PENDAHULUAN
Histerosalpingografi (HSG) merupakan suatu prosedur radiologi untuk melihat
rayangan rongga rahim dan bentuk tuba fallopi dan biasanya dilakukan untuk mencari
penyebab infertilitas. Pemeriksaan hosterosalfingografi (HSG) kini telah merupakan
pemeriksaan rutin ditiap rumah sakit yang mempunyai peralatan rontgen yang cukup besar.
Dinegeri kita pemeriksaan ini dilakukan sendiri oleh ahli radiologi dengan atau tanpa
bantuan
fluroskopi.
Histerosalfingografi
(HSG),
juga
dapat
disebut
sebagai
keberhasilan pemeriksaan ini.Saat pemeriksaan HSG pada anita dengan siklus haid tidak
teratur ditentukan secara individual.
Indikasi HSG yang paling sering adalah dalam genekologi, baik sterilitas primer
maupun sekunder, yaitu untuk melihat posisi tuba. Pada tuba yang paten akan terjadi
pelimpahan kontras dari tuba menuju ke dalam rongga peritoneum. Hal ini akan
memberikan gambaran karena bahan kontras akan tersebar di antara lingkaran-lingkaran
usus dalam perut. Selain itu, HSG memberikan gambaran tentang kelainan-kelainan uterus
dan kanalis servikalis. Dengan demikian kelainan-kelainan bawaan uterus dapat diketahui.
Kadang-kadang HSG juga dikerjakan sesudah operasi tuba untuk memberikan informasi
mengenai keberhasilan operasi beberapa minggu atau beberapa bulan pasca operasi.
HSG dapat juga digunakan sebagai skrining awal dengan biaya yang tidak terlalu
mahal, dan tes diagnostic beresiko rendah pada pasien infertile pada riwayat PID,
endometriosis dan pada pasien yang ingin melakukan tes potensi tuba dan pada pasien
dengan resiko tinggi seperti pada pasien berusia tua. Selain itu HSG juga dapat dijadikan
sebagai terapi dimana jika terjadi perlengketan atau sumbatan ringan pada rahim atau
saluran telur dengan cairan yang : masukkan maka perlengketan atau sumbatan akan
terbuka. Kehamilan sering terjadi dalam tiga : klus setelah pemeriksaan dilakukan dan juga
sering terjadi setelah pemeriksaan HSG. Kemungkinan besar kontras membuka secara
mekanis obstruksi-obstruksi yang disebabkan oleh secret-sekret, melepaskan adhesi,
meluruskan bengkokan tuba, dan menimbulkan peristaltic yang lebih aktif karena
masuknnya bahan kontras.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengemukakan prosedur pemeriksaan
HSG dan peranan HSG dalam menggambarkan organ reproduksi wanita, serta membantu
menurunkan tingkat infertilitas yang saat ini sudah sering dilakukan diberbagai rumah
sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi
Hystero berarti uterus, Salpingo berarti tuba, jadi histerosalfingografi berarti
pengambilan gambar dari uterus dan tuba falopii. Histerosalpingografi adalah pemeriksaan
yang menggunakan sinar-x untuk menilai keadaan saluran leher rahim (kanalis servikalis)
dan rongga rahim uterus, dan saluran telur (tuba falopii), dan rongga peritoneum secara
sekaligus dengan memasukkan bahan radioopak ke dalam rongga cavum uteri melalui
serviks,
menggunakan
kanula.
Disebut
juga
uterosalpingografi,
uterotubografi,
Emboli paru
Fibrosis peritoneum
Bahan kontras lain yang juga sering dipakai dan memberikan hasil sama seperti urografin,
misalnya hipaque 50% (sodium diatrizoate), endografm (meglumine iodipamide), diaginol
scous (sodium acetrizoate plus polyvinyl pyrolidone), isopaque (metrizoate), lipiodol
ultrafluid, dan sebagainya.
