YAHYA AULYA
ABSTRAK
YAHYA AULYA. Pengelolaan Udara Ambien dan Emisi di PT Pupuk Kujang
Cikampek. Dibimbing oleh YUDITH VEGA.
Pengukuran emisi sangat diperlukan untuk mengevaluasi program
pengendalian pencemaran udara yang sedang dilakukan, agar memenuhi
persyaratan yang berlaku. Salah satu industri yang menyumbangkan emisi ke
lingkungan adalah industri pupuk. Hal tersebut memerlukan pemantauan agar tidak
membahayakan lingkungan. Pengelolaan lingkungan di PT Pupuk Kujang
Cikampek untuk kualitas udara sangat baik, sehingga konsentrasi pencemar untuk
udara ambien dan emisi sudah 100% di bawah baku mutu yang ditetapkan untuk
setiap parameter pencemar. PT Pupuk Kujang Cikampek untuk pengendalian
pencemaran udara berupa gas dan debu menggunakan proses yang sederhana untuk
menyisihkan polutan dan gas.
Kata Kunci : PT Pupuk Kujang Cikampek, pemantauan udara ambien dan emisi,
baku mutu, pengelolaan lingkungan.
ABSTRACT
YAHYA AULYA. Monitoring of Air Ambien and Emission in PT Pupuk Kujang
Cikampek . Supervised by YUDITH VEGA.
The measurement of emission is really needed to evaluate air pollution
control program being done, to fulfill the requirements that applies. One industry
who donated emission to environment is industry fertilizer. It would need
monitoring so that could not harm environment. Environmental management in PT
Pupuk Kujang Cikampek to air quality very good, so that pollutant concentration
for air ambient and emission have 100 % below raw the quality of the set for each
parameter the polluter. PT Pupuk Kujang Cikampek to air pollution control of gas
and dust using a process simple to set aside pollutants and gas.
Keywords: PT Pupuk Kujang Cikampek, monitoring of emission and air ambien,
industrial waste, quality standard, environmental management.
RINGKASAN
YAHYA AULYA. Pengelolaan Emisi dan Ambien Udara di PT Pupuk Kujang
Cikampek. Dibimbing oleh YUDITH VEGA.
PT Pupuk Kujang adalah salah satu industri pupuk di Indonesia yang
memasok pupuk untuk kebutuhan di wilayah Jawa Barat. Industri ini juga
mempunyai sumber emisi yang melepaskan pencemaran ke udara, sehingga dalam
aktivitasnya dilakukan kegiatan pengendalian dan pemantauan kualitas udara emisi
dan kualitas udara ambien. Pengukuran emisi sangat diperlukan untuk
mengevaluasi program pengendalian pencemaran udara yang sedang dilakukan,
agar memenuhi persyaratan yang berlaku.
Tujuan praktik kerja lapang ini adalah mempelajari sumber emisi dari
kegiatan produksi, menganalisa data hasil pemantauan emisi dan kualitas udara
ambien dan mengidentifikasi pengendalian pencemaran udara ambien dan emisi
dari proses produksi di PT Pupuk Kujang Cikampek. Metode pengumpulan data
dengan cara pengambilan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari
observasi di lapangan dan wawancara. Data sekunder didapatkan dari data tercatat
di perusahaan.
PT Pupuk Kujang terletak di Desa Dawua, Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat. PT Pupuk Kujang merupakan pabrik pupuk urea dan NPK
yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Pabrik ini memiliki dua plant dalam
proses pembuatan urea yaitu Kujang 1A dan Kujang 1B. Pengelolaan Lingkunagan
di PT Pupuk Kujang Cikampek dilaksanakan sesuai Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Salah satu
pengelolaan lingkungan adalah kualitas udara, yang terdiri dari kualitas udara emisi
dan kualitas udara ambien.
PT Pupuk kujang untuk memproduksi pupuk urea terdiri atas pabrik utility,
pabrik amonia, pabrik urea, dan pengantogan. Sumber emisi pencemaran udara di
PT Pupuk Kujang Cikampek terdiri dari Waste Heat Boiler, Package Boiler,
Primary Reformer, dan Prilling Tower. PT Pupuk Kujang Cikampek dalam proses
produksinya membutuhkan supply steam (uap) dan energi yang berasal dari
Package Boiler dan Waste Heat Boiler. Supply steam dan energi tersebut dihasilkan
dari Package Boiler dan Waste Heat Boiler yang ada baik pada plant 1A maupun
plant 1B.
Hasil Praktik Kerja Lapang (PKL) menunjukan PT Pupuk Kujang Cikampek
memiliki sembilan titik pantau emisi cerobong yang diukur adalah NO 2, SO2, NH3,
Partikel dan Opasitas, sedangkan kualitas udara ambien memiliki empat titik pantau
dan yang diukur adalah TSP, CO, NO2, SO2, NH3, H2S. Baku mutu udara ambien
yang digunakan adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun
1999 tentang pengendalian pencemaran Udara, serta Kep-50 / MENKLH / II / 1996
tentang pedoman baku mutu kebauan. Baku mutu emisi yang digunakan peraturan
surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 tentang Baku
Mutu Emisi Udara Bagi Kesehatan Industri Pupuk.
