EKA SARMAYANI
K111 11 614
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
RINGKASAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
AGUSTUS 2015
EKA SARMAYANI
HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN PENGENDALIAN INFEKSI
TERHADAP PENCEGAHAN TERJADINYA INFEKSI NOSOKOMIAL DI
RUANG RAWAT INAP RS STELLA MARIS MAKASSAR TAHUN 2015
Dibimbing oleh Rini Anggraeni dan H. Noer Bahry Noor
(xx + 99 halaman + 30 tabel + 2 gambar + 7 lampiran)
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien
selama dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu
penyebab meningkatnya angka kesakitan dan angka kematian di rumah sakit.
Infeksi ini dapat terjadi pada penderita, tenaga kesehatan dan juga setiap orang
yang datang ke rumah sakit. Dengan demikian, manajemen asuhan keperawatan
profesional pada kamar perawatan merupakan ujung tombak pengendalian infeksi
sekaligus sebagai tangan pertama yang mendata kejadian infeksi nosokomial.
Berdasarkan Kepmenkes No.129 tahun 2008, standar kejadian infeksi
nososkomial di rumah sakit sebesar 1,5%. Namun di RS Stella Maris kejadian
infeksi masih tinggi yaitu 6,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pengawasan, kebijakan, evaluasi dan pelatihan terhadap pencegahan
infeksi nosokomial oleh perawat pelaksana.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat rawat inap sebanyak 160
perawat. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional sampling
dengan responden 114 perawat. Analisa data yang dilakukan adalah univariat dan
bivariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang yang
menggunakan uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebijakan
(p=0,039 dan =0,003) dan pelatihan (p=0,003 dan =0,001) dengan pencegahan
infeksi nosokomial oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap RS stella maris
Makassar. Sedangkan tidak ada hubungan antara pengawasan (p=1) dan evaluasi
(p=0,591) dengan pencegahan infeksi nosokomial oleh perawat pelaksana di
ruang rawat inap RS stella maris Makassar.
Saran untuk RS Stella Maris Makassar agar meningkatkan pelatihan
kepada staf dan perawat khususnya yang berkaitan dengan infeksi nosokomial,
lebih meningkatkan evaluasi terhadap penerapan pencegahan infeksi nosokomial
dan meningkatkan pengawasan dalam pencegahan infeksi yang dilakukan oleh
perawat.
Daftar Pustaka
Kata Kunci
: 44 (1997-2015)
: Pengawasan, Kebijakan, Evaluasi, Pelatihan,
Pencegahan Infeksi Nosokomial.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena atas izin-Nya penulis bisa menyelesaikan studi sebagai mahasiswa strata-1
Manajemen
Rumah
Sakit
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
iv
di saat suka dan duka, yang selalu sabar menghadapi saya, yang tak
pernah lelah mendengar keluh kesah saya. Terima kasih, mungkin
tanpa kalian masa perkuliahan saya akan terasa hampa dan hanya
terlewati tanpa kesan yang berarti. Terima kasih telah membuat kesan
di setiap momen kebersamaan kita.
9. Teman-teman seperjuangan MRS angkatan 2011 Iffah, Atika, Ika,
Rusda, Istiq, Pingky, Chira, Sukma, Lina, Dwi, Dewi, Nurul, Chacha,
Indy, Ichro, Ita, Farah, Ai, Amel, Nur, Dillah, Luky, Afdhal, Iman,
Akmal, Adi, dan Aris. Terima kasih untuk masa-masa yang tidak akan
pernah terlupakan.
10. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih
banyak atas segala bantuannya.
Skripsi ini secara khusus penulis persembahakan untuk kedua orang tua
tercinta Ayahanda Nengah Sudarma, S.E dan Ibunda Ketut Sari. Terima kasih
atas segala pengorbanan, kesabaran, doa, dukungan dan semangat yang tak ternilai
hingga penulis dapat menyelesaikan studi, kiranya amanah yang diberikan kepada
penulis tidak tersia-siakan. Penghargaan yang tulus kepada ketiga adik tersayang
Indra Dwiantara, Yudi Triatmana dan Rani Agnestya yang senantiasa
memberi warna dan keceriaan dalam kehidupan penulis, untuk kakak sekaligus
sahabat saya I Komang Juliawan, Amd.kom, S.E yang selalu sabar dalam
membimbing dan mendukung saya dalam pembuatan skripsi ini serta untuk semua
keluarga besarku.
vi
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
ii
RINGKASAN ..............................................................................................
iii
KATA PENGANTAR.................................................................................
iv
DAFTAR ISI................................................................................................
viii
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................
xi
xii
xvi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xix
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................
10
10
11
14
16
viii
16
20
23
24
26
28
F. Kerangka Teori..................................................................................
31
32
35
38
39
39
E. Hipotesis Penelitian...........................................................................
40
42
44
44
45
49
E. Instrumen Penelitian..........................................................................
49
53
53
ix
57
57
61
61
62
62
67
81
C. Pembahasan.......................................................................................
87
88
91
92
95
97
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................
98
B. Saran..................................................................................................
99
DAFTAR SINGKATAN
AIDS
HAI
HBV
: Hepatitis B virus
HIV
ICU/ICCU/PICU
ILO
JCAHO
PPI
RSUD
THT
UGD
USG
: Ultrasonography
VIP
WHO
xi
DAFTAR ISTILAH
Chi-square
Desimination
: Penyebarluasan informasi
Disposable
Expected Count
ordinal
jika
kedua
sampel
Health Provider
Higiene
xii
Immunocompromised
untuk
melawan
infeksi
transpalansi,
autoimun
mengatasi
dan
mencegah
penyakit,
pengurangan
Morbidity
: Angka kesakitan
Mortality
: Angka kematian
xiii
Preventif
Promotif
yang
lebih
mengutamakan
Teknik
penentuan
sampel
dengan
pertimbangan tertentu
Rehabilitatif
masyarakat
sehingga
dapat
berguna
untuk
dirinya
dan
Resistensi
Revenue Center
: Pusat pendapatan
xiv
Skort
Tindakan Invasif
Universal Precaution
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1
32
Tabel 2
38
Tabel 3
42
Tabel 4
45
Tabel 5
49
Tabel 6
50
Tabel 7
51
Tabel 8
51
Tabel 9
52
53
63
64
65
66
xvi
Tahun 2015...................................................................................
67
68
70
71
73
73
75
76
77
78
81
xvii
82
83
85
86
87
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Teori............................................................................
31
39
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
11
Lampiran 5
28
Lampiran 6
29
Lampiran 7
30
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberi pelayanan
kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif kepada masyarakat
yang memiliki pesan sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Bagi mereka yang berada dilingkungan Rumah Sakit seperti
pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien berisiko
mendapatkan infeksi nosokomial atau Health-care Associated Infection
(HAIs) (Dirjen BUK, 2010-2015).
Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya
angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit
sehingga menjadi permasalahan baru di bidang kesehatan, baik di negara
berkembang maupun negara maju. Infeksi nosokomial dapat terjadi pada
penderita, tenaga kesehatan dan juga setiap orang yang datang ke rumah sakit.
Infeksi yang ada di pusat pelayanan kesehatan ini dapat ditularkan atau
diperoleh melalui petugas kesehatan, orang sakit, pengunjung yang berstatus
karier atau karena kodisi rumah sakit (Darmadi, 2008).
Dengan demikian, manajemen asuhan keperawatan profesional pada
ruangan atau kamar perawatan merupakan ujung tombak pengendalian infeksi
sekaligus sebagai tangan pertama yang mendata kejadian infeksi nosokomial
(Darmadi, 2008)
Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat) menunjukkan rata-rata 8,7% dari
pasien rumah sakit memiliki infeksi nosokomial. Setiap saat lebih dari 1,4 juta
orang di seluruh dunia menderita komplikasi infeksi yang diperoleh di rumah
sakit. Frekuensi tertinggi infeksi nosokomial dilaporkan dari rumah sakit di
Mediterania Timur dan daerah Asia Tenggara (masing-masing 11,8% dan
10,0%), serta di daerah Eropa dan Pasifik Barat dengan prevalensi masingmasing 7,7% dan 9,0%. Infeksi nosokomial yang paling sering terjadi adalah
infeksi luka bedah, infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran pernapasan
bawah. Studi WHO juga menunjukkan bahwa prevalensi tertinggi infeksi
nosokomial terjadi pada unit perawatan intensif, bedah akut, dan bangsal
orthopedi (WHO, 2002)
Menurut Wikansari et al. (2012) prevalensi infeksi nosokomial di negaranegara berpendapatan tinggi (high income countries) lebih kecil dari pada di
negara-negara berpendapatan rendah dan menengah (low and midlle income
countries). Berdasarkan data dari beberapa penelitian tahun 1995-2010,
prevalensi infeksi nosokomial di negara-negara berpendapatan tinggi berkisar
antara 3,5% - 12%; sementara prevalensi di negara-negara berpendapatan
rendah dan menengah berkisar antara 5,7,% - 19,1%.
