Anda di halaman 1dari 3

kebakaran

saat kejadian (fase impact)


apa yang harus dilakukan pada saat disaster
resiko maslaha kesehatan saat impact
penatalaksaanaan petugas perawat pada saat disaster (Manajemen)
safety zone/lingkaran
medical prepare medis, apa yang disiapkan
manajemen penatalaksanaan luka bakar
kapan derajat luka bakar dihitung
manajemen cairan
masalah yang bisa terjadi pada tempat pengungsian
apa yang dilakukan di pengungsian
recovery pada kebakaran
mitigasi rencana pada kebakaran
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya penanganan pra
bencana kebakaran (mitigasi dan kesiapsiagaan)?
jawab:
Upaya penanganan pra bencana bukanlah hal yang dapat dilakukan
tanpa faktor-faktor yang melingkupinya. menurut Steven (2011) ada 4
faktor utama, yaitu:
a. Faktor Ekonomi
Secara struktural, anggaran yang digunakan untuk melakukan proyek
penanganan pra bencana, baik itu berupa upaya mitigasi maupun
kesiapsiagaan umumnya sangat besar. Pembuatan rumah dengan
bahan bangunan yang tahan api, pemasangan saluran terintegrasi
dengan dinas pemadam kebakaran, dan hal lainnya bukan
merupakan proyek skala kecil. Disamping itu, argument mengenai
penanganan pra bencana, utamanya mitigasi dalam bidang ekonomi
juga seringkali terhambat oleh lamanya pencairan dana, ini
diakibatkan oleh rumitnya birokrasi, terutama terjadi di wilayah

Negara berkembang, yang masih belum terlalu focus untuk


permasalahan kebencanaan.
b. Faktor Sosial
Individu yang memilih untuk tinggal di wilayah rawan bencana sedikit
banyak terdorong dengan eksistensi orang lain di sekitar yang bisa
memberikan sebuah share feels of danger. Konsep ini merujuk pada
kenyataan bahwa daerah itu terdiri dari sekian banyak orang yang bila
terjadi suatu bencana tentu akan ditanggung bersama. Selain itu,
apabila dalam kurun waktu yang lama wilayah rentan tersebut tidak
mengalami bencana apapun, konsep share feels of danger akan
makin berkurang dan warga menganggap lingkungan mereka aman.
c. Faktor Budaya
Dalam hal kebakaran, ada kecenderungan kebiasaan yang membuat
potensi kebakaran menjadi besar, antara lain tidak teraturnya kabel
listrik, memasang sticker listrik secara bertumpuk, dan pemberian
tabung gas secara dilempar. Dengan mengedepankan realitas
dinamis nilai-nilai kultural masyarakat, maka pencegahan kebakaran
dapat lebih mudah dilakukan dan diimplementasikan oleh pihak-pihak
terkait, utamanya lembaga masyarakat lokal yang paham mengenai
nilai-nilai adat setempat.
d. Faktor Fisik
Bakornas PB (2007) menyatakan bahwa bila rumah atau bangunan
yang rentan mengalami kebakaran terletak secara berdekatan atau
berhimpitan, hal ini akan memicu percepatan penyebaran kebakaran,
sebagaimana api akan dengan cepat menyambar daerah lainnya.
2. Bahaya dan kerugian apa yang dapat ditimbulkan oleh bencana
kebakaran?
jawab:
Bahaya kebakaran akan lebih difokuskan pada aspek non fisik dari
manusia seperti: kehilangan nyawa, potensi terganggunya kehidupan
secara fisik, terganggunya aktivitas sosial dan ekonomi, serta
berkurangnya kenyamanan tempat tinggal. Berikut ini sejumlah bahaya
yang diakibatkan oleh kebakaran (Steven, 2011):

a. Bahaya radiasi panas


Pada saat terjadi kebakaran, panas yang ditimbulakan merambat
dengan cara radiasi, sehingga benda sekelilingnya menjadi panas,
akibatnya benda tersebut akan menyala jika titik nyalanya terlampaui.
b. Bahaya ledakan
Bahaya ledakan dapat terjadi saat kebakaran, diantara bahan yang
terbakar dan mudah meledak, misalnya terdapat tabung gas atau
meteran listrik.
c. Bahaya asap
Suatu peristiwa kebakaran akan selalu menimbulkan asap yang
ketebalannya tergantung dari jenis bahan yang terbakar dan
temperature kebakaran tersebut.
d. Bahaya gas
Adanya gas berbahaya sebagai produk pembakaran, bahan kimia,
atau bahan lainnya harus diwaspada.
3. Bagaimana klasifikasi kerentanan bencana kebakaran?
Menurut Wiranto (2009) dan Ramli (2010) kerentanan dapat dibagi
menjadi 4 kelas, yaitu:
a. Kelas A
Kebakaran yang disebabkan benda padat seperti: kayu, kertas,
textile,plastik, dan bahan padat lainnya.
b. Kelas B
Kebakaran yang disebabkan cairan dab gas mudah terbakar seperti:
minyak. solar, bensin, cat, tinner, dan sebagaunya.
c. Kelas C
Kebakaran listrik yang disebabkan konsleting listrik pada alat-alat
elektronik.
d. Kelas D
Kebakaran akibat logam yang terbakar seperti: besi, seng, alumunium
dan bahan logam lainnya.

Anda mungkin juga menyukai