Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul GOOD GOVERNANCE ini tepat pada waktunya
dalam memenuhi tugas mata kuliah AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena
kami masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Untaian terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing dan rekanrekan yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai proses belajar kita. Amin.

Mataram, 10 April 2015

Penyusun

Good Governance

Daftar Isi
1. Kata Pengantar .....................................................................................
2. Daftar Isi ..............................................................................................
3. BAB I Pendahuluan .............................................................................
a. Latar Belakang ...............................................................................
4. BAB II Pembahasan ............................................................................
a. Pengertian Good Governance ........................................................
b. Urgensi Good Governance .............................................................
c. Prinsip-prinsip Good Governance .................................................
d. Implementasinya di Indonesia .......................................................
5. BAB III Penutup ..................................................................................
a. Kesimpulan ....................................................................................
6. Daftar Pustaka ......................................................................................

Good Governance

i
ii
1
1
2
2
6
8
9
11
11
12

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Masalah pemerintahan sebagai suatu kenyataan yang tak dapat di

hindarkan dalam hidup setiap warganegara memiliki banyak arti bagi mereka,
secara perorangan atau secara bersama-sama. Pemerintah adalah harapan dan
peluang untuk mewujudkan hidup yang sejahtera dan berdaulat melalui
pengelolaan kebebasan dan persamaan yang di miliki oleh warganegara. Pada sisi
lain pemerintah adalah tantangan dan kendala bagi warganegara terutama ketika
pemerintah terjauhkan dari pengalaman etika pemerintah. Suatu masyarakat tanpa
pemerintah adalah sebuah kekacauan massal. Di dalam masyarakat manusia
beradab di perlukan lebih banyak peraturan, di perlukan juga lebih banyak upaya
dan kekuatan untuk menjamin bahwa peraturan-peraturan itu di taati.
Harapan lain yang ingin di wujudkan oleh setiap warganegara melalui
proses pemerintahan adalah berlangsungnya kehidupan secara wajar, dalam semua
bidang dan ukuran kehidupan mereka. Pemerintah pertama-tama di harapkan
dapat membentuk kesepakatan warganegara tentang bingkai kepatutan dalam
proses kehidupan kolektif warganegara. Dengan demikian, kebutuhan akan
kehidupan yang wajar mensyaratkan kewajiban pemerintah untuk membentuk
hokum yang adil dan melakukan penegakkan hokum demi rasa keadilan tersebut
pada semua warganegara. Untuk mewujudkan tujuan dan harapan tersebut, maka
di perlukan suatu sistem pemerintahan yang baik dan efektif yang sesuai dengan
prinsip-prinsip bersifat demokratis. Konsep pemerintahan yang baik itu di sebut
dengan good governance.
Dalam makalah ini berisi pemaparan dari pengertian good governance,
urgensi good governance, prinsip-prinsip good governance, dan implementasinya
di Indonesia. Diharapkan juga dengan penulisan makalah ini dapat menambah
wawasan tentang good governance secara lebih mendalam. Yang tidak kalah
pentingnya adalah peran semua lapisan untuk menjalankan tata pemerintahan
yang baik.
Good Governance

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Good Governance
Menurut bahasa Good Governance berasal dari dua kata yang diambil dari
bahasa inggris yaitu Good yang berarti baik, dan governance yang berarti tata
pemerintahan. Dari pengertian tersebut good governance dapat diartikan sebagai
tata pemerintahan yang baik, atau pengelolaan/ penyelenggaraan kepemerintahan
yang baik.
Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan
swasta

untuk

mewujudkan

kepemerintahan

yang

baik

secara

umum.

