Translateeng Indocito11halwomenindiaikhamuhammad28!05!16
Translateeng Indocito11halwomenindiaikhamuhammad28!05!16
DOMESTIK
Abstrak
Melalui berita dari televisi, koran maupun majalah kita mendapatkan informasi
mengenai kekerasan terhadap wanita di India. Kenyataannya, di India masa kini wanita
tetap dianggap sebagai warga kelas dua terlepas dari apa yang dikatakan oleh para
petinggi negara. Wanita dianggap lebih lemah secara fisik maupun emosional, walaupun
pada kenyataannya wanita telah membuktikan bahwa mereka dapat bertahan dalam
kondisi yang sama dengan laki-laki baik di tempat kerja maupun rumah. Di seluruh
pelosok negeri ini, wanita sering dianianya dan bahkan menjadi korban pembunuhan
baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Permasalahan seperti kekerasan domestik
atau kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, aborsi dan infanticide anak
wanita masih sering ditemukan. Kini dibutuhkan tindakan pencegahan agar wanita
dapat hidup dengan aman di India. Terdapat dua hal penting dalam pencegahan
kekerasan domestik pada wanita : wanita harus berani melawan norma patriarki, dan
wanita juga harus mampu menyeimbangkan peran dan menangani masalah di dalam
keluarga.
Pengantar
Sekarang telah menjadi pendapat umum bahwa posisi wanita dalam masyarakat
merupakan tolak ukur kemajuan kultural dan spiritual. Kini, wanita harus berusaha lebih
keras untuk mendapatkan karir yang baik dan sebanding dengan laki-laki. Wanita masih
sering mendapatkan hambatan-hambatan dalam dunia kerja sehingga memicu muncul
lembaga-lembaga perlindungan hak wanita. Hal ini tetap sering terjadi tanpa
memandang status ekonomi, ras dan kelompok usia. Bahkan hal ini seolah-olah menjadi
hal turun-temurun dan mencerminkan nasib wanita yang tidak aman. Beberapa contoh
yang dapat kita tarik dari berita sehari-hari antara lain :
-
Untuk mengetahui kenyataan mengenai status wanita di India, kita harus mampu
menjawab pertanyaan di atas. Jawaban dari pertanyaan tersebut :
-
domestik, kematian akibat masalah harta bersama, sati {tradisi India di mana
wanita melakukan bunuh diri setelah kematian suaminya})
-
mana kekerasan pada wanita kelompok ini menjadi salah satu alat untuk
menurunkan harga diri kelompok tersebut (pemerkosaan pada saat konflik
bersenjata)
-
Karena pada saat pertama kali suami memukul istri, suami meminta maaf
dan kemudian siklus ini menjadi kebiasaan. Penyebab kekerasan domestik pada
keadaan ini adalah wanita yang tidak berani berbicara mengenai hal ini dan
hanya menerima.
-
seksual terhadap anak wanita, kekerasan terkait harta bersama, incest, tidak
diberi makan, pemerkosaan dalam pernikahan, mutilasi alat kelamin wanita)
-
antara korban dan pelaku kekerasan domestik masih dapat diperbaiki bila diberi
waktu
-
dalam rumah pernikahan ataupun rumah lain atas namanya dengan perlindungan
hukum dari hakim.
Hukum yang Tidak Efektif Malah Semakin Mempromosikan Kekerasan Domestik
Peraturan yang ada mengenai kekerasan domestik dan harta bersama malah semakin
mempromosikan kekerasan domestik. Domestic Violence Act pada 2005 tidak tersusun
dengan baik. Peraturan ini tidak mengizinkan seorang laki-laki untuk melakukan aduan
resmi mengenai kekerasan akibat wanita. Terlebih lagi, wanita dari sisi suami tidak daat
diproses secara hukum. Menurut saya pribadi, masyarakat terbentuk dari diri kita
masing-masing dan pernikahan merupakan dasar dari tegaknya suatu masyarakat.
Namun karena pemerintah menyusun suatu peraturan yang tidak berimbang dan
menguntungkan satu gender saja (dalam hal ini wanita), maka suatu pernikahan dapat
cepat rusak akibat kematian cepat atau lambat. Indian Penal Code (IPC) 498A :
Domestic Violence Act 2005 sering dijadikan dasar hukum bagi wanita dan keluarganya
untuk menyiksa pihak suami dan keluarganya. Maka dari itu, disusunlah Domestic
Violence Act 2010.
Cakupan Peraturan Kekerasan Domestik 2010
Pembuka
Peraturan ini bertujuan untuk melindungi korban kekerasan domestik dan menegakkan
hukuman bagi pelaku kekerasan; untuk memberikan panduan bagi pengadilan untuk
penegakan keadilan bagi korban kekerasan; untuk menguatkan jurisdiksi pengadilan,
untuk memberi dasar hukum dari seluruh hasil keputusan pengadilan; untuk mendorong
pengadilan keluarga dan anak dalam menangani kasus-kasus kekerasan domestik.
menyatakan bahwa penaikan batas usia dewasa (age of consent) justru akan
meningkatkan kemungkinan kekerasan dan kasus salah tangkap dalam kejadian
pemerkosaan secara hukum (statutory rape, di mana salah satu dari pelaku seks masih
di bawah usia age of consent walaupun hubungan dilakukan atas dasar suka sama suka).
