PENDAHULUAN
Guru pendidikan jasmani mengajarkan berbagai macam gerak (human
movement) terhadap para siswa, dan salah alah satu tugas utama seorang guru
pendidikan jasmani profesional terkiat dengan hal itu adalah melakukan analisis
kualitatif terhadap teknik gerak untuk memfasilitasi pembelajaran keterampilan
motorik siswa.
Biomekanika merupakan ilmu yang memfokuskan pada teknik gerak,
sehingga sangat logis bila para guru pendidikan jasmani harus menggunakan
prinsip-prinsip biomekanika untuk membantu siswa bergerak dengan efektif dan
aman. Selain itu biomekanika memberikan petunjuk yang rasional ketika melakukan evaluasi teknik dan menentukan intervensi untuk membantu memperbaiki
penampilan siswa. Biomekanika juga memudahkan para guru pendidikan jasmani
ketika mengidentifikasi aktivitas latihan fisik yang berkontribusi terhadap perkembangan berbagai kelompok otot dan komponen-komponen kebugaran jasmani,
tanpa mengalami cedera.
PEMBAHASAN
Analisis Kualitatif Menendang
*Penulis adalah staf pengajar Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia. Jln. Dr. Setiabudhi 229. Bandung. Mobile
0813200807547. E-mail: ydsunaryadi@yahoo.com.
32
Gambar 1. Teknik menendang bola dengan kecepatan tinggi dari seorang anak.
Waktu diantara gambar 0,08 detik.
Perlu diingat bahwa analisis kualitatif yang baik menghendaki guru pendidikan jasmani untuk mengamati beberapa penampilan sehingga kecenderungan
kuat dan lemahnya dapat jelas teramati, dan bukannya langsung pada kesimpulan
atau mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang tidak penting (Knudson &
Morrison, 2002). Ciri-ciri kunci manakah yang ditampilkan begitu kuat atau
lemah? Penilaian ini merupakan bagian dari proses evaluasi dalam tugas diagnosis pada analisis kualitatif.
Anak yang ditampilkan pada gambar 1 di atas dengan jelas terlihat berada
pada tingkat perkembangan menendang yang rendah. Guru pendidikan jasmani
dapat menghargai fokus siswa pada bola, sikap awalan yang baik, dan keseimbangan selama menendang. Kelemahan biomekanika yang teramati adalah
lamanya pada tahap pembelajaran awal. Prinsip-prinsip biomekanika yang lemah
tergabung pada tendangan adalah force-motion, proyeksi optimal, inersia, ruang
gerak, koordinasi, dan interaksi antar segmen. Siswa tersebut menerapkan gaya
(kekuatan) yang suboptimal pada bola karena siswa menempatkan kaki penumpu
tepat di belakang bola, dan kontak bola dengan bagian ujung kaki dan bukan
dengan bagian atas tali sepatunya (proximal instep). Lintasan tendangan yang
rendah yang diinginkan, tetapi hasil tendangan ini menggelinding di atas tanah
yang akan memperlambat jalannya bola, sehingga lawan lebih mudah untuk
merebutnya. Akhirnya, siswa perlu berlatih untuk meningkatkan ruang gerak
(range of motion) tendangan dan memperhalus koordinasi rangkaian gerak
dengan baik yang mentransfer kekuatan melalui interaksi antar segmen. Sedangkan para pemain sepakbola yang terampil akan mendekati bola dengan membentuk sudut untuk meningkatkan ruang gerak panggul pada sisi yang berlawanan
34
bolanya. Prinsip force-motion dapat diperbaiki karena batnya tidak tepat kontak
dengan bola (terlihat batting teenya roboh)
Gambar 2. Siswa pendidikan jasmani sedang melakukan batting dari tee. Waktu
antara gambar 0,1 detik
Prinsip force-time dan ruang gerak merupakan kelemahan utama yang
dapat diperbaiki. Siswa terlalu melebarkan langkah dan menggunakan gerak lanjut yang pendek. Guru pendidikan jasmani harus mendiagnosa situasi tersebut dan
memutuskan jika instruksi harus terfokus ruang gerak dan waktu melangkah yang
lebih besar dan bukannya ruang gerak yang normal atau kurang dari pada waktu/
ruang gerak yang diharapkan selama gerak lanjut. Petimbangan terhadap pentingnya prinsip tersebut supaya menimbulkan potensi perbaikan yang begitu sulit.
