Anda di halaman 1dari 23

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. ILMU AKUSTIK


Ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyian beserta segala
gejalanya disebut Akustik.
Cabang-cabang ilmu akustik dapat disebutkan sbb :
Akustik Arsitektur (Arcitectural Acoustics)
Akustik Udara (Aero Acoustics)
Akustik Bawah Air (Underwater Acoustics)
Akustik Elektro (Electro Acoustics)
Akustik Lingkungan (Environmental Acoustics)
Pengendalian Bising Industri (Industrial Noise Control)
Ultrasonik (Ultrasonics)
Getaran (Vibration)
Setiap cabang dari ilmu akustik ini dapat dipecah-pecah lagi
menjadi cabang-cabang yang lebih spesifik, misalnya Akustik
Lingkungan, mempunyai cabang yang disebut Bising Lalu
lintas (Traffic Noise), Kebisingan Bandara (Airport Noise);
Ultronic mempunyai cabang Ultrasonik untuk industri dan
Ultrasonik untuk kedokteran.
1.2. GELOMBANG AKUSTIK :
Gelombang akustik adalah gelombang mekanis yang berasal
dari getaran mekanis. Gelombang akustik memerlukan
medium (padat, cair, gas) untuk perambatnnya.

Frekuensi Gelombang Akustik :


Frekuensi menyatakan jumlah getaran per detik,
Gelombang akustik mempunyai tiga pembagian daerah
frekuensi, yaitu :
f < 20 Hz

Infrasonik

20 f < 20 KHz Sonic


f 20 KHz

Ultrasonic

Daerah frekuensi lebih kecil dari 20 Hz tidak dapat diindera


oleh telinga manusia.
Frekuensi Bunyi :
Hubungan antara frekuensi bunyi, panjang gelombang, dan
kecepatan rambat di dalam medium udara dapat dituliskan :
c = kecepatan rambat gelombang bunyi di dalam medium
udara, m/det

f=

= panjang gelombang bunyi di dalam medium udara, m


P0
c = 49,03

Po = tekanan udara
=

panas spesifik pada tekanan tetap


= panas spesifik pada volume tetap

= rapat massa udara


Kecepatan rambat bunyi, c, di dalam medium udara seperti
dituliskan pada rumus di atas ditentukan oleh tekanan
udara, panas spesifik, dan rapat massa udara (rapat massa
udara juga ditentukan oleh temperatur udara).

Tekanan Bunyi :
Apabila ada gelombang bunyi yang melewati suatu
medium, maka tekanan di dalam medium tersebut akan
berubah. Perbedaan atau selisih perubahan ini disebut
sebagai tekanan bunyi. Di dalam medium udara, tekanan
bunyi terendah yang dapat diindera oleh telinga manusia
(dewasa muda pada frekuensi bunyi 1000 Hz) adalah 20
Pa dan tekanan bunyi yang dapat menyebabkan telinga
terasa sakit adalah 208 Pa. Tekanan bunyi dengan
tekanan lebih kecil dari 20 Pa tidak dapat dirasakan atau
diindera oleh telinga manusia, sedangkan tekanan bunyi
diatas

208

Pa

dapat

merusakkan

syaraf

indera

pendengaran atau dapat menyebabkan tuli permanen.


Dengan demikian tekanan bunyi yang dapat ditoleransi
oleh indera telinga manusia adalah 20 Pa sampai dengan
208 Pa atau 2.10-5 Pa sampai dengan 2.102 Pa. (Pa atau
N/m2).

Daya Bunyi :
Daya bunyi merupakan karakteristik (sifat yang dipunyai
individu) dari suatu sumber bunyi sehingga tidak
dipengaruhi faktor luar, seperti kondisi medium atau jarak
dari sumber bunyi. Daya bunyi tidak tergantung pada
dekat atau jauhnya letak titik dari sumber. Daya bunyi atau
disebut juga daya akustik mempunyai definisi seperti
definisi daya pada umumnya, yaitu energi bunyi yang
dikeluarkan atau dipancarkan oleh suatu sumber bunyi
setiap satuan waktu, dan mempunyai satuan Joule per
detik atau Watt.

Intensitas Bunyi :
Intensitas bunyi didefinisikan sebagai Daya bunyi
persatuan luas yang ditembus oleh gelombang bunyi
(satuan watt/m2). Berbeda dengan daya bunyi, intensitas
bunyi sangat tergantung pada jarak dari sumber bunyi dan
luasan dimana intensitas bunyi tersebut dihitung. Semakin
jauh dari sumber atau semakin besar luasan yang
ditembus, maka intensitas bunyi semakin kecil. Semakin
jauh dari sumber, besarnya daya bunyi selalu tetap,
walaupun intensitas bunyi berubah menjadi semakin kecil.