II.3 Indikasi Pemeriksaan HSG
Indikasi pemeriksaan histerosalpingografi yaitu Infertilitas: untuk menggambarkan
tuba fallopi dan salurannya sampai ke kavum peritoneum, abortus berulang:
menggambarkan apakah ada kelainan bawaan pada kavum uteri. Memonitor pasca operasi
tuba, seperti pada prosedur sterilisasi. Indikasi HSG yang paling sering ialah dalam
ginekologi, baik sterilitas primer maupun skunder, untuk melihat potensi tuba. Pada tuba
yang paten akan terjadi pelimpahan kontras dari tuba ke dalam rongga peritoneum. Hal ini
memberikan gambaran yang khas karena bahan kontras akan tersebar diantara lingkaranlingkaran usus dalam perut. Selain itu HSG memberikan gambaran tentang kelainankelainan uterus dan kanalis servisis. Dengan demikian kelainan-kelainan bawaan uterus
dapat diketahui. Kadang-kadang HSG juga dikerjakan sesudah operasi tuba untuk sterilitas
guna menentukan berhasilnya tindakan operatif. Pemeriksaan HSG sekarang juga
dilakukan untuk menentukan apakah IUD (intra- uterine device) masih ada dalam kavum
uteri. Untuk indikasi ini, sebaiknya dibuat dahulu foto polos abdomen untuk melihat
apakah IUD masih di dalam abdomen. Jika tidak nampak lagi, IUD yang sengaja dibuat
opak, maka HSG tidak perlu dilakukan. Jika IUD berada jauh dari lokasi uterus, misalnya
di abdomen bagian atas, maka dengan sendirinya HSG tidak perlu dikerjakan lagi.
Selain itu terbukti bahwa HSG juga mempunyai efek terapeutik, bahwasannya
kehamilan sering terjadi segera sesudah pemeriksaan HSG dilakukan. Kemungkinan besar
kontras membuka secara mekanis obstruksi-obstruksi yang disebabkan oleh sekret,
melepaskan adesi yang ada dalam tuba, meluruskan bengkokan tuba dan menimbulkan
peristaltik yang lebih aktif karena masuknya bahan kontras. Kalau memang demikian,
maka pemakaian kontras yang dicampur dalam minyak seperti lipiodol ultrafluid dapat
menyebabkan kehamilan lebih banyak dibandingkan dengan pemakaian kontras yang cair.
HSG juga diindikasikan jika ada perdarahan per vaginam sedikit, misalnya disebabkan
oleh mioma uteri, polip endometrium, adenomatorus, dan lain-lain. HSG juga dapat dilihat
jika ada kelainan bawaan uterus atau adhesi dalam kanalis servisis dan kavum uteri yang
dapat menyebabkan abortus. HSG kadang-kadang dilakukan sesudah section caesaria
untuk melihat parut-parut pada cerviks dan uterus. Tumor maligna kavum uteri kadangkadang juga perlu diperiksa dengan HSG untuk melihat lokasi, ekstensi, dan bentuk tumor.
Tumor maligna seperti koriokarsinoma memperlihatkan bentuk yang khas pada HSG.
Sekarang HSG juga perlu dilakukan pada kasus-kasus inseminasi buatan. Sebelum
inseminasi, sebaiknya dilakukan HSG untuk melihan kelainan pada traktus genitalis.
II.4 Kontraindikasi Pemeriksaan HSG
Kontraindikasi pemeriksaan HSG : Infeksi pelvis yang aktif dapat menyebarkan
infeksi Penyakit ginjal atau jantung yang berat Hipersensitifvitas pada zat kontras Pasien
yang baru kuretase kehamilan Seminggu sebelum menstruasi berikutnya dan belum lebih
seminggu setelah menstruasi. Pada umumnya penentuan indikasi pemeriksaan HSG dibuat
oleh ahli obstetri ginekologik. Proses-proses inflamasi yang akut pada abdomen
merupakan kontra indikasi. Pada hamil muda, pemeriksaan ini tidak boleh dikerjakan,
karena bahaya terjadinya abortus. Lagi pula radiasi terhadap fetus tinggi sekali. Pada
umumnya pada hamil muda tak boleh dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen, karena
selsel fetus masih dalam stadium pembagian yang aktif, Kontra indikasi lain adalah
perdarahan pervaginam yang berat. Pemeriksaan tertentu harus ditundas sampai perdarahan
berhenti. Jika ada perdarahan, maka bahan kontras bias masuk ke dalam vena uterina dan
vena ovarii, masuk kedalam vena kava inferior, jantung sebelah kanan, kemudian masuk
kedalam paru-paru. Tuberkulosis aparat genital tidak merupakan kontra indikasi yang
absolut, malahan kadang-kadang penyakit ini ditemukan pada pemeriksaan HSG. HSG
juga tidak boleh dilakukan segera setelah dikerjakan kuretase atau dilatasi kanalis
servikalis, karena ada kemungkinan masuknya kontras kedalam vena-vena sekitar uterus.