Perlu diingat bahwa siswa ini segera akan menggunakan keterampilan ini dalam
kondisi impact yang lebih dinamis dengan bola yang sedang bergerak.
Karena siswa mempunyai keseimbangan yang baik, langkah yang panjang
(yang meningkatkan ruang gerak dan waktu aplikasi gaya / impuls) dapat
menciptakan kecepatan yang besar tanpa berpengaruh pada akurasi. Tipe gerakan
ini merupakan ciri gerakan orang muda usia dengan kekuatan tubuh bagian atas
yang terbatas yang mencoba untuk memukul bola berkali-kali pada batting tee.
Sekalipun demikian, dengan mempertahankan langkah yang panjang (time and
distance) ketika memukul bola yang bergerak, secara umum merupakan tradeoff
yang kurang baik (prinsip speed-accuracy tradeoff). Akurasi ketika kontak
dengan bola menjadi lebih penting dalam kondisi memukul bola yang bergerak.
Bahkan sangat memungkinkan untuk mempertahankan kecepatan bat yang
sama dengan langkah yang lebih pendek jika siswa memperbaiki gerak lanjutnya.
Gerak lanjut yang pendek berarti pemukul telah memperlambat bat sebelum
36
kontak dengan bola. Para pemukul yang terampil menggunakan kecepatan yang
semakin meningkat ketika kontak, memperlambat akselerasi negatif sampai titik
kontak (Knudson & Bahamonde, 2001). Prinsip force-time dan ruang gerak juga
mengimplikasikan bahwa gerak lanjut yang pendek dapat meningkatkan resiko
cedera karena kekuatan yang besar yang memperlambat gerakan harus lebih
besar. Karena gerak lanjut merupakan suatu strategi yang penting untuk meminimalkan resiko cedera pada berbagai gerakan, maka guru pendidikan jasmani
harus memberikan intervensi lebih dulu sebelum menyesuaikan ruang gerak langkahnya. Setelah siswa merasa enak mengayunkan pada bola, maka siswa akan
memiliki kecepatan bat yang lebih tinggi ketika kontak, dan akan mencoba untuk
mengurangi panjang langkah dan perpindahan berat badan ketika memukul bola
yang bergerak. Kebanyakan dari berbagai riset yang dilakukan tentang batting
baseball telah memfokuskan pada penggunaan dengan berbagai macam bat yang
berbeda (Greenwald, Penna, & Crisco, 2001) dan memukul dari kedua sisi plate
(McLean and Reeder, 2000).
Petunjuk Melakukan Aktivitas / Latihan
Persoalan lain yang sangat penting bagi seorang guru pendidikan jasmani
adalah kebugaran. Guru pendidikan jasmani yang membuat perencanaan untuk
meningkatkan kebugaran fisik siswanya harus menggunakan pengetahuan
biomekanika untuk menentukan latihan yang paling efektif bagi berbagai bagian
anggota tubuh dan komponen-komponen kebugaran. Seperti latihan kekuatan,
maka guru pendidikan jasmani secara kualitatif harus menganalisis teknik
gerakan untuk memastikan bahwa siswanya tidak mengalami cedera ketika
menggerakkan tubuhnya.
Selama minggu pertama pembelajaran tentang latihan beban, guru harus
memperhatikan siswanya menampilkan latihan curl-up seperti yang terdapat pada
gambar 3. Guru segera ingin memberikan beberapa umpan balik untuk membantu
para siswa dengan teknik gerakannya dan memperkuat beberapa kunci teknik
yang dibuat sebelumnya. Buatlah sebuah daftar ciri-ciri kunci atau poin-poin teknik
gerakan yang penting dari latihan curl-up. Prinsip-prinsip biomekanika manakah
yang paling berkaitan dengan tujuan melakukan curl-up untuk kesehatan dan
kebugaran (muscular endurance)? Prinsip-prinsip biomekanika manakah yang
nampaknya lemah diterapkan pada fase konsentrik curl -up bagi siswa pada
gambar 3.