1.3.TINGKAT dan DECIBEL


Tingkat Tekanan Bunyi (Sound Pressure Level), Lp
Seperti disebutkan di atas bahwa tekanan bunyi terendah
yang dapat diindera oleh telinga manusia adalah 2.10-5 Pa
sampai dengan 2.102 Pa., yaitu dengan rentang orde 10-5
Pa sampai 102 Pa.
Secara matematis, definisi Tingkat Tekanan Bunyi,
disimbulkan dengan Lp, dapat dituliskan sebagai :

Lp = 10 log

p2
p ref

dB

dengan : p = tekanan bunyi (rms), Pa


pref = tekanan bunyi referensi = 2.10-5 Pa
Tingkat Tekanan bunyi mempunyai satuan decibel atau
disingkat dB. (1 Bel = 10 Decibel)
Pada tekanan p = 2.10-5 Pa, maka tingkat tekanan bunyi,
Lp = 0 dB, sedangkan pada tekanan p = 2.102 Pa, maka
tingkat tekanan bunyi Lp = 140 dB, sehingga rentang
Tingkat Tekanan Bunyi yang dapat ditoleransi oleh telinga
manusia adalah 0 dB sampai 140 dB.
Sebagai gambaran tentang konversi tekanan bunyi dan
tingkat tekanan bunyi dapat dilihat pada gambar 1.1.

Tekanan Bunyi, Pa

Tingkat Tekanan Bunyi, dB


120

Telinga manusia terasa sakit

10.000.000
110

Diskotik

100
1.000.000

90

Truk berat pada jarak 15 m

80
100.000

70

Orang Bicara normal pada jarak 1 m

60
10.000

50

Suasana pedesaan

40
1.000

30
20

100
10
20

Batas telinga manusia


dapat mengindera bunyi

Gambar 1.1. : Konversi Tekanan bunyi dan Tingkat tekanan


bunyi.
Tingkat Intensitas Bunyi (IL = Intensitas Level), LI

L I = 10 log

dB

I ref

...................(1.3)

I = Intensitas Bunyi , watt/m2


Iref = Intensitas Bunyi Referensi, watt/m2 = 10-12 watt/m2
I1 P1

=
I ref Pref

Intensitas Bunyi (Tekanan Bunyi)2 , I p2

P
L I = 10 log 1
Pref

Lp = 10 log

I
I ref

dB

....................(1.4)

Jadi Tingkat tekanan bunyi sama dengan tingkat intensitas


bunyi (Lp = LI)
Untuk gelombang bidang :

P2
I=
c

...........................(1.5)

P = tekanan bunyi; = rapat massa udara

c = kecepatan rambat bunyi.


Tingkat Daya Bunyi (PWL = Power Level), Lw

Tingkat daya bunyi didefinisikan sebagai 10 kali logaritma


dari perbandingan antara daya bunyi dan daya bunyi
referensi,

W
L W = 10 log
Wref

dB

.....................(1.6)

W = Daya Bunyi (watt)


Wref = Daya Bunyi Referensi = 12-12 watt.
Daya dan Tingkat Daya Bunyi dari beberapa sumber :
Sumber

Daya
Bunyi,
watt

Tingkat
Daya
Bunyi, dB

Suara orang berbisik


Suara orang becakap-cakap
Suara orang berteriak rata-rata
Record Player (Loud)
Bel truk
Pesawat Terbang (Propeller)
Pipa Organa (Puncak)
Pesawat Terbang Besar (Empat
Pro-peller)
Roket Saturnus (Saturn Rocket)

10-7
10-5
10-3
10-2
10-1
1
10
100
30 x 106

50
70
90
100
110
120
130
140
195

1.4. PENJUMLAHAN TINGKAT TEKANAN BUNYI

Secara fisis, besaran yang diterima oleh membran telinga


manusia atau sensor alat ukur bunyi bukan tingkat tekanan
bunyi, Lp, melainkan tekanan bunyi, p
Untuk menjumlahkan tingkat tekanan bunyi, tekanan bunyi
perlu dijumlahkan terlebih dulu, kemudian dimasukkan
kedalam rumus definisi tingkat tekanan bunyi.
2