Secara umum hasil pengukuran emisi cerobong menunjukan konsentrasi di
bawah baku mutu yang ditetapkan, tidak ada satupun parameter yang melebihi baku
mutu baik udara emisi maupun udara ambien disekitar kawasan industri PT Pupuk
Kujang Cikampek.
YAHYA AULYA
Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Diploma Keahlian Teknik Dan Manajemen Lingkungan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas seluruh karuniaNya yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan
Praktik Kerja Lapang diPT Pupuk Kujang Cikampek. Tema yang dipilih dalam
kegiatan praktek kerja lapang ini adalah kualitas udara, dengan judul Pengelolaan
Udara Ambien dan Emisi di PT Pupuk Kujang Cikampek.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Orangtua tercinta Bapak Yurzal Bustamam dan Ibu Efita, adik penulis
Azatil Ismah serta seluruh keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan
penulis.
2. Ibu Yudith Vega P, ST. M.Si selaku dosen pembimbing selama Praktik
Kerja Lapang berlangsung hingga sidang kelulusan.
3. Seluruh dosen dan asisten dosen dari semester 1 sampai 5.
4. K3LH Department PT Pupuk Kujang Cikampek, Ibu Dian Pratiwi selaku
pembimbing lapang.
5. Keluarga Besar PT Pupuk Kujang Cikampek.
6. Sahabat-sahabat Penulis.
7. Rekan-rekan Teknik dan Manajemen Lingkugan IPB angaktan 50.
Serta semua pihak yang telah membantu penulis hingga tugas akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini masih banyak kesalahan, kekurangan, serta ketidak sempurnaan.
Dikarenakan kelemahan dan kekurangan dari penulis. Dengan ini penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai
pembelajaran serta pengetahuan bagi penulis. Penulis berharap Laporan Tugas
Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca.
Penulis
DAFTARISI
DAFTARISI ............................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iii
1 PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan
2
1.2 Manfaat
2
2 METODE KERJA ............................................................................................. 2
2.1 Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapangan
2
2.2 Metode Praktik Kerja Lapangan
4
2.3 Tinjauan Pustaka
4
2.3.1 Pencemaran Udara
2.3.2 Sumber Pencemaran Udara
2.3.3 Unsur Pencemar Udara
2.3.4 Karbon Monoksida (CO)
2.3.5 Sulfur Dioksida (SO2)
2.3.6 Nitrogen Dioksida (NO2)
2.3.7 Amonia (NH3)
2.3.8 Hidrogen Sulfida (H2S)
2.3.8 Total Partikel
2.3.9 Opasitas
2.3.10 Debu
2.3.11 Pengendalian Pencemaran Udara
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
6
6
9
10
10
10
10
10
11
11
14
14
15
16
16
17
18
ii
19
19
20
22
22
23
24
24
25
26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar Tata Letak Pabrik (Plant Lay Out)
11
14
15
15
16
18
19
24
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Lokasi dan Sumber Emisi
13
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Pupuk Kujang Cikampek
34
35
36
37
38
39
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktik kerja lapang ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari sumber emisi dari kegiatan produksi PT Pupuk Kujang
Cikampek.
2. Menganalisa data hasil pemantauan emisi dan kualitas udara ambien di PT
Pupuk Kujang Cikampek.
3. Mengidentifikasi pengendalian pencemaran udara ambien dan emisi dari
proses produksi di PT Pupuk Kujang Cikampek.
1.2 Manfaat
Pelaksanaan praktik kerja lapang ini diharapkan memberi manfaat bagi:
1. PT Pupuk Kujang
a. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara PT PKC dengan Program Diploma Institut Pertanian Bogor.
b. Perusahaan dapat mengkaji atau meninjau kembali aktifitas Kualitas
Udara jika masukan atau rekomendasi yang diberikan relevan dan
bermanfaat terutama untuk kemajuan perusahaan.
2. Program Diploma IPB
a. Mendekatkan hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan
masyarakat dan dunia kerja agar pendidikan sejalan dengan tuntutan
pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang kualitas udara .
b. Mendapatkan masukan yang bermanfaat dalam pengembangan
kurikulum di Program Diploma Institut Pertanian Bogor, media untuk
menyalurkan lulusan ke dunia kerja.
3. Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman kerja serta kemampuan profesi
melalui penerapan ilmu dan latihan kerja di bidang Kualitas Udara.
b. Memberikan gambaran nyata penerapan ilmu yang diperoleh selama
kuliah.
2 METODE KERJA
2.1 Lokasi dan Waktu Praktik Kerja Lapangan
Kegiatan praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama dua bulan
yakni sejak tanggal 10 Februari 2016 sampai dengan 08 april 2016. Tempat
pelaksanaan Praktik Kerja Lapang yaitu di Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH) bagian Lingkungan Hidup PT PKC Jl. Jend. A. Yani
No. 39 Dawuan, Cikampek, Jawa Barat.Selanjutnya gambar tata letak pabrik (plant
lay out) PT Pupuk Kujang Cikampek dapat dilihat pada Gambar 1.
