Topik :
Diare Akut Dehidrasi Berat
Tanggal (kasus) :
1 Januari 2016
Presenter :
dr. Isni Irya Maja
Tanggal Presentasi : 21 Januari 2016
Pendamping : dr. Asep Zainuddin SpPK
Tempat Presentasi :
Ruang Komite Medik RSUD Sekayu
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Anak perempuan usia 1 tahun 4 bulan mengalami BAB cair sejak 3 hari yang
Deskripsi :
lalu, lendir tidak ada, darah tidak ada, disertai muntah dan demam.
Tujuan :
Menegakkan diagnosis dan mengobati diare akut
Bahan
Tinjauan Pustaka Riset
Audit
Kasus
Bahasan :
Cara
Membahas :
Diskusi
Presentasi dan
Pos
Diskusi
Nama : An. A , , 1 tahun 4 bln,
Data Pasien :
No. Registrasi : 191900
BB : 10 kg, T:38C
Telp :
Terdaftar sejak :
Nama RS: RSUD Sekayu
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Pasien mengalami BAB cair sejak 3 hari yang lalu, frekuensi
5 kali, air lebih banyak dari ampas, lendir tidak ada, darah tidak ada. Muntah ada, frekuensi
3 kali, jumlah sekitar 3-4 sendok, isi apa yang dimakan. Pasien lemah, namun masih mau
2.
3.
4.
5.
Daftar Pustaka :
1. Pickering LK and Snyder JD. Gastroenteritis in Nelson Textbook of Pediatric,17 Edition.
2003. page1272-1276.
2. Standar Penatalaksanaan Departemen Anak FK UNSRI 2012.
3. Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Gastroenterologi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.1998. hal 283-293.
Hasil Pembelajaran :
1. Definisi diare
2. Penyebab diare
3. Gejala-gejala Diare
4. Tanda-tanda dehidrasi
5. Penatalaksanaan diare
6. Komplikasi diare
: Normosefali
Rambut
Mata
Mulut
Abdomen
Inspeksi
: Datar
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Rehidrasi
ii)
iii)
ii)
Diare akut dengan penyulit dehidrasi berat untuk usia dibawah 1 tahun 30
cc/kg BB dalam 1 jam pertama dan 70 cc per kg BB dalam 5 jam
berikutnya ,sedangkan untuk usia diatas 1 tahun 30 cc/kg BB dalam 30
menit pertama dan 70 cc per kg BB dalam 2,5 jam berikutnya.
4. Plan :
Diagnosis:Kemungkinan keluhan pada pasien akibat mengalami diare. Diare yang
dialami pada anak ini kemungkinan disebabkan oleh infeksi, dimana 80%
infeksi pada balita disebabkan oleh Rotavirus, namun tidak menutup
kemungkinan adanya infeksi Eschericia coli. Didapatkan tanda dehidrasi
yang tergolong berat pada pasien. Upaya diagnosis sudah optimal.
Pengobatan: Prinsip dasar penatalaksanaan diare dengan dehidrasi berat adalah
pemberian cairan (rehidrasi), , pengobatan medikamentosa dan health
education (penyuluhan). Penatalaksanaan pada pasien usia diatas 1 tahun
adalah rehidrasi cairan 30 cc/kg BB dalam 30 menit pertama dan 70 cc per kg
BB dalam 2,5 jam berikutnya. Terapi suportif dengan pemberian antipiretik
(parasetamol drop) 3 x 1 cc untuk menurunkan demam (k/p), domperion drop
3 x 0,3cc , serta pemberian zink 20 mg setiap hari selama sepuluh hari untuk
mengurangi kejadian diare berulang. Pemberian antibiotik profilaksis
kotrimoksazole syr 3 x1 sendok teh untuk pencegahan diare karena
Eschericia coli. Pemberian oralit setiap BAB cair.
Pendidikan : Edukasi dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk membantu proses
penyembuhan, pencegahan diare dan komplikasinya. Edukasi meliputi tanda
bahaya umum, cara pemberian oralit dan zink, kapan ibu harus membawa
anak kontrol kembali ke pelayanan kesehatan, perilaku hidup bersih dan
sehat, serta diet rendah serat dan small but frequent feeding (porsi sedikit
namun sering).
Konsultasi : -
Kegiatan
Kepatuhan makan obat
Periode
- Pasien usia diatas 1 tahun
adalah rehidrasi cairan 30
cc/kg BB dalam 30 menit
pertama dan 70 cc per kg BB
dalam 2,5 jam berikutnya
- Parasetamol drop 3 x 1 cc
-Domperion drop 3 x 0,3cc
-Zink syrup 1 x 2 cth selama
10 hari
-Kotrimoksazole syr 3x1 cth
-Pemberian oralit setiap BAB
cair.