P
LP1 = 10 log 1 2
Pref

LP2 = 10 log

P2

atau

Pref

atau

Pref

sehingga,

P2
t
P 2 ref

2
2

P
P
1
2

=
+
2
2

P
P
ref
ref
Total

P2
L pt = 10 log 2
P ref

Total

LP2
1
LP
L pt = 10 log10 10 + 10 10

Pref

P1
LP1
10
= antilog
= 10
10

P2

2
2

P1

P2
LP2
10
= antilog
= 10
10

Untuk sumber bunyi yang banyak dapat dikembangkan


menjadi :

L pt

Lpi
= 10 log 10 10
i =1

dB

.................(1.7)

Tingkat tekanan bunyi total dapat dihitung bila masingmasing tingkat tekanan bunyi diketahui.

PENJUMLAHAN TINGKAT TEKANAN BUNYI


DENGAN GRAFIK :

Penjumlahan tingkat tekanan bunyi dapat dilakukan

Penambahan (dB) Yang Akan


Ditambahkan ke Tingkat
Tekanan Bunyi YAng Terbesar

dengan menggunakan grafik sebagai berikut (gambar 1.2)


3

0
0

10

11

Selisih (dB) Antara Dua Tingkat Tekanan Bunyi Yang Akan Ditambahkan

Gambar 1.1. Grafik untuk penjumlahan tingkat tekanan bunyi

Bila dua sumber bunyi telah diketahui tingkat tekanan


bunyinya, maka selisih nilai dari dua Tingkat tekanan bunyi
tersebut dicari pada nilai absis dari gambar, kemudian tarik
ke arah vertikal sampai memotong kurva dan tarik kearah
horizontal untuk mengetahui nilai Tingkat teknan bunyi yang
harus ditambahkan ke Tingkat tekanan bunyi yang lebih
besar. Harga Tingkat tekanan bunyi total adalah nilai yang
diperoleh dari cara diatas, kemudian di tambahkan pada nilai
Tingkat tekanan bunyi yang lebih besar dari keduanya.
Kalau Lp1 > Lp2 dan selisih tingkat tekanan bunyinya adalah
Lp1 Lp2 = 0, maka Lptotal = Lp1 + 3 dB
Lp1 Lp2 = 10, maka Lptotal = Lp1 + 0.5 dB

= Lp1
Lp (Lp2) yang lebih kecil bisa diabaikan
Bukti:
Dua sumber bunyi dengan level yang sama (selisih 0 dB)
Lp1 = 80 dB; Lp2 = 80 dB
Lptotal = 10 log (1080/10 + 1080/10) = 10 log (2 . 108) = 10 log 2
+ 10 log 108 dB

= 10. 0,3 + 80 = 83 dB sama dengan Lp1 + 3 dB


atau Lp2 + 3 dB
Dua sumber bunyi mempunyai selisih 10 dB
Lp1 = 90 dB; Lp2 = 80 dB
Lptotal = 10 log (1090/10 + 1080/10) = 10 log (109 + 108) = 10 log
{108 (10 + 1)} dB
= 10 log 108 + 10 log 11 dB
= 80 + 10,41 dB = 80,41 dB sama dengan Lp1, dan
Lp2 dapat diabaikan.
1.5. PENGURANGAN TINGKAT TEKANAN BUNYI

Pengurangan

tingkat

tekanan

bunyi

ini

sering

dihubungkan dengan kebisingan latar belakang ( background


noise).
Dengan cara yang sama dengan penjumlahan tingkat tekanan
bunyi, maka dapat dituliskan :
2

P
Lpt =10log t 2
Pref
LpB = 10 log

p2
p2ref

Lpt

LpB

Lp = Lpt LpB = 10 log (10 10 + 10 10 )

dengan Lpt = LpB + Lp = tingkat tekanan bunyi total, dB


Lp = tingkat tekanan bunyi sumber, dB
LpB = tingkat tekanan bunyi latar belakang, dB
Rumus di atas digunakan untuk menentukan tingkat tekanan
bunyi suatu sumber dengan menghilangkan pengaruh tingkat
tekanan bunyi latar belakang.