Sementara itu di Indonesia yaitu di 10 RSU pendidikan infeksi nosokomial
cukup tinggi, sebesar 6-16% dengan rata-rata 9,8% pada tahun 2010. Infeksi
nosokomial paling umum terjadi adalah infeksi luka operasi (ILO). Hasil
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa angka kejadian ILO pada rumah
sakit di Indonesia bervariasi antara 2-18% dari keseluruhan prosedur
infeksi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dalam menjalankan pekerjaannya
seorang perawat berisiko untuk terjadinya infeksi. Oleh karena itu dibutuhkan
pengawasan, evaluasi, dan pelatihan, serta kebijakan dalam upaya mengurangi
terjadinya infeksi nosokomial. Sehingga dirumuskan suatu masalah yaitu :
Apakah ada hubungan faktor manajemen pengendalian infeksi terhadap
pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di ruang rawat inap RS Stella Maris
Makassar tahun 2015.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan faktor manajemen pengendalian infeksi
terhadap pencegahan terjadinya infeksi nosokomial oleh perawat di ruang
rawat inap RS Stella Maris Makassar tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk
mengetahui
hubungan
pengawasan
perawat
terhadap
mengetahui
hubungan
kebijakan
terhadap
pencegahan
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi Petugas Kesehatan
Bagi petugas kesehatan, penelitian ini dapat digunakan sebagai
pedoman dalam memberikan pelayanan kesehatan agar lebih berhati-hati
dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi
nosokomial.
b. Manfaat bagi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit, penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan
referensi dalam pengembangan pelayanan kesehatan dan sebagai bahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Infeksi Nosokomial
1. Definisi Infeksi Nosokomial.
Infeksi nosokomial atau disebut juga Hospital Acquired Infection
(HAI) adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien
dirawat di rumah sakit (WHO, 2002). Sumber lain mendefinisikan infeksi
nosokomial merupakan infeksi yang terjadi di rumah sakit atau fasilitas
pelayanan kesehatan setelah dirawat 2x24 jam. Sebelum dirawat, pasien
tidak memiliki gejala tersebut dan tidak dalam masa inkubasi. Infeksi
nosokomial bukan merupakan dampak dari infeksi penyakit yang telah
dideritanya. Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien
merupakan kelompok yang paling berisiko terjadinya infeksi nsokomial,
karena infeksi ini dapat menular dari pasien ke pengunjung atau keluarga
ataupun dari pasien (Husain, 2008 dalam Razi 2011).
Menurut Vincent (2003) dalam Razi (2011) infeksi nosokomial
adalah suatu infeksi yang tidak terinkubasi dan terjadi ketika pasien masuk
ke rumah sakit atau akibat dari fasilitas kesehatan lainnya yang ada di
rumah sakit. Menurut Breathnach (2005) infeksi nosokomial adalah suatu
infeksi yang terjadi di rumah sakit yang berasal dari alat-alat medis,
prosedur medis atau pemberian terapi.
10
11
12
kesehatan
khususnya
perawat
dapat
menjadi
dengan
pasien.
Salah
satu
upaya
dalam
infeksi
nosokomial
sebab
mikroorganisme
13
14
15
16
17
18
d) Gosok kedua tangan termasuk kuku dan sela jari selama 10-15
detik
e) Bilas kembali dengan air sampai bersih
f) Keringkan tangan dengan handuk atau kertas bersih atau tisu
atau handuk katun sekali pakai
g) Matikan keran dengan kertas atau tissue
h) Pada cuci
tangan aseptik
diikuti larangan
menyentuh
19
20
sterilisasi
unit/satuan
kerja
terhadap
pelaksanaan
pekerjaan
21
disebabkan
karena
adanya
kekurangan
dalam
sistem
bertujuan
untuk
mengorientasi,
melatih
kerja,
dalam
pencegahan
infeksi
nosokomial
akan
sulit
22
pengendalian
23
meningkatkan
pekerja
memperoleh
pengetahuan,
24
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar
profesi keperawatan yang bersifat konstan. Menurut Konsorsium Ilmu
Kesehatan, peran perawat terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan,
dan peneliti (Hidayat, 2004).
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana
dalam menentukan tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan serta
memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya, selain itu sebagai profesi
keperawatan mempunyai otonomi dalam kewenangan dan tanggung jawab
dalam tindakannya serta adanya kode etik dalam bekerja kemudian juga
berorientasi pada pelayanan melalui pemberan asuhan keperawatan kepada
individu, kelompok, atau masyarakat (Hidayat, 2004).
Bentuk asuhan keperawatan ini sendiri merupakan suatu proses dalam
praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai
tatanan pelayanan kesehatan, dengan menggunakan metodologi proses
keperawatan,
berpedoman
pada
standar
keperawatan,
dilandasi
etik
25
26
27
luas
dan
dan
kemampuan
subspesialistik
pelayanan
luas.
medik
Pemerintah
dan
kemampuan
pelayanan
medik
28
anak
serta
memberikan
pelayanan
pengobatan
dan
pemulihan
29
pendidikan
rangka
dan
pelatihan
peningkatan
sumber
kemampuan
daya
dalam
30
sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas dan
rumah bersalin yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap dan
mengalami tingkat transformasi, yaitu pasien sejak masuk ruang perawatan
hingga pasien dinyatakan boleh pulang (Muninjaya, 2004).
Menurut Supranto (1997), arus pelayanan pasien rawat inap dimulai dari
pelayanan pasien masuk di bagian penerimaan pasien, pelayanan ruang
perawatan (pelayanan tenaga medis, pelayanan tenaga perawat, lingkungan
langsung, penyediaan peralatan medis/ non medis, pelayanan makanan/ gizi),
dilanjutkan pelayanan administrasi dan keuangan, terakhir pelayanan pasien
pulang.
Menurut Azwar (2000) dalam Napitupulu (2012), mutu asuhan pelayanan
rawat inap dikatakan baik, apabila :
1. Memberikan rasa tentram kepada pasien
2. Memberikan pelayanan yang profesional dan setiap strata pengelola
rumah sakit. Pelayanan bermula sejak masuknya pasien kerumah sakit
sampai pasien pulang.
Dari kedua aspek ini dapat diartikan sebagai berikut :
a. Petugas menerima pasien dalam melakukan pelayanan terhadap pasien
harus mampu melayani dengan cepat karena mungkin pasien
memerlukan penanganan segera
b. Penanganan pertama dari perawat harus mampu menaruh kepercayaan
bahwa pengobatan yang diterima dimulai secara benar
31
F. Kerangka Teori
Faktor pengendalian infeksi :
Pengawasan
Pencegahan Infeksi
Nosokomial di
Ruang Rawat Inap
Kebijakan
Evaluasi
Pelatihan
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
32
G. Matriks Penelitian.
Tabel 1
Matriks Penelitian
No.
1
Nama
Peneliti
Fakhrul
Razi
Judul
Penelitian
Pengaruh faktor
internal dan
eksternal
perawat
terhadap
pencegahan
terjadinya
infeksi
noosokomial di
ruang rawat
bedah rumah
sakit umum
daerah (RSUD)
kota langsa
Masalah
Variabel
penelitian
Data yang
Variabel bebas (X)
diperoleh dari
1. Faktor
profil Rumah
internal
Sakit Umum
(pengetahuan
Daerah (RSUD)
dan sikap)
Kota Langsa
2. Faktor
tahun 2010,
eksternal
terdapat 303
(Fasilitas
kasus infeksi
keperawatan
nosokomial di 7
dan
ruangan, di mana
pengawasan
ruang rawat
Variabel terikat
bedah RSUD
(Y)
Kota Langsa
1. Pencegahan
dengan kasus
infeksi
tertinggi,
nosokomial
terdapat 88 kasus
infeksi
nosokomial.
Sampel
Seluruh perawat
yang terdapat di
ruang rawat
bedah yang
berjumlah
sebanyak 35
orang
Metode
penelitian
Penelitian survai
explanatory yang
bertujuan untuk
menganalisis
pengaruh faktor
internal
(pengetahuan dan
sikap) dan
eksternal (fasilitas
dan pengawasan)
perawat terhadap
pencegahan
infeksi
nosokomial.
Hasil Penelitian
Terdapat pengaruh
antara
pengetahuan,
fasilitas
keperawatan, dan
pengawasan
terhadap
pencegahan
infeksi nosokomial
di RSUD kota
langsa, sedangkan
variabel sikap
tidak berpengaruh
terhadap
pencegahan
infeksi nosokomial
di RSUD kota
langsa.
33
No.
2
Nama
Peneliti
Afip
Khoirudin
Judul
Penelitian
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perilaku
perawat dalam
menerapkan
prosedur
tindakan
pencegahan
universal di
instalasi bedah
sentral RSUP
dr. Kariadi
Semarang
Masalah
Variabel
penelitian
Pada tahun
Variabel bebas (X)
2008-2009
1. Pengetahuan
instalasi bedah
perawat
sentral 12 kali
2. Sikap perawat
melekukan
3. Ketersediaan
operasi
sarana
infeksius, 8
4. Motivasi
pasien dengan
perawat.