Arti good dalam good governance mengandung pengertian nilai yang menjunjung
tinggi keinginan rakyat, kemandirian, aspek fungsional dan pemerintahan yang
efektif

dan

efisien. Governance

(tata

pemerintahan)

mencakup

seluruh

mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok


masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum,
memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung dari
ketiga lembaga yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah
(government), dunia usaha (swasta), dan masyarakat. Ketiga domain itu harus
saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga lembaga ini harus
menjaga kesinergian dalam rangka mencapai tujuan, karena ketiga domain ini
merupakan sebuah sistem yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.
Ada kaitan erat antara governance (tata pemerintahan) dengan government
(pemerintah), dimana government (pemerintah) lebih berkaitan dengan lembaga
yang mengemban fungsi memerintah dan mengemban fungsi mengelola
administrasi pemerintahan. Kalau Tata Pemerintahan (Governance) lebih
menggambarkan pada pola hubungan yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada.
Dengan demikian cakupan tata Pemerintahan (Governance) lebih luas
Good Governance

dibandingkan dengan Pemerintah (Government), karena unsur yang terlibat dalam


Tata Pemerintahan mencakup semua kelembagaan yang didalamnya ada unsur
Pemerintah (Government).
Hubungan antara Pemerintah (Government) denganTata Pemerintahan
(Governance) bisa diibaratkan hubungan antara rumput dengan padi. Jika hanya
rumput yang ditanam, maka padi tidak akan tumbuh. Tapi kalau padi yang
ditanam maka rumput dengan sendirinya akan juga turut tumbuh. Jika kita hanya
ingin menciptakan pemerintah (Government) yangbaik, maka tata pemerintahan
(Governance) yang baik tidak tumbuh. Tapi jika kita menciptakan Tata
Pemerintahan (Governance) yang baik, maka pemerintah(Government) yang baik
juga akan tercipta.
Lembaga yang kedua yaitu dunia usaha (swasta) yang mampu
mempengaruhi atau menunjang terbentuknya pemerintahan yang baik. Dunia
usaha berperan dalam meningkatkan nilai pertumbuhan ekonomi dalam suatu
negara, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dunia usaha maka semakin maju
juga perekonomian negara. Sedangkan peran negara disini sebagai pengontrol
pihak swasta agar tidak semaunya sendiri dalam melakukan kebijakan-kebijakan.
Misalnya pemerintah menetapkan nilai jual terendah dan tertinggi suatu barang
tertentu.
Masyarakat sebagai lembaga ketiga sangat berpengaruh dalam konsep good
government ini, karena masyarakat adalah indikasi yang paling nyata untuk
mengetahui apakah suatu negara itu sejahtera atau tidak. Masyarakat berperan
sebagai pengontrol pemerintah apabila terjadi penyelewengan-penyelewengan
dalam melaksanakan pemerintahanyya. Sedangkan pemerintah harus memberikan
pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan kesejahteraan rakyat. Misalnya
pembangunan fasilitas-fasilitas umum dan kebijakan-kebijakan yang lainnya,
yang berhubungan dengan kepentingan umum.
Hubungan antara dunia usaha dengan masyarakat dapat dilihat dari
aktivitas pasar, dimana disitu saling ketergantunagan antara keduanya. Dunia
usaha membutuhkan konsumen (masyarakat) untuk tetap dapat melangsungkan