PENGURANGAN TINGKAT TEKANAN BUNYI


DENGAN GRAFIK

Pengurangan tingkat tekanan bunyi dapat dilakukan

Koreksi (dB) Yang Harus


Dikurangkan Pada Tingkat
Tekanan Bunyi Total

dengan menggunakan grafik sebagai berikut (gambar 1.3)


3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
3

10

Selisih (dB) Antara Tingkat Tekanan Bunyi Total Dengan


Tingkat Tekanan Bunyi Latar Belakang

Gambar 1.3. : Grafik untuk menghitung pengurangan tingkat


tekanan bunyi

CONTOH :

Dalam suatu pengukuran diperoleh tingkat tekanan bunyi


total adalah 86 dB, dan tingkat tekanan bunyi backgrond = 80
dB. Berapa tingkat tekanan bunyi sumber ?.
Penyelesaian
86
80
10

10
L ps = 10 log 10 10

Lpt = Lps + Lpb = 86 dB

L ps = 10 log 10 8, 6 10 8

Lpb = 80 dB
84,8 dB.
CONTOH SOAL UNTUK LATIHAN

1 Berapa frekuensi bunyi yang bisa didengar oleh telinga


manusia?
2. Berapa amplitudo tekanan bunyi yang bisa direspon
oleh telinga manusia?
3. Tuliskan definisi mengenai :
a. Tingkat tekanan bunyi (SPL)
b. Tingkat daya bunyi (PWL)
c. Tingkat intensitas bunyi (IL)
Dan sebutkan frekuensinya !

4. Tulis 3 daerah frekuensi akustik!


5. Berapa tingkat tekanan bunyi pada suatu titik dimana
tekanan bunyinya adalah : 2.10-5 Pa, 200 Pa ?
6. Pada suatu titik dipengaruhi oleh 2 tingkat tekanan
bunyi :
TTB :1. 80dB
2. 86 dB
Hitunglah TTB total !
JAWAB:

1. 20 Hz 20KHz.
2. 20 Pa s/d 208 Pa atau 2.10-5 Pa s/d 200 Pa
3. a.

P2
Lp = 10 log
2
Pref

b.

LW = 10 log

c.

LI = 10 log

W
Wref

I
I ref

Pref = 2.10-5 Pa ;

Wref = 12-12 watt ;

4. f < 20 Hz

Infrasonik

Iref = 10-12 watt/m2

20 f < 20 KHz Sonic


f 20 KHz
5.

Ultrasonic

P2
Lp = 10 log
2
Pref

(2.10 )
= 10 log
(2.10 )

-5 2

5 2

=0

80
86
10

10

6. L t = 10 log 10 + 10

8
8, 6
= 10 log 10 + 10

= 10. 8,7 = 87 dB

1.6. TINGKAT TEKANAN BUNYI RATA-RATA


Perhitungan

tingkat

tekanan

bunyi

rata-rata

sering

diperlukan bila ingin mengetahui pola pengarahan suatu sumber


bunyi (dari titik ukur ke titik ukur) atau bila pengukuran tingkat
tekanan bunyi pada suatu titik menghasilkan harga yang tidak
sama untuk pengukuran yang berulang-ulang.
Harga tingkat tekanan bunyi rata-rata dapat dihitung dengan
rumus :

Lratarata = 10 log(10

L pi / 10

) 10 log n

atau

Lrata rata = 10 log

1
L / 10
( 10 pi )
n

Apabila tingkat tekanan bunyi dari hasil pengukuran di beberapa


titik, menghasilkan beda harga tingkat tekanan bunyi terendah

dan tertinggi (Lpmax - Lmin) sama atau lebih kecil 5, maka tingkat
tekanan bunyi rata-rata dapat didekati dengan rumus :

L prata rata

1
= L pi
n

dB

Bila Lpmax - Lpmin terletak antara 5 dan 10, maka tingkat tekanan
bunyi dapat didekati dengan rumus :

L prata rata

1
= L pi + 1
n

dB.

Masing-masin rumus tingkat tekanan bunyi rata-rata ini dapat


digunakan dengan memperhatikan persyaratannya.

1.7. PITA FREKUENSI OKTAF

Frekuensi yang bisa didengar : 20 Hz sampai dengan 20 kHz


dapat dibagai menjadi pita-pita frekuensi yang lebih sempit,
seperti frekuensi satu oktaf, sepertiga oktaf, setengah oktaf
dan sebagainya. Masing-masing pita mempunyai frekuensi
tengah..