HBsAg (+) dan 4 Variabel terikat
pasien dengan
(Y) :
HIV (+). Hal ini Prosedur tindakan
membutuhkan
pencegahan
tindakan
universal.
pencegahan
universal bagi
petugas yang
bekerja di kamar
operasi,serta
nilai pencapaian
standar prosedur
tindakan
pencegahan baru
mencapai 70 %
sementara
standar yang
ditetapkanDepke
s sebesar 80%.
Sampel
Metode
penelitian
Sampel penelitian Jenis penelitian
adalah perawat
yang digunakan
yang sudah
adalah deskriptif
memenuhi kriteria kolerasi dengan
inklusi dan
rancangan cross
eksklusi yaitu
sectional.
sebanyak 40
orang.
Hasil Penelitian
Ada hubungan
antara tingkat
pengetahuan
perawat, sikap
perawat,
ketersediaan
sarana dan
motivasi perawat
dengan prosedur
tindakan
pencegahan
universal di
instalasi bedah
sentral RSUP dr.
Kariadi Semarang.
34
No.
3
Nama
Peneliti
Stefany
Antonio
Lindawati
Judul
Penelitian
Determinan
pencegahan
infeksi
nosokomial di
ruang rawat
inap rumah sakit
stella maris
Makassar
Masalah
Kejadian infeksi
nosokomial di
Ruang Rawat
Inap RS Stella
Maris Makassar
cukup tinggi
sebanyak 287
kasus dengan
kasus tertinggi
di unit kelas I
yang mencapai
22,8%
Faktor-faktor
Ingin
yang
membuktikan
berhubungan
hipotesis adanya
dengan persepsi hubungan faktor
perawat
internal dan
pelaksana
eksteruid
tentang upaya
responden
pencegahan inos dengan persepsi
di ruang rawat
perawat
inap Rumah
pelaksana
Sakit pusat
tentang upaya
Pertamina
pencegahan
Jakarta.
infeksi
nosokomial.
Variabel
penelitian
Variabel bebas (X)
1. Pengetahuan
perawat
2. Motivasi
perawat
3. Kepemimpina
n efektif
kepala
ruangan
Variabel terikat(Y)
Pencegahan
infeksi nosokomial
Variabel bebas (X)
1. Supervisi
2. Sarana
3. SOP
Sampel
Sampel penelitian
diambil dengan
teknik sampling
jenuh yaitu
sebanyak
80 responden.
Sampel berjumlah
204 orang dan
359 orang
perawat pelaksana
yang bertugas di
Variabel terikat(Y) 15 ruang rawat
Pencegahan
inap, sampel
infeksi
diambil secara
nosokomial.
acak dan besar
sampel tiap
ruangan
ditentukan secara
proporsional.
Metode
penelitian
Jenis penelitian
adalah
observasional
dengan
pendekatan cross
sectional study
Metode yang
digunakan adalah
deskriptif analis
yang bersifat
cross sectional.
Hasil Penelitian
Tidak ada
hubungan antara
pengetahuan
perawat, motivasi
perawat, dan
kepemimpinan
efektif kepala
ruangan dengan
tindakan
pencegahan
infeksi nosokomial
perawat.
Ketiga variabel
independen yaitu
supervisi, sarana
dan SOP
mempunyai
hubungan
bermakna dengan
upaya pencegahan
infeksi
nosokomial.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian.
Infeksi nosokomial atau disebut juga Hospital Acquired Infection (HAI)
adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien dirawat di
rumah sakit (WHO, 2004). Menurut Vincent (2003) infeksi nosokomial adalah
suatu infeksi yang tidak terinkubasi dan terjadi ketika pasien masuk ke rumah
sakit atau akibat dari fasilitas kesehatan lainnya yang ada di rumah sakit.
Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya
angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit
sehingga menjadi permasalahan baru di bidang kesehatan, baik di negara
berkembang maupun negara maju. Infeksi nosokomial dapat terjadi pada
penderita, tenaga kesehatan dan juga setiap orang yang datang ke rumah sakit.
Infeksi yang ada di pusat pelayanan kesehatan ini dapat ditularkan atau
diperoleh melalui petugas kesehatan, orang sakit, pengunjung yang berstatus
karier atau karena kodisi rumah sakit (Darmadi, 2008).
Dengan demikian, manajemen asuhan keperawatan profesional pada
ruangan atau kamar perawatan merupakan ujung tombak pengendalian infeksi
sekaligus sebagai tangan pertama yang mendata kejadian infeksi nosokomial.
(Darmadi, 2008).
Secara umum faktor-faktor yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial
terdiri dari dua bagian, yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor
endogen meliputi umur, jenis kelamin, riwayat penyakit, daya tahan tubuh dan
35
36
manajemen
pengendalian
infeksi
dalam
pencegahan
infeksi
nosokomial.
Menurut darmadi (2008) berbagai faktor luar (extrinsic faktor) sebagai
sumber penularan di rumah sakit yang berpengaruh dalam insiden infeksi
nosokomial adalah ; petugas kesehatan, lingkungan, peralatan medis,
makanan/minuman, penderita lain, dan pengunjung. Sementara menurut WHO
(2002) tim pengendalian infeksi atau individu bertanggung jawab untuk
pengendalian infeksi sehari-hari dengan melakukan upaya pengendalian
infeksi nosokomial dari segi manajemen, dalam hal ; pengawasan, kebijakan,
evaluasi, dan pelatihan.
Pada penelitian ini, variabel yang menjadi fokus penelitian yaitu;
pengawasan, kebijakan, evaluasi, dan pelatihan.
Alasan pemilihan variabel-variabel tersebut yaitu :
1. Alasan Utama
Alasan utama peneliti ingin melihat variabel-variabel tersebut karena :
a. Jumlah kasus infeksi nosokomial di RS Stella Maris Makassar
selama 3 tahun terakhir (tahun 2012-2014) mengalami
fluktuasi, dan dari tahun 2012 ke tahun 2013 jumlah kasus
mengalami peningkatan yang sangat signifikan (tahun 2012
37
38
Terjadi
peningkatan
kejadian infeksi
nosokomial di
ruang rawat
inap, dimana
pada tahun 2012
dari 9 ruangan,
hanya ada 5
ruangan yang
kasus infeksi
nosokomialnya
melebihi standar
( 1,5 %),
sementara di
tahun 2013 dan
2014 terjadi
peningkatan
yang cukup
tinggi di semua
ruang rawat
inap.
Populasi
Unit
instalasi
Sampel
Variabel
Instrumen
Metode
Semua
perawat
pelaksana
di ruang
Rawat
Inap RS
Stella
Maris
Makassar
Rawat
Inap RS
Stella
Maris
Makassar
Semua
perawat
pelaksana
di ruang
rawat inap
yang di
ambil
dengan
cara
purposive
sampling
Independen
:
Kuesioner
Kuantitatif
Pengawasa
n
kebijakan
Evaluasi
Pelatihan
Dependen:
Pencegahan
Infeksi
Nosokomial
Teknik
analisis
data
Interpretasi
data
Analisis
Univariat
Analisis
Bivariat
Hubungan
faktor
manajemen
pengendalian
infeksi
nosokomial
terhadap
pencegahan
terjadinya
infeksi
nosokomial
oleh perawat
di ruang
rawat inap
RS Stella
Maris
Makassar
S
K
R
I
P
S
I
39
Pencegahan Infeksi
Nosokomial di
Ruang Rawat Inap
Evaluasi
Pelatihan
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
D. Variabel Penelitian
1. Variabel independen/bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor
manajemen yang terdiri dari pengawasan, kebijakan, evaluasi, dan pelatihan.
40
E. Hipotesis Penelitian.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Null (H0)
a. Tidak ada hubungan antara pengawasan dengan pencegahan infeksi
nosokomial oleh perawat di ruang rawat inap RS Stella Maris Makassar.
b. Tidak ada hubungan antara kebijkan dengan pencegahan infeksi
nosokomial oleh perawat di ruang rawat inap RS Stella Maris Makassar.
c. Tidak ada hubungan antara evaluasi dengan pencegahan infeksi
nosokomial oleh perawat di ruang rawat inap RS Stella Maris Makassar.
d. Tidak ada hubungan antara pelatihan dengan pencegahan infeksi
nosokomial oleh perawat di ruang rawat inap RS Stella Maris Makassar.
2. Hipotesis Alternatif (Ha) :
a. Ada hubungan antara pengawasan dengan pencegahan infeksi nosokomial
oleh perawat di ruang rawat inap RS Stella Maris Makassar.
b. Ada hubungan antara kebijkan dengan pencegahan infeksi nosokomial
oleh perawat di ruang rawat inap RS Stella Maris Makassar.
c. Ada hubungan antara evaluasi dengan pencegahan infeksi nosokomial
oleh perawat di ruang rawat inap RS Stella Maris Makassar.
