuk meminimalkan resiko cedera pada berbagai gerakan, maka guru pendidikan jasmani
harus memberikan intervensi lebih dulu sebelum menyesuaikan ruang gerak langkahnya. Setelah siswa merasa enak mengayunkan pada bola, maka siswa akan
memiliki kecepatan bat yang lebih tinggi ketika kontak, dan akan mencoba untuk
mengurangi panjang langkah dan perpindahan berat badan ketika memukul bola
yang bergerak. Kebanyakan dari berbagai riset yang dilakukan tentang batting
baseball telah memfokuskan pada penggunaan dengan berbagai macam bat yang
berbeda (Greenwald, Penna, & Crisco, 2001) dan memukul dari kedua sisi plate
(McLean and Reeder, 2000).
Petunjuk Melakukan Aktivitas / Latihan
Persoalan lain yang sangat penting bagi seorang guru pendidikan jasmani
adalah kebugaran. Guru pendidikan jasmani yang membuat perencanaan untuk
meningkatkan kebugaran fisik siswanya harus menggunakan pengetahuan
biomekanika untuk menentukan latihan yang paling efektif bagi berbagai bagian
anggota tubuh dan komponen-komponen kebugaran. Seperti latihan kekuatan,
maka guru pendidikan jasmani secara kualitatif harus menganalisis teknik
gerakan untuk memastikan bahwa siswanya tidak mengalami cedera ketika
menggerakkan tubuhnya.
Selama minggu pertama pembelajaran tentang latihan beban, guru harus
memperhatikan siswanya menampilkan latihan curl-up seperti yang terdapat pada
gambar 3. Guru segera ingin memberikan beberapa umpan balik untuk membantu
para siswa dengan teknik gerakannya dan memperkuat beberapa kunci teknik
yang dibuat sebelumnya. Buatlah sebuah daftar ciri-ciri kunci atau poin-poin teknik
gerakan yang penting dari latihan curl-up. Prinsip-prinsip biomekanika manakah
yang paling berkaitan dengan tujuan melakukan curl-up untuk kesehatan dan
kebugaran (muscular endurance)? Prinsip-prinsip biomekanika manakah yang
nampaknya lemah diterapkan pada fase konsentrik curl -up bagi siswa pada
gambar 3.
Tujuan dari latihan curl-up adalah untuk memfokuskan stimulus conditioning pada otot-otot perut dengan membatasi kontribusi dari otot fleksor panggul
dan otot-otot lainnya. Prinsip-prinsip biomekanika yang penting untuk tujuan ini

37

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1

Gambar 3. Fase konsentrik teknik curl-up untuk siswa sekolah lanjutan. Waktu
antara gambar 0,17 detik.
adalah force-motion, ruang gerak, inersia, dan force-time. Inersia tubuh memberikan tahanan / hambatan terhadap gerakan, dan ruang gerak latihan harus terfokus
pada penekanan (force-motion) otot-otot perut. Pengulangan harus lambat dan
terkontrol (force-time) untuk keselamatan dan mempermudah latihan untuk daya
tahan otot.
Siswa pada gambar 3 mempunyai beberapa kelemahan pada teknik curlupnya. Siswa terlalu besar ruang geraknya, menampilkan gerakan sit-up yang
lebih sulit (fleksi panggul) dari pada melengkungkan togoknya. Dalam latihan
curl-up, otot-otot perut harus mengangkat bahunya sampai membentuk sudut
sekitar 30 atau 40 derajat dengan panggulnya (Knudson, 1996), hanya mengangkat bagian bahu sampai hilang kontak dengan tanah. Fleksi panggul diperlukan
jika bahunya diangkat lebih tinggi. Siswa juga memperkecil tahanan atau inersianya dengan cara mempertahankan berat kedua lengannya mendekati sumbu rotasi
transverse untuk fleksi togok. Kelemahan ketiga adalah ketika menyeimbangkan
kakinya dengan beratnya bangku. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap prinsip
force-motion dan inersia. Dengan menstabilkan kedua kakinya dengan bangku,
maka siswa pada dasarnya mempunyai inersia yang tak ada batasnya untuk
bagian ekstremitas yang lebih bawah. Kondisi ini akan memudahkan aktivasi
fleksor panggul yang berkontribusi pada fleksi togok melalui rantai kinematika
(kinematic chain) ekstremitas yang lebih bawah, sehingga prinsip force-motion
tidak digunakan dengan baik untuk tujuan latihan otot-otot perut yang tidak
teramati. Melakukan curl-up tanpa menstabilkan kaki akan memerlukan stabilisasi dan aktivasi otot perut yang lebih besar untuk mengangkat togok tanpa
bantuan fleksor panggul. Informasi waktu pada gambar 3 menunjukkan bahwa
siswa sedang menggunakan prinsip force-time dengan baik, dengan kata lain,
siswa tidak menampilkan latihan terlalu cepat.
Intervensi terbaik dalam situasi ini yaitu memberikan sekelompok intervensi, mengingatkan kepada seluruh siswa untuk menampilkan curl-up tanpa
stabilisasi ekstremitas bagian bawah. Latihan ini akan terasa lebih sulit, tetapi
38

