Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN RESMI PERCOBAAN

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL (pH AIR) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


TANAMAN KACANG HIJAU

A. Judul Percobaan
Pengaruh faktor eksternal (pH air) terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau.
B. Tujuan Percobaan
Mengetahui pengaruh faktor eksternal (pH air) terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
C. Dasar Teori
pH air sangat erat pengaruhnya terhadap pH tanah. Apabila konsentrasi H + dalam larutan tanah lebih
banyak dari OH- (siraman air asam) maka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH - lebih
banyak (siraman air basa) dari pada konsentrasi H + maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah
sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. PH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan
tanaman makanana ternak adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah pH lebih rendah dari 5,6 pada umumnya pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH
lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al 3+ dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak
sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadiaa terhambat.
Konsentrasi Alumunium dan besi (Fe) yang tinggi pada tanah memungkinkan terjadinya ikatan terhadap
fosfor dalam bentuk alumunium fosfat atau Fe-fosfat. P yang terikat oleh alumunium tidak dapat digunakan oleh
tanaman. Tanaman yang ditanam pada tanah yang memiliki pH rendah biasanya juga menunjukkan klorosis
(peleburan klorofil sehingga daun berwarna pucat) akibat kekurangan nitrogen atau kekurangan magnesium.
Selain itu pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme yang
bermanfaat bagi proses mineralisasi unsur hara seperti N dan P dan mikroorganisme yang berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri tanah yang dapat bersimbiosis dengan leguminosa seperti Rhizobium atau
bersimbiosis dengan tanaman non leguminosa seperti Frankia sehingga sering dijumpai daun-daun tanaman pada
tanah asam mengalami klorosis akibat kekurangan N. Bakteri tanah yang lain seperti azotobakter (A. Chroococcum )
yang dapat berasosiasi dengan akar tanaman hanya dapat hidup apabila suasana larutan tanah netral hingga basa.
Mikroorganisme tanah lain yang bermanfaat bagi tanaman, yang dapat terpengaruh pertumbuhannya bila berada
pada suasana asam adalah mikoriza. Mikoriza adalah jamur yang dapat melarutkan fosfor organik menjadi fosfor
inorganik yang tersedia bagi tanaman.
Sebaliknya bila tanah bersuasana basa (pH>7.0) biasanya tanah tersebut kandungan kalsiumnya tinggi,
sehingga terjadi fiksasi terhadap fosfat dan tanaman pada tanah basa seringkali mengalami defisiensi P. Sehingga
pada umumnya, tanaman yang ditanam pada keadaan tanah basa akan tumbuh dengan sangat subur.
D. Hipotesa
Semakin rendah pH air yang kita siramkan pada tanaman kacang hijau, maka tanaman itu akan semakin sulit untuk
tumbuh, bahkan tanaman itu akan teracuni oleh keasamaan air itu.
E. Variabel Variabel
a. Variabel Kontrol
: Volume tanah, volume cairan yang disiramkan, jenis tanaman,
jenis tanah, waktu penyiraman.
b. Variabel Manipulasi
: pH cairan yang disiramkan pada tanaman kacang hijau.
c. Variabel terikat
: Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan parameter

pertambahan panjang atau tinggi tanaman. Dihitung dalam cm.


F.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Alat dan Bahan:


Gelas Aqua ( 240 ml) sebanyak 4 buah
Media tanam berupa tanah
20 tanaman kacang hijau hasil persemaian
Benang kenur dengan panjang 1 meter
Penggaris dengan panjang 1 meter
Penakar air ( 20 mL)
Air biasa dengan pH 6
Cairan Asam Cuka (CH3COOH) dengan pH 2
Air Garam dengan pH 7
Air Sabun dengan pH 8

G.
1.
2.
3.

Cara Kerja:
Siapkan 4 gelas Aqua yang bersih. Pastikan kering dan tidak ada bekas air di dalamnya.
Berilah tanda atau label pada masing-masing gelas.
Berilah garis tanda batas tanah untuk masing-masing gelas. Jika perlu, agar lebih akurat diadakan penimbangan
massa tanah untuk tiap-tiap gelas.
4. Masukkan tanah ke dalam gelas sesuai dengan batas tanah atau sesuai dengan massa tanah yang telah ditentukan.
(lihat gambar!)

5.
6.
7.

Tanamlah masing-masing 5 tanaman kacang hijau ke 4 gelas tadi yang sudah terisi tanah.
Taruhlah keempat gelas tadi di tempat yang cukup sinar dan tidak terhalangi oleh suatu apapun.
Dengan menggunakan benang kenur, hitunglah tinggi atau panjang tanaman awal saat mulai ditanam. Catat
hasilnya.
8. Mulailah menyiram dengan cairan-cairan yang ada masing-masing 20 mL. Gelas A disiram dengan menggunakan air
biasa. Gelas B disiram dengan menggunakan air garam. Gelas C disiram dengan menggunakan air sabun. Gelas D
disiram dengan menggunakan air cuka. Catat waktu penyiramannya. Ulangi penyiraman ini sesuai dengan waktu
yang telah dicatat selama 7 hari.
9. Catat perubahan ketinggian yang terjadi setiap sebelum menyiram.
10. Setelah dicatat perubahan ketinggiannya selama 7 hari, hitunglah rata-rata pertambahannya dan buatlah sebuah
kesimpulan.
H. Hasil Percobaan
(Tabel Percobaan)
No

A
(Air Biasa)

Gelas
Tanaman
1
2
3
4
5

B
(Air Garam)

2
20,
5

3
14,
5

18

21

16

17

20

22

19

21

24

23

25,

17

C
(Air Sabun)

1
1
8
1
8

2
16,
5
16,
5

3
1
6

4
17,
5

18

21

20

22

22,

15

17

20

21

20

24

23

22

26

25

24

27

26,

29

26.
5
28

D
(Air Cuka)
4
15,
5

3
13,
5

20

21

17

21

21

14

21,
5

24

26

14

5
6
7
Rata-Rata
Rata-Rata
Akhir

24

27

24,
5

26

28

26

25,
5

30,
5

33,
5

32

30

1,
2

1,0
7

1,7

1,5

1,9

1,9

1,6

2,0
7

1,3 cm

24

28

30

29,
5

28

1,86

*Dalam cm
I.