41
42
Variabel
Pengawasan
Kebijakan
Definisi Operasional
Hasil
Kriteria Objektif
Diukur dengan
menggunakan kuesioner
yang berjumlah 5
pernyataan, masing-masing
item pernyataan diberi skor
menggunakan skala Likert :
1=selalu, 2=sering,
3=jarang, 4=tidak pernah.
Diukur dengan
menggunakan kuesioner
yang berjumlah 9
pernyataan, masing-masing
item pernyataan diberi skor
menggunakan skala Likert :
1=selalu, 2=sering,
3=jarang, 4=tidak pernah.
43
No.
Variabel
Evaluasi
Pelatihan
Pencegahan
infeksi
nosokomial
Definisi Operasional
dimaksud adalah kebijakan
dalam pengendalian infeksi.
Evaluasi adalah kegiatan
mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan, dalam
hal ini pihak manajemen
melakukan penilaian
kegiatan pencegahan infeksi
nosokomial.
Pelatihan adalah seluruh
kegiatan yang di disain
untuk membantu
meningkatkan kemampuan
perawat serta memperoleh
pengetahuan, keterampilan
dan meningkatkan sikap,
dan perilaku perawat dalam
mencegah inos
Tindakan perawat sebagai
upaya pengendalian infeksi
kepada semua pasien, untuk
mengurangi risiko infeksi
kepada pasien, pengunjung,
maupun petugas kesehatan.
Diukur dengan
menggunakan kuesioner
yang berjumlah 4
pernyataan, masing-masing
item pernyataan diberi skor
menggunakan skala Likert :
1=selalu, 2=sering,
3=jarang, 4=tidak pernah.
Diukur dengan
menggunakan kuesioner
yang berjumlah 5
pernyataan, masing-masing
item pernyataan diberi skor
menggunakan skala Likert :
1=selalu, 2=sering,
3=jarang, 4=tidak pernah.
Diukur dengan
menggunakan kuesioner
yang berjumlah 11
pernyataan, masing-masing
item pernyataan diberi skor
menggunakan skala Likert :
1=selalu, 2=sering,
3=jarang, 4=tidak pernah.
Hasil
Kriteria Objektif
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan desain cross
sectional yaitu variabel independen dan variabel dependen dilakukan
pengukuran sekaligus dalam waktu bersamaan. Variabel independen (bebas)
pada penelitian ini yaitu faktor manajemen (pengawasan, kebijakan, evaluasi,
dan pelatihan) dan variabel dependen (terikat) yaitu pencegahan infeksi
nosokomial.
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan faktor manajemen pengendalian
infeksi nosokomial terhadap pencegahan terjadinya infeksi nosokomial.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu suatu
metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan data.
44
45
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tabel 4
Perawat Pelaksana di Unit Rawat Inap
RS Stella Maris Makassar Tahun 2015
Ruang Perawatan
Jumlah Perawat
Sta. Bernadet I
Sta. Bernadet II
Sta. Bernadet III A
Sta. Bernadet III B
Sta. Maria II
Sta. Maria III
Sta. Theresia
St. Joseph
ICU/ICCU
Total
Sumber : Data Sekunder
17
19
17
13
17
20
15
17
25
160
2. Sampel
Menurut Cooper & Schindler (2006:717) sampel adalah elemen
populasi yang merupakan subyek pengukuran dari unit penelitian yang
memberikan kesimpulan tentang seluruh populasi. Metode pengambilan
46
. .
. .
Keterangan :
n =
Jumlah sampel
N =
Jumlah populasi
Z =
P =
Q =
d =
. .
.( ,
. .
) . , . ,
( ,
) . , . ,
47
=
=
,
,
,
,
. ,
,
. ,
= 113,2 114
Xn
Xn
X 114 = 12
Xn
X 114 = 14
Xn
X 114 = 12
Xn
X 114 = 9
48
Xn
X 114 = 12
Xn
X 114 = 14
Xn
X 114 = 11
Xn
X 114 = 12
i. Ruang ICU/ICCU
fi =
=
Xn
X 114 = 18
49
No.
Tabel 5
Jumlah sampel di Unit Rawat Inap
RS Stella Maris Makassar Tahun 2015
Ruang Perawatan Jumlah Populasi
Jumlah Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sta. Bernadet I
Sta. Bernadet II
Sta. Bernadet III A
Sta. Bernadet III B
Sta. Maria II
Sta. Maria III
Sta. Theresia
St. Joseph
ICU/ICCU
Total
Sumber : Data Primer
17
19
17
13
17
20
15
17
25
160
12
14
12
9
12
14
11
12
18
114
50
51
2. Pernyataan Kebijakan
Dari hasil pengujian yang dilakukan yaitu pengujian validitas dan
reabilitas, seluruh pernyataan pada variabel kebijakan memenuhi
standar yang ditentukan yaitu > 0,60.
Tabel 7
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Kebijakan di
Rumah Sakit Stella Maris Makassar Tahun 2015
Nilai
r
r
Pernyataan
Validitas Cronbach Standar Reliabilitas
hitung tabel
Alpha
6
0.466
0.3
Valid
0.949
0.6
Reliabel
7
0.836
0.3
Valid
0.946
0.6
Reliabel
8
0.645
0.3
Valid
0.948
0.6
Reliabel
9
0.545
0.3
Valid
0.948
0.6
Reliabel
10
0.873
0.3
Valid
0.945
0.6
Reliabel
11
0.449
0.3
Valid
0.949
0.6
Reliabel
12
0.807
0.3
Valid
0.946
0.6
Reliabel
13
0.399
0.3
Valid
0.949
0.6
Reliabel
14
0.592
0.3
Valid
0.948
0.6
Reliabel
Sumber : Data Primer
3. Pernyataan Evaluasi
Dari hasil pengujian yang dilakukan yaitu pengujian validitas dan
reabilitas, seluruh pernyataan pada variabel evaluasi memenuhi
standar yang ditentukan yaitu > 0,60.
Tabel 8
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Evaluasi di
Rumah Sakit Stella Maris Makassar Tahun 2015
Nilai
r
r
Pernyataan
Validitas Cronbach Standar Reliabilitas
hitung tabel
Alpha
15
0.399
0.3
Valid
0.949
0.6
Reliabel
16
0.537
0.3
Valid
0.948
0.6
Reliabel
17
0.391
0.3
Valid
0.949
0.6
Reliabel
18
0.417
0.3
Valid
0.949
0.6
Reliabel
Sumber : Data Primer
52
4. Pernyataan Pelatihan
Dari hasil pengujian yang dilakukan yaitu pengujian validitas dan
reabilitas, seluruh pernyataan pada variabel pelatihan memenuhi
standar yang ditentukan yaitu > 0,60.
Hasil pengujian variabel pelatihan di rumah sakit stella maris
makassar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Pelatihan di
Rumah Sakit Stella Maris Makassar Tahun 2015
Nilai
r
r
Pernyataan
Validitas Cronbach Standar Reliabilitas
hitung tabel
Alpha
19
0.460
0.3
Valid
0.949
0.6
Reliabel
20
0.386
0.3
Valid
0.952
0.6
Reliabel
21
0.366
0.3
Valid
0.950
0.6
Reliabel
22
0.777
0.3
Valid
0.946
0.6
Reliabel
23
0.527
0.3
Valid
0.948
0.6
Reliabel
Sumber : Data Primer
53
Tabel 10
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Pencegahan Infeksi
Nosokomial di Rumah Sakit Stella Maris Makassar
Tahun 2015
Nilai
r
r
Pernyataan
Validitas Cronbach Standar Reliabilitas
hitung tabel
Alpha
24
0.676
0.3
Valid
0.947
0.6
Reliabel
25
0.508
0.3
Valid
0.948
0.6
Reliabel
26
0.647
0.3
Valid
0.948
0.6
Reliabel
27
0.485
0.3
Valid
0.949
0.6
Reliabel
28
0.548
0.3
Valid
0.948
0.6
Reliabel
29
0.695
0.3
Valid
0.947
0.6
Reliabel
30
0.516
0.3
Valid
0.948
0.6
Reliabel
31
0.857
0.3
Valid
0.946
0.6
Reliabel
32
0.813
0.3
Valid
0.946
0.6
Reliabel
33
0.855
0.3
Valid
0.945
0.6
Reliabel
34
0.816
0.3
Valid
0.946
0.6
Reliabel
Sumber : Data Primer
54
yang terkumpul
55
mengetahui
hubungan
antara
pengawasan,
56
terhadap
pencegahan
terjadinya
infeksi
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
58
59
2). Umum
Kamar perawatan umum RS Stella Maris terdiri atas Kelas I,
Kelas II dan Kelas III. Kamar perawatan umum, secara
keseluruhan terdiri dari 158 unit tempat tidur.