B
C
D
E
F
E = Pabrik Kujang 1A
F = Pabrik Kujang 1B
I = Lapangan Golf
dan timah. Selain itu amonia 0,2% sampai dengan 0,3% dari volume ruangan
menyebabkan kematian. Dampak ammonia terhadap kesehatan dapat digolongkan
menjadi efek jangka pendek dan jangka panjang. Efek jangka pendek yaitu iritasi
terhadap saluran pernafasan, hidung, tenggorokan dan mata terjadi pada 400-700
ppm. Sedangkan pada 5000 ppm dapat menimbulkan kematian. Kontak dengan
mata dapat menimbulkan iritasi hingga kebutaan total. Kontak dengan kulit dapat
menyebabkan luka bakar. Efek jangka panjang yaitu menghirup uap asam dalam
jangka panjang mengakibatkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru
(Slamet 2004).
2.3.8 Hidrogen Sulfida (H2S)
Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah
terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis
ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan oksigen (aktivitas
anaerobik), seperti dirawa dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul
pada gas yang timbul dari aktivitas gunungberapi dan gas alam (Hermayani
2010).
2.3.8 Total Partikel
Pada area pabrik dan pembangkit listrik sering terdapat polutan yang disebut
partikulat yaitu partikel-partikel yang sangat kecil, cair atau padat seperti debu,
asap, jelaga, kabut (fog), dan fumes. Debu merupakan zat padat berukuran 0.1
sampai 25 mikron, sedangkan asap adalah karbon berukuran kurang dari 0.1 mikron
yang merupakan hasil dari pembakaran tidak sempurna. Jelagat juga merupakan
hasil dari pembakaran tidak sempurna (Slamet 2004).
Partikulat dapat mengandung berbagai macam bahan kimia. Partikel ini
membuat iritasi saluran pernafasan, memicu asma, penyakit paru-paru dan hati.
Banyak dari partikulat yang bersifat karsinogen yaitu menyebabkan kanker. Zat-zat
beracun dan logam-logam dapat terikat dalam partikulat dan sering terhisap masuk
ke dalam paru-paru (Chiras and Reganold 2005).
2.3.9 Opasitas
Opasitas dapat diartikan sebagai jumlah cahaya yang dikaburkan oleh polusi
partikulat di udara atau atmosfer. Berdasarkan pengertiannya opasitas merupakan
tingkat ketidak tembusan cahaya berasal dari gas buang pada sumber emisi.
Opasitas terkait dengan degradasi visibilitas yang disebabkan oleh hamburan dan
penyerapan cahaya dengan partikel dan gas di atmosfer.
2.3.10 Debu
merupakan campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan
anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1
mikron sampai dengan maksimal 500 mikron. Secara alamiah partikulat debu dapat
dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari
muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna juga dapat
menimbulkan debu.
akhirnya menjadi pupuk urea. Penyediaan gas bumi berasal dari PTPertamina EP
dan PT Pertamina HE ONWJ yang diambil dari sumber gas lepas pantai laut Jawa,
sedangkan air baku berasal dari Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, Purwakarta. Posisi
strategis Perusahaan yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan berdekatan dengan
Ibu Kota DKI Jakarta menjadi salah satu tantangan tersendiri, mengingat Jawa
Barat sebagai lumbung padi nasional harus ditunjang dengan pasokan pupuk yang
memadai sehingga ketahanan pangan nasional dapat terjamin.
Kegiatan-kegiatan yang dijalankan PT PKC adalah produksi, pemasaran,
pengembangan, pelayanan industri dan pembinaan wilayah. PT Pupuk Kujang
melalui Departemen K3LH melakukan pemeriksaan, evaluasi dan pelaporan
pengelolaan lingkungan secara rutin dengan tujuan untuk memastikan operasional
pabrik memenuhi standar kriteria yang berlaku. Selain dilakukan oleh pihak internal
Perusahaan, pelaksanaan aktivitas pemantauan lingkungan juga dilakukan pihak
independen, yaitu laboratorium yang terakreditasi PT Unilab. Obyek pemantauan
meliputi kondisi lingkungan di sekitar wilayah kerja Perusahaan, dengan titik
pantau di sejumlah lokasi salah satunya yaitu dengan pemantauan kualitas udara
ambien dan emisi.
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
PT Pupuk Kujang Cikampek memiliki visi yaitu menjadi perusahaan di
bidang industri pupuk dan industri kimia yang unggul dan terpercaya. Misi yaitu
memberikan kontribusi kepada pembangunan/ pertumbuhan ekonomi nasional dan
kemakmuran serta kesejahtraan masyarakat melalui pengembangan industri
pendukung pertanian dan industri kimia berbasis sumber daya alam yang ramah
lingkungan dengan melaksanakan etika bisnis secara konsiten.