. Bila diare masih berlangsung
Pemeriksaan Lanjutan
- Pemeriksaan
darah
rutin, feses rutin dan
kultur
Nasihat
Setiap kali kunjungan
Kepatuhan
minum
obat,
pencegahan diare sehingga tidak
berulang, mencegah komplikasi
lanjut, kunjungan ulang bila
pasien tidak ada perbaikan.
TINJAUAN PUSTAKA
DIARE AKUT
I.
Definisi
Defekasi dengan feses cair atau lembek dengan/tanpa disertai darah/lendir atau
dengan frekuensi 3 kali atau lebih sehari berlangsung belum lebih dari 14 hari, kurang
dari 4 episode/bulan.
II.
Etiologi
1) Infeksi : virus, bakteri, dan parasit.
dua hal yaitu makanan mengandung zat kimia beracun atau makanan
III. Patogenesis
Virus
Virus terbanyak penyebab diare adalah rotavirus, selain itu juga dapat
disebabkan oleh adenovirus, enterovirus, astrovirus, minirotavirus, calicivirus, dan
sebagainya. Garis besar patogenesisnya sebagai berikut ini. Virus masuk ke dalam
traktus digestivus bersama makanan dan/atau minuman, kemudian berkembang biak
di dalam usus. Setelah itu virus masuk ke dalam epitel usus halus dan menyebabkan
kerusakan bagian apikal vili usus halus. Sel epitel usus halus bagian apikal akan
diganti oleh sel dari bagian kripta yang belum matang, berbentuk kuboid atau gepeng.
Akibatnya sel-sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk menyerap air dan makanan.
Sebagai akibat lebih lanjut akan terjadi diare osmotik. Vili usus kemudian akan
memendek sehingga kemampuannya untuk menyerap dan mencerna makanan pun
akan berkurang. Pada saat inilah biasanya diare mulai timbul. Setelah itu sel retikulum
akan melebar, dan kemudian akan terjadi infiltrasi sel limfoid dari lamina propria,
untuk mengatasi infeksi sampai terjadi penyembuhan.
Bakteri
Bakteri masuk ke dalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak di
dalam traktus digestivus tersebut. Bakteri ini kemudian mengeluarkan toksin yang
akan merangsang epitel usus sehingga terjadi peningkatan aktivitas enzim adenili
siklase (bila toksin bersifat tidak tahan panas, disebut labile toxin = LT) atau enzim
guanil siklase (bila toksin bersifat tahan panas atau disebut stable toxin = ST). Sebagai
akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim ini akan terjadi peningkatan cAMP atau
cGMP, yang mempunyai kemampuan merangsang sekresi klorida, natrium, dan air
dari dalam sel ke lumen usus (sekresi cairan yang isotonis) serta menghambat
absorpsi natrium, klorida, dan air dari lumen usus ke dalam sel. Hal ini akan
menyebabkan peningkatan tekanan osmotik di dalam lumen usus (hiperosmolar).
Kemudian akan terjadi hiperperistaltik usus untuk mengeluarkan cairan yang
berlebihan di dalam lumen usus tersebut, sehingga cairan dapat dialirkan dari lumen
usus halus ke lumen usus besar (kolon).
Kriteria Diagnosis
Anamnesis,
Pemeriksaan fisik,
Pemeriksaan penunjang (darah perifer lengkap, CRP, , feses rutin
rontgen).
Differential diagnosis:
1. Disentri
2. Kolera.
VI.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah ditujukan pada diare dengan dehidrasi berat, berupa pemeriksaan
elektrolit serum, analisis gas darah, nitrogen urea, kadar gula darah. Selain itu kadar
leukosit dan diff. Count juga sering dilakukan. Pemeriksaan feses rutin tidak rutin
dilakukan, kecuali ada tanda-tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis.
Dapat dilakukan secara makroskopis, mikroskopis, maupun kimiawi.
keseluruh tubuh pada saat itu dan pengobatan untuk mencegah komplikasi sistemik
seperti hepatitis, miokarditis, kolesistitis atau perdarahan saluran cerna diperlukan.
Hemolytic uremic syndrome (HUS) disebabkan oleh kerusakan
endothelialvascular oleh verotoksin yang dihasilkan oleh enterohemoragik E.coli dan
Shigella sp. Trombositopenia, anemia hemolitik mikroangiopati, dan gagal ginjal akut
merupakan tanda-tanda dari HUS. Gejala biasanya timbul setelah1 minggu sejak diare
pertama kali timbul.
Reiter syndrome (RS) dapat menyebabkan komplikasi infeksi akut dari diare
ini dan hal tersebut ditandai dengan adanya arthritis, uretritis, konjungtivitis, dan lesi
pada mukokutan. Individu dengan RS biasanya tidak menampilkan gejala-gejala
tersebut secara keseluruhan saja.