Analisis Hasil Percobaan


Dari percobaan yang telah dilakukan selama kurang lebih 7 hari, didapatkan hasil seperti pada tabel yang
telah tercantum. Dapat dilihat, bahwa tanaman kacang hijau yang mendapatkan siraman air sabun lebih cepat
tumbuh dan berkembang daripada tanaman kacang hijau lainnya yang disiram dengan menggunakan air biasa, air
garam, maupun air cuka. Hal ini dikarenakan oleh tingkat kebasaan air sabun yang tinggi (8). Sehingga sesuai
dengan dasar teori yang ada, bahwa bila tanah bersuasana basa (pH>7.0) biasanya tanah tersebut kandungan
kalsiumnya tinggi, sehingga terjadi fiksasi terhadap fosfat dan tanaman pada tanah basa seringkali mengalami
defisiensi P. Sehingga pada umumnya, tanaman yang ditanam pada keadaan tanah basa akan tumbuh dengan
sangat subur. Terbukti benar. Sebaliknya, tanaman yang ditanam pada tanah yang nuansanya asam, tanaman akan
cenderung layu dan akhirnya mati. Hal ini dapat didasarkan pada dasar teori yang ada bahwa bila pH lebih rendah
dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al 3+ dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem
perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Dalam hal ini, pH
larutan asam cuka adalah 2. Karena pH asam cuka ini lebih rendah dari empat, maka efek dari keasamannya itu akan
langsung berpengaruh pada akar-akar tanaman kacang hijau yang masih muda.
Kemudian bagaimanakah dengan air garam yang memiliki ph 7. Mengapa tanaman yang ditanam pada
tanah yang disiram air garam malah mati, bukannya tumbuh subur. Penjelasan peristiwa tersebut adalah sebagai
berikut.
Konsentrasi garam yang tinggi pada suatu tanaman disebut stress garam. Stres garam merupakan salah-satu
dari antara enam bentuk stres tanaman yaitu stress suhu, stres air, stres radiasi, stres bahan kimia dan stres angin,
tekanan, bunyi dan lainnya. Stres garam termasuk stres bahan kimia yang meliputi garam, ion-ion, gas, herbisida,
insektisida dan lain sebagainya. Stres garam terjadi dengan terdapatnya salinitas atau konsentrasi garam-garam
terlarut yang berlebihan dalam tanaman. Stres garam ini umumnya terjadi dalam tanaman pada tanah salin. Stres
garam meningkat dengan meningkatnya konsentrasi garam hingga tingkat konsentrasi tertentu yang dapat
mengakibatkan kematian tanaman. Garam-garam yang menimbulkan stres tanaman antara lain ialah NaCl,NaSO 4,
CaCl2, MgSO4, MgCl2 yang terlarut dalam air.
Stress garam sangat erat kaitannya dengan potensial osmotik pada larutan hara. Dengan meningkatnya
konsentrasi linarut atau garam hara (CaCl 2), maka potensial osmotik di sekitar tanaman sangat meningkat sedangkan
potensial air murni menurun yang mengakibatkan energi bebas air menurun. Hal ini menyebabkan jumlah air yang
masuk ke dalam akar akan berkurang sehingga mengakibatkan menipisnya jumlah persediaan air dalam tanaman
walaupun sebenarnya air di luar tanaman itu cukup. Keadaan yang demikian dikenal dengan kekeringan fisiologis.
Kekeringan fisiologis atau tingkat salinitas yang cukup parah akan menimbulkan stres dan memberikan tekanan
terhadap pertumbuhan tanaman.
Salinitas dapat berpengaruh menghambat pertumbuhan tanaman dengan dua cara yaitu :
a. Dengan merusak sel-sel yang sedang tumbuh sehingga pertumbuhan tanaman
terganggu.
b. Dengan membatasi jumlah suplai hasil-hasil metabolisme esensial bagi pertumbuhan
sel melalui pembentukan tyloses.

Salinitas menekan proses pertumbuhan tanaman dengan efek yang menghambat pembesaran dan
pembelahan sel, produksi protein serta penambahan biomassa tanaman. Tanaman yang mengalami stres garam
umumnya tidak menunjukkan respon dalam bentuk kerusakan langsung tetapi pertumbuhan yang tertekan dan
perubahan secara perlahan. Demikian akhirnya, tanaman yang mengalami stress garam akan lebih cepat mati.
J.
1.
2.
3.

Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil percobaa adalah:
Semakin rendah pH Air yang disiramkan (pH<4), tanaman akan cepat mati, karena rusaknya sel-sel akar. Terutama
sel-sel akar tumbuhan muda.
Semakin tinggi pH Air yang disiramkan (ph>7), tanaman akan tumbuh subur, karena tanah yang tingkat
kebasaannya tinggi pasti mengandung kalsium yang sangat tinggi. Dan itu sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Penggunaan Air garam untuk menyirami tanaman sangat dilarang. Karena tanaman yang disirami dengan
menggunakan air garam akan lebih cepat mati. Hal ini dikarenakan tanaman mengalami peristiwa yang disebut
stress garam.

Anda mungkin juga menyukai