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 1

guru pendidikan jasmani dapat menggunakan kesempatan ini untuk memperkuat


gagasan bahwa para siswa berlatih dan mengajarkan otot-otot perutnya sebagai
suatu tugas penting untuk menstabilkan togoknya. Dengan memfokuskan pada
penggunaan otot-otot perut lebih banyak untuk waktu yang lebih lama (prinsip
force-time) lebih baik mensimulasikan aksi isometrik dari otot-otot ketika menstabilkan togok dan panggulnya. Maka guru pendidikan jasmani dapat memberikan intervensi secara individu untuk tiap siswa. Salah satu strategi akan dapat
memperkuat irama latihan dengan baik, tetapi menantang siswa untuk menempatkan tangannya pada ujung kepalanya dan mempertahankan kedua tangannya di
belakang untuk meningkatkan tahanan latihan.
PENUTUP
Prinsip-prinsip biomekanika memberikan sebuah metode bagi para guru
pendidikan jasmani untuk melakukan analisis gerak secara kualitatif. Berbagai
situasi latihan dan olahraga pada umumnya yang dihadapi para guru pendidikan
jasmani telah dibahas. Para guru pendidikan jasmani memberikan frase-frase atau
kata-kata kunci untuk mengkomunikasikan pentingnya prinsip-prinsip biomekanika kepada para siswanya. Guru pendidikan jasmani juga harus mengintegrasikan prinsip-prinsip biomekanika dengan pengalamannya, selain pengetahuan
yang berasal dari subdisiplin kinesiologi untuk memberikan pendekatan interdisiplin ilmu dalam analisis kualitatif gerak siswa..

DAFTAR PUSTAKA
Adrian, M.J., & Cooper, J.M. (1995). Biomechanics of human movement (2nd.
ed.). Madison, WI: Brown & Benchmark
Hay, J. G. (1993). The Biomechanics of sports techniques (4th. Ed.). Englewood
Cliffs, NJ: Prentice-Hall
Knudson, D., & Morrison, C. (1997). Qualitative analysis of human movement.
Champaign, IL: Human Kinetics
Knudson, D., & Morrison, C. (1996). An integrated qualitative analysis of
overarm throwing. JOPERD, 67(6), 31-36
Korespondensi untuk artikel ini dapat dialamatkan ke Sekretariat Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Phone (022) 70902870 / (022)
70902867; 081321994631; 081395402906. E-mail: jurnal_por2009@yahoo.com atau ke Yadi Sunaryadi, Drs.,
M.Pd. Mobile. 0813200807547. E-mail: ydsunaryadi@yahoo.com.
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Univeristas Pendidikan Indonesia
ISSN: 2085-6180

39

Anda mungkin juga menyukai