PT Pupuk kujang untuk memproduksi pupuk urea terdiri atas pabrik utility,
pabrik amonia, pabrik urea, dan pengantogan.Pupuk urea merupakan pupuk yang
dibuat dari gas ammonia dan gas karbondioksida. Peninjauan proses produksi
pembuatan pupuk urea tidak dapat dipisahkan dari proses penyediaan bahan
bakunya. Bahan baku utama dalam proses produksi urea adalah gas alam, air, dan
Udara. Ketiga bahan baku tersebut diolah untuk menghasilkan Nitrogen (N 2),
Hidrogen (H2), dan Karbondioksida (CO2).
Pabrik pupuk ini terdiri dari unit ammonia dan unit urea. Ammonia
diproduksi dalam pabrik Ammonia yang merupakan hasil reaksi gas Nitrogen dan
Hidrogen. Tahap selanjutnya Ammonia dan Karbondioksida diproses lebih lanjut
di unit Urea utuk memperoleh urea butiran dengan diameter 1-2 mm. proses
pembuatan urea di PT Pupuk Kujang Cikampek menggunakan teknologi Mitsu
Toatsu Total Recycle C-Improved dari Toyo Engineering Corporation Jepang.
Pabrik Ammonia Kujang 1B Menggunakan Teknologi Reduced Energy Ammonia
Process yang lisensinya dimiliki oleh Kellog brown & Root, Inc (KBR). Pembuatan
urea di kujang 1B menggunakan proses ACES 21 dari Toyo Engineering
Corporation Jepang (PT Pupuk Kujang Cikampek 2012).
Skema produksi PT PKC dapat yaitu pertama air yang berasal dari proses
pengolahan air dari unit utilitas dimanfaatkan untuk fire water, cooling water,
demineralized water, dan portable water. Air yang telah melalui proses
demineralisasi digunakan sebagai pembangkit uap pada Steam generator. Unit
ammonia membutuhkan gas hidrogen, nitrogen, dan air untuk memproduksi
ammonia cair. Gas nitrogen berasal dari udara ambien, sedangkan gas hidrogen
dihasilkan dari Steam reforming gas alam. Gas CO2 berasal dari proses pemurnian
gas sintesa. Ammonia cair dan karbon dioksida ini akan dikirim ke unit urea untuk
direkasikan menjadi pupuk urea. Urea prill yang dihasilkan dari unit urea dalam
kantong berukuran 50 kg. Gambar 2 menunjukan bagan alir proses produksi di PT
PKC.
PABRIK UTILITY
PABRIK AMMONIA
PABRIK UREA
PABRIK
PENGANTONGAN
Urea Curah
Amoniak ( PT MNK ),
Hidrogen ( PT PIP ),
CO ( PT Sintas )
Bahan Baku
Lainnya
PABRIK NPK
Urea Bag
NPK BAG
10
11
Gas Alam
Gas H2
Penghilangan
Merkuri
Refrigerasi
NH3 ke
pabrik
Urea
Penghilangan
Sulfur
Sintesa
Amonia
Ke Pabrik
Urea
Reforming
Shift
Converter
Methanator
Penyerap
CO2
CO2
Pengurai
CO2
Ammonia
Storage
3.4.9 Bagging
Unit penggantongan (bagging) merupakan unit terakhir dari seluruh rangkain
proses pembuatan urea. Unit penggantongan berfungsi untuk mengemas urea ke
12
13
SUMBER EMISI
KODE
A
B
C
KAPASITAS
SUMBER EMISI
102 ton/jam
102 ton/jam
90 ton/jam
BAHAN
BAKAR
Gas Alam
Gas Alam
Gas Alam
LOKASI
Pabrik Utilitas K1A
Pabrik Utiitas K1A
Pabrik Utilitas K1A
Gas Alam
Tidak ada
Gas Alam
D
E
14
7
8
9
30 ton/jam
Gas Alam
Gas Alam
1725 ton/hari
UREA
TIdak ada
15
16
1
2
3
4
5
SUMBER EMISI
TINGGI
CEROBONG
(m)
DIAMETER
15,24
15,24
19,812
31,826
66
1,829
1,829
2,4384
3,216
14,5
KETINGGIAN
LUBANG
SAMPLING
(m)
9
9
15
18,5
1
20
19,75
31,826
79,7
2,05
2,134
3,2
14,5
5,5
9,9
2
1
17
300
mg/Nm3
250
BM : 1000 mg/Nm3
200
150
Boiler 1 A (a)
100
Boiler 1 A (b)
Boiler 1B
50
0
Februari
juni
Agustus November
NO2
700
600
500
400
300
200
100
0
BM : 700 mg/Nm3
PRIMARY K1A
PRIMARY K1B
Februari
Juni
November Agustus
Februari
Agustus November
(b)
NO2
mg/Nm3
mg/Nm3
(a)
BM : 125 mg/Nm3
140
120
100
80
60
40
20
0
WHB K1A
WHB K1B
Februari
Juni
Agustus November
18
(c)
mg/Nm3
20
15
BM : 800 mg/Nm3
10
Boiler 1 A (a)
Boiler 1 A (b)
0
Februari
juni
Agustus November
Boiler 1B
19
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 dan masih aman untuk
untuk masyarakat sekitar.