Good Governance

dan mengembangkan usahanya. Begitu juga dengan masyarakat sangat tergantung


dengan dunia usaha untuk dapat melangsungkan dan memenuhi kebutuhannya.
Semua lembaga-lembaga pembentuk governance saling terkait antara yang satu
dengan yang lainnya. Apabila ada salah satu yang tidak melaksanakan perannya
dengan baik maka good governance sulit untuk diwujudkan.
Citra pemerintahan buruk yang di tandai dengan saratnya tindakan korupsi,
kolusi dan nepotisme ( KKN ) telah melahirkan sebuah fase sejarah politik
bangasa indonesia dengan semangat reformasi. Istilah Good Governance secara
berangsur menjadi populer baik di kalangan pemerintahan, swasta maupun
masyarakat secara umum. Di Indonesia, istilah ini secara umum di terjemahkan
dengan pemerintahan yang baik.
Konsep pemerintahan terus berkembang sejalan dengan perkembangan
kebudayaan dan peradaban manusia. Dalam perkembangan penyelanggaraan
pemerintahan, saat sekarang di kembangkan suatu bingkai baru penyelenggaraan
pemerintahan yang di sebut good governance. Sebagai suatu konsep yang banyak
di populerkan pada era 1990-an, good governance di artikan dan di definisikan
secara beraneka ragam. Ada yang menghubungkannya dengan pelaksanaan hak
asasi manusia dan ada pula yang melihatnya sebagai bagian dari prasyarat
pembangunan berkelanjutan. Namun suatu hal yang mendasar, good governance
hanya akan di jumpai pada system politik yang bersifat demokaratis.
Rodhes (1996, 653) menyatakan bahwa governance menegaskan suatu
perubahan dalam makna pemerintahan, yang menunjukkan suatu proses
pemerintahan yang baru atau suatu kondisi yang berubah dari penguasaan yang
tertata atau metode baru dengan mana masyarakat di perintah. Levefre (1998)
menyatakan bahwa governance memaparkan sistem aktor dan bentuk baru
tindakan publik yang di dasarkan pada fleksibilitas, kemitraan, dan partisipasi
sukarela.
Istilah Good Governance pertama kali di populerkan oleh lembaga dana
international, seperti Word Bank, UNDP dan IMF karena berpandangan bahwa
setiap bantuan international untuk pembangunan negara-negara di dunia, terutama

Good Governance

negara berkembang, sulit berhasil tanpa adanya Good Governance di negara


sasaran tersebut. Good Governance dapat di artikan sebagai tindakan atau tingkah
laku yang di didasarkan kepada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan. Dengan
demikian ranah Good Governance tidak terbatas kepada negara dan birokrasi
pemerintahan saja, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang di presentasikan
oleh organisasi non-pemerintah sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan
juga sektor swasta. Singkatnya, tujuan terhadap Good Governance tidak
selayaknya hanya di tujukan kepada penyelanggara negara atau pemerintahan,
melainkan juga pada masyarakat di luar struktur birokrasi pemerintahan yang
secara getol dan bersemangat menurut penyelenggaran Good governance pada
negara.
Sisi lain memaknai Good Governance sebagai penerjemahan konkrit dari
Demokrasi. Tegasnya, menurut taylor, Good Governance adalah pemerintahan
demokratis seperti yang di praktikkan dalam negara-negara demokrasi maju di
Eropa Barat dan Amerika misalnya. Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan
di anggap sebagai suatu sistem pemerintahan yang baik karena paling
merefleksikan sifat-sifat Good Governance yang secara normatif di tuntut
kehadirannya bagi suksesnya suatu bantuan badan-badan Dunia. Ia merupakan
alternatif dari sistem pemerintahan yang lain seperti totalitarinisme komunis atau
militer yang sempat populer di negara-negara dunia ketiga di masa perang dingin.

Good Governance

B. Urgensi Good Governance


Good gavernance adalah pemerintahan yang baik dalam standar proses dan
maupun hasil-hasilnya, semua unsur pemerintahan bisa bergerak secara sinergis,
tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat dan terlepas dari
gerakan-gerakan anarkis yang dapat menghambat proses pembangunan.
Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika pembangunan itu dapat dilakukan
dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita kesejahteraan dan
kemakmuran, memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat
meningkat, kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator masyarakat
rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian.
Pada era sekarang ini Indonesia terasa sangat perlu untuk menerapkan
konsep-konsep Good Governance dalam segala aspek kepemerintahannya.
Menurut Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang melakukan survei pada saat
peringatan satu tahun pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono
disebutkan bahwa pemerintahan SBY menghasilkan dua rapor biru dan empat
rapor merah.
Empat angka merah itu diberikan untuk kinerja hubungan internasional,
kinerja ekonomi, kinerja hukum dan kinerja politik. Kinerja pemerintahan SBY
dalam hubungan internasional dinilai sangat buruk karena konflik antara
Indonesia-Malaysia yang penangananya yang sangat buruk. Sedangkan dua angka
biru didapat dalam bidang keamanan dan sosial, bidang keamanan contohnya
penyelesaian konflik di Aceh, sedangkan dalam bidang sosial tanggap
menghadapi bencana.
Dengan fakta survei tersebut Good Governance seyogyanya diterapkan di
negara Indonesia ini supaya cita-cita bangsa indonesia menjadi negara yang
makmur segera terwujud. Good Governance ini harus di dukung oleh semua
lembaga yang menyusun Governance itu sendiri.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan arti penting atau keurgensian
dari Good governance di Indonesia yaitu:

