BAB II
KAJIAN PUSTAKA
sekolah
harus
memiliki
kompetensi
kepribadian,
manajerial,
10
program
perencanaan
adalah
suatu
usaha
mengkoordinasi
dan
membimbing
secara
Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang dipimpin itu SD atau
sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SD dan sebagainya semuanya
memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu.
4.
5.
mendorongnya
menyempurnakannya.
untuk
selalu
berusaha
memperbaiki
dan
2.
3.
4.
Membina kerja sama yang baik dan harmonis diantara guru-guru dan pegawai
sekolah lainnya.
5.
6.
Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite
sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.
peserta didik
supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu teknik perseorangan dan teknik
kelompok.
1.
Teknik perseorangan
Yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang
metodik yang sesuai, dengan kata lain untuk melihat apa kekurangan atau
kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki.
Kepala sekolah yang baik akan melihat atau mensupervisi guru saat
melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, gunanya untuk mengetahui
bagimana kemampuan seorang guru dalam menyampaikan materi di kelas. Hal ini
senada dengan pendapat (Lunenbrug & Beverly, 2006: 4) kepala sekolah yang
efektif akan mengisi waktu luangnya untuk mengamati dan melihat guru di dalam
kelas,
bagaimana
cara
untuk
meningkatkan
kemampuan
guru
dalam
menyampaikan materi pelajaran baik secara seni atau secara ilmu pengetahuan.
b. Mengadakan kunjungan observasi (obsertvation visits)
Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk melihat atau
mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar
suatu mata pelajaran tertentu, misalnya cara menggunakan alat atau media yang
baru, seperti audio-visual aids. Cara mengajar dengan metode tertentu, seperti
penemuan (discovery), dan sebagainya.
c. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau
mengatasi problema yang dialami siswa.
Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
belajar siswa, misalnya siswa yang lamban dalam belajar, tidak dapat memusatkan
perhatian, siswa yang nakal, siswa yang mengalami perasaan rendah diri dan
kurang dapat bergaul dengan teman-temannya. Masalah-masalah yang sering
timbul di dalam kelas yang disebabkan oleh siswa itu sendiri, lebih baik
dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu sendiri daripada diserahkan kepada
guru bimbingan atau konselor yang mungkin akan memakan waktu yang lebih
lama untuk mengatasinya.
d. Membimbing
guru-guru
dalam
hal-hal
yang
berhubungan
dengan
Teknik kelompok
Yaitu supervisi yang dilakukan secara kelompok. Beberapa kegiatan yang
Gwyn,
dalam
Bafadal
(2004:
48-50) teknik
supervisi
supervisi
akademik
adalah
pemberian
estimasi
terhadap
tugas yang telah dijabarkan telah dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang
berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola
perilaku sebagai aktualisasi dan kompetensi yang dimiliki. Dalam kajian yang
berkenaan dengan profesi guru, Anwar (1986:22) memberikan pengertian kinerja
sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukan oleh seorang guru pada waktu
memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dililhat saat dia
melaksanakan interaksi belajar-mengajar di kelas termasuk persiapan baik dalam
bentuk program semester maupun persiapan mengajar.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru di
atas, bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru
dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas.
2.8.1
Unsur Kinerja
Berdasarkan pengertian di atas kinerja mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu :
1. Unsur waktu, dalam arti hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-usaha tertentu,
dinilai dalam satu putaran waktu atau sering disebut periode. Ukuran periode
dapat menggunakan satuan jam, hari, bulan maupun tahun.
2. Unsur hasil, dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-rata pada
akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti mutlak setengah periode harus
memberikan hasil setengah dari keseluruhan.
3. Unsur metode, dalam arti seorang pegawai harus menguasai betul dan
bersedia mengikuti pedoman yang telah ditentukan, yaitu metode kerja yang
efektif dan efisien, ditambahkan pula dalam bekerjanya pegawai tersebut
harus bekerja dengan penuh gairah dan tekun serta bukan berarti harus bekerja
berlebihan.
2.8.2
berasal dari dalam diri maupun yang berasal dari luar. Tiffin dan Mecormick
(1975:79) menyatakan ada 2 (dua) macam faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja seseoarng yaitu :
1. Faktor Individual
Yaitu faktor- faktor yang meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik,
keinginan atau motivasinya, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman
kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal lainnya.
2. Faktor Situasional
Faktor sosial dan organisasi, meliputi : kebijaksanaan organisasi, jenis latihan
dan pengawasan, system upah dan lingkungan sosial.
3. Faktor fisik dan pekerjaan, meliputi : metode kerja, desain dan kondisi alatalat kerja, penataan ruang kerja dan lingkungan kerja (seperti penyinaran,
kebisingan dan fentilasi)
2.8.3
Penilaian Kinerja
Tugas manajer (Kepala Sekolah) terhadap guru salah satunya adalah
prestasi
kerja
karyawan
serta
menetapkan
kebijaksanaan
selanjutnya.
Sehubungan dengan hal di atas maka penilaian kinerja guru berdasarkan
Standar Kompetensi Guru. Dalam bukunya Suparlan yang berjudul Guru sebagai
profesi, standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang
ditetapkan atau dipersyaratkan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa Standar
Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar
berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas,
kualifikasi dan jenjang pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, standar
kompetensi guru dibagi dalam tiga komponen yang saling mengait, yakni
pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, penguasaan akademik.
Ketiga komponen Standar Kompetensi Guru tersebut, masing-masing
terdiri atas beberapa kompetensi, komponen pertama terdiri atas empat
kompetensi, komponen kedua memiliki satu kompetensi, dan komponen ketiga
terdiri atas dua kompetensi.
Ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi 7 (tujuh)
kompetensi dasar, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5. Pengembangan profesi
6. Pemahaman wawasan kependidikan
7. Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan. (Standar Kompetensi Guru Direktorat Tenaga Kependidikan 2003).
Berdasarkan pendapat dan teori di atas bahwa supervisi merupakan
proses pembinaan kepala sekolah kepada guru dalam meningkatkan kinerja guru
dan motivasi kerja guru adalah dorongan untuk merubah kinerja guru kearah yang
lebih baik.
penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini berdampak pada kepuasan kerja guru yang
akhirnya mampu menciptakan kinerja yang baik. Berdasarkan teori-teori diatas
dapat dikemukakan bahwa terdapat pengaruh antara supervisi akademik kepala
sekolah terhadap kinerja guru. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar berikut:
Input
- SDM
- Sarana dan
Prasarana
Proses
- Perencanaan supervisi
Akademik
- Pelaksanaan Supervisi
Akademik
- Evaluasi
Output
- Peningkatan
Kinerja Guru
- Hasil belajar yang
berkualitas
- Prestasi Belajar
siswa