3). Isolasi
Rumah Sakit Stella Maris menyediakan lebih dari 10 (sepuluh)
unit kamar perawatan isolasi. Kamar perawatan isolasi
ditujukan bagi pasien dengan risiko penyakit menular. Kamar
perawatan isolasi terdiri tempat tidur pasien yang nyaman
dengan fasilitas pendukung lainnya dalam ruangan.
4). Perawatan intensif (ICU/ICCU/PICU)
Ruang perawatan ini didukung oleh Ventilator, Debrifilator/De
Shock, Monitor Jantung, Infus Pump, EKG, Suction Pump,
Syringe Pump dan 30 (tiga puluh) orang tenaga perawat salain
itu ruangan ber-AC yang nyaman dan tenang dan juga tersedia
ruangan penjaga pasien di bagian luar, yang dekat dengan
kamar perawatan intensive care.
5). Pediatri
Ruang perawatan pediatri RS Stella Maris adalah ruang
perawatan untuk anak (usia 0 sampai dengan 12 tahun). Ruang
perawatan anak RS Stella Maris terdiri atas : Kelas I, Kelas II,
Kelas III, Isolasi, dan Ruang Gawat Anak.
60
61
Sumber daya manusia yang ada dalam Rumah Sakit Stella Maris
Makassar terdiri dari :
a. Tenaga medis yaitu dokter umum 18 orang, Spesialis dan
subspesialis 84 orang
b. Tenaga paramedis yaitu perawat sebanyak 225 orang , apoteker
2 orang dan asisten apoteker 11 orang , operator RO 9 orang
dan ahli madya gizi sebanyak 25 orang
c. Tenaga Non-Medis sebanyak 240 orang.
62
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Stella Maris
Makassar pada tanggal 01 Mei 2015 sampai dengan 01 Juni 2015.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode pembagian kuesioner kepada
responden (perawat pelaksana) di masing-masing ruang perawatan, yakni
perawat di ruang Bernadeth I berjumlah 12 orang, Bernadeth II berjumlah 14
orang, Bernadeth IIIA berjumlah 12 orang, Bernadeth IIIB berjumlah 9 orang,
Sta. Maria II berjumlah 12 orang, Sta. Maria III berjumlah 14 orang, Sta.
Theresia berjumlah 11 orang, St. Joseph berjumlah 12 orang dan ICU
berjumlah 18 orang, dengan total seluruh responden 114 perawat pelaksana
dan diperoleh hasil berupa data mengenai variabel-variabel yang diteliti yang
meliputi karakterisktik responden dan faktor manajemen pengendalian infeksi
yang berhubungan dengan pencegahan infeksi nosokomial.
Hasil penelitian ini kemudian dideskripsikan dan dianalisis tabulasi silang.
Mendeskripsikan variabel karakteristik, independen dan dependen untuk
memperoleh gambaran mengenai masing-masing variabel yang diteliti.
Sementara itu, analisis tabulasi silang dilakukan untuk menguji hipotesis dan
menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
1. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit Stella Maris Makassar yang berjumlah 114 perawat
pelaksana. Distribusi frekuensi karakteristik perawat meliputi umur, jenis
63
64
65
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Responden menurut Tingkat
Pendidikan di Ruang Rawat Inap RS Stella Maris
Makassar Tahun 2015
No
Tingkat
Jumlah (n)
Persentase (%)
Pendidikan
1 SPK
6
5,3
2 DIII Keperawatan
72
63,2
3 S1 Keperawatan
36
31,6
Jumlah
114
100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui bahwa frekuensi
pendidikan terakhir responden terbanyak memiliki tingkat
pendidikan DIII Keperawatan yaitu sebanyak 72 orang atau
sebesar
mempunyai
66
d. Masa Kerja
Masa kerja adalah lama waktu kerja responden di rumah
sakit terhitung sejak mulai bekerja sampai dengan saat
penelitian berlangsung. Semakin lama perawat bekerja semakin
banyak kasus yang ditanganinya sehingga semakin meningkat
pengalamannya dan sebaliknya. Pengalaman bekerja banyak
memberikan keahlian dan ketrampilan kerja. Distribusi masa
kerja responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Masa Kerja
di Ruang Rawat Inap RS Stella Maris Makassar
Tahun 2015
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
114
1
30
6,31
6,772
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa jumlah
responden atau n = 114, nilai terendah (minimum) responden
yaitu 1 dan nilai tertinggi (maximum) responden yaitu 30,
diketahui juga rata-rata nilainya = 6,31 dengan standar deviasi
sebesar 6,772.
Kreitner
dan
Kinichi
seseorang
67
68
frekuensi
jawaban
responden
menurut
PERNYATAAN
penanggung jawab
ruangan sebagai
supervisor dalam
melakukan
pengawasan.
Dilakukan
pengawasan rutin
untuk mengetahui
ada tidaknya
kejadian infeksi
nosokomial
Setiap hari
dilakukan
monitoring
pengumpulan data.
Dilakukan
pengawasan
SL
SR
JR
TP
Total
56
49,1
40
35,1
16
14
1,8
114
31
27,2
41
36
38
33,3
3,5
114
35
30,7
35
30,7
42
36,8
1,8
114
46
40,4
44
38,6
22
19,3
1,8
114
69
No.
PERNYATAAN
terhadap tindakantindakan yang
menyimpang .
Dilakukan
sosialisasi kembali
setiap 1-2 bulan
sekali sebagai
tindak lanjut dari
pengawasan.
SL
SR
JR
TP
36
31,6
37
32,5
34
29,8
6,1
Total
114
melibatkan
kepala
ruangan
dalam
melakukan
ketiga
yang
berisi
tentang
monitoring
mengenai
pengawasan
terhadap
tindakan
yang
70
71
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Kebijakan
di RS Stella Maris Makassar Tahun 2015
No.
1
PERNYATAAN
Diberlakukan
kebijakan mengenai
proses desinfeksi
Diberlakukan
kebijakan mengenai
penggunaan
antibiotik
Diberlakukan
kebijakan mengenai
pelayanan sterilisasi
Diberlakukan
kebijakan mengenai
penanganan dan
pembuangan limbah
Diberlakukan
kebijakan mengenai
fasilitas isolasi
untuk pasien
Diberlakukan
kebijakan mengenai
pelayanan makanan
Diberlakukan
kebijakan mengenai
dekontaminasi
peralatan
Diberlakukan
kebijakan mengenai
prosedur cuci tangan
Kebijakan
pemberian tanggung
jawab kepada
perawat sesuai
dengan kemampuan
yang dimiliki
perawat.
SL
SR
JR
TP
Total
58
50,9
40
35,1
16
14
114
52,6
31
27,2
23
20,2
114
60
52,6
43
37,7
11
9,6
114
60
52,6
38
33,4
16
14
114
47
41,2
39
34,2
28
24,6
114
55
48,2
41
36
18
15,8
114
61
53,5
34
29,8
19
16,7
114
88
77,2
25
21,9
0,9
114
63
55,3
41
36
6,9
1,8
114
60
menyatakan
selalu
memberlakukan
kebijakan
72
terdapat
60
(52,6%)
yang
menyatakan
selalu
selalu
memberlakukan
kebijakan
mengenai
88
(77,2%)
responden
menyatakan
selalu
73
Tabel 19
Distribusi Frekuensi Responden menurut Kebijakan
di Ruang Rawat Inap RS Stella Maris Makassar
Tahun 2015
No
Kebijakan
Jumlah (n)
Persentase (%)
1
Baik
106
93
2
Kurang baik
8
7
Jumlah
114
100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa rata-rata
jawaban perawat pelaksana tentang kebijakan dalam kategori
baik, yaitu dari 114 perawat pelaksana 106 orang (93%)
menyatakan kebijakan baik dan 8 orang (7%) menyatakan
kebijakan kurang baik.
c. Evaluasi
Evaluasi
adalah
kegiatan
mengukur
keberhasilan
PERNYATAAN
Setiap bulan
dilakukan evaluasi
terhadap perawat
pelaksana dalam hal
pemasangan alat
medis .
Setiap 3 bulan
dilakukan evaluasi
keberhasilan
pencapaian kinerja
perawat dalam
pencegahan infeksi
SL
SR
JR
TP
Total
47
44,2
36
31,6
26
22,8
4,4
114
39
34,2
44
38,6
21
18,4
10
8,8
114
74
No.
SL
PERNYATAAN
Setiap 3 bulan
dilakukan audit
hand hygiene
terhadap perawat
pelaksana
Pihak manajemen
membahas
permasalahan yang
terjadi dalam
pencegahan infeksi
nosokomial dengan
perawat pelaksana.
SR
JR
TP
Total
45
39,5
41
35
24
21,1
3,5
114
40
35,1
44
38,6
27
23,7
2,6
114
75
dan
meningkatkan
sikap,
perilaku
yang
menjadi
tanggungjawabnya
sehingga
tujuan
frekuensi
jawaban
responden
menurut
76
Tabel 22
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Pelatihan
di RS Stella Maris Makassar Tahun 2015
No.