Penyakit ginjal dan jantung yang sudah lanjut juga merupakan kontra indikasi untuk
dilakukan HSG. Pemeriksaan HSG juga tidak dilakukan segera setelah dan sebelum
menstruasi karena pada saat ini, endotel menebal dan dapat terjadi intravasasi kontras,
sehingga interpretasi foto akan lebih sulit.
bersifat tenang. Apabila masih ada perdarahan yang terjadi, maka pemeriksaan HSG tidak
boleh dilakukan karena berarti ada kemungkinan dimana kontras masuk ke dalam
peredaran pembuluh arah balik (Vena). Setelah hari ke 10 dapat dilakukan pemeriksaan
bila tidak terjadi pembuahan dan tidak ada hubungan seksual untuk menghindari
terjadinnya kehamilan.
4.
yang dapat menghalangi hasil foto yang baik (terutama benda logam ).
Minta pasien untuk berkemih sebelum pemeriksaan. Pengosongan kandung
5.
6.
cepat.
Lalu digunakan kanula untuk dengan stopper karet diujungnya untuk ditempatkan
terhadap mulut serviks sehingga saat pembukaan serviks dan media kontras
mengambil sinar - x
Saat setelah kontras dimasukkan, maka kontras akan terlihat pada layar monitor.
Pasien dan keluarga diperbolehkan untuk melihat layar monitor saat prosedur
dilakukan.
Setelah kontras dimasukkan maka ahli radiologi merekam / mengambil gambaran
radiologi yang menunjukkam temuan HSG. Idealnya kontras akan tmapak tumpah (
spill ) pada ujung saluran tuba. Pemotretan dilakukan dengan proyeksi AP dan
oblique ( RPO dan LPO )
10
Gambar HSG normal dimana korpus uterus dan serviks uteri tampak terisi oleh
kontras.Kedua tuba falopii terisi oleh kontras dan disertai spill awal pada peritoneum.
11
penyakit dan defek raba berupa hidrosalping, abses tuba-ovarium, kinking dan adhesi,
salpingitis, isthmica nodosa, endometriosis, oklusi tuba akibat infeksi, amputasi tuba dan
penutupan tuba.
Karsinoma uterus, lesi servikal yang bervariasi dari stenosis hingga polip dan
adenomiosis, lesi os internal, tumor ovarium, dan gambaran abnormal HSG berkaitan
dengan ligasi tuba setelah pembedahan.
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Gambaran HSG yang menunjukkan adanya spill pada tuba kiri namun tidak terjadi
spill pada tuba sebelah kanan yang disebabkan karena adanya proses perlengkapan
atau kebuntuan saluran, dan memberikan gambaran seperti kantong yang disebut
Hidrosapling
Gambaran HSG yang menunjukkan tidak ada spill pada kedua kapangan
pandang paru, namun justru membentuk kantung dengan tepi - tepi
irreguler yang merupakan ciri khas dari Salfingitis.
22
BAB III
KESIMPULAN
b.
c.
d.
e.
Kehamilan
f.
Pemotretan pertama dilakukan sewaktu kavum uteri terisi kontras dan dilakukan
traksi. Biasanya diperlukan 2 cc kontras untuk mengisi kavum uteri. Pemotretan
selanjutnya sewaktu tuba telah terisi dan terjadi spill.
23
TINJAUAN PUSTAKA
1.
2.
Guyton & Hall : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.2008. Edisi 11 hal 1064-1079.
3.
4.
The Genital Sistem, An Atlas of Anatomy Basic to Radiology, Volume 2, 1975: 10751080 DaffnerRH, MD.
5.
6.
7.
Dorland, W. Kamus Kedokteran edisi 29, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2002:980 1323.
24
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya
sehingga
saya
dapat
menyelesaikan
referat
dengan
judul
HISTEROLFINGOGRAFI.
Adapun refrat ini dibuat dengan tujuan untuk mendalami pemeriksaan
Histerosalfingografi dan guna memenuhi salah satu tugas dari kepaniteraan klinik di
bagian Radiologi RS Umum FK UKI. Dalam membuat referat ini, saya mengambil
referensi dari buku-buku dan jaringan internet.
Dalam menyusun referat ini, saya mendapat banyak bimbingan dan motivasi dari
berbagai pihak sehingga saya dapat melewati hambatan-hambatan yang ada.
Saya mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam referat ini. Semoga
referat ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacannya.
Hormat Saya
Penyusun
i
25
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................
I.
PENDAHULUAN...................................................................................
II.
PEMBAHASAN.....................................................................................
II. 1
Definisi........................................................................................
11.2
11.3
11.4
II. 5
11.6
11.7
11.8
11.9
11
II.
11
12
16
III.
KESIMPULAN......................................................................................
22
IV.
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................
23
ii
26
R E F E R AT
HISTEROSALFINGOGRAFI (HSG)
Disusun Oleh :
Mazen (09-023)
Pembimbing :
(
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
27