4.2.3 Amonia (NH3)
Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun menunjukkan data
bahwa kadar NH3 bersifat fluktuatif. Nilai tertinggi gas NH3 untuk unit Prilling
Tower adalah 24.66 mg/Nm3dan nilai terendah pada unit Prilling Tower adalah 0.63
mg/Nm3. Berdasarkan data diatas, nilai kandungan NH3 pada unit Prilling Tower di
udara tidak ada yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 dan masih aman untuk untuk
masyarakat sekitar dan para pekerja.
Hasil pengukuran kadar Sulfur Dioksida (SO2) PT Pupuk Kujang Cikampek.
Ditunjukan pada Gambar 10
Amonia
30
25
mg/Nm3
20
BM : 300 mg/Nm3
15
PRILING K1A
PRILING K1B
10
5
0
Februari
Juni
Agustus November
mg/Nm3
50
40
30
BM : 250 mg/Nm3
20
PRILING K1A
PRILING K1B
10
0
Februari
Juni
Agustus November
20
(a)
Partikel Total
25
mg/Nm3
20
BM : 800 mg/Nm3
15
Boiler 1 A (a)
Boiler 1 A (b)
Boiler 1B
10
5
0
Februari
juni
Agustus November
(b)
Gambar 11 Garfik Hasil Pengukuran Partikulat Total (a)Prilling Tower
(b)Package Boiler Tahun 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015)
4.2.5 Opasitas
Hasil pengukuran kadar Opasitas PT Pupuk Kujang Cikampek. Ditunjukan
pada Gambar 12. Hasil pemantauan yang dilakukan 4 kali dalam setahun
menunjukkan data bahwa presentase opasitas di setiap unit bersifat tetap pada tahun
2014 yaitu sebesar 10% dan mengalamin kenaikan 10% pada pertengahan tahun
2015 menjadi 20%. Nilai presentase opasitas pada seluruh unit ini di udara belum
ada yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 133 Tahun 2004 dan masih aman untuk untuk masyarakat
sekitar dan para pekerja.
Opasitas
25
20
15
BM : 40%
WHB K1A
WHB K1B
10
5
0
Februari
Juni
Agustus November
21
(a)
(a)
Opasitas
25
20
15
BM : 40%
PRILING K1A
PRILING K1B
10
5
0
Februari
Juni
Agustus November
(b)
Opasitas
25
20
BM : 40%
15
Boiler 1 A (a)
10
Boiler 1 A (b)
Boiler 1B
5
0
Februari
juni
Agustus November
(c)
Opasitas
25
20
15
BM : 40%
PRIMARY K1A
PRIMARY K1B
10
5
0
Februari
Juni
November Agustus
Februari
Agustus November
22
(d)
Gambar 12 Grafik Hasil Pengukuran Opasitas (a)Waste Heat Boiler (b)Prilling
Tower (c)Primary Reformer (d)Package Boiler Tahun 2014-2015
(Sumber : Data Eksternal Kualitas Udara PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun
2014-2015
4.3 Hasil Pemantauan Udara Ambien di PT Pupuk Kujang Cikampek
Pemantauan udara ambien dilakukan untuk mengetahui sebaran emisi dari
sumber tidak bergerak terhadap lingkungan dan pemukiman di sekitar pabrik.
Parameter kualitas udara ambien dan lingkungan kerja yang diukur adalah debu
(TSP), Carbon monoksida (CO). Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur dioksida (SO2),
Ammonia (NH3), dan Hidrogen sulfida (H2S) dan untuk baku mutu udara ambien
dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Penetapan lokasi pemantauan udara
ambien didasarkan pada ketentuan sebagai berikut, pertimbangan dalam
menetapkan lokasi pemantauan udara ambien , titik lokasi pemantauan , dan arah
angin dominan. Titik sampling pengukuran dan pemantauan udara ambien
dilakukan didaerah sekitar PT PKC yaitu lapangan golf, perumahan kalihurip,
kampung sentiong, dan kampung babakan talaga, dapat dilihat pada Lampiran 6.
Pemantauan udara ambien mempertimbangkan beberapa daerah diantaranya
pemantauan daerah dampak dan pemantauan daerah referensi. Pemantauan daerah
dampak merupakan daerah pemantauan di sebelah hilir angin (down wind) yang
menerima secara langsung pengaruh sebarang emisi dari sumbernya seperti
cerobong. Sedangkan pemantaun daerah referensi adalah pemantauan yang
dimaksudkan untuk mengetahui keadaan latar belakang udara, yang umumnya
dilakukan di daerah yang tidak dipengaruhi sumber emisi yaitu daerah di sebelah
hulu angin (up wind area).
4.3.1 Sulfur Dioksida (SO2)
Hasil pengukuran kadar Sulfur Dioksida (SO2) PT Pupuk Kujang Cikampek.
Ditunjukan pada Gambar 13.