PERNYATAAN
Menugaskan
perawat pelaksana
untuk mengikuti
sosialisasi mengenai
pencegahan infeksi
nosokomial 1 kali
dalam setahun
Perawat mengikuti
pelatihan tentang
infeksi nosokomial
di tingkat nasional,
1 kali selama
menjadi perawat
Perawat mengikuti
seminar tentang
infeksi nosokomial
3 kali dalam setahun
Setiap bulan pihak
manajemen dan
kepala ruangan
memberikan
bimbingan kepada
petugas di ruang
perawatan untuk
mengurangi
kejadian infeksi
Memberikan
orientasi pada setiap
perawat baru
tentang penerapan
pencegahan infeksi
nosokomial
SL
SR
JR
TP
Total
39
34,2
38
33,3
19
16,7
18
15,8
114
27
23,7
14
12,3
33
28,9
40
35,1
114
21
18,4
19
16,7
45
39,5
29
25,4
114
48
42,1
41
36
19
16,6
5,3
114
62
54,4
34
29,8
18
15,8
114
77
pada setiap
perawat
78
frekuensi
jawaban
responden
menurut
3
4
5
6
PERNYATAAN
Sebelum dan
sesudah melakukan
tindakan, mencuci
tangan dengan air
yang mengalir dan
sabun
Memakai sarung
tangan saat
melakukan tindakan
Mensterilkan alatalat setiap habis
pakai
Mengganti kateter
5-7 hari sekali
Memberi label pada
daerah pemasangan
infus
Infus dipindahkan
setiap 3 x 24 jam
Melakukan segala
tindakan sesuai
dengan standar
prosedur operasional
petugas
menggunakan
sarung tangan,
masker dan apron
untuk luka yang
kemungkinan
memercikan cairan
tubuh
Alat-alat yang
digunakan untuk
mengukur alat vital
seperti tensi dan
SL
SR
JR
TP
Total
91
79,8
23
20,2
114
81
71,1
28
24,5
4,4
114
90
78,9
22
19,3
1,8
114
76
66,7
36
31,5
1,8
114
80
70,2
27
23,6
1,8
4,4
114
59
51,8
38
33,3
17
14,9
114
77
67,5
34
29,8
2,7
114
89
78,1
21
18,4
3,5
114
59
51,8
22
19,3
24
21
7,9
114
79
No.
10
11
PERNYATAAN
termometer
dipisahkan antara
pasien infeksi dan
non infeksi.
Memberikan
edukasi tentang
perlindungan
kesehatan bagi
pasien baru masuk
ke ruang perawatan
dan ditindaklanjuti
2-3 hari
Tersedia
pembuangan (safety
box) untuk alat
tajam yg telah
digunakan
SL
SR
JR
TP
Total
57
50
32
28,1
21
18,4
3,5
114
95
83,3
16
14,1
2,6
114
80
kesembilan
terdapat
59
(51,8%)
responden
81
Tabel 25
Distribusi Frekuensi Responden menurut Pencegahan
Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat Inap RS Stella Maris
Makassar Tahun 2015
No Pencegahan Infeksi
Jumlah
Persentase
Nosokomial
(%)
1 Baik
109
95,6
2 Kurang baik
5
4,4
Jumlah
114
100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 20 menunjukkan bahwa rata-rata
jawaban perawat pelaksana tentang pencegahan infeksi
nosokomial dalam kategori baik, yaitu dari 114 perawat
pelaksana 109 orang (95,6%) menyatakan pencegahan infeksi
nosokomial baik dan 5 orang (4,4%) menyatakan pencegahan
infeksi nosokomial kurang baik.
82
Baik
n
Baik
82
Kurang Baik
27
Total
109
Sumber : Data Primer
%
95,3
96,4
95,6
Kurang Baik
n
4
1
5
%
4,7
3,6
4,4
Total
n
86
28
114
%
100
100
100
pValue
83
pengawasan
dengan
Nosokomial
Dengan
n
103
6
%
97,2
75,0
n
3
2
%
2,8
25,0
n
106
8
%
100
100
Total
109
95,6
4,4
114
100
0,039
84
Evaluasi
Terkait
Infeksi
Nosokomial
Dengan
85
Tabel 28
Hubungan Evaluasi dengan Pencegahan Infeksi Nosokomial oleh
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RS Stella Maris
Makassar Tahun 2015
Pencegahan Infeksi Nosokomial
Evaluasi
Baik
n
Baik
84
Kurang Baik
25
Total
109
Sumber : Data Primer
%
96,6
92,6
95,6
Kurang Baik
N
3
2
5
%
3,4
7,4
4,4
pValue
Total
n
87
27
114
%
100
100
100
0,591
mengindikasikan
bahwa
Ho
diterima.
Dengan
demikian,
86
d. Hubungan
Pelatihan
Terkait
Infeksi
Nosokomial
Dengan
87
Pengawasan
2
Kebijakan
3
Evaluasi
4
Pelatihan
Sumber : Data Primer
Tidak Signifikan
0.039
0,591
0,003
Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
88
oleh World Health Organization (2002), dan ditetapkan sampel sebesar 114
perawat yang bekerja di ruang Rawat Inap RS Stella Maris Makassar.
1. Hubungan Pengawasan dengan Pencegahan Infeksi Nosokomial
Penelitian dengan variabel ini dimaksudkan untuk melihat
gambaran hubungan
pengawasan
Haley,
1958
seperti
dikutip
Wirjoatmodjo
1988,
manusia, bukannya
89
hal
tersebut
diperlukan
pengawasan.
Kurangnya
90
91
infeksi.
Penerapan
kebijakan
pengendalian
infeksi
92
93
94
95
96
infeksi
nosokomial.
Semakin
rendah
angka
infeksi
97
upaya
pencegahan infeksi
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya maka kesimpulan yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tidak ada hubungan antara pengawasan dengan pencegahan infeksi
nosokomial oleh perawat di ruang rawat inap RS Stella Maris Makassar.
2. Ada hubungan antara kebijakan dengan pencegahan infeksi nosokomial
oleh perawat di ruang rawat inap RS Stella Maris Makassar
3. Tidak ada hubungan antara evaluasi dengan pencegahan infeksi
nosokomial oleh perawat di ruang rawat inap RS Stella Maris Makassar.
4. Ada hubungan antara pelatihan dengan pencegahan infeksi nosokomial
oleh perawat di ruang rawat inap RS Stella Maris Makassar
B. SARAN
1. Bagi pihak manajemen RS Stella Maris :
a. Sebaiknya pihak manajemen lebih meningkatkan tindak lanjut dari
pengawasan yaitu dengan memberi pendampingan untuk dilakukan
sosialisai kembali tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial
yang dilakukan setiap 1-2 bulan sekali.
98
99
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, S., 2014. Determinan Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rawat
Inap RS. Stella Maris Makassar. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Hasanuddin : Makassar.
Arif, 2013. Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Perawat
Dalam Penerapan Program Patient Safety Di Ruang Perawatan Inap
RSUD Andi Makkasau Kota Pare-Pare.
Astini Asad, 2013. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Perawat di Unit
Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Tahun 2013.
Ayuningtyas, Dumilah, 2014. Kebijakan Kesehatan Prinsip dan Praktik. Jakarta :
Rajawali Pers.
Bady, A. M., Kusnanto, H. & Handono, D., 2007. Analisis Kinerja Perawat
Dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial Di Irna I Rsup Dr. Sardjito.
Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. http://lrc-kmpk.ugm.ac.id. [diakses
16 juli 2015].
Baron, R.A, & Greenberg, J. (2000). Behavior in Organization. New Jersey:
Prentice Hall
Breathnach, Aodhan S.,2005.Nosocomial Infections.Journal Medicine,[online]
33(3).
http://dx.doi.org/10.1383/medc.33.3.22.61114 [diakses 27 Januari 2015]
Cooper & Schindler, 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT. Media Global.
Darmadi, 2008. Infeksi Nosokomial, Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Dewi, S.C., 2011. Hubungan Fungsi Manajemen kepala ruang dan karakteristik
perawat dengan Penerapan Keselamatan Pasien dan Perawat di Instalasi
Rawat Inap I RSUP Sardjito Yogyakarta. Tesis. Universitas Indonesia,
Depok.
Direktorat Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010-2015.
Surveilans infeksi di rumah sakit. [online].
http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1
23:surveilans-infeksi-di-rumah-sakit. [diakses 16 januari 2015].