Good Governance

a. Memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Masih banyaknya


korupsi dan penyimpangan dalam penyelenggaraan negara di Indonesia
memicu munculnya reformasi dengan salah satu isu reformasi yang
fundamental yaitu recovery economy dari unsur KKN dengan cara
menjalankan Good governance di Indonesia.
b. Memperbaiki sistem pemerintahan atau tata kenegaraan yang selama ini
bobrok dan di gerogoti unsur KKN, sehingga terwujud suatu
pemerintahan yang bersih yang sesuai dengan keinginan warganegara
indonesia.
c. Pelayanan publik, salah satu tugas pokok pemerintahan adalah
memberikan pelayanan publik seperti pelayanan jasa kepada masyarakat.
Pelayanan publik ini tidak hanya di tekankan kepada pemerintah, tetapi
juga pada sektor swasta guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan
masyarakat.
d. Pelaksanaan otonomi daerah kebijakan otonomi daerah merupakan
harapan besar bagi proses demokrasi dan sekaligus kekhawatiran akan
kegagalan program tersebut. Alas an lain adalah masih belum optimalnya
pelayanan birokrasi pemerintahan dan juga sektor swasta dalam
memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik. Ini menjadi salah satu
sebab utama mengapa Good governance mendapatnya relevansinya di
Indonesia.
e. Perwujudan nilai demokrasi. Negara indonesia menganut paham
Demokrasi pancasila sebagai falsafah hidup bernegara. Good governance
mampu merefleksikan nilai-nilai demokrasi karena dalam konsep good
governance pada dasarnya menekankan kesetaraan antara lembagalembaga negara, baik di tingkat pusat maupun daerah sektor swasta dan
masyarakat madani.
f. Terselenggaranya good

governance

merupakan

prasyarat

utama

mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita


bangsa dan negara.
g. Pengelolaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang dirumruskan
bersama oleh pemerintah dan komponen masyarakat.
C. Prinsip Prinsip Good Governance
1. Akuntabilitas (Bertanggung jawab)

Good Governance

Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan


masyarakat bertanggungjawab kepada publik dan lembaga stakeholders.
Atau bisa dikatakan sebagai pertanggungjawaban pejabat publik terhadap
masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan
mereka. Gunanya adalah untuk mengontrol dan menutup peluang
terjadinya penyimpangan seperti KKN. Indikator minimal akuntabilitas
antara lain :
Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur
pelaksanaan.
Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam
melaksnakan tugas.
Adanya output dan income yang terukur
2. Keterbukaan (transparasi)
Affan Gaffar menegaskan bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa sesuai dengan cita-cita good governance seluruh
mekanisme pengelolaan negara harus di lakukan secara terbuka. Aspek
mekanisme pengelolaan negara yang harus di lakukan secara terbuka
adalah:
Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan
Kekayaan pejabat publik
Pemberian penghargaan
Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
Kesehatan
Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik
Keamanan dan ketertiban
Kebijakan dan ketertiban
Kebijakan strategis untuk pecerahan kehidupan masyarakat

3. Partisipasi
Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan,
serta memberi dorongan bagi warga untuk menyampaikan pendapat
secara langsung atau tidak langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat luas.
Good Governance

4. Penegak Hukum (Rule of law)


Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan
kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum, kerangka
hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan terutama hukum hak
asasi manusia. Proses mewujudkan cita good governance, harus di
imbangi dengan komitmen untuk menegakkan rule of law, dengan
karakter-karakter antara lain sebagai berikut :
a. Supremasi hukum ( the supremasi of law )
b. Kepastian hukum (legal certainly)
c. Hukum yang responsif
d. Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatif
e. Indenpendensi peradilan
5. Daya Tanggap (responsif)
Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap
persoaalan-persoalan

masyarakat.