Para ahli juga menunjukkan bahwa sering tidak sinkronnya hukum dengan praktik
sehari-hari di India. Menurut laporan PBB pada 2012, 47% wanita India menikah di
bawah usia 18 tahun padahal batas usia minimal pernikahan secara hukum adalah 21
tahun pada laki-laki dan 18 pada wanita.
Alasan dan Efek dari Kurangnya Penegakan Peraturan Kekerasan Domestik di
India
Pihak legislatif India masih belum bisa menangani masalah-masalah akibat kekerasan
domestik. Paling tidak ada 4 alasan utama mengapa kekerasan domestik tetap tinggi
padahal telah banyak peraturan yang dibentuk :
-
Wanita yang telah mengalami kekerasan menjadi takut dan tidak tahu apa
langkah-langkah yang dapat dia tempuh untuk mencegah hal ini terjadi. Karena
tidak ada aduan resmi, maka polisi tidak dapat bertindak dan terkesan hanya
berpangku tangan.
Faktor-faktor yang disebutkan di aras merupakan penyebab utama dari lemahnya
penegakan hukum mengenai kekerasan domestik. Inilah mengapa setiap hari paling
tidak ada 10-15 kasus pembunuhan, penyiksaan dan kekerasan terhadap wanita oleh
suaminya atau anggota keluarga lain yang dilaporkan di koran. Hal yang lebih
mengagetkan adalah sekitar 38% dari pelaku kasus ini merupakan pasangan masingmasing, dan 35% korban merupakan wanita berdasarkan laporan WHO mengenai
kekerasan domestik pada 2013. Fenomena gunung es diduga terjadi pada kekerasan
domestik, di mana kasus-kasus yang dilaporkan tidak sampai mencapai 10% dari
keseluruhan kasus.
Di India, walaupun kesadaran masyarakat mengenai kekerasan domestik telah cukup
baik dan perlindungan hukum terhadap wanita telah meningkat dengan adanya
Peraturan Kekerasan Domestik 2005, 2010 dan Amandemen Hukum Pidana 2013,
namun angka kejadian kasus kematian akibat harta bersama meningkat dari 8391 kasus
pada tahun 2010 dibandingkan dengan 6995 kasus pada tahun 1995. Berdasarkan survei
yang dilakukan di Uttar Pradesh pada 1996, sekitar 45% laki-laki mengakui bahwa
mereka telah melakukan kekerasan pada istri mereka dalam satu tahun terakhir dan
7,5% wanita telah mencoba melakukan bunuh diri karena tidak menemukan jalan keluar
dari kekerasan yang mereka alami. Data statistik dari National Crime Record Bureau
menunjukkan bahwa kasus akibat jenis kelamin semakin buruk. Wanita sering
diperbudak baik dalam masyarakat maupun rumah tangga. Bahkan angka kemampuan
baca tulis hanya 54% pada wanita, dibandingkan dengan laki-laki yang mencapai 76%.
Tindakan pidana dalam segala bentuk semakin memperlemah posisi wanita di India.
Tidak Adanya Cakupan Pemerkosaan dalam Pernikahan pada Hukum yang ada
di India
India hingga kini tidak memilki aturan atau hukum mengenai pemerkosaan dalam
pernikahan (marital rape) sehingga walaupun suami memaksakan hubungan seksual
dengan istrinya tanpa persetujuan, suami tersebut tidak dapat diproses secara hukum.
Permintaan hubungan seks yang berlebihan ataupun hubungan seks yang abnormal
dapat memicu wanita untuk mengajukan permintaan cerai. Salah satu kekurangan dari
peraturan kekerasan domestik yang ada adalah tidak adanya cakupan pemerkosaan
dalam pernikahan.
Efek negatif dari kekerasan domestik adalah sebagai berikut :
-
tangganya akan lebih rentan untuk menjadi pelaku kekerasan domestik di masa yang
akan datang. Bahkan hingga sekarang laki-laki masih sering menjadikan kekerasan
terhadap istri sebagai tolak ukur maskulinitas dan sebagai hak, dan diamnya wanita
terhadap hal ini menjadikan kekerasan domestik sebagai hal yang terus akan berulang.
Masalah ini akan terus ada selama masih ada dominasi laki-laki di India. Untuk
melawan hal ini, wanita harus berani melawan norma patriarki, dan wanita juga harus
mampu menyeimbangkan peran dan menangani masalah di dalam keluarga. Kekerasan
domestik memiliki banyak sifat yang sama dengan kejahatan tersembunyi, di mana hal
ini sering dilakukan oleh orang yang seharusnya terpercaya atau memiliki hubungan
dekat.
Saran
Perubahan harus dilakukan dari sekarang dan dimulai dari tingkat pemerintahan yang
paling tinggi yang akan kemudian diteruskan ke tingkat yang lebih rendah. Diperlukan
perubahan besar-besaran terhadap peraturan dan hukum yang ada untuk menciptakan
kesetaraan dalam masyarakat, sehingga terjadi pemerataan kesempatan serta
peningkatan mobilitas sosial. Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk memecahkan
masalah kekerasan domestik adalah sebagai berikut :
-
Anak usia sekolah harus mulai dididik mengenai kekerasan dalam rumah
tangga.
-
kurikulum sekolah.
-
psikologis.
-