Dwiprahasto, Iwan, 2005. Kebijakan Untuk Meminimalkan Risiko Terjadinya
Resistensi Bakteri Di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit. JMPK, Vol. 08,
No. 04.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2014
11,8 %
9,5 %
10,7 %
5,1 %
4,7 %
7,7 %
2,9 %
6,1 %
4,6 %
6,9 %
Lampiran 2
PENENTUAN KRITERIA OBJEKTIF
Penentuan kriteria objektif pada penelitian ini untuk variabel-variabelnya
menggunakan skala Likert, dengan menggunakan 4 tingkatan kategori yaitu :
1. Selalu
= 4 (Tertinggi)
2. Sering
=3
3. Jarang
=2
4. Tidak pernah
= 1 (Terendah)
=5
2) Skor tertinggi
3) Skor terendah
4) Range (R)
5) Katergori (K)
=2
6) Interval (I)
=
=8
Kurang Baik : Jika skor jawaban responden 5-12 dari total skor
pertanyaan
b. Kebijakan
1) Jumlah pertanyanaan
= 9
2) Skor tertinggi
3) Skor terendah
4) Range (R)
5) Katergori (K)
=2
6) Interval (I)
=
= 14
Kurang Baik : Jika skor jawaban responden 9-22 dari total skor
pertanyaan
c. Evaluasi
1) Jumlah pertanyanaan
= 4
2) Skor tertinggi
3) Skor terendah
4) Range (R)
5) Katergori (K)
=2
6) Interval (I)
=
=6
Kurang Baik : Jika skor jawaban responden 4-10 dari total skor
pertanyaan
d. Pelatihan
1) Jumlah pertanyanaan
=5
2) Skor tertinggi
3) Skor terendah
4) Range (R)
5) Katergori (K)
=2
6) Interval (I)
=
=8
Kurang Baik : Jika skor jawaban responden 5-12 dari total skor
pertanyaan
= 11
2) Skor tertinggi
3) Skor terendah
4) Range (R)
5) Katergori (K)
=2
6) Interval (I)
=
= 17
Kurang Baik : Jika skor jawaban responden 11-27 dari total skor
pertanyaan
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER PERAWAT RUANG RAWAT INAP
RS. STELLA MARIS MAKASSAR
Bapak/Ibu/Saudara (i) yang saya hormati,
Saya Eka sarmayani mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin Makassar, akan mengadakan penelitian dengan judul : Hubungan Faktor
Manajemen
Pengendalian
Infeksi
terhadap
pencegahan
terjadinya
infeksi
nosokomial oleh perawat di ruang rawat inap RS. Stella maris Makassar, tahun
2015.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara(i)
untuk menjadi responden pada penelitian yang akan saya lakukan ini. Keikutsertaannya
bersifat sukarela dan kami menjamin kerahasiaan jawaban yang anda berikan, serta hasil
dari penelitian ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian saja.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi
responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Bagian Manajemen Rumah
Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin tahun 2015, dengan
judul diatas.
Makassar,
2015
2. Umur responden
: _______ tahun
3. Jenis kelamin
Laki-laki
4. Tingkat pendidikan
SPK
Perempuan
D-3 keperawatan
S-1 Keperawatan
5. Masa kerja
: _______ tahun
pernah
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan sebelum menjawab.
2. Beri tanda () pada jawaban yang menurut saudara benar.
3. Pilihan jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini adalah :
SL
SR
JR
TP
tidak pernah
No
Pernyataan
B.
PENGAWASAN
Dalam melakukan pengawasan tentang
upaya pencegahan infeksi nosokomial,
pihak manajemen melibatkan
penanggung jawab ruangan sebagai
supervisor.
Pihak manajemen melakukan
pemeriksaan secara rutin setiap hari di
ruang rawat inap untuk mengetahui ada
tidaknya kejadian infeksi nosokomial
Setiap hari dilakukan monitoring dalam
hal pengumpulan data dengan cara
pencatatan surveilans.
Pihak manajemen melakukan
pengawasan terhadap tindakan-tindakan
yang menyimpang dari standar prosedur
dalam hal pemasangan infus, kateter,
cuci tangan, dan desinfeksi
Ada tindak lanjut dari pengawasan yang
dilakukan oleh pihak manajemen
tentang upaya pencegahan infeksi
nosokomial berupa pendampingan
untuk dilakukan sosialisasi kembali
setiap 1-2 bulan sekali
KEBIJAKAN
Diberlakukan kebijakan mengenai
proses desinfeksi
Diberlakukan kebijakan mengenai
penggunaan antibiotik
Diberlakukan kebijakan mengenai
pelayanan sterilisasi
Diberlakukan kebijakan mengenai
penanganan dan pembuangan limbah
Diberlakukan kebijakan mengenai
fasilitas isolasi untuk pasien
Diberlakukan kebijakan mengenai
pelayanan makanan
Diberlakukan kebijakan mengenai
dekontaminasi peralatan
C.
6
7
8
9
10
11
12
SL
Jawaban
SR
JR
TP
No
13
14
D.
15
16
17
18
E.
19
20
21
22
Pernyataan
Diberlakukan kebijakan mengenai
prosedur cuci tangan
Kebijakan pemberian tanggung jawab
kepada perawat sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki perawat.
EVALUASI
Setiap bulan dilakukan evaluasi tentang
pencegahan infeksi nosokomial
terhadap perawat pelaksana dalam hal
pemasangan alat medis (ventilator,
infus, dan kateter) yang dilakukan oleh
tim PPI
Setiap 3 bulan dilakukan evaluasi
mengenai keberhasilan pencapaian
kinerja perawat pelaksana dalam
pencegahan infeksi nosokomial
Setiap 3 bulan dilakukan audit hand
hygiene terhadap perawat pelaksana
Pihak manajemen membahas
permasalahan yang terjadi dalam
pencegahan infeksi nosokomial dengan
perawat pelaksana.
PELATIHAN
Pihak manajemen menugaskan perawat
pelaksana untuk mengikuti sosialisasi
mengenai pencegahan infeksi
nosokomial 1 kali dalam setahun
Perawat pelaksana mengikuti pelatihan
tentang infeksi nosokomial di tingkat
nasional, 1 kali selama menjadi perawat
Perawat pelaksana mengikuti seminar
tentang infeksi nosokomial 3 kali dalam
setahun
Setiap bulan pihak manajemen dan
kepala ruangan memberikan bimbingan
kepada petugas kesehatan di ruang
perawatan untuk mengurangi kejadian
infeksi nosokomial
SL
SR
Jawaban
JR
TP
10
No
23
F.
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Pernyataan
SL
Jawaban
SR
JR
TP
11
Lampiran 4
1. Karakteristik Responden
Umur responden
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
21-24
34
29.8
29.8
29.8
25-28
36
31.6
31.6
61.4
29-32
17
14.9
14.9
76.3
33-36
15
13.2
13.2
89.5
37-40
3.5
3.5
93.0
41-44
2.6
2.6
95.6
45-48
1.8
1.8
97.4
49-52
2.6
2.6
100.0
114
100.0
100.0
Total
jenis kelamin
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Laki-laki
Valid
12
10.5
10.5
10.5
Perempuan
102
89.5
89.5
100.0
Total
114
100.0
100.0
tingkat pendidikan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
SPK
5.3
5.3
5.3
D-3 keperawatan
72
63.2
63.2
68.4
S-1 keperawatan
36
31.6
31.6
100.0
114
100.0
100.0
Valid
Total
12
masa kerja
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
1-10
92
80.7
80.7
80.7
11-20
17
14.9
14.9
95.6
21-30
4.4
4.4
100.0
114
100.0
100.0
Valid
Total
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
pernah
23
20.2
20.2
20.2
tidak pernah
91
79.8
79.8
100.0
114
100.0
100.0
Total
13
2. Variabel Penelitian
kategori pengawasan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Baik
86
75.4
75.4
75.4
Kurang Baik
28
24.6
24.6
100.0
114
100.0
100.0
Total
kategori kebijakan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Baik
Valid
Kurang Baik
Total
106
93.0
93.0
93.0
7.0
7.0
100.0
114
100.0
100.0
kategori evaluasi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Baik
87
76.3
76.3
76.3
Kurang Baik
27
23.7
23.7
100.0
114
100.0
100.0
Total
kategori pelatihan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Baik
76
66.7
66.7
66.7
Kurang Baik
38
33.3
33.3
100.0
114
100.0
100.0
Total
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Baik
Valid
Kurang Baik
Total
109
95.6
95.6
95.6
4.4
4.4
100.0
114
100.0
100.0
14
3. Crosstab Variabel
a. Kategori Pengawasan dengan Pencegahan Infeksi Nosokomial
Crosstab
kategori pencegahan inos
Baik
Count
Baik
% within kategori
pengawasan
Total
Kurang Baik
82
86
95.3%
4.7%
100.0%
27
28
96.4%
3.6%
100.0%
109
114
95.6%
4.4%
100.0%
kategori pengawasan
Count
Kurang Baik
% within kategori
pengawasan
Count
Total
% within kategori
pengawasan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
.809
.000
1.000
.061
.804
.059
b
df
1.000
Linear-by-Linear Association
.058
N of Valid Cases
114
.809
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.23.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Phi
Approx. Sig.