1 oktaf (1/1 octave)


1/3 oktaf (1/3 octave)

Sering dipakai untuk


penilaian kebisingan

Pembagian frekuensi lainnya adalah : oktaf, 1/5 oktaf; 1/10


oktaf, dan sebagainya.
Batas Atas, Batas Bawah, Dan Frekuensi Tengah Dari
Suatu Pita
Suatu pita frekuensi dibatasi oleh frekuensi cutoff

bagian bawah dan bagian atas dan diwakili oleh frekuensi


tengah. Sebagai ilustrasi suatu pita dapat digambarkan
sebagai berikut :

f1

f0

Lower cut off


frequency (frek
batas bawah)

Center of
freq(frek
tengah)

f2
Higher/upper cut off
frequency (frek
batas atas)

Gambar 1.3. : Suatu pita frekuensi, dibatasi oleh frekuensi


cutoff bagian bawah dan atas, dan diwakili
oleh frekuensi tengah.
Hubungan antara batas bawah dan batas atas pita
frekeuensi dengan frekuensi tengahnya dapat dinyatakan
dengan :
Rumus Umum :
f1 = 2(m/2) f0 . . . Hz
f2 = 2(m/2) f0 . . . Hz
f2 = 2m f1

. . . Hz

f0 = (f1. f2)1/2

. . . Hz

m = 1, , 1/3, . . . , 1/10

. . . 1 oktaf, oktaf, 1/3

oktaf ., 1/10 oktaf


Lebar suatu pita frekuensi dinyatakan oleh :
bw = (f2 f1) = (2m/2 2m/2) f0

. . . Hz

prosentase bw :

bw
x 100%
% bw =
f
0
= (2m/2 2m/2) x 100 %

Pembagian pita frekuensi tersebut sangat bermanfaat untuk


mengetahui karakteristik akustik dari suatu sumber bunyi
atau penjalarannya.
Contoh Soal :
1. Tentukan frekuensi cutt off f1 dan f2 dan lebar pita, BW

dari pita 1 oktaf yang berfrekuensi tengah f0 = 1000 Hz.


Jawab :
f1 = 21/2 f0 = 21/2 .1000 = 707 Hz
f2 = 21/2 f0 = 21/2 .1000 = 1414 Hz
bw = f2 f1 = 1414 707 = 707 Hz
Hitung juga soal diatas kalau ditanya adalah 1/10 oktaf !
Jawab :
f1 = 2(1/10 :2) f0 = 966 Hz

f2 = 2(1/10 : 2) f0 = 1035 Hz
bw = f2 f1 = 69 Hz.
2. Tentukan frekuensi cut off f1 dan f2 bawah dan atas dan
lebar pita dari pita 1/5 oktaf dengan frekuensi tengah 2000
Jawab :
f1 = 1866 , f2 = 2144 , BW = 278
f1 = 2(1/5 :2) 2000 = 1866 Hz
f2 = 2(1/5 : 2) 2000 = 2144 Hz
bw = f2 f1 = 278 Hz.

Filter Frekuensi Bunyi :

Filter frekuensi bunyi digunakan untuk menghalangi


bunyi dengan frekuensi yang tidak diinginkan. Filter
Frekuensi Bunyi dipasang sebagai kelengkapan dari alat
ukur. Umumnya adalah filter frekuensi pita 1 oktaf dan 1/3
oktaf.
Misalnya Filter Frekuensi 1 Oktaf :
Untuk frekuensi tengah 16, maka gelombang bunyi yang
diteruskan hanya yang berfrekuensi 11 22 Hz.
Sedangkan gelombang bunyi yang berfrekuensi lainnya
tidak dteruskan atau dihalangi.

1.8. TINGKAT BUNYI

Tingkat bunyi adalah tingkat tekanan bunyi yang telah


dibebani sesuai dengan kurva beban tertentu, misalnya beban
A, B, C, D. Satuan tingkat bunyi disesuaikan dengan beban
jaringannya, misalnya dBA, dBB, dBC, dBD. Kurva jaringan
beban tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

10
0
-10
-20
-30
-40
-50
-60
-70
-80

C
B

16,000

6,300

10,000

Fre kue nsi (Hz)

4,000

2,500

1,600

1,000

630

400

250

160

100

63

40

25

16

10

Respons relatif (dB)

RES P ONS FREKUENS I UNTUK P EM BEBANAN JARINGAN


A, B, C, D

dBA digunakan untuk penilaian kepekaan telinga manusia

dB atau dBC digunakan untuk pengontrolan suatu sumber


bunyi (mengetahui kerusakan mesin).

dBD digunakan pada pesawat terbang.