SO2
35
30
BM : 900 g/Nm3
g/Nm3
25
20
Kalihurip
Lapangan Golf
Babakan Talaga
Sentiong
15
10
5
0
Februari
Mei
Agustus
November
23
30
g/Nm3
25
BM : 400 g/Nm3
20
Kalihurip
Lapangan Golf
Babakan Talaga
Sentiong
15
10
5
0
Februari
Mei
Agustus
November
24
5000
g/Nm3
4000
BM : 30000 g/Nm3
3000
Kalihurip
Lapangan Golf
Babakan Talaga
Sentiong
2000
1000
0
Februari
Mei
Agustus
November
25
bulan november adalah 0.1 ppm berada di daerah Lapangan Golf,daerah ini
mengalami penurunan kadar NH3 dari bulan sebelum nya sebesar 0.1 ppm. Nilai
kandungan NH3 pada udara ambien daerah PT PKC belum ada yang melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan Kep 50/MENKLH/II/1996 Pedoman Baku Mutu
Tingkat Kebauan, dan masih aman untuk untuk masyarakat sekitar dan para
pekerja.
Hasil pengukuran kadar Ammonia (NH3) PT Pupuk Kujang Cikampek.
Ditunjukan pada Gambar 16.
NH3
0.25
0.2
ppm
BM : 2 ppm
0.15
Kalihurip
Lapangan Golf
Babakan Talaga
Sentiong
0.1
0.05
0
Februari
Mei
Agustus
November
0.015
BM : 0.02 ppm
ppm
0.01
Kalihurip
Lapangan Golf
Babakan Talaga
0.005
0
Februari
Mei
Agustus
November
26
120
g/Nm3
100
BM : 250 g/Nm3
80
Kalihurip
Lapangan Golf
Babakan Talaga
Sentiong
60
40
20
0
Februari
Mei
Agustus
November
27
dalam proses. Dengan begitu, emisi gas yang dikeluarkan ke atmosfer sudah
semakin kecil konsentrasinya.
Pengendalian pencemaran udara PT PKC dilakukan dengan tujuan :
1. Menekan atau meniadakan tingkat pencemaran.
2. Mengurangi dampak pencemaran serendah mungkin.
Pengendalian pencemaran udara dilakukan pada :
1. Sumber penghasil faktor pencemar.
2. Lingkungan.
Dari sumber-sumber pencemaran udara yang ada di PT PKC, pengendalian
pencemaran udara yang digunakan di masing-masing sumber sebagai berikut :
1. Package Boiler
Pada package boiler digunakan alat pengendali pencemaran udara berupa
demister. Demister berfungsi untuk menangkap debu, cairan dan partikel. Menurut
lampiran IIB KepMenLH No. 133 Tahun 2004 tentang Baku mutu Emisi bagi
Kegiatan Industri, parameter pencemaran udara yang harus diperiksa di Package
Boiler beserta baku mutunya adalah :
a. Total partikel : 230 mg/Nm3
b. Sulfur dioksida (SO2) : 800 mg/Nm3
c. Nitrogen dioksida (NO2) : 1000 mg/Nm3
d. Opasitas : 20%
2. Gas Turbine Generator (GTG)
Pada Gas Turbine Generator digunakan sistem pengontrolan emisi NOx yang
dinamakan solo NOx. solo NOx berfungsi untuk menurunkan emisi NOx sehingga
konsentrasi NOx sudah sangat kecil ketika dilepaskan ke atmosfer.
Menurut lampiran IIB KepMenLH No. 133 Tahun 2004 tentang Baku mutu
Emisi bagi Kegiatan Industri, parameter pencemaran udara yang harus diperiksa di
Gas Turbine Generator beserta baku mutunya adalah NO2 dengan baku mutu 125
mg/Nm3.
3. Waste Heat Boiler
Pada waste heat boiler tidak terdapat alat pengendalian pencemaran udara.
Meskipun begitu, waste heat boiler tetap harus diperiksa emisinya secara berkala
untuk memastikan terpenuhinya baku mutu pencemaran udara yang diizinkan.
Menurut lampiran IIB KepMenLH No. 133 Tahun 2004 tentang Baku mutu Emisi
bagi Kegiatan Industri, parameter pencemaran udara yang harus diperiksa di Waste
Heat Boiler beserta baku mutunya adalah NO2 dengan baku mutu 125 mg/Nm3.
4. Primary Refomer
Pada Primary Reformer tidak terdapat alat pengendalian pencemaran udara.
Meskipun begitu, Primary Refomer tetap harus diperiksa emisinya secara berkala
untuk memastikan terpenuhinya baku mutu pencemaran udara yang diizinkan.
Menurut lampiran IIB KepMenLH No. 133 Tahun 2004 tentang Baku mutu Emisi
bagi Kegiatan Industri, parameter pencemaran udara yang harus diperiksa di
Primary Refomer beserta baku mutunya adalah NO2 dengan baku mutu 700
mg/Nm3.