Tujuan dari latihan curl-up adalah untuk memfokuskan stimulus conditioning pada otot-otot perut dengan membatasi kontribusi dari otot fleksor panggul
dan otot-otot lainnya. Prinsip-prinsip biomekanika yang penting untuk tujuan ini
37
Gambar 3. Fase konsentrik teknik curl-up untuk siswa sekolah lanjutan. Waktu
antara gambar 0,17 detik.
adalah force-motion, ruang gerak, inersia, dan force-time. Inersia tubuh memberikan tahanan / hambatan terhadap gerakan, dan ruang gerak latihan harus terfokus
pada penekanan (force-motion) otot-otot perut. Pengulangan harus lambat dan
terkontrol (force-time) untuk keselamatan dan mempermudah latihan untuk daya
tahan otot.
Siswa pada gambar 3 mempunyai beberapa kelemahan pada teknik curlupnya. Siswa terlalu besar ruang geraknya, menampilkan gerakan sit-up yang
lebih sulit (fleksi panggul) dari pada melengkungkan togoknya. Dalam latihan
curl-up, otot-otot perut harus mengangkat bahunya sampai membentuk sudut
sekitar 30 atau 40 derajat dengan panggulnya (Knudson, 1996), hanya mengangkat bagian bahu sampai hilang kontak dengan tanah. Fleksi panggul diperlukan
jika bahunya diangkat lebih tinggi. Siswa juga memperkecil tahanan atau inersianya dengan cara mempertahankan berat kedua lengannya mendekati sumbu rotasi
transverse untuk fleksi togok. Kelemahan ketiga adalah ketika menyeimbangkan
kakinya dengan beratnya bangku. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap prinsip
force-motion dan inersia. Dengan menstabilkan kedua kakinya dengan bangku,
maka siswa pada dasarnya mempunyai inersia yang tak ada batasnya untuk
bagian ekstremitas yang lebih bawah. Kondisi ini akan memudahkan aktivasi
fleksor panggul yang berkontribusi pada fleksi togok melalui rantai kinematika
(kinematic chain) ekstremitas yang lebih bawah, sehingga prinsip force-motion
tidak digunakan dengan baik untuk tujuan latihan otot-otot perut yang tidak
teramati. Melakukan curl-up tanpa menstabilkan kaki akan memerlukan stabilisasi dan aktivasi otot perut yang lebih besar untuk mengangkat togok tanpa
bantuan fleksor panggul. Informasi waktu pada gambar 3 menunjukkan bahwa
siswa sedang menggunakan prinsip force-time dengan baik, dengan kata lain,
siswa tidak menampilkan latihan terlalu cepat.
Intervensi terbaik dalam situasi ini yaitu memberikan sekelompok intervensi, mengingatkan kepada seluruh siswa untuk menampilkan curl-up tanpa
stabilisasi ekstremitas bagian bawah. Latihan ini akan terasa lebih sulit, tetapi
38
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, M.J., & Cooper, J.M. (1995). Biomechanics of human movement (2nd.
ed.). Madison, WI: Brown & Benchmark
Hay, J. G. (1993). The Biomechanics of sports techniques (4th. Ed.). Englewood
Cliffs, NJ: Prentice-Hall
Knudson, D., & Morrison, C. (1997). Qualitative analysis of human movement.
Champaign, IL: Human Kinetics
Knudson, D., & Morrison, C. (1996). An integrated qualitative analysis of
overarm throwing. JOPERD, 67(6), 31-36
Korespondensi untuk artikel ini dapat dialamatkan ke Sekretariat Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Phone (022) 70902870 / (022)
70902867; 081321994631; 081395402906. E-mail: jurnal_por2009@yahoo.com atau ke Yadi Sunaryadi, Drs.,
M.Pd. Mobile. 0813200807547. E-mail: ydsunaryadi@yahoo.com.
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Univeristas Pendidikan Indonesia
ISSN: 2085-6180
39