dBB dan dBC digunakan pada level yang lebih tinggi

Bila alat ukur menghasilkan nilai 70, maka telinga


manusia menangkapnya lebih dari 70

Perbedaan tingkat tekanan bunyi dengan tingkat kekerasan


bunyi :
1. Tingkat tekanan bunyi ada di alat ukur
2. Tingkat kekerasan bunyi ada di telinga.
Hubungan antara TTB dengan TKB :
o Pada frekuensi rendah, TKB < TTB (tidak peka pada

frekuensi tinggi).
o Pada frekuensi 500 1 KHz (TKB-nya kecil)
o Pada frekuensi 1000, TBK = TTB.
o Pada frekuensi besar diatas 5 KHz, TKB > TTB (peka

terhadap frekuensi tinggi).


dBA dibuat persis seperti respon telinga manusia.
Telinga kurang peka, bila dibandingkan dengan alat ukur,
misal telinga menangkap bunyi dengan frekensi 31,5 Hz
sebesar 100 dB tapi TTB mengatakan besarnya adalah 120
dB.

1.9. FAKTOR DAN INDEKS KETERARAHAN

Setiap sumber bunyi menyebarkan gelombang bunyi kesegala


arah disekitarnya. Penyebaran ini mempunyai pola yang
sangat tergantung dari karakteristik sumber tersebut. Sebuah
sumber bunyi ideal (sumber bunyi titik) mempunyai pola
keterarahan berbentuk bola, tetapi sumber bunyi pada
umumnya mempunyai pola keterarahan tidak berbentuk bola.

Keterarahan suatu sumber bunyi dinyatakan oleh besaran


Faktor Keterarahan atau Indeks Keterarahan.
Faktor Keterarahan, Q, didefinisikan sebagai :Perbandingan
antara intensitas bunyi pada suatu arah dan intensitas bunyi
rata-rata, keduanya diukur pada jarak tertentu. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Q=

I
I

tanpa satuan

r = r1

dengan I adalah intensitas bunyi pada arah sudut sebesar


dan I adalah intensitas bunyi rata-rata untuk seluruh arah.
Untuk gelombang spheris (muka gelombang berbentuk bola),
I=

p2
0c

Sehingga,
Q=

p 2
p2

tanpa satuan
r = r1

dengan p adalah tekanan bunyi pada arah sudut sebesar


dan p adalah tekanan bunyi rata-rata untuk seluruh arah.
Dan Indeks Keterarahan, DI, didefinisikan sebagai :
DI = 10 log Q dB
DI = 10 log

p 2
p2

dB atau
r = r1

Q = antilog DI/10 = 10(Lp Lp)/10

DI = Lp - Lp dB

Anda mungkin juga menyukai

  • Cahaya - Sifon
    Cahaya - Sifon
    Dokumen3 halaman
    Cahaya - Sifon
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • BAB1
    BAB1
    Dokumen29 halaman
    BAB1
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Termokopel Dan RTD
    Termokopel Dan RTD
    Dokumen8 halaman
    Termokopel Dan RTD
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Daster
    Daster
    Dokumen4 halaman
    Daster
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Indera Jauh Sensing
    Indera Jauh Sensing
    Dokumen9 halaman
    Indera Jauh Sensing
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Resume Jurnal
    Resume Jurnal
    Dokumen1 halaman
    Resume Jurnal
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • RSKKE Tugas 2
    RSKKE Tugas 2
    Dokumen1 halaman
    RSKKE Tugas 2
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Resume Jurnal
    Resume Jurnal
    Dokumen1 halaman
    Resume Jurnal
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Penyearah Dioda
    Penyearah Dioda
    Dokumen13 halaman
    Penyearah Dioda
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Sinar Gamma
    Sinar Gamma
    Dokumen3 halaman
    Sinar Gamma
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Sensortranduser
    Sensortranduser
    Dokumen113 halaman
    Sensortranduser
    Achmad Zajid
    Belum ada peringkat
  • Paper P2 Rekban
    Paper P2 Rekban
    Dokumen6 halaman
    Paper P2 Rekban
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Indera Jauh Sensing
    Indera Jauh Sensing
    Dokumen9 halaman
    Indera Jauh Sensing
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Amplifier
    Amplifier
    Dokumen2 halaman
    Amplifier
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Spek Tros Kopi
    Spek Tros Kopi
    Dokumen8 halaman
    Spek Tros Kopi
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Swot
    Swot
    Dokumen1 halaman
    Swot
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • Swot
    Swot
    Dokumen1 halaman
    Swot
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat
  • LAMPIRAN-Template Makalah Seminar TA1
    LAMPIRAN-Template Makalah Seminar TA1
    Dokumen3 halaman
    LAMPIRAN-Template Makalah Seminar TA1
    Reza Zulfan
    Belum ada peringkat