5. Prilling Tower
28
Pengolahan debu urea di Prilling Tower dilakukan dengan cara daur ulang
atau pemanfaatan kembali, yaitu dengan Dust Recovery System. Cara kerja Dust
Recovery System hampir sama dengan Wet Scrubber tipe Spray Chamber, yaitu :
a. Udara dari system pengering dan pendingin butiran urea umumnya masih
mengandung urea dan ammonia.
b. Udara tersebut masuk ke dust chamber pada dust recovery system.
c. Di dalam dust chamber, debu dan ammonia akan diserap oleh air (Water
Scrubbing).
d. debu urea dan ammonia yang larut dalam air jatuh ke sump pit, sementara udara
yang masih mengandung sedikit urea yang halus dan ammonia mengalir melalui
filter ke udara bebas.
e. Kandungan ammonia yang mengalir dari cerobong prilling tower selalu dipantau
oleh analyzer CEM ( Continious Emission Monitoring ) yang dibaca setiap saat.
Sedangkan kandungan debu urea dalam udara yang mengalir dari cerobong
Prililling Tower dipantau secara berkala tiga bulan sekali oleh laboratorium
eksternal, yaitu PT Unilab Perdana.
Menurut lampiran IIB KepMenLH No. 133 Tahun 2004 tentang Baku mutu
Emisi bagi Kegiatan Industri, parameter pencemaran udara yang harus diperiksa di
Package Boiler beserta baku mutunya adalah :
a. Total partikel : 250 mg/Nm3
b. Amoniak (NH3) : 300 mg/Nm3
6. Unit Pengantongan
Dalam meminimasi pencemaran debu urea, maka secara rutin debu urea
dikumpulkan dengan alat pengumpul debu maupun dengan cara disapu. Kemudian
debunya dikirim kembali ke pabrik urea untuk dilarutkan dan diproses kembali
menjadi produk pupuk urea yang baru. Pada unit pengantongan dipasang pula
dehumidifier yang berfungsi untuk menjaga agar ruangan mesin tidak lembab
sehingga debu urea yang bertebangan tidak menyebabkan lantai licin.
29
polutan dan gas. Minimisasi limbah gas PT Pupuk Kujang Cikampek melalui proses
Recovery atau menggunakan kembali gas buang ke dalam proses. Sehingga emisi
gas yang dikeluarkan ke atmosfer sudah semakin kecil konsetrasi nya. PT Pupuk
Kujang Cikampek berkomitmen untuk menerapkan system Low Emmision untuk
proses produksi dan untuk pembuatan alat maupun pemantauan kualitas udara.
5.2 Saran
1. Kegiatan sampling emisi yang dilakukan PT Pupuk Kujang Cikampek lebih baik
didampingi pihak PT Pupuk Kujang Cikampek menyesuaikan SOP yang ada
untuk mengecek dan melihat kondisi alat apakah masih dapat berfungsi atau
mengalami sedikit kerusakan, agar pada saat pengukuran data yang didapatkan
tidak salah dan tetap akurat.
DAFTAR PUSTAKA
[BAPEDAL] Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 205 Tahun 1996
tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak
Bergerak.
Chiras DD, Reganold JP. 2005. Natural Resource Conservation Management for A
Sustainable Future. 9th Ed. New Jersey (US): Pearson Prentice Hall.
Hermayani. 2010. Pengaruh Aktivitas Bakteri Sulfur Terhadap Aspek
Geomikrobiologi di Perairan (ID) : Pusat Penelitian Limnologi LIPI
[KemenLH] Kementerian Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 133 Tahun
2004 tentang Baku Mutu Emisi bagi Kegiatan Industri Pupuk. Jakarta (ID):
KemenLH
[KemenLH] Kementerian Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun
1995 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan. Jakarta (ID): KemenLH
[PPRI] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Penegendalian Pencemaran Udara. Jakarta (ID): Sekretariat Negara.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2010. Profil Prusahaan. Cikampek
(41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek (ID): PT Pupuk Kujang.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2012 . Dokumen Pelengkap Penghargaan
Industri Hijau. Cikampek (41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek
(ID): PT Pupuk Kujang.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2015. RKL dan RPL Semester I. Cikampek
(41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek (ID): PT Pupuk Kujang.
[PTPKC] PT Pupuk Kujang Cikampek. 2015. RKL dan RPL Semester II. Cikampek
(41373): PT Pupuk Kujang Cikampek. Cikampek (ID): PT Pupuk Kujang.
Slamet J.S. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Press.