-.023
.809
.023
.809
Nominal by Nominal
Cramer's V
N of Valid Cases
114
.642
15
Total
Kurang Baik
103
106
97.2%
2.8%
100.0%
75.0%
25.0%
100.0%
109
114
95.6%
4.4%
100.0%
Baik
% within kategori kebijakan
kategori kebijakan
Count
Kurang Baik
% within kategori kebijakan
Count
Total
% within kategori kebijakan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
.003
4.233
.040
4.744
.029
8.718
b
df
.039
Linear-by-Linear Association
8.642
N of Valid Cases
.003
114
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .35.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Approx. Sig.
Phi
.277
.003
Cramer's V
.277
.003
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
114
.039
16
Total
Kurang Baik
84
87
96.6%
3.4%
100.0%
25
27
92.6%
7.4%
100.0%
109
114
95.6%
4.4%
100.0%
Baik
% within kategori evaluasi
kategori evaluasi
Count
Kurang Baik
% within kategori evaluasi
Count
Total
% within kategori evaluasi
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
.380
.115
.734
.687
.407
.770
b
df
.591
Linear-by-Linear Association
.763
N of Valid Cases
114
.382
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.18.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Approx. Sig.
Phi
.082
.380
Cramer's V
.082
.380
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
114
.339
17
Total
Kurang Baik
76
76
100.0%
0.0%
100.0%
33
38
86.8%
13.2%
100.0%
109
114
95.6%
4.4%
100.0%
Baik
% within kategori pelatihan
kategori pelatihan
Count
Kurang Baik
% within kategori pelatihan
Count
Total
% within kategori pelatihan
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
.001
7.556
.006
11.452
.001
10.459
b
df
.003
Linear-by-Linear Association
10.367
N of Valid Cases
.001
114
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.67.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Approx. Sig.
Phi
.303
.001
Cramer's V
.303
.001
Nominal by Nominal
N of Valid Cases
114
.003
18
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
Valid
1.8
1.8
1.8
Jarang
16
14.0
14.0
15.8
Sering
40
35.1
35.1
50.9
Selalu
56
49.1
49.1
100.0
Total
114
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
Valid
3.5
3.5
3.5
Jarang
38
33.3
33.3
36.8
Sering
41
36.0
36.0
72.8
Selalu
31
27.2
27.2
100.0
Total
114
100.0
100.0
Setiap hari dilakukan monitoring dalam hal pengumpulan data dengan cara
pencatatan surveilans.
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
Valid
1.8
1.8
1.8
Jarang
42
36.8
36.8
38.6
Sering
35
30.7
30.7
69.3
Selalu
35
30.7
30.7
100.0
Total
114
100.0
100.0
19
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
Valid
1.8
1.8
1.8
Jarang
22
19.3
19.3
21.1
Sering
44
38.6
38.6
59.6
Selalu
46
40.4
40.4
100.0
Total
114
100.0
100.0
Ada tindak lanjut dari pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen
tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial berupa pendampingan untuk
dilakukan sosialisasi kembali setiap 1-2 bulan sekali
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
Valid
6.1
6.1
6.1
Jarang
34
29.8
29.8
36.0
Sering
37
32.5
32.5
68.4
Selalu
36
31.6
31.6
100.0
Total
114
100.0
100.0
b. Kebijakan
Diberlakukan kebijakan mengenai proses desinfeksi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Jarang
16
14.0
14.0
14.0
Sering
40
35.1
35.1
49.1
Selalu
58
50.9
50.9
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
20
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Jarang
23
20.2
20.2
20.2
Sering
31
27.2
27.2
47.4
Selalu
60
52.6
52.6
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
11
9.6
9.6
9.6
sering
43
37.7
37.7
47.4
selalu
60
52.6
52.6
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
16
14.0
14.0
14.0
sering
38
33.3
33.3
47.4
selalu
60
52.6
52.6
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
28
24.6
24.6
24.6
sering
39
34.2
34.2
58.8
selalu
47
41.2
41.2
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
21
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
18
15.8
15.8
15.8
sering
41
36.0
36.0
51.8
selalu
55
48.2
48.2
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
19
16.7
16.7
16.7
sering
34
29.8
29.8
46.5
selalu
61
53.5
53.5
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
.9
.9
.9
sering
25
21.9
21.9
22.8
selalu
88
77.2
77.2
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
tidak pernah
1.8
1.8
1.8
jarang
7.0
7.0
8.8
sering
41
36.0
36.0
44.7
selalu
63
55.3
55.3
100.0
Total
114
100.0
100.0
22
c. Evaluasi
Setiap bulan dilakukan evaluasi tentang pencegahan infeksi nosokomial
terhadap perawat pelaksana dalam hal pemasangan alat medis (ventilator, infus,
dan kateter) yang dilakukan oleh tim PPI
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
Valid
4.4
4.4
4.4
Jarang
26
22.8
22.8
27.2
Sering
36
31.6
31.6
58.8
Selalu
47
41.2
41.2
100.0
Total
114
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
tidak pernah
10
8.8
8.8
8.8
Jarang
21
18.4
18.4
27.2
Sering
44
38.6
38.6
65.8
Selalu
39
34.2
34.2
100.0
Total
114
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
Valid
3.5
3.5
3.5
Jarang
24
21.1
21.1
24.6
Sering
41
36.0
36.0
60.5
Selalu
45
39.5
39.5
100.0
Total
114
100.0
100.0
23
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
Valid
2.6
2.6
2.6
Jarang
27
23.7
23.7
26.3
Sering
44
38.6
38.6
64.9
Selalu
40
35.1
35.1
100.0
Total
114
100.0
100.0
d. Pelatihan
Pihak manajemen menugaskan perawat pelaksana untuk mengikuti sosialisasi
mengenai pencegahan infeksi nosokomial 1 kali dalam setahun
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
tidak pernah
18
15.8
15.8
15.8
Jarang
19
16.7
16.7
32.5
Sering
38
33.3
33.3
65.8
Selalu
39
34.2
34.2
100.0
Total
114
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
tidak pernah
40
35.1
35.1
35.1
Jarang
33
28.9
28.9
64.0
Sering
14
12.3
12.3
76.3
Selalu
27
23.7
23.7
100.0
Total
114
100.0
100.0
24
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
tidak pernah
29
25.4
25.4
25.4
jarang
45
39.5
39.5
64.9
sering
19
16.7
16.7
81.6
selalu
21
18.4
18.4
100.0
Total
114
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
Valid
5.3
5.3
5.3
jarang
19
16.7
16.7
21.9
sering
41
36.0
36.0
57.9
selalu
48
42.1
42.1
100.0
Total
114
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
18
15.8
15.8
15.8
sering
34
29.8
29.8
45.6
selalu
62
54.4
54.4
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
25
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
sering
23
20.2
20.2
20.2
selalu
91
79.8
79.8
100.0
Total
114
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
4.4
4.4
4.4
sering
28
24.6
24.6
28.9
selalu
81
71.1
71.1
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
1.8
1.8
1.8
sering
22
19.3
19.3
21.1
selalu
90
78.9
78.9
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
1.8
1.8
1.8
sering
36
31.6
31.6
33.3
selalu
76
66.7
66.7
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
26
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
tidak pernah
4.4
4.4
4.4
jarang
1.8
1.8
6.1
sering
27
23.7
23.7
29.8
selalu
80
70.2
70.2
100.0
Total
114
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
17
14.9
14.9
14.9
sering
38
33.3
33.3
48.2
selalu
59
51.8
51.8
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
2.6
2.6
2.6
sering
34
29.8
29.8
32.5
selalu
77
67.5
67.5
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
3.5
3.5
3.5
sering
21
18.4
18.4
21.9
selalu
89
78.1
78.1
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
27
Alat-alat yang digunakan untuk mengukur alat vital seperti tensi dan termometer
dipisahkan antara pasien infeksi dan non infeksi.
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
Valid
7.9
7.9
7.9
jarang
24
21.1
21.1
28.9
sering
22
19.3
19.3
48.2
selalu
59
51.8
51.8
100.0
Total
114
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
tidak pernah
Valid
3.5
3.5
3.5
jarang
21
18.4
18.4
21.9
sering
32
28.1
28.1
50.0
selalu
57
50.0
50.0
100.0
Total
114
100.0
100.0
Tersedia pembuangan (safety box) untuk alat tajam seperti jarum suntik
yang telah digunakan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
jarang
2.6
2.6
2.6
sering
16
14.0
14.0
16.7
selalu
95
83.3
83.3
100.0
Total
114
100.0
100.0
Valid
28
Lampiran 5
29
Lampiran 6
30
Lampiran 7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Eka Sarmayani
Alamat Daerah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku
: Bali
Riwayat Pendidikan
:
1. SD Negeri No. 335, Cendana putih II
2. SMP Negeri 1 Mappadeceng
3. SMA Negeri 1 Masamba
4. Program S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Bagian
Manajemen
Rumah
Hasanuddin Makassar.
Sakit
(MRS)
Universitas