Pemerintah

harus

memahami

kebutuhan masyarakatnya jangan menunggu mereka menyampaikannya


keinginannya,
menganalisa

tetapi

mereka

secara

kebutuhan-kebutuhan

proaktif

masyarakat,

mempelajari
untuk

dan

kemudian

melahirkan berbagai kebijakanstrategis guna memenuhi kepentingan


umum.
6. Orientasi konsensus/kesepakatan
Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk
memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.
7. Kesetaraan keadilan (equity)
Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang, kesempatan,
pelayanan yang sama dalam koridor kejujuran dan keadilan. Tidak
seorang atau sekelompok orangpun yang teraniaya dan tidak memperoleh
apa yang menjadi haknya. Pola pengelolaan pemerintah seperti ini akan
memperoleh legitimasi yang kuat dari publik dan akan memperoleh
dukungan serta partisipasi yang baik dari rakyat.
8. Efektivitas (effectiveness) dan Efesiensi (efficiency)
Pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektivitas dan
efesiensi, yakni berdaya guna dan berhasil guna. Kriteria efektivitas
biasanya di ukur dengan parameter produk yang dapat menjangkau

Good Governance

sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan


lapisan sosial. Sedangkan efesiensi biasanya di ukur dengan rasionalitas
biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat.
9. Visi Strategis (strategic vision)
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi
masa yang akan datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam kerangka
perwujudan good governance, karena perubahan dunia dengan kemajuan
teknologinya yang begitu cepat.
D. Implementasinya Di Indonesia
Di era pemerintahan orde baru, salah satu citra buruk pemerintahan ditandai
dengan saratnya KKN telah membuat fase sejarah dalam kehidupan perpolitikan
bangsa Indonesia, sebagai kelanjutannya muncullah reformasi. Di antara isu
reformasi

yang

diwacanakan

oleh

para

elit

politik

adalah good

gavernance. Konsep good gavernance secara bertahap menjadi semboyan yang


populer di kalangan pemerintahan, swasta dan masyarakat pada umumnya.
Sehingga jadilah ide good gavernance menjadi suatu harapan dan konsep yang
diusung oleh semua lapisan masyarakat umum di republik ini. Namun yang
menjadi pertanyaan kita smua, apakah konsep good governance sudah di
laksanakan dan dijalankan di negara indonesia ini? Untuk menjawab pertanyaan
ini dapat ditelusuri dari indikator di bawah ini, seandainya indikator di bawah ini
sudah terpenuhi dan tercukupi maka dapat dipastikan bahwa good governance
sudah terlaksana di indonesia ini. Sebenarnya indikator ini adalah tugas dari
domain/lembaga yang pembentuk good governance itu sendiri. Indikator tersebut
antara lain:
a) Pemerintah
Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil.
Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan.
Menyediakan publik service yang efektif dan accountable.
Menegakkan HAM.
Melindungi lingkungan hidup.
Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.
b) Sektor Swasta (Dunia Usaha)
Menjalankan industri
Good Governance

Menciptakan lapangan kerja


Menyediakan insentif bagi karyawan
Meningkatkan standar hidup masyarakat
Memelihara lingkungan hidup
Menaati peraturan
Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat
Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM

c) Masyarakat Madani
Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi
Mempengaruhi kebijakan publik
Sebagai sarana cheks and balances pemerintah
Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah
Mengembangkan SDM
Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat

Good Governance

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan
swasta untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik secara umum. Dalam
menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga lembaga
yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha
(swasta), dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya. Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian dalam rangka
mencapai tujuan, karena ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang saling
ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.
Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika pembangunan itu dapat
dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju cita-cita kesejahteraan dan
kemakmuran, memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat
meningkat, kesejahteraan spritualitasnya meningkat dengan indikator masyarakat
rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian.

Good Governance

Anda mungkin juga menyukai