30
33
LAMPIRAN
34
35
Parameter
SO2
(Sulfur Dioksida)
CO
(Karbon Monoksida)
NO2
(Nitrogen Dioksida)
4
5
6
7
8
O3
(Oksida)
HC
(Hidro Karbon)
PM10
(Partikel < 10 mm)
PM2.5 (*)
(Partikel < 2.5 mm)
TSP
(Debu)
Pb
(Timah Hitam)
Waktu
Pengukuran
Baku Mutu
Metode Analisis
1 Jam
24 Jam
1 Tahun
1 Jam
24 Jam
1 Jam
24 Jam
1 Tahun
1 Jam
1 Tahun
3 Jam
900 g/Nm
3
365 g/Nm
3
60 g/Nm
30000 g/Nm
10000 g/Nm
3
400 g/Nm
3
150 g/Nm
3
100 g/Nm
3
235 g/Nm
3
50 g/Nm
3
160 g/Nm
24 Jam
150 g/Nm
24 Jam
1 Tahun
24 Jam
1 Tahun
24 Jam
1 Tahun
65 g/Nm
3
15 g/Nm
3
230 g/Nm
3
90 g/Nm
3
2 g/Nm
3
1 g/Nm
Pararosalinin
Spektofotometer
NDIR
NDIR Analyzer
Saltzman
Spektrofotometer
Chemiluminescent
Spektrofotometer
Flamed Ionization
Gravimetric
Gas
Chromatografi
Hi Vol
Gravimetric
Hi Vol
Gravimetric
Hi Vol
Gravimetric
Ekstraktif
Pengabuan
Gravimetric
Hi Vol
Specific Ion
Electrode
Impinger atau
Continous
Analyzer
Limited Filter
Paper
Dustfall
(Debu Jatuh)
30 Hari
10
Total Fluorides
(as F)
24 Jam
90 Hari
11
Flour Indeks
30 Hari
40 g/100 cm
dari kertas
limited filter
12
Khlorine &
Khlorine Dioksida
24 Jam
150
13
Sulphat Indeks
30 Hari
1 mg SO3/100 cm
dari Lead Peroksida
10 Ton/km /Bulan
(Pemukiman)
2
10 Ton/km /Bulan
(Industri)
3
3 g/Nm
3
0.5 g/Nm
g/Nm
Peralatan
Colourimetric
Specific Ion
Electrode
3
Colourimetric
AAS
Cannister
Impinger atau
Continous
Analyzer
Lead Peroxida
Candle
36
No
Parameter
Satuan
Amoniak
(NH3)
Metil Merkaptan
(CH3SH)
Hidrogen Sulfida
(H2S)
ppm
Nilai
Batas
2
ppm
0.002
ppm
Metil Sulfida
((CH3)2)S
Stirena
(C6H8CHCH2)
2
3
4
5
Metode
Pengukuran
Metoda
Indofenol
Absorbsi Gas
Peralatan
Spektrofotometer
0.02
a. Merkuri tiosinat
b. Absorbsi Gas
Spektofotometer
Gas Kromatograf
ppm
0.01
Absorbsi Gas
Gas Kromatograf
ppm
0.1
Absorbsi Gas
Gas Kromatograf
Gas Kromatograf
B.
37
Sumber
Parameter
Primarry Reformer
700
Prilling Tower/Granulasi
Total partikel
Amoniak (NH3)
Nitrogen dioksida (NO2)
250
300
125
Semua sumber
Opasitas
20%
Total partikel
Sulfur dioksida (SO2)
Nitrogen dioksida (NO2)
Opasitas
230
800
1000
20 %
Catatan :
i. Nitrogen oksida ditententukan sebagai NO2
ii. Volume gas dalam keadaan standar (250C dengan tekanan 1 atm)
iii. Untuk pengukuran gas dikoreksi sebesar 7% oksigen
iv. Opasitas digunakan sebagai indicator praktis pemantauan dan dikembangkan
untuk memperoleh hubungan korelatif dengan pengamatan total partikel
v. Bagi pabrik yang mengoprasikan alat CEM, Wajib memenuhi BME minimal
95% waktu oprasi normal selama 3 bulan
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 12 agustus 2004
Menteri Negara
Lingkungan Hidup
ttd
Nabiel Makarim, MPA., MSM.
38
39
SENTIONG
KALI HURIP
LAPANGAN GOLF
BABAKAN TALAGA
35
RIWAYAT HIDUP
Yahya Aulya dilahirkan di Bukittinggi, tepatnya pada tanggal
23 September 1995. Penulis merupakan anak pertama dari
dua bersaudara, anak dari pasangan Bapak Yurzal Bustamam
dan Ibu Efita, kakak dari Azatil Ismah.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak
Asri Bogor dan lulus pada tahun 2001. Kemudian
melanjutkan sekolah dasar di SDIT Ummul Quro Bogor dan
lulus pada tahun 2007. Setelah itu, penulis melanjutkan
pendidikan menengah pertama di MTS Ibnu Taimiyah Bogor
dan lulus pada tahun 2010. Penulis melanjutkan
pendidikannya ke sekolah menengah atas di MA Annajah Bekasi dan
menyelesaikan MA pada tahun 2013.
Tahun 2013, penulis lulus seleksi masuk IPB melalui Jalur tes tertulis dan
diterima sebagai mahasiswa Diploma Teknik dan Manajemen Lingkungan
Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor. Selama masa perkuliahan
penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Lingkungan (HIMALIKA) sebagai anggota
tahun 2013-2016.
Masa studi di Program Keahlian Teknik dan Manajemen Lingkungan diselesaikan
melalui Kegaiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT Pupuk Kujang. Selama
melaksanakan PKL, penulis mengkaji Pengelolaan Udara yang dilakukan oleh
perusahaan dan dituangkan dalam Laporan Tugas Akhir berjudul Pengelolaan
Udara Ambien dan Emisi di PT Pupuk Kujang Cikampek dengan bimbingan Ibu
Yudith Vega P, ST. M.Si.